Anda di halaman 1dari 10

PAPER PESAN PERSUASIF

Dibuat untuk memenuhi tugas kelompok VII


Mata Kuliah : Pengolahan Kata dan komunikasi
Dosen Pengampu : BIAS NUR ELMIRA, S.Pi,M.M.

Disusun oleh :
Kelompok VII

1. Kirana Jagaddhita (223101014)


2. Nadhisa Setya Yuniar Sari (223101018)
3. Nadya Febi Kharisma (223101020)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS


JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS
POLITEKNIK NEGRI MADIUN
TAHUN AJARAN 2022

1
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pesan Persuasif

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), persuasi adalah sebuah


ajakan seseorang dengan cara memberikan alasan dan prospek baik yang
meyakinkan contohnya bujukan, rayuan dan mengajak (Maulana dan Gumelar,
2013:7). Andersen (1972) membatasi pengertian persuasi sebagai suatu proses
komunikasi interpersonal. Komunikator berupaya dengan menggunakan lambang-
lambang untuk mempengaruhi kognisi penerima. Jadi secara sengaja mengubah
sikap atau kegiatan seperti yang diinginkan komunikator. Bettinghause (1973)
juga menjeleskan konsep pesan persuasif yaitu suatu sifat komunikasi harus
mengandung upaya yang dilakukan seseorang dengan sadar untuk mengubah
perilaku orang lain atau sekelompok orang lain dengan menyampaikan beberapa
pesan (Soemirat dan Suryana, 2018:25).

Definisi dari komunikasi persuasif adalah suatu komunikasi yang didesain


untuk mempengaruhi kepercayaan, nilai, atau perilaku. Namun, tidak semua
komunikasi bisa disebut dengan komunikasi persuasif. Barbara O'Keefe
menjelaskan setidaknya ada tiga syarat yang dapat digunakan sebagai
pertimbangan, yaitu komunikator, media, dan komunikan. Pertama, persuasi
selalu melibatkan tujuan dan niat untuk mencapai tujuan komunikator. Kedua,
komunikasi dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Ketiga,
penerima pesan harus memiliki kehendak bebas, misalnya tidak ada ancaman,
sehingga komunikan tidak harus patuh pada apa yang dikatakan oleh komunikator
(Aisyah, 2020).

Komunikasi persusasi menurut Larson yaitu adanya kesempatan yang


sama untuk saling mempengaruhi, memberi tahu audiens tentang tujuan persuasi,
dan mempertimbangkan kehadiran audiens. Persuasi bisa dilakukan secara
rasional dan secara emosional, biasanya menyentuh aspek afeksi yaitu hal yang
berkaitan dengan kehidupan emosional seseorang. Melalui cara emosional aspek
simpati dan empati seseorang dapat digugah.

2
2. Tujuan Pesan Persuasif

Para ahli komunikasi sering menekankan bahwa persuasif adalah kegiatan


psikologi, proses mempengaruhi pendapat, dan tindakan orang dengan
menggunakan manipulasi psikologis, sehingga orang tersebut bertindak atas
kehendaknya sendiri. Hal tersebut menegaskan bahwa persuasi tidak sama dengan
koersi yang merupakan pemaksaan. Keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu
untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku, tetapi jika persuasi itu dilakukan
dengan, luwes, halus, yang mengandung sifat-sifat manusiawi, sedangkan koersi
mengandung sanksi, ancaman, perintah, instruksi, bahan suap, pemerasan dan
boikot (Ilahi, 2010:125).

Dalam suatu organisasi, pesan-pesan persuasif dimaksudkan untuk


menjual ide atau gagasan kepada orang lain, memberi saran agar prosedur
operasional lebih efisien, mengumpulkan suatu dukungan untuk kegiatan tertentu,
dan untuk meminta bantuan dana bagi pembiayaan suaatu proyek tertentu.

