Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“PUASA”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK III

HARDIANTI ( 220221012)
META HERDIANA (220221003)
MUH.AMBO RAPPE (220221037)
A.ONEILMANGAMPARANG (220221007)

PRODI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI

TA. 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami berikan kepada Allah Swt. karena atas rahmat dan
karunia yang telah diberikan, kami dapat menyusun makalah tentang Puasa dengan tepat
waktu. Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas Al Islam dan
Kemuhammadiyahan serta memberikan pengetahuan baru bagi penulis dan pembaca
mengenai Puasa. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada teman–teman
anggota kelompok yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat lebih membuka wawasan berpikir bagi kami dan orang lain yang telah membacanya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karna itu kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan dengan tujuan agar makalah ini selanjutnya
akan lebih baik.

Sinjai,17 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
A. Hakikat Puasa................................................................................................5
B. Mengapa Allah mewajibkan puasa.............................................................16
C. Tujuan dan fungsi puasa.............................................................................18
D. Hikmah puasa..............................................................................................22
E. Makna Spritual puasa..................................................................................24
F. Puasa dan Pembentukan Insan Berkarakter................................................26
BAB III..................................................................................................................30
PENUTUP..............................................................................................................30
Kesimpulan.........................................................................................................30
Saran...................................................................................................................31
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puasa merupakan amalan-amalan ibadah yang tidak hanya oleh umat sekarang
tetapi juga dijalankan pada masa umat-umat terdahulu.bagi orang yang beriman
ibadah puasa merupakan salah satu sarana penting untuk mencapai takwa, dan salah
satu sebab untuk mendapatkan ampunan dosa-dosa, pelipatgandaan pahala
kebaikan,dan pengangkatan derajat. Allah telah menjadikan ibadah puasa khusus
untuk diri-Nya diantara amal-amal ibadah lainnya. Puasa difungsikan sebagai benteng
yang kukuh yang dapat menjaga manusia dari bujuk rayu setan. Dengan puasa
syahwat yang bersemayam dalam diri manusia akan terkekang sehingga manusia
tidak lagi menjadi budak nafsu tetapi manusia akan menjadi majikannya.
Allah memerintahkan puasa bukan tanpa sebab. Karena segala sesuatu yang
diciptakan tidaka ada yang sia-sia dan segala sesuatu yang diperintahkan-Nya pasti
demi kebaikan hambanya. Kalau kita mengamati lebih lanjut ibadah puasa
mempunyai manfaat yang sangat besar karena puasa tidak hanya bermanfaat dari segi
rohani tetapi juga dalam segi lahiri. Barang siapa yang melakukannya dengan ikhlas
dan sesuai dengan aturan maka akan diberi ganjaran yang besar oleh allah.
Puasa mempunyai pengaruh menyeluruh baik secara individu maupun
masyarakat dalam hadits telah disebutkan hal-hal yang terkait dengan puasa seperti
halnya mengenai kesehatan, dan lain sebagainya. Dalam menjalankan puasa secara
tidak langsung telah diajarkan perilaku-perilaku yang baik seperti halnya sabar, bisa
mengendalikan diri dan mempunyai tingkah laku yang baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat puasa ?
