Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang mewakili perasaan saya saat ini kecuali rasa syukur. Untuk itu, saya ucapkan terima
kasih kepada Tuhan atas rahmat-Nya, saya dapat menyusun makalah ini dengan baik. Meski
mendapatkan kendala, tapi saya bisa melaluinya sehingga makalah berjudul "Iman Pokok dan
Cabangnya" ini dapat terselesaikan tepat waktu.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas Ujian Tengah Semester dari Bapak Safari Hasan pada
bidang studi Pendidikan Agama Islam. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah
wawasan kepada pembaca tentang pengertian iman pokok dan cabangnya.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Safari Hasan selaku dosen mata kuliah
pendidikan agama islam. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan
dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Selain itu saya sangat berterima kasih kepada orang tua, sahabat, dan teman-teman. Mereka telah
memberikan dukungan serta doa sehingga saya memiliki kekuatan lebih untuk mengumpulkan data dan
melakukan analisis.

Makalah ini sangat berkesan untuk saya secara personal. Saya menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan. Sebagai penulis, saya berharap pembaca bisa memberikan kritik agar tulisan
selanjutnya jauh lebih baik. Di sisi lain, saya berharap pembaca menemukan pengetahuan baru dari
makalah ini. Walaupun tulisan ini tidak sepenuhnya bagus, saya berharap ada manfaat yang bisa
diperoleh oleh pembaca. Demikian sepatah dua patah kata dari saya. Terima kasih.

Selamat membaca!

Kediri, 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ....................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I ................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan .................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................ 2
A. Pengertian Tentang Iman ......................................................................…. 2
B. Fungsi dari Iman ....................................................................................... 2
C. Tujuan dari Beriman ........................................................................... ………….. 4
D. Pokok Iman ................................................................................................... 7
E. Cabang-Cabang Iman ....................................................................................... 11
F. Hadist Tentang Iman dan Cabang-Cabang Iman …………………………………………… 15
BAB III ................................................................................................................. 19
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 19
B. Saran ............................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 20

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak sekali orang yang merasa dirinya beriman, mereka juga hafal benar apa arti dari kata iman.
Namun, sesungguhnya mereka belum mengerti apa makna dari iman itu, serta tingkah laku dan
perbuatan mereka tidak mencerminkan dirinya beriman. Tebal tipisnya iman seseorang bisa dilihat dari
sepak terjangnya dalam kehidupan sehari-hari. Yakni sejauh mana orang tersebut mematuhi segenap
perintah Allah SWT, dan meninggalkan segala larangan-Nya.

Ketika seseorang telah bisa memahami dan menerapkan konsep dari iman tersebut kedalam
kehidupannya maka ia dapat mengatasi permasalahan hidupnya. Jadi iman itu sangat penting bagi
manusia khususnya bagi kita pemeluk agama islam, agar dapat mendekatkan kita kepada Allah SWT dan
dapat menjadi hamba yang beriman.

B. Rumusan Masalah

 Pengertian dari iman


 Fungsi dari iman
 Tujuan dari keimanan
 Pokok iman dan cabang-cabang iman
 Bagaimana hadist tentang iman dan cabang-cabang iman?

C. Tujuan Masalah

 Menjelaskan pengertian dari iman


 Menjelaskan fungsi dari iman
 Menjelaskan tujuan dari iman
 Menjelaskan pokok-pokok iman dan cabang-cabang iman
 Menjelaskan hadist tentang iman dan cabang-cabang iman

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman

Iman merupakan pokok-pokok keyakinan bagi seorang muslim, terutama mengenai rukun iman.
Iman adalah keyakinan yang menghujam dalam hati, kokoh penuh keyakinan tanpa dicampuri
keraguan sedikitpun. Sedangkan keimanan dalam Islam itu sendiri adalah percaya kepada Allah SWT,
Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari akhir serta beriman kepada Qada dan
Qadar. Iman mencangkup perbuatan, ucapan hati dan lisan, amal hati dan amal lisan serta amal
anggota tubuh. Iman bertambah karena ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan.

Keimanan merupakan suatu prinsip yang menjadi landasan hidup dalam beragama yang
berhubungan dengan syari’at (Aziz, 2009). Itu artinya, keimanan adalah kunci dari berjalan atau
tidaknya sebuah syari’at, karena syari’at tidak akan ada tanpa adanya iman. Iman memegang peran
penting bagi manusia, karena dari iman inilah akan lahir perbuatan dan akhlak yang baik dalam
kehidupan sehari-hari. Penanaman keimanan sangat fundamental dalam berbagai aspek di
kehidupan. Penanaman pendidikan keimanan ini harus senantiasa berlandaskan pada al-Qur‟an dan
Hadis.

B. Fungsi Dari Iman

Fungsi iman dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut :

 Sebagai pedoman hidup, berpegang pada iman akan mempunyai tujuan hidup yang jelas,
bahkan tidak akan mudah menyerah atau berputus asa. Semua itu akan terlihat apabila
manusia tertimpa musibah. Bila iman kuat maka akan menghadapinya dengan berpikir
positif. Sementara jika iman itu lemah maka tidak jarang orang-orang akan mudah berputus
asa. Untuk mewujudkan tujuan hidup, umat muslim harus berpedoman pada Al-Quran dan
Hadis. 
 Menumbuhkan sikap rendah diri. Sebagai manusia ciptaan Allah, kita harus senantiasa
menyadari jika kita bukan siapa-siapa tanpa kuasa-Nya. Jika kita terus menyadari akan hal
tersebut maka senantiasa terhindar dari sikap sombong. Selain itu, kita menyadari jika
segala nikmat di dunia ini semata-mata berasal dari Allah SWT. Nikmat yang besar dari Allah
sudah sepantasnya harus selalu kita syukuri.  Kemudian Allah lebih mengetahui segala
sesuatu yang tidak diketahui hambanya. Oleh sebab itu, atas berkah dari Allah senantiasa
kita harus selalu bersyukur dan memanfaatkannya sebaik mungkin.
 Fungsi iman dalam kehidupan akan memberikan dampak dalam diri seseorang, yakni
tumbuh sifat dan sikap yang baik. Senantiasa menjaga lisan, tidak sombong, amanah, dan

1
dapat dipercaya. Seseorang yang beriman pada Allah dengan tulus akan sadar jika dirinya
lemah. Tidak ada daya dan upaya terkecuali kehendak dari Yang Maha Kuasa. Oleh sebab
itu, orang yang beriman enggan berbuat yang melanggar larangan Allah. Justru dirinya selalu
termotivasi untuk berbuat kebajikan dan terkendali dari kemaksiatan. Dengan mengetahui
kebesaran Allah SWT, kemungkinan dapat terhindar dari perbuatan menyekutukan Allah
atau berubah menjadi kafir.
 Hikmah dari iman kepada Allah yakni akan mendapatkan ketenangan dalam hati. Kemudian
hati tidak akan goyah oleh nafsu yang menyesatkan. Untuk itu, jika ingin mendapatkan
suasana hati yang aman, tenteram, dan damai maka perbanyak untuk mengingat Allah.
Iman akan membuat manusia merasakan kebahagiaan dan kedamaian yang hakiki.
Kemudian senantiasa lurus berada di jalan yang Tuhan ridhoi. Ketaatan dan kepatuhan
terhadap segala larangan dan perintah Allah saat berada di dunia akan menggugurkan dosa.
Bahkan mendapatkan pahala yang sangat besar. 

