Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MENGUASAI TEKNIK TEKNIK KOMUNIKASI EFEKTIF

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi dan Pelayanan
Laboratorium yang dibimbing oleh Ibu Suci Rizki Nurul Aeni,S.Pd.,M.Si

Disusun oleh:
Kelompok 2

Nabila Fizra Zahrani 5121009


Mutiara Luce Aprilis Ines
Dian Shofi Alwiyah 51210
Falak Muhamad Dzikra 51210

DIV TEKONOLOGI LABORATORIUM MEDIIK


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
dan anugerah-Nya pula makalah Komunikasi dan Pelayanan Laboratorium yang
berjudul Peranan Komunikator dan Analisis dalam Komunikasi Kesehatan ini dapat
terselesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Komunikasi dan
Pelayanan Laboratorium Program studi DIV TLM. Dalam kesempatan kali ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada sema pihak atas sumbangan pikiran dan bantuan
yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, akan
tetapi penulis berharap makalah ini bermanfaan bagi para pembaca serta penulis.

Bandung, 26 September 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. II

DAFTAR ISI ...........................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................4

1.1 Latar Belakang ..................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah..............................................................................5
1.3 Tujuan ...............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................6

2.1 pertanyaan tentang audiens................................................................6


2.2 Komunikan atau audiens terlibat dalam komunikasi.........................7
2.3 tipe-tipe sikap audien.........................................................................8
2.4 metode pemetaan audiens..................................................................9
2.5 tips sukses menyampaikan pesan kepada audiens...........................13

BAB III PENUTUP .................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................1

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan komponen terpenting didalam menjalin sebuah


hubungan dengan pihak lain. Pengertian kata komunikasi itu sendiri berasal dari
bahasa latin: communicatio yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran
pikiran”. Jadi secara garis besarnya, dalam suatu proses komunikasi haruslah
terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi pertukaran pikiran atau
pengertian, antara komunikator sebagai pengirim pesan, dan komunikan sebagai
penerima pesan. Sementara itu, proses komunikasi sendiri dapat diartikan sebagai
“transfer informasi” atau pesan dari komunikator kepada komunikan. Tujuan dari
terjadinya proses komunikasi adalah untuk mencapai pengertian bersama (mutual
understanding) antara komunikator dengan komunikan.

Orang berkomunikasi tentunya memberikan efek bagi para komunikan. Salah


satu efek yang paling dasar yang ditumbulkan dengan adanya komunikasi adalah
efek kognitif yang berhubungan dengan perubahan pengetahuan. Melalui informasi
dan pesan yang disampaikan dalam proses komunikasi, seseorang yang tadinya
tidak mengetahui apa-apa menjadi tahu, menjadi lebih paham akan pesan yang
disampaikan. Keberhasilan penerimaan pesan tergantung darimana pesan itu
disampaikan oleh pihak komunikator itu sendiri. Untuk itulah teknik komunikator
dalam menyampaikan pesan menjadi poin utama yang menentukan apakah pesan
tersebut dapat diterima dengan baik atau tidak oleh pihak komunikan.

Ruang lingkup komunikasi kesehatan meliputi pencegahan penyakit, promosi


kesehatan,serta kebijakan kesehatan. Pencegahan penyakit dibagi menjadi 4
golongan yaitu usaha pencegahan, usaha pengobatan, usaha promotif dan usaha
rehabilitative. Analisis audiensadalah proses untuk menjelaskan informasi tentang
apa yang diharapkan oleh mereka sebagai pemirsa, pendengar dari apa yang

1
dikirimkan oleh komunikator. Pembicara yang baikmemang berpusat pada audiens
dan bukan pada diri komunikator. Mengapa? Karena biar kita berbicara baik tapi
audiens tidak mau mendengar atau audiens tidak mau mengerti, maka kita bukan
jadi seorang komunikator yang baik (john e. Bowes, 1997). Audiens adalah
pertemuan publik, berlangsung dalam rentang waktu tertentu, dan terhimpun
bersama olehtindakan individual untuk memilih secara sukarela sesuai dengan
harapan tertentu bagimaslahat menikmati, mengakui, mempelajari, merasa gembira,
tegang, kasihan, atau lega.

