Anda di halaman 1dari 8

KOMUNIKASI BISNIS

PESAN PERSUASIF

RINA MEILANI PUTRI

(202210326)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

STIEM BONGAYA MAKASSAR


Permintaan Persuasif
Persuasif merupakan suatu usaha mengubah sikap, kepercayaan atau tindakan audiens
untuk mencapai suatu tujuan. Secara sederhana, persuasif yang efektif adalah kemampuan
untuk menyampaikan suatu pesan dengan cara yang membuat audiens (pembaca atau
pendengar) merasa mempunyai pilihan dan membuat mereka setuju. Pesan persuasif
umumnya lebih lama, lebih rinci, dan tergantung pada perencanaan strategi yang cukup
ketat karena bertujuan untuk mempengaruhi audiens yang cenderung mempertahankan ide
atau gagasanya.
Permintaan pesan persuasif dimulai dengan melakukan analisis audiens,
mempertimbangkan perbedaan budaya, dan memilih pendekatan organisasional
(direct atau indirect).

Analisis Audiens
Penyampaian pesan-pesan persuasif terbaik adalah dengan menghubungkan
suatu pesan dengan minat dan hasrat audiens. Untuk mengakomodasikan perbedaan
individual komunikator harus menganalisis audiensnya kemudian komunikator
harus menyusun suatu pesan yang dapat memenuhi kebutuhan audiens. Melalui
analisis audiens secara tepat, penyampaian pesan-pesan persuasive dapat dilakukan
secara efektif.

Pertimbangan Perbedaan Budaya


Pemahaman terhadap perbedaan budaya akan membantu komunikator
dalam memuaskan audiens selain itu juga akan membantu bagaimana audiens
memandang komunikator. Ketika komunikator memberikan persuasi untuk budaya
yang berbeda, maka cara yang digunakan juga pasti akan berbeda. Misalnya, di
Swedia audiens cenderung fokus terhadap pertanyaan-pertanyaan teoritis dan

1
implikasi strategis sedangkan di Amerika para audiens lebih cenderung untuk fokus
terhadap hal-hal yang bersifat teknis dan praktis.

Memilih Pendekatan Organisasional

Dalam menyampaikan pesan-pesan persuasif komunikator dapat


menggunakan pendekatan tak langsung (indirect approach). Namun jika audiens
bersifat objektif atau audiens lebih suka mendengar pesan-pesan yang disampaikan
secara segera, pendekatan organisasional yang tepat adalah pendekatan langsung
(direct approach).

Memadukan Komponen Persuasif Pesan


Persuasi yang efektif mencakup empat komponen penting, yaitu menetapkan
kredibilitas, membuat kerangka dokumentasi audiens, menghubungkan audiens dengan
hal-hal yang logis, dan memperkuat posisi komunikator dengan penggunaan bahasa yang
baik dan tepat.

Menetapkan Kredibilitas

Kredibilitas ditentukan oleh sejauh mana tingkat kepercayaan dan


keandalan komunikator. Apabila kredibilitas komunikator di hadapan audiens
diragukan, mereka akan cenderung skeptis dan audiens tidak akan menerima begitu
saja apa yang komunikator sampaikan. Oleh karena itu, komunikator harus
mengatasi audiens yang memiliki sikap skeptis tersebut. Tanpa kredibilitas, upaya
komunikator untuk melakukan persuasi akan tampak sebagai bentuk tipuan. Salah
satu cara untuk menumbuhkan kredibilitas seseorang adalah melalui fakta. Semua
bentuk dokumen, statistik, jaminan, dan hasil riset merupakan bukti objektif yang
dapat mendukung kredibilitas komunikator. Cara-cara lain untuk menambah
kredibilitas antara lain; jadilah seorang yang ahli (pakar) dalam bidang tertantu;
antusias terhadap materi yang disampaikan; objektif dalam melakukan penilaian
sesuatu; sikap hormat dapat membantu memfokuskan kebutuhan audiens; kejujuran
dapat menumbuhkan respek audiens; intensitas yang baik akan membantu minat
audiens; dan pengalaman latar belakang, baik sikap maupun kepercayaan
sebelumnya yang dapat membantu mengidentifikasi audiens.