 Fungsi iman dalam kehidupan adalah menyadari jika kehidupan tidak akan kekal. Pasti suatu
saat nanti ajal akan menjemput kita semua. Maka, ketika menggunakan umur yang Allah
berikan, harus memanfaatkannya sebaik mungkin. Pasalnya segala sesuatu yang kita
perbuat akan mendapat pertanggungjawaban kelak. Dengan demikian, harus selalu
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. 

 Orang yang tidak beriman akan mempunyai kehidupan yang hancur, hanyut oleh hawa
nafsu, serta tidak terarah. Namun kehadiran iman mampu memperbaiki kehidupan manusia
yang hakikatnya memiliki tujuan. Dengan mengetahui fungsi iman dalam kehidupan,
diharapkan dapat menjauhi segala larangan Allah dan menjalankan semua perintah-Nya.

1
C. Tujuan Dari Iman

1. Iman Sebagai Dasar Diterimanya Amal

Disebutkan dalam Al-Qur’an, Iman merupakan dasar sebuah amalan diterima. Allah berfirman:

“Maka barang siapa yang mengerjakan amal saleh, sedang ia beriman, Maka tidak ada pengingkaran
terhadap amalannya itu dan Sesungguhnya Kami menuliskan amalannya itu untuknya” ( Q.S Al-
Anbiyaa’: 94).

Ada saja Muslim yang hanya mengaku beriman, tapi lalai mengerjakan amal saleh. Padahal, jika memang
benar-benar beriman, seharusnya melaksanakan ibadah dan amal kebaikan lainnya secara
berkelanjutan. Iman dan amal saleh merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Karena, apabila
salah satunya hilang, kesungguhan menjalankan Islam menjadi tidak sempurna. Iman tanpa amal itu
hampa, sedangkan amal tanpa iman itu percuma. Iman yang baik akan menimbulkan amal yang baik.
Sedangkan, amal yang baik ti dak akan ada kalau imannya tidak ada.

Suatu amal yang timbul bukan dari iman pada hakikatnya adalah menipu diri sendiri. Mengerjakan
kebaikan tidak dari hati adalah dusta. Jika manusia menegakkan kebaikan tidak dari iman, akan telantar
di tengah jalan. Lantaran tidak ada semangat suci yang mendorongnya. Jika seseorang telah mengakui
percaya kepada Allah dan rasul- Nya, niscaya kepercayaan itu akan mendorongnya berbuat baik.
Tujuannya tentu untuk menggapai ridha Allah. Hubungan antara iman dan amal adalah antara budi dan
perangai. Suatu budi yang tinggi hendaklah dilatih terus agar menjadi perangai dan kebiasaan. Islam dan
iman yang sebenarnya adalah pertalian di antara iman dan amal saleh.

2. Iman Sebagai Penyejuk Jiwa

Seseorang yang beriman itu akan mendapat ketenangan batin, baik itu dari segi perkataan, perbuatan
seseorang itu menjadi baik, tetapi apakah semua itu benar-benar terjadi dan ada di Jaman sekarang.
Orang beriman tidak akan merasa gundah gulana seperti stres, takut, pesimis dan merasa cemas. Setiap
kali perasaan cemas, stres, takut dan pesimis itu datang, iman akan mengembalikannya ke daerah
netral. Manusia beriman selalu dilindungi oleh Allah dalam segala gerak-geriknya.

Iman merupakan perlindungan dan pertolongan Allah, maka tidak perlu cemas, takut, pesimis dan stres.
Kalau ada kejadian menimpa hidup orang beriman yang tidak sesuai dengan kehendak dan keinginannya
itu dikembalikan kepada Allah karena-Nya selalu memberikan jalan yang terbaik.

1
3. Iman Sebagai Sebab Turunnya Hidayah

Hidayah adalah bimbingan atau petunjuk yang diberikan oleh Allah SWT untuk seseorang, berupa
terbukanya hati dan lapangnya dada untuk meyakini kebenaran agama Islam. Dikarenakan inti dan
hakikat hidayah adalah taufik dari Allah Ta’ala, maka berdoa dan memohon hidayah kepada
Allah Ta’ala merupakan sebab yang paling utama untuk mendapatkan hidayah-Nya.  Allah
memerintahkan manusia untuk beriman karena iman adalah sebab turunnya hidayah dan jalan
kebahagiaan dunia akhirat. Orang mu’min akan dilapangkan hatinya oleh Allah untuk mendapat
petunjuk menuju kebaikan-kebaikan lainnya.

Hidayah adalah sebab utama keselamatan dan kebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat. Sehingga,
barangsiapa yang dimudahkan oleh Allah SWT untuk meraihnya, maka sungguh dia telah meraih
keberuntungan yang besar dan tidak akan ada seorangpun yang mampu mencelakakannya. Oleh karena
itu, Allah Ta’ala yang maha sempurna rahmat dan kebaikannya, memerintahkan kepada hamba-hamba-
Nya untuk selalu berdoa memohon hidayah taufik kepada-Nya, yaitu dalam surah Al Fatihah:

{‫}اهْ ِد َنا الص َِّرا َط ْالمُسْ َتقِي َم‬

“Berikanlah kepada kami hidayah ke jalan yang lurus”.

Allah Ta’ala sangat murka terhadap orang yang enggan berdoa dan memohon kepada-Nya,
sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam: “Sesungguhnya barangsiapa yang enggan
untuk memohon kepada Allah maka Dia akan murka kepadanya”

4. Iman Mempunyai Kedudukan yang Tinggi

Allah menyebutkan dalam Al-Quran lebih dari 840 kali baik berupa perintah, ajakan, pujian tehadap
orang beriman. Allah juga menjelaskan ‘konsekuensi’ keimanan serta kedudukan yang tinggi bagi orang
beriman. Sesungguhnya dengan iman saja lebih dari cukup bagi seseorang untuk dipandang mulia
dihadapan Allah, karena Allah telah berfirman,

“Kemuliaan, keagungan, dan kewibawaan hanya milik Allah, Rasul, dan orang-orang yang beriman.”

Sesungguhnya dengan iman dan amal shaleh pada diri seseorang sudah lebih dari cukup  sebagai modal
bagi  Allah untuk memuliakan seseorang, karena Allah berfirman,

“Janganlah kamu merasa hina, merasa takut,  dan merasa sedih  karena  kamulah yang tertinggi dan
terbaik sepanjang  kamu beriman.”