2. Mengapa Allah mewajibkan puasa ?
3. Apa tujuan dan fungsi puasa ?
4. Apa hikmah puasa ?
5. Bagaimana makna spritual puasa ?
6. Bagaimana puasa dan pembentukan insan karakter ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Puasa
Shaum menurut bahasa yaitu alimsak (menahan diri), adapun pengertian
cmenurut syari' yaitu menahan diri dengan niat dari seluruh yang membatalkan puasa
seperti makan, minum dan bersetubuh mulai dari terbit fajar sampai dengan terbenam
matahari. (Anas ismail Abu Dzaud, 1996: 412)
Dasar Hukum Puasa :
‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ُك ِتَب َع َلْيُك ُم الِّص َياُم َك َم ا ُك ِتَب َع َلى اَّلِذ ْيَن ِم ْن َقْبِلُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَّتُقْو َۙن‬
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS.AL-
Baqarah :183)
Maka dari itu, hakekat puasa dalam pandangan Rasyid Ridha adalah
sebagaimana berikut ini:
1. Tarbiyat aliradat (pendidikan keinginan)
Keinginan atau kemauan merupakan fitrah manusia. Tapi acapkali kemauan
atau keinginan yang dimiliki manusia tidak selamanya baik dan tidak pula
selamanya buruk. Karena itu puasa dapat mendidik atau membimbing kemauan
manusia baik yang positif maupun yang negatif. Dengan puasa, kemauan positif
akan terus termotifasi untuk labih berkembang dan meningkat. Adapun
kemauan negatif, puasa akan membimbing dan mengarahkan agar kemauan
tersebut tidak terlaksana.
Adapun yang menyebabkan kamauan seseoarang ada yang positif dan yang
negatif, sesuai yang diungkapkan oleh Imam Al-Gazali bahwa di dalam diri
manusia terdapat sifat-sifat sebagaimana berikut ini:
a) Sifat Rububiyah, yaitu sifat yang mendorong untuk selalu berbuat baik.
b) Sifat Syaithoniyah, inilah sifat yang mendorong seseorang untuk berbuat
kesalahan dan kejahatan.
c) Sifat Bahimiyah (kehewanan), sesuai dengan istilah yang diberikan pada
manusia sebagai mahluk biologis.
d) Sifat Subuiyah, yaitu sifat kejam dan kezaliman yang terdapat dalam diri
manusia.
2. Thariqat almalaikat
Malaikat merupakan makhluk suci, yang selalu taat dan patuh terhadap segala
perintah Allah. Begitupun orang yang puasa ketaatannya merupakan suatu bukti
bahwa jiwanya tidak dikuasai oleh hawa nafsunya. Juga, orang puasa akan
mengalami iklim kesucian laksana seorang bayi yang baru lahir, jiwanya
terbebas dari setiap dosa dan kesalahan. Inilah janji Allah yang akan diberikan
untuk orang yang berpuasa dan melaksanakan setiap amalan ibadah pada bulan
ramadhan.
3. Tarbiyat alilahiyyat (pendidikan ketuhanan)
Puasa merupakan sistem pendidikan Allah SWT dalam rangka mendidik atau
membimbing manusia. Sistem pendidikan ini mengandung dua fungsi yaitu:
a) Sebagai sistem yang pasti untuk mendidik manusia supaya menjadi hamba
tuhan yang taat dan patuh.
b) Sebagai suatu sistem yang dapat mendidik sifat rubbubiyyah (ketuhanan)
manusia untuk dapat berbuat adil, sabar, pemaaf dan perbuatan baik
lainnya.
4. Tazkiyat annafsi (penyucian jiwa)
Hakekat puasa yang keempat ini diungkapkan oleh Ibnu Qayim al Jauzi. Puasa
dapat menjadi sarana untuk membersihkan berbagai sifat buruk yang terdapat
dalam jiwa manusia. Adakalanya jiwa manusia akan kotor bahkan sampai
berkarat terbungkus oleh noda dan sikap keburukan yang terdapat didalamnya.
Maka wajar kalau puasa dapat menjadi penyuci jiwa.
B. Mengapa Allah mewajibkan puasa
1. Karena Puasa adalah perintah Agama
Seseorang tidaklah layak beragama islam sampai ia menyerahkan diri dan
menerima sepenuhnya agama islam, karena arti dari islam sendiri itu adalah “
menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah “. Sehingga segala bentuk perintah
agama wajib diterima dan dilaksanakan termasuk diantaranya adalah puasa.
2. Karena Puasa Adalah Rukun Islam
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu umar radhiallahu anhuma
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda

