Dosen Pengampu
Yennida Parmariza, S.Sos., MM
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
menjadikan bumi beserta isinya dengan begitu sempurna disertai hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Komunikasi Bisnis yang berjudul
“Pesan Persuasif dan Negatif” untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi
Bisnis.
Ucapan terimakasih dan rasa hormat kami sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini, terutama
kepada Ibu Yennida Parmariza, S.Sos., MM selaku pembimbing dari mata kuliah
Komunikasi Bisnis. Akhir kata, kami sampaikan bahwa tiada makalah yang
sempurna tanpa uluran tangan pemerhatinya. Oleh karena itu, kritik serta saran
sangat diharapkan dari pembaca sekalian yang bersifat membangun, agar demi
lebih baiknya kinerja kami yang akan mendatang. Semoga makalah ini dapat
memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi
semua pihak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka yang menjadi
rumusan permasalahan dalam makalah ini adalah :
1) Apa itu komponen pesan persuasif?
2) Bagaimana alat memperkuat pesan persuasif
3) Bagaimana menulis permintaan persuasif?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang dijabarkan diatas maka adapun tujuan
dari makalah ini adalah:
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.1.3 Memilih Pendekatan Organisasional
Dalam menyampaikan pesan-pesan persuasif komunikator
dapat menggunakan pendekatan tak langsung (indirect approach).
Namun jika audiens bersifat objektif atau audiens lebih suka
mendengar pesan-pesan yang disampaikan secara segera, pendekatan
organisasional yang tepat adalah pendekatan langsung (direct
approach).
4
belakang, baik sikap maupun kepercayaan sebelumnya yang dapat
membantu mengidentifikasi audiens.
2.2.2. Kerangka Argumentasi
Ketika telah cukup mengumpulkan berbagai fakta dan
bukti, komunikator telah siap untuk membuat kerangka
argumentasi. Kebanyakan pesan-pesan persuasif mengikuti rencana
organisasional AIDA (attention, interest, disire, action).
a) Attention (perhatian)
Pada fase ini, komunikator harus dapat meyakinkan
audiens segera di bagian permulaan bahwa komunikator
mempunyai sesuatu yang berguna untuk komunikator
sampaikan.
b) Interest (minat)
Pada fase ini, komunikator menjelaskan relevansi
pesan-pesan yang disampaikan ke audiens.
c) Desire (hasrat)
Pada fase ini, komunikator membuat audiens untuk
mengubah keinginannya dengan menjelaskan bagaimana
perubahan yang dilakukan dapat memberikan manfaat yang
lebih baik bagi audiens.
d) Action (tindakan)
Pada fase ini, komunikator menyarankan tindakan
spesifik yang komunikator inginkan terhadap audiens.
2.2.3. Memilih Daya Pemikat
Kebanyakan pesan-pesan persuasif menggunakan daya
pemikat dengan logika (logical appeals) dan daya pemikat yang
emosional (emotional appeals) untuk melakukan persuasi audiens.
a) Pemikat Emosional
Untuk melakukan persuasi terhadap audiens,
komunikator dapat memanfaatkan emosi yang dilandasi
dengan suatu argumentasi atau dalam bentuk simpati
5
kepada audiens selama pemikat emosional (emotional
appeals) tersebut sangat kuat. Dalam hal ini, komunikator
dapat menggunakan atau memilih kata-kata yang sangat
berpengaruh pada emosi seseorang, misalnya kebebasan,
merdeka, keberhasilan, nilai, penghargaan, kenyamanan,
dan keamanan. Gunakan kata-kata yang dapat membantu
komunikator melakukan persuasi kepada audiens.
b) Pemikat Logika
Dalam berbagai alasan, komunikator dapat
menggunakannya untuk melakukan persuasi audiens,
seperti membuat pengaduan (claim) dan selanjutnya
memberikan dukungan atas pengaduan tersebut dengan
memberikan alasan dan bukti-bukti yang ada. Ketika
komunikator memikat logika audiens, gunakan salah satu
dari tiga jenis alasan berikut ini
i) Analogi
Analogi adalah menggunakan suatu alasan dari bukti-
bukti spesifik menuju bukti-bukti spesifik pula.
ii) Induksi
Induksi adalah memberikan alasan bukti-bukti spesifik
menuju kesimpulan umum.
iii) Deduksi
Deduksi adalah pemberian alasan dari yang bersifat
umum untuk kesimpulan yang spesifik
6
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Persuasif merupakan suatu usaha mengubah sikap, kepercayaan
atau tindakan audiens untuk mencapai suatu tujuan. Persuasive yang
efektif mencangkup empat komponen penting, diantaranya menetapkan
kredibilitas, membuat kerangka argumentasi, menghubungkan audiens
dengan hal-hal yang logis dan memperkuat posisi komunikator dengan
penggunaan bahasa yang baik dan tepat. Dalam menulis permintaan
persuasive agar berhasil maka pesan tersebut harus mampu meyakinkan
seseorang untuk mengubah keyakinan yang mereka miliki sebelumnya.
Menulis pesan persuasive sangat penting dalam organisasi bisnis, dalam
pembuatan pesan persuasive suatu organisasi/perusahaan harus dilakukan
secara terencana dan matang. Lalu selain dalam bisnis/organisasi
persuasive juga digunakan dalam surat keluhan, dimana surat keluhan
merupakan surat yang berasal dari instansi/seseorang atas
ketidaknyamanan dan ketidakcocokan terhadap suatu barang/pelayanan.
Selanjutnya persuasive juga digunakan dalam merencanakan dan
menyusun pesan penjualan dengan tujuan membujuk audiens untuk
membeli atau menggunakan barang/jasa yang ditawarkan oleh
komunikator. Agar pesan persuasive semakin mudah menyebar maka
dapat dilakukan siaran berita persuasive yang berisi informasi mengenai
suatu perusahaan,produk atau jasa yang dikemas menarik agar audiens
tertarik dan melakukan tindakan sesuai dengan yang komunikator
harapkan.
7
4.2. Saran
8
Daftar Pustaka