Iman dapat membuahkan akhlak yang mulia, menjaga kita dari kemaksiatan, dan mengangkat derajat
kita di hadapan Sang Pencipta.

1
5. Iman Sebagai Pedoman Hidup

Iman adalah fondasi penting seorang umat Islam sebagai pedoman hidupnya. Iman memegang peranan
penting dalam kehidupan. Orang yang tidak beriman hidupnya akan tidak terarah dan dihanyutkan oleh
hawa nafsu tanpa ada tujuan yang hakiki. Iman diturunkanlah oleh Allah SWT sebagai aturan yang
menjaga keutuhan manusia dan keberadaannya di muka bumi. Dengan aturan yang diberikan oleh Allah
itu manusia mengetahui bahwa kehidupan itu mempunyai tujuan. Iman berarti membenarkan dengan
hati, diucapkan dengan lisan dan dilakukan dengan perbuatan ternyata memiliki peran penting dalam
kehidupan.  

Iman membangkitkan kesadaran bagi pemeluknya ketika hendak mau melakukan maksiat atau durhaka
kepada Allah. Allah berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat
kepada Allah, Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (Q.S. Al-A’raaf: 201)

1
D. Pokok Iman

 Rukun iman merupakan pilar keimanan yang harus dimiliki oleh seorang Muslim. Ada enam rukun Iman
yang perlu diketahui dan diyakini umat Islam. Sebagai umat Islam, wajib mengetahui Rukun Iman yang
terdiri dari enam, yaitu iman kepada Allah SWT, iman kepada Malaikat, iman kepada Kitab Allah, iman
kepada Nabi dan Rasul, iman kepada hari Kiamat, terakhir iman kepada Qada dan Qadar. Bagi setiap
umat Muslim wajib mengetahui dan memahami masing-masing dari keenam rukun iman tersebut.

1. Iman kepada Allah SWT

Makna dari Rukun Iman yang pertama, yakni seorang muslim meyakini bahwa tiada Tuhan yang layak
disembah selain Allah SWT, sudah semestinya beriman kepada Allah SWT, yang artinya percaya akan
keberadaan Allah. Hal ini berarti bahwa kamu harus meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT
yang menciptakan seluruh makhluk yang ada di langit, bumi, dan seluruh alam semesta. Meyakini Allah
tidak hanya melalui kata-kata, tetapi juga dibutuhkan bukti. Dari amal perbuatan, melaksanakan semua
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Semua makhluk diwajibkan menyembah Allah SWT, dan
setiap muslim wajib mempercayaiNya walaupun belum pernah melihat wujud-Nya, mendengar suara-
Nya, bahkan menyentuh-Nya.
Seorang muslim meyakini sifat-sifat Allah SWT dalam Al-Qur'an (Asmaul Husna) dan hanya kepada Allah
SWT tempatnya memohon perlindungan dan pertolongan dengan berdzikir, bersujud dan berdoa.
Makna dari rukun iman kepada Allah adalah kita meyakini bahwa tiada Tuhan yang pantas disembah
selain Allah SWT.
"Berimanlah kamu kepada Allah dan malaikat-Nya dan kitab-kitab-Nya dan utusan-utusan-Nya dan hari
kiamat dan imanlah kamu pada kepastian Allah dalam baik dan buruknya," hadist Imam Nawawi dalam
Arbain.
Seorang muslim memiliki hubungan dengan Allah secara vertikal. Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh
seorang muslim hanya akan memiliki nilai ketika dijadikan sebagai ibadah kepada Allah. Beriman kepada
Allah merupakan persoalan terpenting bagi kehidupan seorang muslim. Iman kepada Allah menjadi
dasar bagi pembentukan identitas sebagai muslim. Beriman kepada Allah menjadi prinsip dasar bagi
seluruh sistem umum yang ada di dalam kehidupan seorang muslim secara menyeluruh. Beriman
kepada Allah harus bersifat murni. Setiap perbuatan atau pemikiran yang bersifat syirik harus
dihilangkan. Hal ini dilakukan karena perbuatan syirik merupakan dosa besar yang tidak akan
mendapatkan ampunan dari Allah. Pernyataan ini disebutkan di dalam Al-Qur'an pada Surah An-Nisa'
ayat 48. Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa diri-Nya akan mengampuni dosa apapun kepada
siapapun yang dikehendakiNya, kecuali dosa akibat syirik.

1
2. Iman Kepada Malaikat 

Iman kepada para malaikat berarti meyakini dan percaya jika malaikat itu ada dan senantiasa
mengawasi perbuatan baik dan buruk manusia. Malaikat merupakan hamba dan makhluk Allah yang
paling mulia serta makhluk gaib ciptaan Allah yang terbuat dari cahaya (Nur) dan bertugas untuk
menjalankan perintah dari Allah untuk mengawasi seluruh umat manusia dan jin. Malikat merupakan
ciptaan Allah SWT yang tidak memiliki keistimewaan rububiyah dan uluhiyah. Meski begitu Allah
menciptakan malaikat untuk selalu taat kepada-Nya. Para malaikat telah diberi tugas oleh Allah dan
mereka melaksanakan tugas tersebut secara patuh. Malaikat adalah satu-satunya mahluk yang paling
yang taat kepada Allah.

Tugas-tugas malaikat ini berkaitan dengan penjagaan manusia dan pencatatan amal perbuatannya. Ada
juga malaikat yang tugaskan untuk mengurus surga dan neraka. Selain itu, ada malaikat yang ditugaskan
hanya untuk melakukan tasbih dan mengucapkan pujian kepada Allah sepanjang waktu tanpa henti.
Umat muslim juga beriman kepada malaikat dengan meyakini adanya kedudukan tertentu di antara para
malaikat yang membedakan kedekatannya dengan Allah. Beberapa nama malaikat yang memiliki
kedekatan dengan Allah ialah malaikat Jibril, malaikat Mikail dan malaikat Israfil.

Di mana, dari sekian banyaknya jumlah malaikat yang diciptakan Allah, kita diminta untuk
mengetahui 10 malaikat, yakni Jibril, Mikail, Israfil, Izrail, Munkar, Nakir, Raqib, Atid, Malik, dan Ridwan.
Hikmahnya, mengingat peran-peran para malaikat di atas membuat kita waspada akan perbuatan baik
dan buruk di dunia. Selain itu, kita pun semakin mengetahui keagungan Allah SWT lewat salah satu
ciptaannya yang mulia, yakni para malaikat. 

