Anda di halaman 1dari 7

Nama

: I KomangSatriaWarla Putra
NIM / Absen : 1406205067 / 8
Kelas
: EKM 424 B, R.GH.1.2
Komunikasi dan Perilaku Konsumen
A. Komponen-Komponen Komunikasi

1. Pengirim
Pengirim sebagai pemrakarsa komunikasi, dapat merupakan sumber formal
maupun informal. Sumber komunikasi formal mungkin berupa organisasi untuk
memperoleh laba (komersial) maupun nirlaba. Sumber informal mungkin orang tua,
atau teman yang memberikan informasi atau nasihat mengenai produk.
2. Penerima
Penerima komunikasi pemasaran formal cenderung menjadi calon atau pelanggan
yang dibidik (yaitu anggota audien yang dibidik oleh pemasar). Audien perantara dan
yang tidak diharapkan juga mungkin menerima komunikasi para pemasar. Contoh,
audien perantara adalah grosir, distributor, dan pedagang ritel, yang menerima iklan
perdagangan pemasar yang dimaksudkan untuk membujuk mereka agar mau
memesan dan mengadakan persediaan berang dagangan. Audien yang tidak
diharapkan yaitu setiap orang yang terbuka terhadap pesan yang tidak ditargetkan
khusus oleh pengirim.
3. Medium
Medium atau saluran komunikasi mungkin impersonal (misalnya, media massa)
atau interpersonal (pembicaraan resmi antara tenaga penjual dan pelanggan atau
pembicaraan informal antara dua orang atau lebih yang terjadi secara langsung baik
melalui telepon, surat maupun online).
4. Pesan
Pesan dapat bersifat verbal (lisan atau tertulis), nonverbal (foto, ilustrasi, atau
symbol), atau kombinasi keduanya. Pesan verbal biasanya dapat mencakup informasi
produk atau jasa yang lebih spesifik daripada pesan nonverbal. Pesan verbal yang

digabungkan dengan pesan nonverbal sering memberikan lebih banyak informasi


kepada penerima daripada salah satu diantara keduanya.
5. Umpan Balik
Umpan balik merupakan komponen yang sangat diperlukan dalam komunikasi
interpersonal dan impersonal. Umpan balik yang cepat waktunya memungkinkan
pengirim untuk memperkuat, mengubah, atau memodifikasi pesan untuk menjamin
agar dapat dimengerti sesuai dengan yang dimaksudkan.
B. Proses Komunikasi

1. Pemrakarsa Pesan (Sumber)


Sponsor atau pemrakarsa pesan harus memutuskan kepada siapa pesan harus
dikirim dan apa yang harus disampaikannya, dan kemudian merumuskan pesan
sedemikian rupa sehingga artinya ditafsirkan oleh audien yang dibidik persis seperti
yang dimaksudkan. Sumber komunikasi impersonal biasanya adalah organisasi yang
mengolah dan mengirimkan pesan yang tepat melalui departemen khusus atau juru
bicara. Publisitas biasanya merupakan hasil usaha hubungan masyarakat dan
cenderung dapat lebih dipercayai karena sumber atau maksud komersialnya tidak
mudah diketahui.
Kredibilitas
Kredibilitas sumber mempengaruhi perumusan pesan. Kredibilitas sumber yang
merupakan unsur penting dalam daya persuasif pesan sering didasarkan pada maksud
yang diharapkan.
a. Kredibilitas Sumber Informal
Sumber informal atau sumber-sumber editorial dianggap dianggap sangat
obyektif dan sangat kredibel. Kredibilitas yang meningkat yang diberikan oleh

sumber informal tidak dapat dijamin sepenuhnya, walaupun ada aura obyektivitas
yang dirasakan.
b. Kredibilitas Sumber Formal
Sumber-sumber formal yang dirasa netral mempunyai kredibilitas yang lebih
besar daripada sumber-sumber komersial karena persepsi bahwa mereka lebih
obyektif dalam menilai produk. Kredilitas sumber komersial lebih problematic dan
biasanya didasarkan pada penilaian gabungan atau reputasi, keahlian, pengetahuan,
saluran ritel, dan jurubicara perusahaan.
c. Kredibilitas Jurubicara dan Pendukung
Para konsumen kadang-kadang melihat jurubicara yang menyampaikan pesan
produk sebagai sumber atau pemrakarsa pesan. Para peneliti telah mempelajari
hubungan antara pengertian konsumen mengenai pesan dan bujukan, dan telah
menemukan bahwa jika pengertian rendah, para penerima tergantung pada
kredibilitas jurubicara dalam membentuk sikap terhadap produk, tetapi jika
pengertian dan pengolahan informasi sistematis tinggi, keahlian sumber jauh lebih
kecil pengaruhnya terhadap sikap penerima.
d. Kredilitas Pesan
Pengalaman sebelumnya yang diperoleh konsumen atas produk atau pedagang
ritel tertentu berpengaruh besar terhadap kredibilitas pesan. Harapan terhadap
produk yang terpenuhi cenderung meningkatkan kredibilitas pesan pada masa
mendatang, sebaliknya produk yang mengecewakan cenderung mengurangi
kredibilitas pesan pada waktu berikutnya.
e. Pengaruh Waktu Terhadap Kredibilitas Sumber
Pengaruh persuasive dari sumber-sumber yang berkredibilitas tinggi tidak
selalu bertahan lama, walaupun lebih berpengaruh daripada sumber yang
berkredibilitas rendah. Riset menunjukkan bahwa baik pengaruh kredibilitas yang
positif maupun negatif cenderung lenyap setelah sekitar 6 minggu. Gejala seperti
ini disebut efek penidur (sleeper effect).
2. Audien (Penerima Pesan) yang Dibidik
Para penerima pesan menafsirkan pesan yang mereka terima berdasarkan
pengalaman dan karakteristik pribadi.
a. Pengertian
Tingkat ketepatan arti yang diperoleh dari pesan merupakan fungsi dari
karakteristik pesan, kesempatan dan kemampuan penerima untuk mengolah pesan