‫بني اإلسالم على خمس شهادة أن ال إله إال هللا و أن محمدا رسول هللا و إقاق الصالة و إيتاء الزكاة و صوم‬
‫رمضان و الحج و صوم رمضان‬
“( Islam dibangun diatas lima ( pondasi ) : Syahadat laa ilaaha illallah wa
anna Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat,
melaksanakan ibadah haji ( bagi yang mampu ), dan berpuasa di bulan
Ramadhan ) “diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
Ibarat sebuah tenda kehilangan satu tiang, masihkah ia tegak menjulang ?.
inilah islam, yang tak akan tegak tanpa tiang – tiang nya, yang diantaranya adalah
puasa.
3. Karena Dengan Puasa Kita Bisa Bertaqwa
Mengapa kita diwajibkan berpuasa ?, “ agar kalian kalian bisa bertakwaAllah
sendirilah yang memberikan jawaban ini kepada kita. Allah ta’ala berfirman :
“ wahai orang – orang yang beriman telah diwajibkan atas kalian berpuasa
sebagaimana telah diwajibkan atas umat – umat sebelum kalian agar kalian
bertakwa “ ( Al Baqarah : 183 )
Dengan berpuasa terwujudlah hakekat takwa. Bagaimana tidak, sedangkan
orang yang berpuasa menjauhi segala hal yang dapat membatalkan puasanya
karena taat kepada Allah dan menjauhi larangan-Nya, dengan ini terwujudlah
takwa. Karena ia menaati perintah Allah berupa puasa, dan menjauhi larangan
Nya yang berupa pembatal – pembatal puasa.
C. Tujuan dan Fungsi Puasa
Berdasarkan petunjuk al-Quran, hadis, dan telaah para ulama, kita temukan
sedikitnya empat tujuan diwajibkannya puasa, yaitu:
1. Meningkatkan ketakwaan
Dalam puasa terdapat usaha keluar dari keinginan nafsu menuju perintah Allah
SWT, membebaskan dorongan nafsu menuju ketentuan syariat, mendahulukan
cinta Allah daripada selain-Nya. Semua itu, mendorong jiwa untuk melaksanakan
taat dan menjauhi penyimpangan, menerpa hati untuk selalu ikhlas karena Allah
SWT.
2. Mengendalikan Nafsu
Rasa lapar dan dahaga dapat melemahkan keinginan nafsu untuk berbuat
maksiat. Karena maksiat yang paling merusak dan membahayakan bagi individu
maupun masyarakat adalah yang berhubungan dengan syahwat perut dan kelamin,
maka Allah menundukkannya dengan cara puasa.Rasulullah SAW bersabda,