3. Iman kepada Kitab-Kitab Allah SWT 

Makna dari Iman kepada kitab-kitab Allah SWT adalah, seorang muslim harus meyakini jika seluruh kitab
yang diturunkan kepada Nabi datangnya dari Allah SWT, terutama Al-Quran. . Firman Allah ini berbentuk
kitab maupun lembaran-lembaran wahyu yang disebut suhuf. Sebagai umat Islam, kamu harus
berpedoman pada kitab suci Al-Quran. Keimanan ini meliputi keyakinan bahwa kitabullah diturunkan
kepada para rasul untuk menyampaikan ajaran agama yang berasal dari Allah. Kitab-kitab suci ini antara
lain ialah Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur'an. Kitab Taurat diberikan kepada Nabi Musa. Kitab Zabur
diberikan kepada Nabi Daud. Kitab Injil diberikan kepada Nabi Isa. Sedangkan kitab Al-Qur'an diberikan
kepada Nabi Muhammad. Muslim wajib meyakini bahwa diantara kitab-kitab tersebut, Al-Qur'an
merupakan kitab yang teragung dan menjadi pembenar bagi kitab-kitab yang lainnya. Al-Qur'an menjadi
pengganti bagi kitab-kitab tersebut dan menghapuskan semua ajaran dan hukum yang ada di
dalamnya. Beriman kepada kitabullah juga meyakini bahwa kitab-kitab tersebut tidak bercampur dengan
perkataan yang dibuat-buat oleh manusia. Lewat Alquran, kita mengetahui dasar-dasar dalam
berperilaku di dunia sebaik-baiknya sebagai seorang muslim. 

1
4. Makna Iman kepada Nabi dan Rasul 

Makna rukun Iman keempat ini ialah meyakini bahwa Nabi dan Rasul adalah manusia utusan Allah SWT
yang diperintahkan untuk menyampaikan kabar gembira dan ancaman di muka bumi. Rasul sendiri
adalah seorang utusan Allah yang diberi-Nya wahyu. Berbeda dengan nabi, wahyu yang diberi Allah
kepada rasul-Nya diperintahkan untuk disebarkan kepada umat. Oleh karenanya, tidak semua nabi
adalah rasul, tapi semua rasul sudah otomatis adalah seorang nabi. Manusia harus meyakini keberadaan
nabi dan rasul beserta tugasnya meskipun tidak pernah melihat maupun bertemu dengan mereka secara
langsung. Beriman kepada Nabi dan Rasul artinya ialah memercayai segala ajarannya baik dari lisan
maupun mengikuti jejak suri tauladan Nabi dan Rasul. Sebagian besar utusan Allah diutus untuk suatu
bangsa tertentu kecuali Nabi Muhammad, yang diutus untuk memberi petunjuk kepada seluruh umat
manusia.

Keimanan ini meliputi pula perbedaan kedudukan antara nabi dan rasul sesuai dengan kitab-kitab ilmu
tauhid. Kedudukan nabi ialah menerima wahyu, tetapi tidak wajib menyampaikannya kepada manusia
lainnya. Sedangkan rasul juga menerima wahyu, tetapi wajib menyampaikannya kepada manusia
lainnya. Rasul juga berperan menjadi teladan yang baik bagi manusia. Jumlah rasul yang disebutkan di
dalam Al-Qur'an hanya sebanyak 25 orang. Di dalam Al-Qur'an terdapat beberapa ayat yang
menyebutkan tentang rasul, antara lain pada Surah An-Nisa' ayat 164 dan Surah Al-Mu'min ayat 78.
Dalam Surah An-Nisa' ayat 164 disebutkan bahwa Allah mengutus para rasul yang sebagiannya
diceritakan dan sebagian lainnya tidak diceritakan. Ayat ini menyebutkan bahwa para rasul ini
melakukan mukjizat atas izin dari Allah. Mereka memperoleh perintah dari Allah yang kemudian mereka
kerjakan secara adil dalam pengambilan keputusan.

5. Makna Iman kepada Hari Kiamat

Iman kepada hari Kiamat ialah memercayai jika hari akhir benar-benar ada. Kiamat merupakan hari
dimana seluruh alam semesta dihancurkan dan dimusnahkan. Keimanan ini dimulai dengan meyakini
bahwa setelah kematian akan ada kehidupan yang baru. Beriman kepada hari Akhir adalah percaya
bahwa ada kehidupan setelah kematian, dimana kehidupan yang kekal sesungguhnya ada di
Akhirat. Meyakini hari kiamat berarti juga meyakin bahwa manusia akan dikumpulkan di Padang
Mahsyar untuk melakukan perhitungan dan penimbangan amalnya, seluruh amal kebaikan dan
keburukan akan dihisab dan ditimbang dengan seadil-adilnya. Jika amalan baikmu lebih berat dari
amalan burukmu, maka hadiah surga akan menanti. Namun jika sebaliknya, maka ganjaran nerakalah
yang akan diberikan. Manusia kemudian akan melakukan perjalanan menuju jembatan sebelum
mencapai surga atau neraka. Seluruh kejadian ini diyakini sesuai dengan keterangan di dalam Al-Qur'an
dan hadits. Dalam hidup, umat Islam perlu percaya bahwa semua yang dilakukan akan ada kaitannya
dengan Hari Akhir. Tidak ada seorang pun selain Allah SWT   yang tahu kapan hari ini akan datang.

1
6. Makna Iman kepada Qada dan Qadar 

Beriman kepada qada dan qadar diartikan sebagai kegiatan meyakini bahwa semua ketetapan dan
ketentuan yang berasal dari Allah adalah benar. Allah memiliki hak penuh terhadap urusan memutuskan
dan menetapkan sesuatu hal kepada para makhluk-Nya. Tidak satupun makhluk ciptaanNya yang dapat
ikut campur dalam urusanNya. Qada secara bahasa berarti ketetapan, ketentuan, ukuran, takaran, atau
sifat. Qada secara istilah, yaitu ketetapan Allah yang tercatat di Lauh al-Mahfuz (papan yang terpelihara)
sejak zaman azali. Sementara Qadar adalah ketetapan yang telah terjadi atau keputusan yang
diwujudkan. Qadar juga sering disebut dengan takdir. Makna beriman kepada Qada dan Qadar ialah
mengimani bahwa apapun yang terjadi di muka bumi juga kepada diri sendiri sebagai manusia, baik
maupun buruk merupakan kehendak dari Allah SWT. Di setiap keburukan terdapat makna yang
mendalam, baik itu diketahui oleh manusia, maupun tidak diketahui oleh manusia.

"Tiadalah sesuatu bencana yang menimpa bum i dan pada dirimu sekalian, melainkan sudah tersurat
dalam kitab (Lauh Mahfudh) dahulu sebelum kejadiannya," (Al-Hadid: 22). 

Dengan mengimani qada dan qadar, manusia menjadi tidak sombong dan lupa diri bahwa dunia dan
segala isinya hanyalah titipan Allah yang sementara.