Jenis-jenis komunikasi yaitu komunikasi verbal (melalui kata-kata) dan non


verbal(melalui bahasa tubuh). Namun berdasarkan jenis yang lain komunikasi
terbagi-bagi kembalimenjadi komunikasi langsung (tanpa menggunakan alat),
komunikasi tidak langsung (menggunakan alat), komunikasi massa (kelompok
orang dengan jumlah yang besar),komunikasi kelompok (sekelompok orang yang
umumnya bisa dihitung), komunikasi perorangan (tatap muka), komunikasi satu
arah (tidak mempunyai kesempatan memberikanumpan balik), komunikasi timbal
balik (memberikan umpan balik).

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dapat dirumuskan sebagai


berikut:

1. Apa saja pertanyaan tentang audiens?


2. Bagaimana komunikan atau audiens terlibat dalam komunikasi?
3. Bagaimana tipe-tipe sikap audien?
4. Bagaimana metode pemetaan audiens?
5. Bagaimana tips sukses menyampaikan pesan kepada audiens?

C. Tujuan

2
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pertanyaan tentang audiens.


2. Untuk mengetahui cara komunikan atau audiens terlibat dalam komunikasi.
3. Untuk mengetahui tipe-tipe sikap audien.
4. Untuk metode pemetaan audiens.
5. Untuk mengetahui tips sukses menyampaikan pesan kepada audiens.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pertanyaan Tentang Audiens


a) Pertanyaan audiens 1 : siapa mereka ?
Terhubung dengan audiens anda berarti memahami mereka pada tingkat
profesional dan pribadi, yang meliputi:
Ketahui nama, peran, jabatan, tanggung jawab, dan hari-hari kegiatan kerja
mereka. Temukan demografi dasar seperti rasio jenis kelamin, usia jangkauan,
tingkat pendidikan, dan pengalaman professional. Cari tahu akankah pembuat
keputusan ada di ruangan itu ? Apakah individu itu memiliki kewenangan untuk
membeli solusi anda atau menyetujui usul anda? Luangkan waktu untuk mencari
informasi pribadi. Apa minat dan hobi khusus mereka?

b) Pertanyaan audiens 2 : apa harapan mereka dan mengapa mereka ada


di tempat presentasi untuk mendengar anda memberikan presentasi ?
Mengapa audiens anda datang untuk mendengarkan presentasi anda ? Temukan
apa harapan mereka. Apakah mereka mencari solusi untuk memecahkan masalah
mereka ?
c) Pertanyaan audiens 3 : apa masalah dan tantangan utama mereka ?
Temukan apa yang menyebabkan mereka sakit kepala dan frustrasi. Identifikasi
masalah yang menyebabkan keuangan mereka mengalami kerugian, kepuasan
pelanggan menurun, moral rendah, dan/atau inefisiensi operasional. Apa yang
mereka butuhkan untuk menyelesaikan tantangan yang dihadapinya ? Tunjukkan
kepada audiens bahwa anda memahami situasi mereka dan anda memiliki
kemampuan untuk memecahkan masalah mereka.

4
d) Pertanyaan audiens 4 : bagaimana pesan anda dapat menyelesaikan
masalah mereka ?
Nyatakan dengan percaya diri bagaimana audiens mendapat manfaat dari
presentasi anda. Sekarang anda sudah tahu tantangan utama audiens anda,
pastikan anda dapat menunjukkan kepada mereka bagaimana produk atau ide
anda dapat menyelesaikan masalah mereka dan membuat hidup mereka menjadi
lebih mudah. Ungkapkan dengan jelas bagaimana solusi anda akan membantu
mereka. Jangan berharap audiens mengetahui manfaatnya untuk diri mereka
sendiri terlepas dari seberapa jelas keuntungannya menurut anda.