3. Manfaat Pesan Persuasif


 Mendorong komunikator dalam pengambilan suatu keputusan yang
mana menjadi kendala bagi komunikator karena didalam pesan
persuasif sendiri memiliki bukti.
 Argumentasi penalaran spesifik dan logis sehingga menjadi
membuka peluang besar bagi komunikator untuk bertindak.
 Pengasah kemampuan dalam berkomunikasi yang baik dan benar
bagi pengirim pesan atau komunikan.
4. Langkah-Langkah Menulis Pesan Persuasif

Teknik persuasi yang efektif mudah dipelajari dan digunakan dengan


memulai dari sudut pandang audiens. Persuasi etis tidak pernah mencoba untuk
memaksa atau menipu orang agar bertindak melawan minat pribadi sesorang.
Pesan persuasive perlu didemonstrasikan dengan cara yang menarik agar selaras
dengan minat audiens. Berikut adalah langkah-langkah membuat pesan persuasif.,

4.1. Merencanakan Pesan Persuasif

3
Menganalisis Situasi

Pesan persuasive yang paling efektif adalah pesan yang membahas


tentang hal-hal yang penting dan dekat bagi audiens. Untuk
memahami dan mengkategorikan kebutuhan audiens, dapat merujuk
ke informasi spesifik, seperti demografi (usia, jenis kelamin,
pekerjaan, pendapatan, pendidikan, dan psikografis (kepribadian,
sikap, gaya hidup, dan karakteristik psikologis lainnya). Saat
menganalisis audiens, pertimbangkan harapan dan praktik budaya
mereka sehingga tidak merusak pesan persuasif dengan menggunakan
daya tarik yang tidak pantas atau dengan menyajikan pesan dengan
cara yang tampaknya asing atau tidak nyaman bagi pembaca. Jika
Anda bertujuan untuk mengubah sikap, keyakinan, atau tindakan
seseorang, penting untuk dipahami motivasi, kombinasi kekuatan
yang mendorong orang untuk memuaskan kebutuhan mereka.

Mengumpulkan Informasi

Setelah analisis, selanjutnya adalah mengumpulkan informasi yang


diperlukan untuk membuat pesan persuasif yang menarik.

Memilih Kombinasi Media dan Saluran yang Tepat

Pilihan media dan saluran selalu penting, tetapi keputusan ini


sangat sensitif dengan pesan persuasif karena pesan seperti itu sering
kali tidak terduga dan bahkan terkadang tidak diinginkan. Semakin
Anda memahami dan menghormati kebiasaan audiens Anda dan
preferensi, semakin baik peluang Anda untuk melewati berbagai fisik,
digital, dan filter persepsi yang digunakan orang untuk melindungi diri
mereka dari rentetan pesan promosional setiap hari.

Mengorganisasikan Informasi

Gagasan utama yang paling efektif untuk pesan persuasif memiliki


satu kesamaan yaitu selalu tentang penerima, bukan pengirim.
Misalnya, ketika mencoba meyakinkan orang lain agar bergabung
dalam usaha bisnis, jelaskan bagaimana itu akan membantu audiens

4
dalam kebutuhannya. Adapun kebutuhan manusia yang
mempengaruhi motivasi yaitu :

1. Kebutuhan Fisiologis Dasar


2. Kebutuhan akan Keamanan
3. Kebutuhan berafiliasi dan berkelompok
4. Kekuatan dan kekuasaan
5. Petualangan dan distraksi
6. Pengetahuan, eksplorasi, dan pemahaman
7. Apresiasi akan keindahan
8. Pengaktualisasian diri
9. Membantu orang lain

4.2. Menulis Pesan Persuasif


Dorong tanggapan positif terhadap pesan persuasif Anda dengan :
1. Menggunakan kalimat positif dan bahasa yang sopan
2. Memahami dan menghormati perbedaan budaya
3. Peka terhadap budaya organisasi
4. Mengambil langkah-langkah untuk membangun kredibilitas
Anda.

Bahasa positif biasanya terjadi secara alami dengan pesan persuasif


karena Anda mempromosikan ide, rencana, atau produk yang Anda
yakini. Pastikan untuk memahami harapan budaya juga. Misalnya,
pesan yang tampak terus terang dan langsung dalam budaya konteks
rendah mungkin tampak kurang ajar dan mengganggu dalam budaya
konteks tinggi.