1
E. Cabang-Cabang Iman

Rukun Iman sesungguhnya bukan enam tapi hanya satu yakni sunnatullah, atau sunnatullah dan sunnah
rasul (Al Quran dan Al Hadis). Jadi jelas dan ilmiah bahwa definisi iman dan rukun iman itu beda. Ada
hadits yang menyatakan bahwa iman (pandangan dan sikap hidup yang benar menurut sunnatullah) itu
terdiri dari 77 cabang yang pertama dan utama adalah mengatakan:

“Tiada Tuhan Selain Allah dan Nabi Muhammad Rasul Allah. Sedangkan cabang yang paling bawah
adalah menyingkirkan rintangan di jalan”. (Bukhari-Muslim)

Ibarat sebuah pohon, iman itu memiliki cabang-cabang. Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah saw
bersabda: “Iman memiliki lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Cabang yang paling tinggi
adalah perkataan 'La ilaha illallah' (tauhid), dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri
(gangguan) dari jalan. Dan malu adalah salah satu cabang iman." [HR. Bukhari, Muslim]

Diantara yang bisa kita pahami dari hadits tersebut adalah, bahwasanya cabang-cabang iman itu amat
banyak. Angka-angka dalam hadits tersebut bisa kita pahami - tentu saja - secara literal, namun bisa juga
kita pahami dengan makna "banyak". Wallahu a'lam. Hal lain yang bisa kita pahami dari hadits diatas
adalah, bahwa cabang-cabang iman itu bertingkat-tingkat. Ada yang tinggi dan ada yang rendah. Imam
Al-Baihaqi, salah seorang terkemuka, mendaftar 77 cabang iman.

Pada hakikatnya iman yang sempurna itu mempunyai 3 (tiga) bagian :

a) Tashdiq bil Qalbi, yaitu meyakini dengan hati


b) Iqrar bil Lisan, mengucapkan dengan lisan, dan
c) Amal bil Arkan, mengamalkan dengan anggota badan.

Cabang iman terbagi lagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu yang berhubungan dengan :

a) Niat, aqidah, dan amalan hati;


b) Lidah; dan
c) Seluruh anggota tubuh.

1
Yang Berhubungan dengan Niat, Aqidah, dan Hati :

1) Beriman kepada Allah, kepada Dzat-Nya, dan segala sifat-Nya, meyakini bahwa Allah adalah
Maha Suci, Esa, dan tiada bandingan serta perumpamaannya.
2) Selain Allah semuanya adalah ciptaan-Nya. Dialah yang Esa.
3) Beriman kepada para malaikat.
4) Beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para Rasul-Nya.
5) Beriman kepada para Rasul.
6) Beriman kepada takdir yang baik maupun buruk, bahwa semua itu dating dari Allah.
7) Beriman kepada hari Kiamat, termasuk siksa dan pertanyaan di dalam kubur, kehidupan setelah
mati, hisab, penimbangan amal, dan menyeberangi shirat.
8) Meyakini akan adanya Syurga dan Insya Allah semua mukmin akan memasukinya.
9) Meyakini neraka dan siksanya yang sangat pedih untuk selamanya.
10) Mencintai ALLAH
11) Mencintai karena Allah dan membenci karena Allah termasuk mencintai para sahabat,
khususnya Muhajirin dan Anshar, juga keluarga Nabi Muhammad saw dan keturunannya.
12) Mencintai Rasulullah saw, termasuk siapa saja yang memuliakan beliau, bershalawat atasnya,
dan mengikuti sunnahnya.
13) Ikhlash, tidak riya dalam beramal dan menjauhi nifaq.
14) Bertaubat, menyesali dosa-dosanya dalam hati disertai janji tidak akan mengulanginya lagi.
15) Takut kepada Allah.
16) Selalu mengharap Rahmat Allah.
17) Tidak berputus asa dari Rahmat Allah.
18) Syukur.
19) Menunaikan amanah.
20) Sabar.
21) Tawadhu dan menghormati yang lebih tua.
22) Kasih saying, termasuk mencintai anak-anak kecil.
23) Menerima dan ridha dengan apa yang telah ditakdirkan.
24) Tawakkal.
25) Meninggalkan sifat takabbur dan membanggakan diri, termasuk menundukkan hawa nafsu.
26) Tidak dengki dan iri hati.
27) Rasa malu.
28) Tidak menjadi pemarah.
29) Tidak menipu, termasuk tidak berburuk sangka dan tidak merencanakan keburukan atau maker
kepada siapapun.
30) Mengeluarkan segala cinta dunia dari hati, termasuk cinta harta dan pangkat.

1
Yang Berhubungan dengan Lidah

1) Membaca kalimat Thayyibah.


2) Membaca Al Quran yang suci.
3) Menuntut ilmu.
4) Mengajarkan ilmu.
5) Berdoa.
6) Dzikrullah, termasuk istighfar.
7) Menghindari bicara sia-sia.

Yang berhubungan dengan Anggota Tubuh

1) Bersuci. Termasuk kesucian badan, pakaian, dan tempat tinggal.


2) Menjaga shalat. Termasuk shalat fardhu, sunnah, dan qadha’.
3) Bersedekah. Termasuk zakat fitrah, zakat harta, member makan, memuliakan tamu, serta
membebaskan hamba sahaya.
4) Berpuasa, wajib maupun sunnah.
5) Haji, fardhu maupun sunnah.
6) Beriktikaf, termasuk mencari lailatul qadar di dalamnya.
7) Menjaga agama dan meninggalkan rumah untuk berhijrah sementara waktu.
8) Menyempurnakan nazar.
9) Menyempurnakan sumpah.
10) Menyempurnakan kifarah.
11) Menutup aurat ketika shalat dan di luar shalat.
12) Berkorban hewan, termasuk memperhatikan hewan korban yang akan disembelih dan
menjaganya dengan baik.
13) Mengurus jenazah.
14) Menunaikan utang.
15) Meluruskan mu’amalah dan meninggalkan riba.
16) Bersaksi benar dan jujur, tidak menutupi kebenaran.
17) Menikah untuk menghindari perbuatan keji dan haram.
18) Menunaikan hak keluarga dan sanak kerabat, serta menunaikan hak hamba sahaya.
19) Berbakti dan menunaikan hak orang tua.
20) Mendidikan anak-anak dengan tarbiyah yang baik.
21) Menjaga silaturrahmi.
22) Taat kepada orang tua atau yang dituakan dalam agama.
23) Menegakkan pemerintahan yang adil
24) Mendukung jemaah yang bergerak di dalam kebenaran.
25) Mentaati hakim (pemerintah) dengan syarat tidak melanggar syariat.
26) Memperbaiki mu’amalah dengan sesama.
27) Membantu orang lain dalam kebaikan.
28) Amar makruh Nahi Mungkar.

1
29) Menegakkan hukum Islam.
30) Berjihad, termasuk menjaga perbatasan.
31) Menunaikan amanah, termasuk mengeluarkan 1/5 harta rampasan perang.
32) Memberi dan membayar utang.
33) Memberikan hak tetangga dan memuliakannya.
34) Mencari harta dengan cara yang halal.
35) Menyumbangkan harta pada tempatnya, termasuk menghindari sifat boros dan kikir.
36) Memberi beri dan menjawab salam.
37) Mendoakan orang yang bersin.
38) Menghindari perbuatan yang merugikan dan menyusahkan orang lain.
39) Menghindari permainan dan senda gurau.
40) Menjauhkan benda-benda yang mengganggu di jalan.