e) Pertanyaan audiens 5 : kesan apa yang ingin anda buat ? Apa yang anda
ingin audiens lakukan setelah mendengar presentasi anda ?
Apa ajakan yang anda ingin audiens lakukan ? Apa yang anda inginkan dari
audiens anda setelah presentasi anda ? Kesan apa yang anda inginkan untuk anda
buat kepada audien anda ? Anda ingin ide anda disetujui oleh manajemen ? Atau
anda ingin audiens membeli produk atau solusi anda ? Artikulasikan dengan
jelas dalam sebuah kalimat.

f) Pertanyaan audiens 6 : seberapa banyak yang sudah diketahui audiens


anda ? Apakah ada kesalahpahaman yang perlu diperbaiki ?
Pastikan untuk mencari tahu seberapa banyak mereka tahu tentang topik anda,
sehingga anda dapat menyesuaikan presentasi anda. Jumlah detail dan tipe
konten yang anda sertakan dalam presentasi anda harus bergantung pada tingkat
pengetahuan dan peran audiens anda.
g) Pertanyaan audiens 7 : apa tipe kepribadian mereka?
Apa kepribadian pembuat keputusan dari audiens anda ? Apakah mereka pemikir
yang berorientasi pada detail yang ingin mendengar tentang proses dan logika
anda ? Atau seorang chief executive officer (ceo) yang serba cepat dan berpikir
cepat yang ingin mendengar pesan utama anda dalam 5 menit pertama ?

5
Eksekutif yang serba cepat tentu memerlukan informasi yang berbeda dari seorang
insinyur, ilmuwan dan ahli teknologi yang berpikiran kualitas. Presentasi anda perlu
mengakomodir perbedaan ini.

B. Komunikan atau Audiens Terlibat Dalam Komunikasi

Komunikan atau audiens terlibat dalam komunikasi menanggapi secara kritis


bahwa perlunya keterlibatan audiens dalam program layanan yang di lakukan tidak
sama dengancara audiens berkonsultasi. Keterlibatan berarti cara menemukan
dalam mana orang merasa bahwa mereka merupakan bagian terpenting dari proses
pembuatan keputusan, dan keterlibatan mereka membuat keputusan itu sangat
menentukan untuk di ambil. Konsultasi berarti mempertanyakan orang untuk di
bantu, bertanya pada mereka apa yang mereka pikirkan, mereka rencanakan dari
layanan yang di berikan, apa rencana mereka, tanya terhadap mereka apa yang
mereka butuhkan, dan apa yang perlu di lakukan terhadap mereka.

Ada 5 level di mana keterlibatan publik membutuhkan operasi agar menjadi


objektif :

1. Grass roots level - bekerja lansung dengan individu


2. Community networks - bekerja untuk mendung forum yang berbeda
3. Profesional networks - bekerja untuk membangun aliansi dan kemitraan
4. Organisation development - bekerja untuk mengubah cara organisasi bekerja
5. Co-odination - membuat semua yang berebeda level senang berinteraksi dan
bekerjasama

