Anda di halaman 1dari 15

PERILAKU KONSUMEN

Judul Komunikasi dan Perilaku Konsumen

Nama Dosen Ni Ketut Seminari, S.E., M.Si.

Bidang Ilmu Manajemen


Nama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

Integritas, Inovasi, Kolaborasi


feb.unud.ac.id
Komunikasi dan Perilaku Konsumen
Oleh :
• Hooky Surya Widarma (21/2007521263)
• I Gede Yuda Hariyawan (23/2007521293)
Komunikasi dan Perilaku Konsumen

Komunikasi merupakan alat unik yang digunakan para pemasar


untuk membujuk para konsumen agar bertindak menurut cara yang
diinginkan. Komunikasi terdiri dari beberapa aspek diantaranya,
dapat berbentuk verbal (baik tertulis maupun lisan), visual (ilustrasi,
gambar, demontrasi produk, mimic muka) atau kombinasi
keduanya. Komunikasi juga dapat merupakan simbol (harga yang
tinggi, pengemasan yang bermutu tinggi, logo yang mengesankan)
dan menyampaikan arti khusus yang ingin ditanamkan oleh
pemasar.
Komunikasi dapat membangkitkan emosi yang menempatkan
para konsumen dalam kerangka berpikir yang lebih reseptif, dan
dapat mendorong pembelian yang membantu para konsumen
memecahkan berbagai masalah atau menghindari hasil yang
negatif. Singkatnya, komunikasi merupakan jembatan antara
pemasar dan konsumen, dan antara konsumen dan lingkungan
sosialkultural mereka.
Integritas, Inovasi, Kolaborasi
feb.unud.ac.id
A. KOMPONEN KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan transmisi atau pengiriman pesan. Terdapat
lima unsur dasar dalam komunikasi, yaitu pengirim, penerima,
medium, pesan, dan beberapa bentuk umpan balik (tanggapan
penerima pesan).

Pengirim Pesan Saluran Penerima


(Sumber) (Medium) (Konsumen)
KOMPONEN KOMUNIKASI
1. Pengirim, sebagai pemrakarsa komunikasi, dapat merupakan sumber formal
maupun informal. Sumber komunikasi formal mungkin berupa organisasi untuk
memperoleh laba (komersial) maupun nirlaba. Sumber informal mungkin orang
tua, atau teman yang memberikan informasi atau nasihat mengenai produk.

2. Penerima, komunikasi pemasaran formal cenderung menjadi calon atau


pelanggan yang dibidik (yaitu anggota audien yang dibidik oleh pemasar).
Audien perantara dan yang tidak diharapkan juga mungkin menerima
komunikasi para pemasar.

3. Medium atau saluran komunikasi mungkin impersonal (misalnya, media massa)


atau interpersonal (pembicaraan resmi antara tenaga penjual dan pelanggan
atau pembicaraan informal antara dua orang atau lebih yang terjadi secara
langsung baik melalui telepon, surat maupun online).
KOMPONEN KOMUNIKASI
4. Pesan, dapat bersifat verbal (lisan atau tertulis), nonverbal (foto, ilustrasi, atau
symbol), atau kombinasi keduanya. Pesan verbal biasanya dapat mencakup
informasi produk atau jasa yang lebih spesifik daripada pesan nonverbal. Pesan
verbal yang digabungkan dengan pesan nonverbal sering memberikan lebih
banyak informasi kepada penerima daripada salah satu diantara keduanya.

5. Umpan balik merupakan komponen yang sangat diperlukan dalam komunikasi


interpersonal dan impersonal. Umpan balik yang cepat waktunya
memungkinkan pengirim untuk memperkuat, mengubah, atau memodifikasi
pesan untuk menjamin agar dapat dimengerti sesuai dengan yang
dimaksudkan. 
B. PROSES KOMUNIKASI 
1. Pemrakarsa Pesan (Sumber), Sponsor atau pemrakarsa pesan harus
memutuskan kepada siapa pesan harus dikirim dan apa yang harus
disampaikannya, dan kemudian merumuskan pesan sedemikian rupa sehingga
artinya ditafsirkan oleh audien yang dibidik persis seperti yang dimaksudkan.
Sumber komunikasi impersonal biasanya adalah organisasi yang mengolah dan
mengirimkan pesan yang tepat melalui departemen khusus atau juru bicara.
Ada beberapa cara untuk mengetahui sumber tersebut terpercaya atau tidak,
yaitu :
- Kredibilitas 
- Kredibilitas Sumber Informal 
- Kredibilitas Sumber Formal 
- Kredibilitas Jurubicara dan Pendukung 
- Kredilitas Pesan
- Pengaruh Waktu Terhadap Kredibilitas Sumber
B. PROSES KOMUNIKASI 
2. Audien (Penerima Pesan) Yang Dibidik.
a. Pengertian, tingkat ketepatan arti yang diperoleh dari pesan merupakan fungsi dari
karakteristik pesan, kesempatan dan kemampuan penerima untuk mengolah pesan itu, dan
motivasi penerima. Karakteristik pribadi seseorang mempengaruhi ketepatan dalam
menafsirkan pesan. Tingkat keterlibatan seseorang memainkan peran penting dalam
menentukan seberapa besar perhatian yang diberikan terhadap pesan dan seberapa teliti
pesan itu diuraikan.
b. Suasana Hati, suasana hati (mood) atau pengaruh perasaan memainkan peranan penting
terhadap cara pesan yang diterima. Suasana hati konsumen mempengaruhi cara bagaimana
sebuah iklan diterima, diingat, dan ditindaklanjuti.
c. Hambatan Komunikasi, berbagai hambatan terhadap komunikasi dapat mempengaruhi
ketepatan interpretasi pesan oleh konsumen. Hambatan ini meliputi:
- Persepsi selektif, para konsumen cenderung mengabaikan iklan-iklan yang tidak
mengandung kepentingan khusus atau tidak berkaitan dengan mereka.
- Kegaduhan psikologis, misalnya pesan-pesan iklan yang bersaing, dapat mengganggu
penerimaan suatu pesan.
B. PROSES KOMUNIKASI 
3. Umpan Balik (Tanggapan Penerima Pesan) 

Pengirim pesan penting untuk memperoleh umpan balik sesegera dan seakurat
mungkin, karena melalui umpan balik pengirim dapat menentukan apakah dan
seberapa baik pesan telah diterima.