1
F. Hadits Tentang Iman dan Cabang-Cabang Iman

 Firman Allah dalam QS An Nisa ayat 136 yang berbunyi,

‫ب الَّذِي َأ ْن َز َل مِنْ َق ْب ُل ۚ َو َمنْ َي ْكفُرْ ِباهَّلل ِ َو َماَل ِئ َك ِت ِه‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬
ِ ‫ِين آ َم ُنوا آ ِم ُنوا ِباهَّلل ِ َو َرسُولِ ِه َو ْال ِك َتا‬
ِ ‫ب الَّذِي َن َّز َل َعلَ ٰى َرسُولِ ِه َو ْال ِك َتا‬
‫ضاَل اًل َبعِي ًدا‬ َ ‫ض َّل‬ َ ‫َو ُك ُت ِب ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ْال َي ْو ِم اآْل خ ِِر َف َق ْد‬

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah, Rasul-Nya dan kepada kitab (Al
Quran) yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa
yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian,
maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya."

 Pengertian Iman juga disebutkan dalam hadits dari Umar bin Khatthab radhiyallahu'anhu, ia
berkata pada suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh Malaikat Jibril, Jibril bertanya pada
Rasulullah,

ِ ‫ َأنْ ِبا‬: ‫ َقا َل‬,‫ان‬


‫ َو ُتْؤ م َِن ِب ْال َق ْد ِر َخي ِْر ِه َو َشرِّ ِه‬,‫ َو ْال َي ْو ِم اآلخ ِِر‬,‫ َو ُر ُسلِ ِه‬,‫ َو ُك ُت ِب ِه‬,‫ َو َمالَِئ َك ِت ِه‬,‫هلل‬ ِ ‫َفَأ ْخ ِبرْ نِيْ َع ِن اِإل ْي َم‬

Artinya: "Beritahukanlah kepadaku apa itu iman." Rasulullah menjawab, "Iman itu artinya engkau
beriman kepada Allah, para malaikat-malaikat Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan
kamu beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk." (HR. Muslim).

 QS. Al-Hujurat: 15

َ ‫يل هَّللا ِ ُأولَِئ‬


َ ُ‫ك ُه ُم الصَّا ِدق‬
‫ون‬ ِ ‫ِين َآ َم ُنوا ِباهَّلل ِ َو َرسُولِ ِه ُث َّم لَ ْم َيرْ َتابُوا َو َجا َهدُوا ِبَأمْ َوال ِِه ْم َوَأ ْنفُسِ ِه ْم فِي َس ِب‬ َ ‫ِإ َّن َما ْالمُْؤ ِم ُن‬
َ ‫ون الَّذ‬

 Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang hanya beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan
jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS al-Hujurât: 15).

 Hadits Abu Hurairah Ra.

‫ض َة َو َتص ُْو َم‬ َ ‫الز َكا َة ْال َم ْفر ُْو‬


َّ ‫ى‬ َ ‫صـاَل َة َو ُتَؤ ِّد‬َّ ‫ ااْل ِسْ الَ ُم اَنْ َتعْ بُدَهللاَ َواَل ُت ْش ِركْ ِب ِه َو ُتقِ ْي َم ال‬:‫ َماااْل ِسْ الَ ُم؟ َقا َل‬:‫ َقا َل‬،ِ‫ِه َو ِب ُر ُسلِ ِه َو ُتْؤ م َِن ِبال َبعْ ث‬
،‫َّـاِئل‬ ‫َأ‬
ِ ‫ َما ْالمسْ ـُئ ْو ُل َع ْن َها ِب عْ لَ َم م َِن الس‬:‫َّـاع ُة؟ َقا َل‬ َ ‫ َم َتى الس‬:‫ َقا َل‬.‫اك‬ َ ‫ َفِأن ُه َي َر‬،ُ‫ك َت َراه‬ َ ‫ُدَهللا َكَأ َّن‬
َ ‫ اَنْ َتعْ ب‬: ‫ َماااْل ِحْ َسانُ ؟ َقا َل‬:‫ َقا َل‬.‫ان‬ َ ‫ض‬ َ ‫َر َم‬
ُّ‫ ُث َّم َتالَ ال َّن ِبى‬.ُ‫ْس اَل َيعْ لَ ُمهُنَّ ِااّل هللا‬ ْ ْ ْ ‫اْل‬ َ َ ُ َ ْ ‫ُأ‬
ٍ ‫م‬ ‫خ‬َ ‫ِى‬ ‫ف‬ ، ‫ان‬
ِ ‫ي‬َ ‫ن‬ ‫ب‬
ُ ‫ال‬ ‫ِى‬ ‫ف‬ ‫م‬
ُ ْ
‫ه‬ ‫ب‬
َ ‫ال‬ ‫ل‬
ِِ‫ب‬ ِ ‫ا‬ ُ ‫ة‬ ‫ا‬‫ُع‬
َ ‫ر‬ ‫ل‬
َ ‫او‬َ ‫ط‬ ‫ت‬َ َ ‫ا‬ ‫ذ‬ ‫ا‬
ِ ‫و‬َ ،‫ا‬ ‫ه‬
َ ‫ب‬
َّ ‫ر‬
َ ‫ة‬ ‫م‬
َ َ ‫ال‬ ‫ا‬ ‫ت‬
ِ َ‫د‬ َ ‫ل‬‫و‬َ ‫ا‬‫ذ‬ ‫ا‬
ِ ،‫ا‬‫ه‬َ ِ‫اط‬‫ر‬َ ‫ش‬ َ ‫ا‬ ْ‫ن‬‫ع‬َ ‫ك‬
َ ‫ر‬ ُ ِ ْ ‫َو َس‬
‫ب‬ ‫خ‬
‫اس ِد ْي َن ُه ْم‬ َ ‫ َهذاَ ِجب ِْر ْي ُل َجا َء ي َُعلِّ ُم ال َّن‬:‫ َف َق َل‬.ً ‫ َفلَ ْم َي َر ْوا َشيْئا‬،ُ‫ ُرد ُّْوه‬:‫ َف َق َل‬.‫ ُث َّم اَ ْد َب َر‬.‫اآلية‬،ِ‫ّـاعة‬ َ ‫هللا عِ ْندَ هُ عِ ْل ُم الس‬ َ َّ‫ص م اِن‬.                       
 