6
Beberapa manfaat dari keterlibatan audiens bagi individu

1. Orang akan melihat perubahan yang terjadi sebagai hasil dari keterlibatan
mereka, danmerasa mendapatkan keuntungan atas itu.
2. Orang akan menjadi sadar apa sebab keputusan itu dibuat, dan apa sebab
prioritas itudi tetapkan.
3. Orang akan menjadi lebih aktif terlibat dalam komunitas mereka.
4. Bagi komunitas.
a) Akan tercipta komunikasi yang lebih baik dengan dan antara kelompok
dalamkomunitas
b) Komunitas akan menjadi lebih kuat dan mempertemukan kebutuhan lokal
dan berpengaruh terhadap keputusan.
c) Mereka akan di beri sumber daya untuk mendapatkan dan terlihat lebih
banyak orang.
5. Bagi organisasi
a) Akan lebih adil tentang apa yang dapat di kerjakan
b) Lebih terbuka tentang prioritas organisasi.
Dampak positif keterlibatan dari audiens adalah adanya peluang yang nyata atas
perubahn,melayani para pengguna untuk bersama-sama memfokuskan diri dalam
cara yang bermakna.dan dampak negatif dari keterlibatan adalah isu-isu tidak jelas
dan tidak dapat dipahami,apalagi dialog mengalami jalan buntu, terlalu
mengandalkan kelompok tertentu,tanggung jawab para pemrakrarsa tidak jelas.
Untuk mencapai tujuan positif dan manfaat dariketerlibatan komunikan itulah maka
kita perlu melakukan study ilmiah terhadap komunikan

7
C. Tipe-Tipe Sikap Audien
1. Audien kooperatif
Mereka yang menerima pengarahan atau instruksi dari tenaga medis dengan
baik. Mereka cenderung terbuka untuk berkomunikasi, bertanya jika ada hal
yang tidak dipahami, dan mengikuti instruksi perawatan atau pengobatan dengan
penuh kerjasama. Audien ini bekerja sama dengan tenaga medis dalam upaya
untuk memahami dan mengelola kondisi kesehatan mereka. Mereka umumnya
dianggap sebagai audien yang terlibat dan proaktif dalam perawatan kesehatan
mereka sendiri.
2. Audien khawatir
Audien yang khawatir adalah mereka yang mungkin mengalami tingkat
kecemasan atau kegelisahan yang tinggi terkait kondisi kesehatan mereka.
Mereka dapat merasa stres, takut, atau cemas tentang diagnosa atau perawatan
yang mungkin mereka perlukan. Audien seperti ini membutuhkan penjelasan
yang jelas dan empati dari tenaga medis untuk membantu meredakan
kekhawatiran mereka. Penting untuk memberikan dukungan tambahan dan
membantu mereka memahami situasi mereka dengan baik.
3. Audien tidak sabar
Audien yang tidak sabar adalah mereka yang mungkin merasa gelisah atau
agak tergesa-gesa dalam menerima informasi atau instruksi dari tenaga medis.
Mereka cenderung ingin mendapatkan informasi secepat mungkin dan mungkin
sulit untuk membuat mereka fokus pada penjelasan yang panjang atau rinci.
Oleh karena itu, penting untuk memberikan informasi dengan singkat namun
tetap jelas agar dapat memenuhi kebutuhan mereka untuk mendapatkan
informasi dengan cepat

8
4. Audien tidak paham
Audien yang tidak faham adalah mereka yang mungkin memiliki keterbatasan
dalam memahami informasi medis. Mereka mungkin kesulitan memahami istilah
medis atau konsep yang kompleks. Oleh karena itu, dalam memberikan
pengarahan, penting untuk menggunakan bahasa yang sederhana dan jelas, serta
memberikan waktu tambahan untuk menjelaskan dengan lebih rinci jika diperlukan.
Memberikan contoh atau visualisasi juga dapat membantu memperjelas informasi
bagi pasien yang tidak faham.
5. Audien yang sering bertanya
Audien yang sering bertanya adalah mereka yang mungkin membutuhkan
penjelasan tambahan atau menginginkan informasi lebih lanjut tentang kondisi atau
perawatan mereka. Mereka dapat memiliki banyak pertanyaan untuk memastikan
bahwa mereka memahami dengan baik situasi kesehatan mereka. Penting untuk
bersabar dan memberikan informasi yang mereka perlukan, serta memberikan
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan tambahan jika diperlukan. Mendorong
komunikasi terbuka dan memberikan jawaban yang jelas dapat membantu
memenuhi kebutuhan pasien yang sering bertanya
6. Audien yang tidak percaya
Audien yang tidak percaya adalah mereka yang mungkin skeptis terhadap
informasi atau saran yang diberikan oleh tenaga medis. Mereka mungkin
memerlukan lebih banyak bukti atau penjelasan tambahan untuk membangun
kepercayaan terhadap diagnosis atau rencana perawatan yang diajukan. Penting
untuk menghormati kekhawatiran mereka dan memberikan informasi yang dapat
dipertanggungjawabkan serta membantu membangun hubungan kepercayaan
melalui komunikasi terbuka dan menghargai perspektif audien .

