Anda di halaman 1dari 20

RUKUN IMAN

Iman Kepada Hari Akhir dan Qada – Qadar


Ditinjau untuk memenuhi tugas Aqidah Akhlak MI

Dosen Pembimbing :
Eva Arivin, M.Ag

Disusun Oleh :
Ainun Sa’ah (20223415059)
Siti Nurlilis (20223415058)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


(PGMI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) BANI SALEH 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang diberikan,
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Tersusunnya makalah ini tentu bukan hanya karena buah kerja keras kami semata, melainkan juga atas
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen
pembimbing, teman-teman, serta orang tua yang selalu mendoakan keberhasilan tersusunnya makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembelajaran dan perbaikan di masa yang akan datang.
Dengan selesainya makalah ini, kami berharap dapat memberikan manfaat dan pengetahuan yang berguna bagi
kami dan para pembaca.

Bekasi, 19 Oktober 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ 2
BAB I .......................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN....................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................................................ 4
BAB II......................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 5
A. Iman Kepada Allah SWT ................................................................................................................... 5
B. Iman Kepada Hari Akhir dan Qada – Qadar.................................................................................... 6
C. Iman Kepada Hari Akhir ................................................................................................................... 7
D. Iman Kepada Qada & Qadar ........................................................................................................... 11
BAB III ..................................................................................................................................................... 18
PENUTUP ................................................................................................................................................ 18
KESIMPULAN ........................................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Iman merupakan salah satu pokok penting yang harus melekat pada diri setiap muslim, seseorang
tidak cukup hanya Islam saja namun tidak ada iman yang melekat pada dirinya. Iman yang dimaksud
adalah meyakini akan adanya Allah SWT, Malaikat, Rasul, Kitab, Hari Akhir dan Untung baik dan
untung jahat. Baik dalam hati, perkataan dan perbuatan.
Terkait keimanan kepada Allah, sudah bukan hal asing jika sebagai muslim kita dituntut untuk
mampu mempelajari dan memahami apa arti iman kepada Allah. Dalam penulisan makalah ini akan
coba kita uraikan makna iman kepada Allah, juga bagimana kemahaesaan Allah yang selama ini kita
yakini bersama sebagai sifat Allah SWT. Kiranya tidak cukup hanya sebatas pengucapan dibibir
tentang kemahaesaan ataupun sifat-sifat Allah, alangkah lebih baik dan merupakan kewajiban kita
sekalian untuk mempelajari hal tersebut.
Sebagai umat Islam kita sudah memiliki contoh dan panutan dalam beriman islami, yaitu Nabi
Muhammad SAW. Beliau diutus Allah untuk menyempurnakan iman manusia adalah contoh bagi
ummat islam dalam bertingkah laku. Rasulullah SAW membimbing umat manusia melalui perbuatan
dan perkataannya yang mencerminkan seorang muslim. Seandainya, manusia mampu mengikuti
seluruh tingkah laku Rasulullah SAW baik itu tindakan, sifat maupun karakter, maka akan dipastikan
bahwa semua makhluk hidup akan hidup dengan mulia didunia maupun diakhirat. Rasulullah SAW
bukan hanya mencontohkan kita untuk berakhlak mulia sebagai hamba Allah. Namun juga
memberikan teladan kepada kita sebagai makhluk sosial yang beriman (Suryani, Ma’tsum, Wibowo,
Sabri, and Mahrisa, 2021).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Iman Kepada Allah SWT?
2. Seperti apa maksud dari Iman kepada Hari Akhir, Qadha & Qadhar?
3. Apa yang dimaksud Iman kepada Hari Akhir?
4. Apa yang dimaksud Iman kepada Qada & Qadar?

C. Tujuan Penulisan
1. Memahami dan mengetahui pengertian Iman kepada Allah SWT
2. Memahami dan mengetahui apa itu Iman kepada Hari Akhir & Qada dan Qadar
3. Memahami dan mengetahui pengertian dari Iman kepada Hari Akhir
4. Memahami dan mengetahui pengertian dari Iman kepada Qada & Qadar
BAB II
PEMBAHASAN

