BAB 7
MERAIH KESUKSESAN DENGAN OPTIMIS,IKHTIAR, DAN
TAWAKAL
KELOMPOK 3 IX-C
ANGGOTA:-Sintia Susilawati
-Tardiansyah
-Wisnu Setiawan
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan
rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Terima kasih yang sebesar – besarnya penulis sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian Makalah ini. Wassalam.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. 1
B. Rumusan Masalah. 1
BAB II PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................
BAB 1
PENDAHULUAN
.1.2.RUMUSAN MASALAH
1.3.Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Optimis Pada umumnya, umat islam memiliki harapan dan keyakinan.Nah,
keselarasan antara harapan dan keyakinan akan tercapainya harapantersebut, itulah yang
disebut dengan optimisme, berikut ini merupakanbeberapapengertianmenurutilmTasauf:
C. Imamal-Ghazali Hakikat Optimis adalah kelapangan hati dalam menantikan hal yang
diharapkan pada masa yang akan datang dalam hal yang mungkin terjadi. makna optimis. Umat
islam juga tak akan lepas dari kegembiraan, kebahagiaan, kesenangan dan semacamnya. Dalam
menjalani berbagai bayangan perasaan tersebut, umat islam tak lepas dari pertolongan Allah
SWT. Itu merupakan sebuah keniscayan. Untuk mendapatkan pertolongan dari Allah SWT,
sebagai umat islam kita harus berusaha dengan segala keyakinan, disertai dengan do’a dan
tawakkal kepada Allah SWT. Dalam Al-Qur’an disebutkan: َ يِل او ُ ِنم ؤ ؤ ُ ي ؤل
BAB III
ANALISIS
PROSES TAWAKAL
1.Orang yang bertawakal tidak bisa digoda apalagi dikuasai oleh setan. Sebab, bagaimana mungkin setan
dapat menggoda orang-orang yang begitu dekat dan terikat kepada Allah swt sebagaimana dalam
firmanNya : “Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal
kepada Tuhan.” (an-Nahl : 99).
2.Menghargai usaha yang dilakukanSaat seseorang berusaha lalu tidak mencapai hasil yang
diharapkannya kadang dia merasa sia-sia atau percuma saja berusaha bila hasilnya hanya demikian.
Sikap ini disebabkan oleh tidak bertawakalnya dia kepada Allah swt. Bila dia bertawakal, maka dia akan
menerima apa yang sudah diperolehnya dan mensyukurinya. Namun, lain halnya dengan orang yang
bertawakal, bila belum memuaskan seperti yang dia harapkan, maka dia akan .
3.berusaha lagi dengan usaha yang lebih maksimal. Dapat dipahami bahwa bila pekerjaan atau usaha
dirinya sendiri saja sudah tidak dihargai, bagaimana mungkin dia bisa menghargai pekerjaan orang lain,
apalagi bila pekerjaan itu tidak mencapai hasil yang diinginkannya.
BAB IV
PENUTUP
A. KKESIMPULAN
-optimis Adalah yakin bahwa sesuatu yang dikerjakan itu pasti berhasil atau pasti di dapatkan.
- Tawakal Adalah menyerahkan segala akhir dari usaha itu pada alloh, sehingga nantinya apapun akhir
dari usaha itu, kita yakin itulah yang terbaik dari Alloh, dan pasti dalam setiap nya adalah hikmah atau
pelajaran bagi kita.