9
7. Audien yang menolak saran
Audien yang menolak saran adalah mereka yang mungkin memiliki pandangan
atau pendekatan yang berbeda terhadap perawatan atau tindakan medis yang
direkomendasikan oleh tenaga medis. Mereka bisa memiliki alasan pribadi atau
kepercayaan yang mempengaruhi keputusan mereka. Penting untuk mendengarkan
dengan penuh perhatian terhadap kekhawatiran atau preferensi mereka, dan bekerja
sama untuk mencari solusi yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pasien,
sambil tetap mempertimbangkan aspek medis yang penting.
8. Audien yang malu atau tidak nyaman
Audien yang merasa malu atau tidak nyaman adalah mereka yang mungkin
merasa sulit untuk berbicara tentang kondisi atau masalah kesehatan mereka.
Mereka mungkin merasa canggung atau terhambat dalam berkomunikasi dengan
tenaga medis tentang hal-hal yang bersifat pribadi atau sensitif. Penting untuk
menciptakan suasana yang ramah, terbuka, dan empatik sehingga pasien merasa
nyaman untuk berbagi informasi mengenai kondisi kesehatan mereka.
Memperlihatkan pengertian dan memberikan dukungan dapat membantu
membangun kepercayaan dan memudahkan pasien dalam berbicara tentang hal-hal
yang mungkin membuat mereka merasa malu atau tidak nyaman.Setiap pasien
adalah individu dengan kebutuhan dan preferensi yang berbeda. Penting untuk
mendengarkan dengan penuh perhatian, memberikan informasi dengan jelas, dan
menjawab pertanyaan atau kekhawatiran mereka dengan empati

10
D. Metode Pemetaan Audiens

Terdapat beberapa metode pemetaan audiens antara lain :

1. Sosiologis

Disebut juga sebagai analisis demografis. Pemetaan sosiologis dilakukan


melalui pendekatanobjektif berdasarkan data statistik sosial dari audiens. Pemetaan
ini sering disebut dengankategori demografis yang secara sederhana mau menjawab
who the audience is.ada beberapa faktor yang dipetakan, yakni :

a) Umur
Audiens dapat dipecahkan dalam bebrapa kelompok umur, misalnya kelompok
umur anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Kategori ini menolong kita
untuk tampil sebagaikomunikator yang dapat menyesuaikan diri termasuk
menyesuaikan pesan dan memilihmedia yang cocok dngan mereka.
b) Gender
Audiens dikelompokkan kedalam jenis kelamin laki-laki atau perempuan.
Pembagian tersebutmembantu dalam mempersiapkan pesan yang sesuai dengan
kebiasaan menerima informasidari perempuan atau laki-laki.
c) Tingkat pendidikan
Audiens dikelompokkan kedalam tingkat atau jenjang pendidkan. Berasumsi
bahwa pengetahuan atau keluasan wawasan seorang sangat ditentukan oleh
tingkat pendidikan.kalau orang sekolah makin tinggi maka kita anggap mereka
lebih mengerti atau sekurang-kurangnya mudah diberi pengertian mengenai
suatu informasi.
d) Tingkat pengetahuan
Audiens dikelompokkan kedalam tingkat pengetahuan tentang informasi yang
akandisampaikan. Perlu perincian informasi mengenai sebab musabab,
pencegahan dan pengobatan terhadappenyakit kepada sekelompok pendengar