‫َيا َم ْعَش َر الَّش َباِب َم ْن اْسَتَطاَع ِم ْنُك ْم اْلَباَء َة َفْلَيَتَز َّو ْج َفِإَّنُه َأَغُّض ِلْلَبَص ِر َو َأْح َص ُن ِلْلَفْر ِج‬
“Wahai para pemuda, barang siapa dari kalian yang mampu biaya nikah, maka
hendaklah ia menikah, karena itu lebih bisa memejamkan mata dan menjaga farji”
(HR. Bukhari dan Muslim)
3. Melipatkan Pahala Ibadah
Ibadah puasa Ramadan menjadikan ibadah lainnya dilipatkan pahalanya. Di
antara ibadah lain itu adalah:Sedeka, Shalat malam, Menghidupkan Lailatulkadar
dengan ibadah,Membaca al-Quran
4. Mensyukuri Kemudahan Syariat Allah
Orang yang mempelajari fikih puasa akan menemukan berbagai kemudahan
dalam ketentuan-ketentuan puasa. Misalnya, puasa hanya wajib bagi orang-orang
yang memenuhi syarat. Orang yang tidak mampu karena usia, dapat mengganti
puasanya dengan sedekah makanan kepada orang miskin. Orang yang sakit,
musafir, ibu hamil dan ibu menyusui juga boleh tidak berpuasa dengan ketentuan
tertentu. Allah SWT berfirman,
]185:‫ُيِريُد ُهَّللا ِبُك ُم اْلُيْس َر َو اَل ُيِريُد ِبُك ُم اْلُعْس َر [البقرة‬
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 185)
Maka kita bersyukur atas segala hikmah yang terkandung dalam perintah
puasa Ramadan. Juga bersyukur atas keringanan dan kemudahan yang Allah
berikan dalam menjalankannya. (Afif Al Mubarok)
D. Hikmah Puasa
Puasa memiliki hikmah yang sangat besar terhadap manusia, baik terhadap
individu maupun social, terhadap ruhani maupun jasmani.Berikut ini hikmah yang
kita dapatkan setelah berjuang seharian sacara umum:
1. Bulan Ramadhan bulan melatih diri untuk disiplin waktu. Dalam tiga puluh hari
kita dilatih disiplin bagai tentara, waktu bangun kita bangun, waktu makan kita
makan, waktu menahan kita sholat, waktu berbuka kita berbuka, waktu sholat
tarawih, iktikaf, baca qur’an kita lakukan sesuai waktunya. Bukankah itu disiplin
waktu namanya? Ya kita dilatih dengan sangat disiplin, kecuali orang tidak mau
ikut latihan ini.
2. Bulan Ramadhan bulan yang menunjukkan pada manusia untuk seimbang dalam
hidup. Di bulan Ramadhan kita bersemangat untuk menambah amal-amal ibadah,
dan amal-amal sunat.
3. Bulan Ramadhan adalah bulan yang mengajarkan Manusia akan pentingnya arti
persaudaraan, dan silaturahmi.
4. Bulan Ramadhan mengajarkan agar peduli pada orang lain yang lemah.
5. Bulan Ramadhan mengajarkan akan adanya tujuan setiap perbuatan dalam
kehidupan.
6. Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita hidup ini harus selalu mempunyai nilai
ibadah. Setiap langkah kaki menuju masjid ibadah, menolong orang ibadah,
berbuat adil pada manusia ibadah, tersenyum pada saudara ibadah, membuang
duri di jalan ibadah, sampai tidurnya orang puasa ibadah, sehingga segala sesuatu
dapat dijadikan ibadah. Sehingga kita terbiasa hidup dalam ibadah. Artinya semua
dapat bernilai ibadah.
7. Bulan Ramadhan melatih diri kita untuk selalu berhati-hati dalam setiap
perbuatan, terutama yang mengandung dosa.
8. Bulan Ramadhan melatih kita untuk selalu tabah dalam berbagai halangan dan
rintangan.
9. Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita akan arti hidup hemat dan sederhana.
10. Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita akan pentingnya rasa syukur kita, atas
nikmat-nikmat yang diberikan pada kita.
Dan masih banyak lagi manfaat atau hikmah puasa yang lain baik di dalam
bidang kesehatan dan lain-lain.
E. Makna Spritual puasa
Puasa mengandung banyak hikmah bagi yang melakukan sesuai dengan
aturan. Nilai spiritual adalah nilai ketuhanan yang terkandung dalam ibadah sebagai
jalan menghubungkan manusia dengan Tuhannya. Rasa terima kasih yang dimaksud
di sini bisa dikatakan sebagai suatu bentuk rasa syukur menusia kepada Tuhannya atas
segala nikmat yang telah banyak diberikan dan tidak terhitung jumlahnya. Rasa terima
kasih tersebut dibuktikan dengan cara melaksanakan puasa.