A. Iman Kepada Allah SWT


Kita sebagai umat muslim diperintahkan oleh Allah SWT untuk beriman kepada-Nya. Iman secara bahasa
artinya adalah percaya. Menurut istilah iman berarti mempercayai dengan sepenuh hati mengenai Ketuhanan
Allah SWT sebagai Tuhan kita. Dengan beriman pada-Nya niscaya Allah SWT akan hadir dalam hati kita.
Beriman kepada-Nya juga ditandai dengan banyak hal. Misalnya dengan kita mena'ati segala perintah-Nya
juga menjauhi segala larangan-Nya.
Iman juga bisa dibuktikan dengan kita tidak menyekutukan Allah SWT sebagai satu - satunya Tuhan yang haq
untuk disembah. Namun secara luas, makna iman telah diperinci untuk menjadi pemahaman dan pegangan
hidup umat muslim. Dengan pemahaman makna iman yang sebenarnya, umat muslim bisa mengerti mengenai
batasan - batasan iman. Dalam memahami makna iman, bisa kita implikasikan dalam hidup dengan keyakinan
yang kuat bahwasanya Allah SWT merupakan Tuhan segala sesuatu dan rajanya. Dialah Allah SWT yang
Maha Kuasa atas segala sesuatu di alam semesta ini.
Makna iman yang pertama adalah meyakini bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Kuasa atas ciptaan-
Nya. Maka tak heran dengan kita mentadabburi ciptaan-Nya akan bisa meningkatkan keimanan kita pada-Nya.
Makna yang kedua adalah meyakini hanya Allah SWT saja sebagai Tuhan yang berhak untuk disembah.
Makna kedua ini mengisyaratkan bahwa keimanan dibuktikan dengan kita secara konstan mampu
meningkatkan kualitas ibadah kita pada-Nya. Yang ketiga, makna iman adalah dengan kita yakin atas
kesempurnaan sifat yang dimiliki oleh Allah SWT. Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Sempurna, sehingga
kita harus yakin bahwa apa yang sudah Allah SWT jalankan untuk kita dalam hidup ini adalah suatu yang
terbaik bagi kita. Maka implikasi dari makna iman yang ketiga ini adalah dengan kita selalu berhusnudzon pada
Allah SWT. Kita yakin atas takdir Allah SWT yang sudah ditentukan untuk kita adalah takdir yang terbaik
yang harus kita jalani. Karena Dialah Dzat Yang Maha Sempurna dalam menjalankan sesuatu
Manfaat yang bisa kita ambil dari memiliki iman kepada Allah. Pertama, iman kepada Allah dapat memberikan
ketenangan dan kedamaian batin yang sangat besar karena kita yakin bahwa Allah selalu berada di sisi kita dan
melindungi kita dari segala bahaya. Kedua, iman kepada Allah juga bisa membuat kita lebih taat dalam
menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Ketiga, iman kepada Allah dapat memberikan
kekuatan dan keberanian dalam menghadapi rintangan hidup yang dihadapi. Dengan demikian, iman kepada
Allah sangatlah penting bagi kehidupan seorang muslim. Oleh karena itu, mari kita jaga iman kita kepada Allah
dengan baik dan terus berusaha untuk mendapatkan kecintaan dan keridhaan-Nya. iman kepada Allah adalah
fondasi utama dalam agama Islam. Iman merupakan sebuah keyakinan yang dalam Islam didefinisikan sebagai
kepercayaan kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab suci, para nabi dan rasul, hari akhir, serta takdir baik dan
buruk yang berasal dari Allah.
 Pentingnya Iman Kepada Allah
- Iman Sebagai Penuntun Hidup
Iman kepada Allah memberikan penuntun hidup bagi seorang Muslim. Dalam kehidupan sehari-hari, iman
membuat seseorang lebih sabar, lebih tawakal, dan lebih percaya diri. Ketika kita percaya bahwa Allah lah
yang mengatur segala sesuatunya, kita tahu bahwa segala sesuatu yang terjadi memiliki maksud dan tujuan
yang baik meskipun kita tidak selalu bisa memahaminya.
Iman juga membantu kita mengendalikan diri dalam menghadapi godaan yang muncul dalam hidup. Ketika
kita membiasakan diri untuk mengingat Allah dalam segala keadaan, maka kita akan lebih mampu menghindari
perbuatan yang buruk dan merugikan diri sendiri maupun orang lain.
- Iman Membentuk Karakter Baik
Iman juga memiliki peran penting dalam membentuk karakter manusia. Dalam Islam, karakter yang baik
adalah karakter yang berlandaskan iman. Iman akan membentuk sifat-sifat positif seperti kejujuran, keikhlasan,
kepedulian, dan banyak lagi. Kita juga akan lebih mampu menghargai keberagaman dalam masyarakat karena
iman mengajarkan bahwa semua manusia diciptakan sama oleh Allah, dan bahwa perbedaan dalam bahasa,
suku, dan warna kulit bukanlah hal yang perlu dijadikan alasan untuk membedakan dan memusuhi satu sama
lain.
- Iman Sebagai Jalan Menuju Kebahagiaan Abadi
Iman kepada Allah juga memberikan keyakinan bahwa hidup kita di dunia ini hanyalah sementara, dan bahwa
hidup yang abadi di akhirat adalah tujuan sejati kita sebagai manusia. Dengan iman, kita akan lebih fokus pada
tujuan hidup kita yang sejati dan akan menghindari hal-hal yang dapat merusak pencapaian tujuan tersebut.
Kita juga percaya bahwa dengan iman yang kuat kepada Allah, kita akan mendapatkan kebahagiaan abadi di
akhirat. Hal ini akan memberikan rasa tenang dan damai dalam hidup kita karena kita tahu bahwa segala usaha
yang kita lakukan dalam hidup ini tidak akan sia-sia.