11
yangberpengetahuan luastentang penyakit itu, misalnya perawat, bidan atau
dokter.
e) Jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan diasumsikan turut menentukan disposisi mereka terhadap
informasi yangmereka terima.orang-orang dengan jenis pekerjaan yang sibuk
mungkin tidak tertarikmenerima informasi secara rinci, namunorang yang
mempunyai jenis pekerjaan denganwaktu luang cukup banyak akan lebih suka
menerima informasi.
f) Tingkat pendapatan
Besaran pendapatan audiens turut menentukan disposisi mereka terhadap
informasi. Kalauinformasi yang dikemukakan tersebut telah tercetak dalam
buku, mereka lebih memilihmembeli daripada mendengar.
g) Agama
Agama ikut menentukan penerimaan audiens terhadap pesan. Faktor yang
berkaitan dengankepercayaan atau agama sangat menentukan tingkat
penerimaan informasi.

2. Psikologis

Audiens dapat dipetakan berdasarkan hukum-hukum psikologis baik secara


individual,kelompok, komunitas, maupun masyarakat dalam cara berpikir dan
pendekatan psikologi(sosial).

a) Konsep diri

Audiens secara psikologis dalam konsep diri. Bagi mereka yang diasumsikan
memilikikonsep diri yang selalu tinggi mungkin lebih cocok diberi informasi
yang kemudian dapatdikembangkan sendiri.

12
b) Kebutuhan audiens

Apakah audiens mendapatkan pemenuhan kebutuhan inklusi, efeksi atau kontrol.


Jika audiensingin dilibatkan dalam peran sebagaimana yang diinformasikan,
berikan informasi untukmereka untuk bekerjasama. Namun, jika komunikan yang
lebih mengutamakan perhatian dankasih sayang, maka informasi yang diberikan
haruslah yang berbau kasih sayang karenamereka ingin dihormati.

c) Antropologis

Salah satu metode yang mudah untuk melihat kategori nilai budaya adalah
denganmempelajari kerifan lokal. Kearifan lokal adalah pengetahuan kultural yang
dimiliki olehkomunitas, pengetahuan yang dimiliki oleh mereka itu unik, baik
sebagai nilai ataupunsebagai norma dan kebiasaan mereka.karakteristik dari
kearifan lokal, misalnya:

1. Umumnya ada dalam setiap komunitas


2. Ada dalam kebudayaan tertentu
3. Menjadi dasar pengambilan keputusan
4. Menjadi dasar dan strategi berjuang di masa depan
5. Dokumentasi yang tersistematis
6. Berkaitan dengan kehidupan atau kebiasaan untuk hidup,misalnya atur
kerjasama, pelihara air, atau kerja kebun, dan lain-lain.
7. Dapat dipastikan dalam aktifitas yang lain
8. Dituturkan secara lisan atau perilakunya nonverbal.

Kearifan lokal dijadikan pengambilan keputusan dalam hal:

1. Pertanian
2. Pemeliharaan kesehatan
3. Penyimpanan makanan
4. Pendidikan
5. Managemen sumber daya

13
6. Pedoman aktivis terhadap relasi dengan orang lain.

Manfaat kearifan lokal:1.

1. Membimbing strategi pemecahan masalah dalam komunitas


2. Lebih dimiliki oleh orang komunitas daripada individual
3. Sebagai pengetahuan yang dipraktekkan dalam relasi dan ritual

Sebab kearifan itu penting:

1. Dapat dijadikan pedoman dalam memecahkan masalah, khususnya bagi orang


miskin
2. Mewakili konstribusi yang penting dalam perubahan global
3. Dapat mencegah resiko besar dari luar
4. Relevan dengan proses pembangunan
E. Analisis berdasarkan konteks percakapan

Analisis terhadap audiens dapat dilakukan dengan melihat dengan tema yang
kadang-kadang yang dipercakapkan.

a. Ukuran audiens
Makin banyak orang , ternyata lebih sulit dipengaruhi karena makin banyak
faktor psikologissosial sosial yang patut diperhitungkan.
b. Lingkungan fisik
Lingkungan fisik juga ikut menentukan tingkat kepengaruhan. Lingkungan fisik
yangsuhunya panas membuat orang lebih cepat letih sehingga hanya bertemu
dalam satu pertemuan yang waktunya lebih singkat.
c. Kesempatan yang sesuai
Mempengaruhi orang atau audiens dilakukan berdasarkan waktu bercakap-
cakap.Komunikator harus memperhitungkan kalau berbicara dengan audiens
dalam kesempatan,seperti sosial, agama, dan hubungan kerja.