Artinya : Dimana ia berkata : “pada suatu hari Nabi SAW. Berada di tengah-tengah para sahabat, lalu ada
seseorang datang kepada beliau lantas bertanya : “Apakah iman itu?”. Beliau menjawab : “Iman adalah
kamu percaya kepada Allah dan malaikatNya, percaya dengan adanya pertemuan denganNya, dan
dengan adanya rasul-rasulNya, dan kamu percaya dengan adanya hari kebangkitan (setelah mati)”. Ia
bertanya : “Apakah Islam itu?”. Beliau menjawab : “Islam yaitu kamu yang menyembah kepada Allah
dan tidak mempersekutukanNya, mendirikan shalat, menunaikan zakat yang diwajibkan, dan berpuasa
pada bulan ramadhlan”. Ia bertanya : “Apakah Ihsan itu?”. Beliau menjawab : “kamu menyembah Allah
seakan-akan kamu melihatNya, dan jika kamu tidak bisa (seakan-akan) melihatNya maka (beryakinlah)

1
bahwa sesungguhnya Allah melihat kamu”. Ia bertanya : “Kapan hari kiamat itu?”. Beliau menjawab :
“Orang yang ditanya tentang hari kiamat itu tidak lebih tahu daripada orang yang bertanya. Akan tetapi
aku akan memberitahukan kepadamu tentang tanda-tandanya (yaitu)apabila seorang budak
perempuan melahirkan tuannya, apabila pengembala unta dan ternak berlomba-lomba dalam
bangunan; dalam lima hal tidak mengetahuinya kecuali Allah”. Kemudian Nabi SAW. Membaca ayat
(yang artinya) : “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat; dan
Dialah yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang
dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi maha
mengenal”. Orang yang bertanya itu lantas pergi , lalu beliau bersabda : “itu adalah Jibril yang datang
untuk mengajarkan manusia tentang agama mereka”. (HR Bukhari; Muslim ).

 H.R. Al-Bukhari

ُ ‫صلَّى هَّللا‬
َ ِ ‫ْن ُع َم َر َرضِ َي هَّللا ُ َع ْن ُه َما َقا َل َقا َل َرسُو ُل هَّللا‬
ِ ‫ْن َخالِ ٍد َعنْ اب‬ ِ ‫ان َعنْ عِ ْك ِر َم َة ب‬ َ ‫َح َّد َث َنا ُع َب ْي ُد هَّللا ِ بْنُ مُو َسى َقا َل َأ ْخ َب َر َنا َح ْن َظلَ ُة بْنُ َأ ِبي ُس ْف َي‬
‫(رواه‬.‫ان‬ َ ‫ص ْو ِم َر َم‬
َ ‫ض‬ َ ‫الز َكا ِة َو ْال َح ِّج َو‬ َّ ‫ْس َش َهادَ ِة َأنْ الَ ِإلَ َه ِإالَّ هَّللا ُ َوَأنَّ م َُح َّم ًدا َرسُو ُل هَّللا ِ َوِإ َق ِام ال‬
َّ ‫صالَ ِة َوِإي َتا ِء‬ ٍ ‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ُبن َِي اِإلسْ الَ ُم َعلَى َخم‬
‫(البخاري‬

Artinya: ‘Abdullah ibn Musa telah menceritakan kepada kami, ia berkata bahwa Hanzhalah ibn Abi
Sufyan telah memberitakan kepada kami, dari Ikrimah ibn Khalid, dari ibn Umar r.a berkata: Rasulullah
saw. telah bersabda: “Islam didirikan atas lima perkara, yakni bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah
swt, dan Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan ibadah
haji (ke Baitullah), dan berpuasa dibulan Ramadhan”. (H.R. Al-Bukhari)

 Ibnu Umar r. a

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه‬ ِ ‫ َف َقا َل َرسُو ُل‬،‫ِظ َأ َخاهُ فِي ْال َح َيا ِء‬
ُ ‫صار َوه َُو َيع‬ ‫َأل‬ ِ ‫ َأنَّ َرسُو َل‬،‫ْن ُع َم َر‬ ُ ‫َحد‬
َ ‫هللا‬ ِ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم مَرَّ َعلَى َرج ٍُل م َِن ا ْن‬
َ ‫هللا‬ ِ ‫ِيث اب‬
ِ ‫ « َدعْ ُه َفِإنَّ ْال َح َيا َء م َِن اِإل ْي َم‬:‫َو َسلَّ َم‬
‫ان‬

Ibnu Umar r.a. berkata bahwa Nabi SAW melewati (melihat) seorang lelaki kaum Anshar yang sedang
menasehati saudaranya karena malu, maka Nabi SAW telah bersabda: Biarkanlah ia karena
sesungguhnya malu itu sebagian dari iman.


‫َأنْ ُتْؤ م َِن ِباهَّلل ِ َو َمالَِئ َك ِت ِه َو ُك ُت ِب ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ْال َي ْو ِم اآْل خ ِِر َو ُتْؤ م َِن ِب ْال َقد َِر َخي ِْر ِه َو َشرِّ ِه‬

Iman adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari
akhir, dan engkau beriman kepada qadar, yang baik dan yang buruk.

 Riwayat Bukhari dan Muslim


1
ْ ‫هلل َو ْال َي ْو ِم اآلخ ِِر َف ْل َيقُ ْل َخيْراً ًأ ْو لِ َيصْ م‬
ْ‫ َو َمن‬،‫ُت‬ َ ‫ َمنْ َك‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َقا َل‬
ِ ‫ان يُْؤ مِنُ ِبا‬ ِ ‫َعنْ َأ ِبي ه َُري َْر َة َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه َأنَّ َرس ُْو َل‬
َ ‫هللا‬
َ ‫هلل َو ْال َي ْو ِم اآلخ ِِر َف ْل ُي ْك ِر ْم‬
]‫ [رواه البخاري ومسلم‬.‫ض ْي َف ُه‬ َ ‫هلل َو ْال َي ْو ِم اآلخ ِِر َف ْلي ُْك ِر ْم َج‬
َ ‫ َو َمنْ َك‬،ُ‫اره‬
ِ ‫ان يُْؤ مِنُ ِبا‬ َ ‫َك‬
ِ ‫ان يُْؤ مِنُ ِبا‬

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda,


"Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya"

 HR Bukhori, HR Muslim

‫شعْ َب ٌة مِنْ اِإْلي َمان‬


ُ ‫يق َو ْال َح َيا ُء‬ َّ ْ‫اط ُة اَأْل َذى َعن‬
ِ ‫الط ِر‬ َ ‫ضلُ َها اَل ِإلَ َه ِإاَّل هَّللا ُ َوَأ ْو‬
َ ‫ض ُع َها ِإ َم‬ َ ‫شعْ َب ًة َأ ْف‬
ُ ‫ُون‬
َ ‫اِإْلي َمانُ ِبضْ ٌع َو َس ْبع‬

“Iman itu ada tujuh puluh sekian cabang, iman yang paling utama adalah persaksian bahwa tidak ada
Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari
jalan. Dan rasa malu adalah salah satu cabang dari keimanan.”