Puasa yang dilakukan sekaligus sebagai ajang untuk dapat menjadikan


manusia supaya lebih bertakwa, atau suatu cara berlatih untuk selalu dapat
mengerjakan segala apa yang diperintahkanNya dan mampu menjauhi segala
laranganNya dengan jalan melaksanakan puasa sesuai dengan aturan yang ditetapkan
oleh Allah dan bukan aturan yang ditetapkan manusia.
Nilai spiritual faktual lain, ketika kehidupan zaman sekarang yang cenderung
membuat silau dan banyak dikuasai oleh materialisme (keduniaan) dari pada yang
bersifat keakhiratan. Maka dengan jalan berpuasa diharapkan orang akan lebih bisa
menghadapi kesenangan- kesenangan yang hanya akan membawa menuju
kemaksiatan. Dan akan lebih mudah memelihara, menjaga, lebih-lebih bisa memagari
dirinya dari segala godaan keduniawian yang menyesatkan.
F. Puasa dan pembentukan insan berkarakter
Tujuan dari ibadah puasa yang dikerjakan adalah membentuk pribadi yang
bertaqwa. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 183
yang artinya “hai orang-orang yang beriman diwajbkan atas kamu berpuasa
sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, mdah-mudahan kamu
bertaqqa”.
Dalam ibadah puasa yang dikerjakan, terdapat banyak dimensi yang
terkandung di dalamnya. Salah satu dimensi yang paling menonjol dalam ibadah
puasa adalah dimensi ketuhanan (ilahiah).
Menurut Rasullulah, puasa itu untuk Allah dan Allah yang akan membalas secara
khusus. Makna yang bisa diperoleh dari puasa adalah bahwa aspek tazkiyah al-Nafs
(pensucian jiwa) lebih kental, artinya aspek pembangunan watak lebih kuat.
Puasa, merupakan sebuah proses pembentukan jiwa yang bersih dan watak
yang jujur. Puasa juga merupakan perisai bagi orang-orang yang menjalankannya. Hal
ini disampaikan oleh Rasulullah Saw dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari
yang artinya ‘’Puasa itu perisai selama ia tidak merusaknya dengan dusta dan
umpatan. Bahkan apabila ada orang yang mengajak bertengkar, orang yang berpuasa
diperintahkan untuk mengatakan: Saya sedang berpuasa’’.
Puasa yang dikerjakan akan mampu mengantarkan menjadi pribadi yang
bertaqwa ketika semua aturan yang ada dalam puasa dipatuhi dengan sebaik-baiknya.
Dalam ibadah puasa ada banyak hal yang harus diperhatikan. Misalnya makan sahur.
Makan sahur merupakan ibadah sunat yang memiliki manfaat luar biasa. Dalam
makan sahur ada sebuah komitmen bangun bagi dan melakukan sebuah persiapan
untuk menghadapi puasa yang akan dijalankan selama kurang lebih 13 jam lamanya.
Sebagai orang yang selalu menjalankan puasa, maka hendaknya kita juga
begitu. Kita harus mempunyai komitmen dan melakukan persiapan-persiapan yang
mantab dalam melakukan profesi kita, mulai dari persiapan keilmuan, persiapan
mental dan lain-lain. Ini semua harus dilakukan agar pekerjaan yang kita lakukan
menjadi berkualitas.
Dalam ibadah puasa ada kita kenal istilah imsak. Imsak itu berkaitan dengan
waktu untuk mulai menahan diri dari makan dan minum serta semua perbuatan yang
dapat membatalkan puasa. Semua orang yang berpuasa harus memperhatikan waktu
imsak ini jika ingin puasa yang dikerjakannya mendapat nilai dari Allah SWT.
Ini mengajarkan bahwa kita juga harus memperhatikan waktu/disiplin dalam
melaksanakan tugasnya. Kita juga harus mampu menahan diri dari melakukan
perbuatan-perbuatan tercela misalnya korupsi, mencari keuntungan
pribadi/kelompoknya dan lain-lain. Semua itu harus dihindari.
Di samping itu, dengan ibadah puasa yang dilakukan diharapkan kita juga
memiliki karakter yang mampu berempati terhadap nasib orang-orang yang tingkat
perekonomiannya berada di bawah garis kemiskinan/di bawah kita.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Puasa adalah salah satu rukun islam, maka dari itu wajiblah bagi kita untuk
melaksanakan puasa dengan ikhlas tanpa paksaan dan mengharap imbalan dari orang
lain. Jika kita berpuasa dengan niat agar mendapat imbalan atau pujian dari orang
lain, maka puasa kita tidak ada artinya. Maksudnya ialah kita hanya mendapatkan rasa
lapar dan haus dan tidak mendapat pahala dari apa yang telah kita kerjakan. Puasa ini
hukumnya wajib bagi seluruh ummat islam sebagaimana telah diwajibkan kepada
orang-orang sebelum kita. Sebagaimana firman Allah swt yang artinya: “Wahai
orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”(Q.S Al-Baqarah)
Berpuasalah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah dibuat oleh Allah
swt. Allah telah memberikan kita banyak kemudahan(keringanan) untuk mengerjakan
ibadah puasa ini, jadi jika kita berpuasa sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah
kami sebutkan diatas, kita sendiri akan merasakan betapa indahnya berpuasa dan
betapa banyak faidah dan manfaat yang kita dapatkan dari berpuasa ini.
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/23170614/AIKA_II_PUASA
https://umma.id/channel/answer/post/apa-sih-tujuan-allah-mewajibkan-hambanya-
untuk-berpuasa-1071258
https://www.merdeka.com/trending/tujuan-berpuasa-dalam-islam-ketahui-
manfaatnya-bagi-kesehatan-tubuh-kln.html?page=3
https://www.scribd.com/document/510158076/Kel-2-Makna-Spiritual-Puasa#
https://www.jurnalasia.com/medan/puasa-dan-pembentukan-karakter/
https://id.scribd.com/document/360992326/MAKALAH-PUASA

Anda mungkin juga menyukai