14
d. Waktu bicara yang sesuai
Dimana waktu yang tepat untuk bicara? Apakah dipagi hari dimana orang masih
sibukmengurus keluarga, atau disore hari ketika orang harus beristirahat, dan
alin-lain.

F. Berdasarkan Terpaan Pesan

Membagi audiens berdasarkan tingkat dinamika mereka kalau berhadapan


dengan pesan- pesan yang dikirimkan. Ada 5 gambaran umum yang beroperasi
dikalangan penerima atauaudiens, yakni:

a) Selective exposure

Manusia hidup dalam kelompok dan komunitas. Diduga secara psikologi sosial
orang yangmempunyai relasi sosial yang sejenis mempunyai persepsi yang sama
atau memilih terpaanmedia yang sama, yakni:

1) Selective attention, orang dengan pengalaman sosial yang sama akan


cenderungmemperhatikan topik dan isu yang sama.
2) Selective perception, diakui pasti ada variasi perbedaan, minat, kepercayaan,
pengetahuan, sikap, kebutuhan dari individu, kategori sosial dan relasi sosial.
Namun diduga bahwa ada kesamaan antara individundalam kategori sosial dan
relasi sosial, dalammempesepsi isi pesan sebuah media.
3) Selective recall, sama seperti dua prinsip diatas maka diasumsikan bahwa
baerdasarkan prinsip seleksi oleh individu, individu dalam kelompok atau sosial
dan relasisosial ,maka diasumsikan ada individu, individu dalam kelompok atau
kategori sosial danrelasi sosial tertentu akan mengingat sebuah pesan dalam
waktu yang lama ataumelupakannya dengan cepat.

15
G. Tips Sukses Menyampaikan Pesan Kepada Audiens
1. Bahasa tubuh

Perhatikan bahasa tubuh. Komunikasi fisik yang baik menimbulkan


dampak mendalam terhadap pesan yang diterima dan diinterpretasikan oleh
audiens. Latihlah bahasa tubuh dengan baik dan buat kontak mata dengan
audiens tapi jangan terlalu lama. Anda tidak ingin terlihat menakutkan,
bukan? Saat berdiri di hadapan audiens usahakan sikap tubuh terlihat santai
dan tidak kaku. Jika perlu bergeraklah sesuai dengan ruang yang tersedia di
panggung. Hindari menyilangkan lengan atau menggenggam tangan di depan
atau belakang tubuh, atau menaruh tangan anda di saku celana. Anda tidak
ingin terlihat bossy saat bicara di depan banyak orang.

2. Nada suara
Nada suara dan cara anda bicara akan memberikan dampak signifikan
bagaimana pesan yang disampaikan diterima oleh audiens. Untuk bicara
dengan jelas dan percaya diri anda harus bersikap seperti seorang aktor yang
terlatih. Pastikan hadirin yang duduk di baris belakang bisa mendengar suara
anda namun jangan membuat sakit pendengaran mereka yang duduk di barisan
depan. Rasa gugup bisa membuat anda bicara dengan cepat agar sesi bicara
segera selesai, namun hal itu akan membuat pesan yang anda sampaikan sulit
dimengerti. Santai saja dan variasikan kecepatan bicara untuk menarik
perhatian audiens. Kendalikan kecemasan dalam diri anda karena rasa cemas
yang berlebihan bisa membuat anda kehilangan konsentrasi dan bingung
dengan pesan yang akan disampaikan.
3. Mengenal audiens
Anda akan menghadapi beragam orang dari latar belakang berbeda saat
berbicara. Mulai dari anak sekolah hingga para professional dengan keahliannya
masing-masing di bidang berbeda. Pastikan konten, bahasa, nada suara, dan
bahasa tubuh anda sesuai dengan audiens yang hadir. Lebih jauh lagi, cobalah
memahami kenapa audiens mau mendengarkan anda. Tanyakan pada diri sendiri