itu, dan motivasi penerima. Karakteristik pribadi seseorang mempengaruhi


ketepatan dalam menafsirkan pesan.
b. Suasana Hati (Mood)
Suasana hati atau pengaruh perasaan memainkan peranan penting terhadap cara
pesan yang diterima. Suasana hati konsumen mempengaruhi cara bagaimana
sebuah iklan diterima, diingat, dan ditindaklanjuti.
c. Hambatan Komunikasi
Berbagai hambatan terhadap komunikasi dapat mempengaruhi ketepatan
interpretasi pesan oleh konsumen. Hambatan ini meliputi:
1. Persepsi selektif, para konsumen cenderung mengabaikan iklan-iklan yang tidak
mengandung kepentingan khusus atau tidak berkaitan dengan mereka.
2. Kegaduhan psikologis, misalnya pesan-pesan iklan yang bersaing, dapat
mengganggu penerimaan suatu pesan.
3. Umpan Balik (Tanggapan Penerima Pesan)
Pengirim pesan penting untuk memperoleh umpan balik sesegera dan seakurat
mungkin, karena melalui umpan balik pengirim dapat menentukan apakah dan
seberapa baik pesan telah diterima.
Riset Keefektifan Iklan
Para pemasang iklan sering berusaha mengukur keefektifan pesan dengan
menyelenggarakan riset audien untuk mengetahui media apa yang dibaca, programprogram televisi apa yang ditonton dan iklan-iklan apa yang diingat. Riset keefektifan
iklan, yang disebut copy testing, dapat dilakukan sebelum iklan benar-benar dimuat
(pretesting) atau setelah terbit (posttesting).
C. Rancangan Komunikasi yang Efektif
Untuk menciptakan komunikasi yang persuasif, sponsor (individu maupun
organisasi) lebih dahulu menentukan tujuan komunikasi, kemudian memilih audien yang
tepat untuk pesan yang disampaikan dan media untuk mencapai mereka serta menyusun
(encode) pesan dengan cara yang tepat untuk setiap medium dan setiap audien.
a. Strategi Komunikasi
Dalam menyusun strategi komunikasi terlebih dahulu harus menentukan tujuan
komunikasi yang utama. Komponen strategi komunikasi yang penting adalah memilih
audien yang tepat.
b. Strategi Media

Strategi media merupakan unsur penting dalam rencana komunikasi. Rencana ini
diperlukan untuk penempatan iklan dalam berbagai media khusus yang dibaca,
ditonton, atau didengar oleh berbagai pasar yang dipilih untuk dibidik. Pemilihan
media tergantung pada produk, audien, dan tujuan kampanye iklan, strategi media
dapat dilakukan melalui:
World Wide Web (melalui internet)
Penentuan target yang seksama
Pemasaran langsung
c. Strategi Pesan
Pesan merupakan pemikiran, gagasan, sikap, citra, atau informasi lain yang ingin
disampaikan pengirim kepada audien yang diharapkan. Komponen dalam strategi
pesan meliputi:
1. Retorika dan Persuasi Iklan, fokus utama riset retorika adalah menemukan cara
yang paling efektif untuk menyatakan pesan dalam situasi tertentu. Penyampaian
retorik paling efektif terhadap para konsumen yang tidak mempunyai motivasi.
Resonansi iklan didefinisikan sebagai permainan kata yang dikombinasikan dengan
gambar yang ada kaitannya.
2. Teori Keterlibatan, bahwa dalam situasi pembalian dengan keterlibatan yang tinggi
orang mungkin lebih mencurahkan usaha kognitif yang aktif untuk menilai hal-hal
yang disetujui maupun tidak atas produk tertentu. Dalam situasi keterlibatan yang
rendah seseorang lebih cenderung memfokuskan pada isyarat-isyarat pesan yang
bukan pokok.
3. Penyajian Pesan, diantara berbagai keputusan yang harus diambil oleh para
pemasar dalam merancang pesan adalah keputusan apakah akan menggunakan
susunan pesan yang positif-negatif, pesan satu-sisi atau dua-sisi, iklan
perbandingan, pengaruh urutan, atau pengulangan. Cara pesan yang disajikan
mempengaruhi dampaknya. Sebagai contoh, pesan satu-sisi lebih efektif pada
beberapa situasi dan audien, pesan dua-sisi lebih efektif pada situasi lain. Produk
dengan keterlibatan yang tinggi (produk yang sangat berkaitan dengan segmen
konsumen) paling baik diiklankan dengan cara yang pokok melalui persuasi, yang
mendorong usaha kognitif aktif. Produk dengan keterlibatan yang rendah paling
baik dipromosikan melalui berbagai isyarat tidak pokok, seperti latar belakang
pemandangan, music, atau jurubicara selebritis.
d. Daya Tarik Iklan