Contohnya adalah denganRiset Keefektifan Iklan Para pemasang iklan sering


berusaha mengukur keefektifan pesan dengan menyelenggarakan riset audien untuk
mengetahui media apa yang dibaca, program-program televisi apa yang ditonton dan
iklan-iklan apa yang diingat. Riset keefektifan iklan, yang disebut copy testing, dapat
dilakukan sebelum iklan benar-benar dimuat (pretesting) atau setelah terbit
(posttesting).
C. MERANCANG KOMUNIKASI YANG PERSUASIF
Untuk menciptakan komunikasi yang persuasif, sponsor (individu maupun
organisasi) lebih dahulu menentukan tujuan komunikasi, kemudian memilih audien
yang tepat untuk pesan yang disampaikan dan media untuk mencapai mereka serta
menyusun (encode) pesan dengan cara yang tepat untuk setiap medium dan setiap
audien.

1. Strategi Komunikasi 
Dalam menyusun strategi komunikasi terlebih dahulu harus menentukan tujuan
komunikasi yang utama. Komponen strategi komunikasi yang penting adalah
memilih audien yang tepat.
C. MERANCANG KOMUNIKASI YANG PERSUASIF
2. Strategi Media

Strategi media merupakan unsur penting dalam rencana komunikasi. Rencana


ini diperlukan untuk penempatan iklan dalam berbagai media khusus yang dibaca,
ditonton, atau didengar oleh berbagai pasar yang dipilih untuk dibidik. Untuk
mencapai hal ini, para pemasang iklan menentukan melalui riset, suatu profil
konsumen dari para pelanggan yang mereka targetkan. Contohnya, seperti World
Wide Web (melalui internet) dan Pemasaran langsung
C. MERANCANG KOMUNIKASI YANG PERSUASIF
3. Strategi Pesan
Pesan merupakan pemikiran, gagasan, sikap, citra, atau informasi lain yang ingin
disampaikan pengirim kepada audien yang diharapkan. Komponen dalam strategi pesan
meliputi:
- Retorika dan Persuasi Iklan, fokus utama riset retorika adalah menemukan cara yang
paling efektif untuk menyatakan pesan dalam situasi tertentu. Penyampaian retorik
paling efektif terhadap para konsumen yang tidak mempunyai motivasi.
- Teori Keterlibatan, bahwa dalam situasi pembelian dengan keterlibatan yang tinggi
orang mungkin lebih mencurahkan usaha kognitif yang aktif untuk menilai hal-hal yang
disetujui maupun tidak atas produk tertentu.
- Penyajian Pesan, diantara berbagai keputusan yang harus diambil oleh para pemasar
dalam merancang pesan adalah keputusan apakah akan menggunakan susunan pesan
yang positif-negatif, pesan satu-sisi atau dua-sisi, iklan perbandingan, pengaruh urutan,
atau pengulangan. Cara pesan yang disajikan mempengaruhi dampaknya.
C. MERANCANG KOMUNIKASI YANG PERSUASIF
4. Daya Tarik Iklan
Kadang-kadang daya tarik faktual dan obyektif lebih efektif dalam membujuk audien yang
dibidik, kadang-kadang daya tarik emosional lebih efektif. Daya tarik mana yang lebih efektif
tergantung pada jenis audien yang akan dicapai dan tingkat keterlibatan mereka dalam kategori
produk. Bagian berikut ini mempelajari keefektifan beberapa daya tarik emosional yang sering
digunakan.
- Rasa Takut, merupakan daya tarik efektif yang sering digunakan dalam komunikasi pemasaran.
Beberapa peneliti telah menemukan hubungan negatif antara intensitas daya tarik rasa takut
dan kemampuan daya tarik tersebut untuk membujuk, sehingga daya tarik rasa takut yang
kuat cenderung kurang efektif dari pada daya tarik rasa takut yang ringan.
- Humor, banyak pemasar yang menggunakan daya tarik yang lucu dengan keyakinan bahwa
humor dapat meningkatkan daya persuasive dan penerimaan atas komunikasi iklan mereka.
- Iklan yang Kasar, iklan yang tidak menyenangkan dan mengesalkan para pendengar atau
pemirsa dapat hilang karena waktu, dan yang tinggal hanya merknya di pikiran para
konsumen.
C. MERANCANG KOMUNIKASI YANG PERSUASIF
5. Partisipasi Audien

Syarat umpan balik mengubah proses komunikasi dari komunikasi satu arah
menjadi komunikasi dua arah. Bagi pengirim pesan, umpan balik memungkinkan
untuk menentukan apakah dan seberapa baik komunikasi telah terjadi. Bagi
penerima pesan, karena memungkinkan untuk berpatisipasi, untuk terlibat dan
dalam hal tertentu untuk mengalami pesan itu sendiri. Partisipasi oleh penerima
pesan memperkuat pesan tersebut.
Terimakasih!
Thank You!

Integritas, Inovasi, Kolaborasi


feb.unud.ac.id

Anda mungkin juga menyukai