16
seakan anda adalah audiens yang hadir dan cari tahu apa yang akan didapat dari
mendengarkan paparan ini? Pastikan tujuan presentasi ini dan apa yang harus
didapatkan oleh audiens dengan menghadiri presentasi anda. Beritahu alasan
jelas pada hadirin kenapa mereka harus mendengar informasi yang anda
sampaikan.
4. Taklukkan ketakutan anda
Memang bicara lebih mudah daripada melaksanakannya, namun memahami
bagaimana ketakutan anda bisa menimbulkan efek saat bicara di depan public
adalah awal yang baik. Mengetahui apa yang akan terjadi nanti membantu
menenangkan tensi anda dan akan tetap tenang saat mulai bicara kemudian. Dengan
persiapan yang matang maka anda akan merasa lebih tenang. Jangan minum kafein
sebelum presentasi dimulai karena kafein bisa meningkatkan rasa gugup anda.
Minumlah air putih jika anda merasa tenggorokan kering. Makanlah makanan yang
mengandung kadar gula cukup untuk mengurangi gugup dan meningkatkan
konsentrasi.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Audiens adalah sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, dan


pemirsa berbagai media atau komponen beserta isinya, seperti pendengar radio
atau penonton televisi.audiens adalah radio atau penonton televisi. Audiens
adalah pertemuan publik, berlangsungdalam rentang waktu tertentu, dan
terhimpun bersama oleh tindakan individual untukmemilih secara sukarela
sesuai dengan harapan tertentu bagi maslahat menikmati,
mengakui,mempelajari, merasa gembira, tegang, kasihan, atau lega.tipe-tipe
audiens meliputi, audiens yang bersahabat, audiens yang bermusuhan,audiens
yang netral, audiens yang apatis, dan audiens dengan sikap campuran.

Sedang kanmetode pemetaan audiens terdiri dari sosiologi, psikologis,


antropologi, analisis berdasarkan konteks percakapan, berdasarkan terpaan
pesan.komunikan atau audiens terlibat dalam komunikasi menanggapi secara
kritis bahwa perlunya keterlibatan audiens dalam program layanan yang di
lakukan tidak sama dengancara audiens berkonsultasi. Keterlibatan berarti cara
menemukan dalam mana orang merasa bahwa mereka merupakan bagian
terpenting dari proses pembuatan keputusan, danketerlibatan mereka membuat
keputusan itu sangat menentukan untuk di ambil.

B. Saran
Dengan adanya pembuatan makalah tentang Peranan Komunikator dan
Analisis dalam Komunikasi Kesehatan ini, diharapkan kita sebagai tenaga
kesehatan dapat mengetahui apa itu audiens komunikasi kesehatan, pertanyaan
tentang audiens, keterlibatan audiens dalam komunikasi kesehatan, tipe-tipe
audiens dalam komunikasi kesehatan, serta mengetahui metode pemetaan
audiensdalam komunikasi kesehatan. Sehingga kita dapat berperan dalam

18
masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui perencanaan
komunikasi kesehatan dengan tepat.

19
DAFTAR PUSTAKA

Abdul M, Abdul N, Muhammad S, dan Wahit. Komunikasi dalam


Keperawatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika.
Entjang, Indan. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung : PT. Citra
Aditya Bakti.
Juliene dan Taufik. 2010. Komunikasi Terapeutik dan Konseling dalam
Praktik Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

20

Anda mungkin juga menyukai