Daya tarik emosi yang sering digunakan dalam iklan meliputi rasa takut, humor,
dan daya tarik seksual. Jika tema seksual berkaitan dengan produk, maka hal ini dapat
menjadi sangat efektif dan jika digunakan hanya sebagai penarik perhatian, ingatan
pada merk jarang tercapai. Partisipasi audien merupakan strategi komunikasi yang
sangat efektif karena mendorong internalisasi pesan iklan. Riset lebih lanjut
diperlukan untuk mengenali berbagai variabel produk, audien dan situasi yang
menjadi perantara pengaruh urutan dan penyajian pesan dalam membujuk para
konsumen untuk membeli.
D. Etika dalam Komunikasi Pemasaran
1.Etika dalam Targeting
a. Targeting adalah usaha memasarkan produk khusus dan melakukan komunikasi
pemasaran yang diarahkan pada segmen tertentu. Dalam targeting terkadang sering
muncul dilema etika dalam usaha untuk mengkomunikasikan produk kepada
segmen. Misalnya pada anak-anak dan kaum minoritas.
b. Targeting kepada anak-anak, program iklan dan pemasaran cenderung terus
mendorong anak-anak menginginkan berbagai produk dan merek. Para kritikus
kerap merasa bahwa banyak produk yang ditargetkan untuk anak-anak adalah
produk yang tidak penting.
2. Etika dalam pemasaran
a. Etika dalam periklanan
Dalam periklanan terdapat nilai-nilai yang sebaiknya dipatuhi. Nilai-nilai tersebut :
1. Kejujuran
Iklan sebaiknya menunjukkan kejujuran dan fakta-fakta yang signifikan. Tidak
dicantumkannya fakta-fakta dan hal-hal yang tidak jujur tadi dapat menyesatkan
public.
2. Substantiation
Advertising claims shall be substantiated by evidence in possession of the
advertiser and the advertising agency prior to makin such claims.
3. Perbandingan
Iklan sebaiknya menjaga agar tidak terjadi kesalahan, menyesatkan, atau
mengeluarkan pernyataan yang bersifat menyerang competitor, produknya, atau
pun pelayanannya.
4. Iklan yang bersifat ofensif
Iklan sebaiknya tidak menawarkan produk atau jasa untuk dijual
5. Garansi dan jaminan

Iklan dalam menginformasikan garansi dan jaminan sebaiknya eksplisit dengan


informasi yang cukup untuk memberi tahu konsumen tentang aturan-aturan dan
pembatasan
6. Tuntutan harga
Iklan sebaiknya menghindari price claims yang keliru atau menyesatkan
7. Testimonial
Iklan yang mengandung testimonial sebaiknya dibatasi untuk pihak-pihak yang
kompeten yang dapat merefleksikan kenyataan serta opini atau pengalaman
yang jujur.
8. Kesopanan
Iklan sebaiknya bebas dari pernyataan ilustrasi atau implikasi yang ofensif
supaya tercipta kesopanan terhadap public.
b. Etika dalam personal selling dan marketing
Dalam personal selling dan marketing sebaiknya menghindari untuk membuat
klaim-klaim yang tidak mempunyai dasar, serta janji-janji yang tidak dapat
dibuktikan. Hal ini terjadi karena personal selling berlangsung dengan cara yang
lebih personal.
c. Etika dalam kemasan
1. Informasi label dalam kemasan sebaiknya memberikan informasi nyang tidak
berlebihan.
2. Grafik pengemasan sebaiknya menampilkan gambar dalam kemasan yang
merepresentasikan isi produk yang sebenarnya.
3. Keamanan pengemasan
Produk-produk harus dikemas secara aman dan tidak mudah rusak.
4. Implikasi pengemasan terhadap lingkungan
Bahan-bahan pengemasan dan proses pengemasan sebaiknya ramah lingkungan.
5. Etika dalam promosi penjualan
Promotor penjualan sebaiknya tidak menawarkan sebuah penghargaan kepada
konsumen yang tidak direalisasikan, misalnya tidak mengirimkan bonus yang
dijanjikan. Konsumen sebaiknya tidak melakukan pengembalian atas nama
palsu.

Anda mungkin juga menyukai