 HR Thabrani

)‫االيمان معرفة بالقلب و قول باللسا ن و عمل باالركان (رواه الطبران‬

Artinya : “Iman adalah pengakuan dengan hati, pengucapan dengan lisan, dan pengamalan dengan
anggota badan.”

 HR. Bukhari

ْ‫ أنْ َي ُك ْو َن هللاُ َو َرس ُْولُ ُه اَ َحبَّ ِالَ ْي ِه ِممَّا سِ َوا ُه َما َواَن‬:‫ان‬ ٌ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َقا َل ثَاَل‬
ِ ‫ث َمنْ ُكنَّ فِ ْي ِه َو َجدَ َحاَل َو َة اِإل ْي َم‬ َ ِّ‫س َع ِن ال َّن ِبي‬
ٍ ‫َعنْ اَ َن‬
)‫ (رواه البخاري‬.‫ف فِى ْال َّنا ِر‬
َ ‫ ُيحِبَّ ْال َمرْ ُء اَل ُي ِح ُّب ُح ِااَّل هلِل ِ َو اَنْ َي ْك َر َه اَنْ َيع ُْودَ فِى ْال ُك ْف ِر َك َما َي ْك َرهُ اَنْ ُي ْق َذ‬                                  

Artinya: Dari Anas r.a dari Nabi SAW, beliau bersabda: tiga hal bila terdapat pada diri seseorang, maka ia
mendapatkan manisnya iman, yaitu apabila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari pada yang lain,
apabila ia mencintai seseorang hanya karena Allah, dan apabila ia benci untuk kembali ke dalam
kekafiran sebagaimana bencinya untuk dicampakkan ke dalam neraka.

 Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

1
‫اَل يُْؤ مِنُ َأ َح ُد ُك ْم َح َّتى ُيحِبَّ َأِلخِي ِه َما ُيحِبُّ لِ َن ْفسِ ِه‬

“Tidak sempurna keimanan salah seorang dari kalian sampai dia mencintai (kebaikan) untuk saudaranya
sesuatu yang dia cintai untuk dirinya”. (HR. Bukhari dan Muslim).

1
Berdasarkan makalah yang ditulis oleh Cindy Tifana Ika Purwani dari Prodi S1 Admnistrasi Rumah Sakit,
IIK Bhakti Wiyata Kediri pada tahun 2022, dengan judul “IMAN POKOK DAN CABANGNYA” ini memiliki
kesimpulan berupa :

KESIMPULAN

a) Iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan, yakni pilar-pilar keyakinan seorang muslim, dalam
hal ini terdapat enam pilar keyakinan atau rukun iman dalam ajaran Islam, yaitu : Iman kepada
Allah SWT, Iman kepada Malaikat-malaikat Allah, Iman kepada Kitab-kitab Allah, Iman kepada
Nabi dan Rasul Allah, Iman kepada Hari Kiamat, Iman kepada Qada dan Qadar
b) Iman kepada Allah serta iman kepada sifat-sifat-Nya akan mempengaruhi perilaku seorang
muslim, sebab keyakinan yang ada dalam dirinya akan dibuktikan pada dampak perilaknya. Jika
seseorang telah beriman bahwa Allah itu ada, Maha Melihat dan Maha Mendengar, maka dalam
perilakunya akan senantiasa berhati-hati dan waspada, ia tidak akan merasa sendirian, bahkan
jika tidak ada orang disekitarnya.
c) Keyakinan terhadap adanya Malaikat akan berpengaruh terhadap perilaku manusia. Jika kita
yakin ada Malaikat yang mencatat amal baik dan buruk kita, maka seorang muslim akan
senantiasa berhati-hati dalam perbuatannya karena ia akan menyadari bahwa semua
berilakunya tersebut akan dicatat oleh Malaikat.
d) Iman kepada kitab Allah bagi manusia dapat memberikan keyakinan yang kuat akan kebenaran
jalan yang ditempuhnya, Karena jalan yang harus ditempuh manusia telah diberitahuakan oleh
Allah dalam kitab suci.
e) Iman kepada Nabi dan Rasul merupakan kebutuhan manusia, karena dengan adanya rasul maka
manusia dapat melihat contoh-contoh perilaku dan teladan terbaik yang sesuai dengan apa yang
diharapka Allah.
f) Beriman kepada Hari Akhir adalah keyakinan akan datangnya hari akhir sebagai ujung perjalanan
umat manusia. Keimanan tersebut akan melahirkan sikap optimis, yakni bahwa tidak akan ada
yang sia-sia dalam kehidupan manusia, karena semuanya akan dipertanggung jawabkan amal
ibadah dan balasannya.
g) Beriman kepada Qada dan Qadar akan melahirkan sikap optimis, tidak mudah kecewa dan putus
asa, sebab apa yang menimpanya ia yakin sebagai ketentuan yang telah Allah takdirkan
kepadanya, dan Allah akan memberikan yang terbaik kepada seorang muslim, sesuai dengan
sifat-Nya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

SARAN

Keimanan seseorang akan berpangaruh terhadap perilakunya sehari-hari, oleh karena itu penulis
menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan iman kepada Allah SWT agar hidup kita senantiasa
berhasil menurut pandangan Allah SWT. Juga keyakinan kita tehadap Malaikat, Kitab, Rasul, Hari Akhir,
Qada dan Qadar harus ditingkatkan demi meningkatnya amal ibadah kita.

1
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/sholihan/5700b2e47097732808a7551f/dengan-iman-bisa-raih-
kedudukan-tinggi

https://hot.liputan6.com/read/4976936/makna-rukun-iman-yang-wajib-dipahami-muslim-jadi-
pedoman-hidup

http://www.yayasanaliman.org/article/mengapa-iman-penting-dalam-hidup-seorang-muslim

https://www.bola.com/ragam/read/4576188/pengertian-6-rukun-iman-dalam-islam-lengkap-beserta-
maknanya

https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6373125/definisi-iman-dalam-islam-sebuah-keyakinan-
terhadap-allah-dan-rasul-nya

https://id.wikipedia.org/wiki/Rukun_iman

https://www.popbela.com/career/inspiration/mediana-aprilliani/6-rukun-iman-dan-penjelasannya-
dalam-islam/2

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6252538/rukun-iman-dan-rukun-islam-yang-wajib-dipahami-
muslim

https://mahasiswa.ung.ac.id/613412101/home/2013/2/22/77_cabang_iman.html

http://menaraislam.com/aqidah-dan-ushuluddin/77-cabang-iman

https://www.republika.co.id/berita/op0g9w313/cabangcabang-iman

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5702999/iman-artinya-dalam-islam-dilengkapi-dengan-
dalilnya#:~:text=Artinya%3A%20%22Beritahukanlah%20kepadaku%20apa%20itu,Muslim).

https://www.fiqihmuslim.com/2018/03/hadits-tentang-iman.html

Anda mungkin juga menyukai