Jika audiens yang hendak dipersuasi bersikap skeptic, maka Anda


perlu meyakinkan mereka bahwa Anda mengetahui apa yang
dikatakan dan tidak mencoba untuk menyesatkan mereka. Teknik-
teknik persuasi tersebut sebagai berikut :

- Menggunakan bahasa yang to-the-point untuk menghindari


kecurigaan

5
- Menyediakan bukti yang objektif
- Menekankan keyakinan, sikap, dan pengalaman yang dimiliki
- Objektif dan menyajikan argument yang logis
- Menunjukkan rasa hormat akan nilai dan prioritas audiens
- Persuasi dengan logika, bukti, dan narasi yang menarik
- Coba untuk membangun kredibilitas
4.3. Menyelesaikan Pesan Persuasif

Penulis profesional yang berspesialisasi dalam pesan persuasif


tahu betapa pentingnya detail. Ketika Anda mengevaluasi konten,
cobalah untuk menilai argumen secara objektif dan tidak melebih-
lebihkan kredibilitas. Oleh karena itu, diperlukan revisi untuk
kejelasan dan keringkasan, serta berhati-hati mencocokkan tujuan dan
organisasi dengan kebutuhan audiens. Jika memungkinkan, mintalah
kolega berpengalaman yang mengenal audiens dengan baik untuk
meninjau draf. Elemen desain harus melengkapi, bukan mengurangi
argumen. Selain itu, koreksi yang cermat akan mengidentifikasi
kesalahan mekanis atau ejaan yang akan melemahkan potensi
persuasif. Terakhir, pastikan metode distribusi Anda sesuai harapan
audiens Anda dan tujuan.

4.4. Mengembangkan Pesan Persuasif


a. Membingkai Argumen Anda

Sebagian besar pesan persuasive menggunakan pendekatan tidak


langsung, ada rahapan dalam mengorganisasikan pesan :

- Attention (Perhatian). Tujuan pertama adalah untuk mengajak


audiens untuk tertarik mendengarkan masalah, ide, atau produk
baru, bagaimanapun ide utama nya.
- Interest (Ketertarikan). Menyediakan detail tambahan yang
membuat audiens untuk megimajinasikan bagaimana solusi dapat
membantu mereka.

6
- Desire (Keinginan). Membantu audiens memahami idea Anda
dengan menjelaskan bagaimana perubahan dapat bermanfaat bagi
mereka dan menjawab tujuan potensial.
- Action (Aksi). Menyarankan tujuan spesifik yang Anda inginkan.
b. Menyeimbangkan Tiga Jenis Daya Tarik Persuasif

Komunikasi persuasif didasarkan pada tiga jenis daya tarik:

1. Etos (Daya tarik etis). Merupakan daya tarik dalam dimensi etika
seperti kredibilitas seseorang dalam suatu bidang.
2. Pathos (Daya Tarik Emosional). Daya tarik emosional memanggil
perasaan atau simpati penonton. Misalnya, Anda bisa memanfaatkan
emosi yang diilhami oleh kata-kata seperti kebebasan, kesuksesan,
gengsi, kasih sayang, kebebasan, dan kenyamanan. Kata-kata seperti
itu menempatkan audiens Anda dalam kerangka berpikir tertentu dan
membantu orang menerima pesan Anda.
3. Logos (Daya Tarik Logis). Daya tarik logis melibatkan penggunaan
alasan dan bukti faktual. Tiga umum mode persuasi logis adalah
induksi, deduksi, dan analogi:
- Induksi. Dengan penalaran induktif, Anda bekerja dari bukti khusus
ke umum, kesimpulan yang kemudian dapat Anda terapkan pada
situasi yang dihadapi.
- Deduksi. Dengan penalaran deduktif, Anda bekerja dari teori atau
hipotesis umum pada kesimpulan tertentu. Sebuah generalisasi bisa
jadi bahwa pelanggan yang tidak puas cenderung tidak untuk membeli
dari perusahaan yang sama di masa depan, yang menghasilkan
kesimpulan khusus bahwa perusahaan Anda harus mengambil
langkah-langkah untuk meningkatkan kepuasan pelanggan sebelum
mulai kehilangan bisnis.
- Analogi. Dengan analogi, Anda bernalar dari bukti spesifik ke bukti
spesifik, pada dasarnya mengambil contoh dari sesuatu yang familiar
untuk menjelaskan sesuatu yang tidak dikenal.

