Disusun oleh:
Rizal Al Ghifari
Dika Ardiansyah
Abdul Latif
Nita Damayanti
Widya
MUHAMMADIYAH
BANDUNG 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata'ala, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini. Solawat dan
salam dihaturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad Shalallahi ‘alaihi wa sallam atas
perjuangan beliau kita dapat menikmati pencerahan iman dan islam dalam mengarungi
samudera kehidupan ini. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “FASTABIQUL
KHAIRAT “ dalam rangka memenuhi tugas membuat makalah Pendidikan Agama Islam.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................I
DAFTAR ISI.......................................................................................................Ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
1.3 Tujuan....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................
3.2 Saran.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui apa itu Fastabiqul Khairat.
2.Untuk mengetahui apa manfaat Fastabiqul Khairat.
3.Untuk mengetahui mengapa umat islam harus Fastabiqul Khairat.
4.Untuk mengetahui sikap apa saja yang termasuk Fastabiqul Khairat.
5.Untuk mengetahui ciri ciri Fastabiqul khairat.
6.Untuk mengetahui perbuatan apa saja yang harus kita waspadai ketika ingin merubah
diri menjadi yang lebih baik.
BAB II
PEMBAHASAN
Dr. Moh Samsudin menyarankan untuk meminta pendapat dalam hati kita
jika ingin berbuat sesuatu yang bersifat dosa, karena setiap orang telah memiliki
rambu – rambu perbuatan didalam hatinya. Dan perbuatan baik atau mengubah
diri itu harus dilakukan secara berulang – ulang “Kita harus jujur karena kita
melakukan muhasabah diri, niat baik itu gak cukup. Artinya hal – hal baik itu gak
cukup niatan saja tetapi harus dibantu dengan system yang mendukungnya”
tambahnya lagi.
Saat berlomba-lomba dalam kebaikan, seorang Muslim akan berfokus pada deretan amalan
baik yang hendak ia lakukan. Tidak ada waktu baginya untuk bersantai tidak melakukan apa-
apa.
Orang yang gemar melakukan kebaikan akan senantiasa mengisi waktu luangnya dengan
amalan yang diridhoi Allah SWT. Sehingga waktu yang Allah berikan kepadanya tidak akan
terbuang sia-sia.
Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk terus dinamis mengerjakan sesuatu. Ini
tertuang dalam Surat Al-Insyirah ayat 7.
ص ۡۙب
َ فَا ِ َذا فَ َر ۡغتَ فَ ۡان
Artinya: Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras
(untuk urusan yang lain).
Ketaatan seorang Muslim akan perintah Allah SWT akan membawa orang tersebut kepada
kegiatan yang positif. Ia enggan menghabiskan waktunya untuk melakukan kegiatan yang
tidak diridhoi Allah.
Banyak cara yang dilakukan setan untuk menyesatkan manusia. Salah satunya dengan
menggoda dan membisikan perbuatan maksiat kepadanya.Tugas seorang Muslim untuk
meneguhkan iman dan Islamnya sehingga tidak mudah tergoda oleh bisikan setan. Salah satu
cara yang bisa dilakukan adalah dengan berlomba-lomba dalam kebaikan.
Jadi, ada banyak alasan mengapa umat islam harus berkompetisi dalam kebaikan
yaitu untuk menjadikan umat Islam selalu berubah ke arah yang lebih baik dari hari ke
hari sehingga mampu melewati kehidupan di dunia dengan mudah dan mendapat
kehidupan akhirat yang jauh lebih baik. Ada beberapa alasan yang mendasari anjuran
berkompetisi dalam kebaikan tersebut, yakni sebagai berikut. Berkompetisi dalam hal
kebaikan adalah perintah Allah SWT yang disebutkan langsung dalam ayat suci Al-Quran
tepatnya pada Surah Al-Baqarah ayat 148 yang berbunyi
َ َعَ ْنَأ ِبي ُهرَ يْرَ َة َأنَّ رَ سُو َل اللَّ ِه صَ لَّى اللَّ ُه عَ َل ْي ِه و
سلَّ َم َقا َل
ْس ِمنْ َم ْغ ِر ِب َها َأوْ الدُّخَ انَ َأو ِ ْشم َّ وع ال َ ُبَا ِدرُ وا ِباَأْلعْ مَا ِل ِستًّا طُل
الد ََّّجا َل َأوْ الدَّابَّ َة َأوْ خَ اصَّ َة َأ َح ِد ُك ْم َأوْ َأمْ رَ ا ْلعَا َّم ِة
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah ﷺbersabda, ”Segeralah beramal sebelum
(datang) enam (perkara): terbitnya matahari dari tempat terbenamnya, atau dukhan
(asap/kabut), atau Dajjal, atau Daabbah ( binatang yang muncul dari bumi),
kekhususan salah seorang dari kalian (kematian) atau urusan umum (kiamat).”
[Hadits shahih riwayat Muslim di dalam Shahih Muslim no.2947]
komprehensif membahas masalah-masalah manusia baik dunia ataupun akhirat. Dan agama
islam merupakan agama yang sesuai dengan fitrah manusia.Hakikat kita sebagai hamba Allah
SWT adalah menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Dengan
menjalankan perintah Allah, seorang hamba akan senantiasa berfokus pada perbuatan baik dan
positif
3.2 Saran
Setelah memperhatikan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan saran sebagai berikut:
Bagi kita semua sebagi umat Islam yang berada dalam naungan dan lindungan Allah SWT
hendaklah selalu dalam pedoman-Nya. Kita boleh melakukan kepercayaan yang secara
waktu telah terjadi pada jaman nenek moyang kita yang pada saat itu berkembang hingga
saat ini dan akhirnya menjadi kebiasaan yang sering dilakukan. Tetapi percayalah pada Allah
dan meminta pertolongan hanyalah kepada-Nya, Tuhan yang menciptakan dan Tuhanlah
yang akan mengambilnya
Daftar Pustaka