Kerangka Argumentasi

Ketika telah cukup mengumpulkan berbagai fakta dan bukti, komunikator


telah siap untuk membuat kerangka argumentasi. Kebanyakan pesan-pesan
persuasif mengikuti rencana organisasional AIDA (attention, interest, disire,
action).
a) Attention (perhatian)
Pada fase ini, komunikator harus dapat meyakinkan audiens segera
di bagian permulaan bahwa komunikator mempunyai sesuatu yang berguna
untuk komunikator sampaikan.
b) Interest (minat)
Pada fase ini, komunikator menjelaskan relevansi pesan-pesan yang
disampaikan ke audiens.
c) Desire (hasrat)
Pada fase ini, komunikator membuat audiens untuk mengubah
keinginannya dengan menjelaskan bagaimana perubahan yang dilakukan
dapat memberikan manfaat yang lebih baik bagi audiens.
d) Action (tindakan)
Pada fase ini, komunikator menyarankan tindakan spesifik yang
komunikator inginkan terhadap audiens.
Memilih Daya Pemikat
Kebanyakan pesan-pesan persuasif menggunakan daya pemikat dengan
logika (logical appeals) dan daya pemikat yang emosional (emotional appeals)
untuk melakukan persuasi audiens. Keseimbangan di antara keduanya bergantung
pada empat faktor penting, yaitu (1) tindakan yang komunikator harapkan (2)
harapan audiens komunikator, (3) tingkat resistensi yang harus komunikator atasi,
dan (4) seberapa jauh komunikator mampu menjual ide/gagasan komunikator
tersebut pada audiens.
a) Pemikat Emosional
Untuk melakukan persuasi terhadap audiens, komunikator dapat
memanfaatkan emosi yang dilandasi dengan suatu argumentasi atau dalam
bentuk simpati kepada audiens selama pemikat emosional (emotional
appeals) tersebut sangat kuat. Dalam hal ini, komunikator dapat
menggunakan atau memilih kata-kata yang sangat berpengaruh pada emosi
seseorang, misalnya kebebasan, merdeka, keberhasilan, nilai, penghargaan,
kenyamanan, dan keamanan. Gunakan kata-kata yang dapat membantu
komunikator melakukan persuasi kepada audiens.
b) Pemikat Logika
Dalam berbagai alasan, komunikator dapat menggunakannya untuk
melakukan persuasi audiens, seperti membuat pengaduan (claim) dan
selanjutnya memberikan dukungan atas pengaduan tersebut dengan
memberikan alasan dan bukti-bukti yang ada. Ketika komunikator memikat
logika audiens, gunakan salah satu dari tiga jenis alasan berikut ini
i) Analogi
Analogi adalah menggunakan suatu alasan dari bukti-bukti spesifik
menuju bukti-bukti spesifik pula.
ii) Induksi
Induksi adalah memberikan alasan bukti-bukti spesifik menuju
kesimpulan umum.
iii) Deduksi
Deduksi adalah pemberian alasan dari yang bersifat umum untuk
kesimpulan yang spesifik.
c) Pertimbangan Etika
Dalam pemahaman yang positif, persuasi yang dapat digunakan
untuk mempengaruhi audiens dengan memberikan informasi dan
menambah pemahaman mereka dalam berbagai hal. Pelaku bisnis secara
etis menginformasikan kepada para pelanggan hal yang berkaitan dengan
manfaat ide, organisasi, produk,atau tindakan tertentu sehingga para
pelanggan dapat mengakui betapa baiknya suatu ide, organisasi, produk,
atau tindakan tertentu yang dapat memenuhi kebutuhan mereka.

Anda mungkin juga menyukai