7
4.5. Menghindari Kesalahan Umum dalam Komunikasi
Persuasif

Ketika Anda percaya pada konsep atau proyek yang Anda


promosikan, mudah untuk terjebak dalam kepercayaan diri dan antusiasme
Anda sendiri sehingga gagal untuk melihat perspektif penonton. Saat
menyusun argumen persuasif, hindari kesalahan umum ini.

 Menggunakan hard sell. Tidak ada yang suka ditekan untuk membuat
keputusan. Komunikator yang mengambil pendekatan ini dapat terlihat
lebih peduli dengan memenuhi tujuan mereka sendiri daripada dengan
memuaskan kebutuhan audiens mereka. Sebaliknya, “soft sell” lebih
seperti percakapan nyaman yang menggunakan ketenangan, persuasi
rasional.
 Menolak kompromi. Persuasi yang sukses seringkali merupakan proses
memberi dan menerima, terutama dengan pesan bisnis yang persuasif.
 Hanya mengandalkan argumen hebat. Argumen hebat itu penting,
tetapi menghubungkan dengan audiens Anda pada tingkat emosional yang
tepat dan berkomunikasi dengan jelas bahasa sama pentingnya.
 Asumsi bahwa persuasi adalah upaya satu kali. Persuasi sering kali
merupakan proses, bukan hanya dilakukan satu kali. Dalam banyak kasus,
Anda perlu menggerakkan audiens untuk mebuat langkah kecil pada satu
waktu daripada mencoba meyakinkan mereka untuk mengatakan "ya"
dalam satu langkah besar.
 Melakukan penipuan atau perilaku tidak etis lainnya. Perpaduan
emosi dan daya tarik logis, yang diperkuat oleh kepercayaan audiens pada
pembawa pesan, dapat menjadi kekuatan persuasif yang kuat. Selalu ingat
kebutuhan audiens untuk menggunakan cara yang positif dan etis.
4.6. Memperkuat Posisi Anda

Setelah Anda menyelesaikan elemen dasar argumen Anda, mundurlah dan


cari cara untuk memperkuat posisi Anda. Bagaimana Anda dapat meningkatkan
pesan Anda untuk memberi pembaca Anda lebih banyak? Semakin banyak
kepastian yang dapat Anda berikan kepada pembaca Anda, semakin besar

8
kemungkinan mereka untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan harapan
Anda. Selanjutnya, periksa bahasa Anda. Dapatkah Anda menemukan kata-kata
yang lebih kuat untuk menyampaikan pesan Anda? Selain memeriksa pilihan kata
individu, pertimbangkan untuk menggunakan metafora dan figur pidato lainnya.
Demikian pula, anekdot (cerita singkat) dapat membantu audiens Anda
memahami arti dan pentingnya argumen Anda.

4.7. Mengantisipasi Penolakan

Bahkan ide-ide yang menarik dan proyek-proyek yang menarik dapat


mendapat penolakan karena orang memiliki kecenderungan alami untuk menolak
perubahan. Anda dapat meningkatkan peluang Anda untuk mendapatkan respons
positif dengan mengantisipasi kemungkinan keberatan dan mengatasinya sebelum
audiens Anda menyatakan tidak setuju karena adanya pola pikir defensif.
Selanjutnya, hambatan potensial dapat dihilangkan dari percakapan dan tetap
fokus pada komunikasi positif.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bovee, C. L. (2019). Business Communication Essentials 8th Edition. Boston:


Pearson Education.

Aisyah, Vinisa Nurul. 2020. Analisis Pesan Persuasif Kelompok Cyberprotest di


Twitter. Jurnal Studi Komunikasi, Vol. 4 No. 1 : 182-202

Eresyah, J. N. (2021, November 26). Manfaat Pesan Persuasif Didalam


Berkomunikasi Bisnis. Retrieved from kabarwarta.id:
https://kabarwarta.id/detailpost/manfaat-pesan-persuasif-didalam
berkomunikasibisnis#:~:text=Selain%20itu%2C%20bagi%20pebisnis
%20pesan,membuka%20peluang%20besar%20bagi%20komunikator
(diakses pada 16 November 2022)

10

Anda mungkin juga menyukai