B. Iman Kepada Hari Akhir dan Qada – Qadar

Kita wajib percaya akan datangnya Hari kemudian atau Akherat, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah
SWT dalam Al-Qur’an. Diterangkan bahwa pada akhir zaman akan datang suatu hari dimana, semua makhluq
yang ada akan menjadi rusak dan binasa, itulah hari Qiyamat namanya. Sesudah itu akan dibangkitkan semua
manusia dari kuburnya debgan isyarat sangkakala (trompet) yang ditiup oleh malaikat. Kemudian diperiksa
semua amal masing-masing untuk dihitung dan ditimbang (dihisab), dan akhirnya diberi balasan baik bagi
yang amal kebaikannya di dunia lebih banyak dari amal jahatnya, dan dibalas siksa bagi yang amal jahatnya di
dunia lebih banyak dari pada amal kebaikannya. Balasan itu berupa surga dan neraka. Amat banyaklah
keterangan tentang hal itu, di dalam Al-Qur’an antara lain :
ُ َ‫ْب فِ ْي َها َوأ َ َّن هللاَ يَ ْبع‬
‫ث َم ْن فِى اْلقُب ُْو ِر‬ َ ‫عةَ َءانِيَةٌ الَ َري‬ َ ‫لى كُ ِل‬
َ ‫ش ْىءٍ قَ ِدي ٌْر َوا َ َّن السَّا‬ َ ‫ع‬َ ُ‫>< ذلِكَ بِأ َ َّن هللاَ ه َُواْل َح ُّق َوأَنَّهُ يُ ْحي ِ اْ ل َم ْوتى َواَنَّه‬
“Yang sedemikian itu, supaya engkau mengerti bahwa Tuhan Allah itu Tuhan yang benar dan Tuhan itu
menghidupkan segala yang telah mati. Lagi Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan sesungguhnya
Qiyamat itu pasti datang, tiada ragu lagi. Tuhan Allah benar-benar akan membangkitkan orang-orang yang ada
dalam kubur. ”(Al-Hajj: 6 –7)
ُ ْ ُ َ َ ْ ُ َ ُ ُ ُ َ َ ْ َ َّ
‫هللا ث َّم ن ِفخ ِف ْي ِه اخرى فا ِءذاه ْم ِق َي ٌام َينظ ُر ْون‬ ‫ض ِاال من شاء‬ َْ ْ ِ ْ َ َ َّ ِ ْ َ َ َ َ ْ ُّ ِ َ ُ َ
ِ ‫ون ِفخ ِف الصو ِر فص ِعق من ِف السموت ومن ِف األر‬
“Sungguh pada hari Qiyamat akan ditiup sangkakala (trompet) lantas matilah sekalian apa yang ada di langit
dan yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian akan ditiup padanya sekali lagi,
kemudian mereka sekalian akan bangkit memandang (menunggu keputusan). ”(Az-Zumar: 68)

Iman Kepada Qada dan Qadar, Kita wajib percaya bahwa segala sesuatu yang telah terjadi dan yang akan
terjadi, semuanya itu, menurut apa yang telah ditentukan dan ditetapkan oleh Tuhan Allah, sejak sebelumnya
(zaman azali). Jadi segala sesuatu itu (nasib baik dan buruk) sudah diatur dengan rencana-rencana tertulis atau
batasan-batasan yang tertentu. Tetapi kita tidak dapat mengetahuinya sebelum terjadi. Rencana sebelumnya itu
Qadar atau Takdir, artinya hinggaan. Terlaksananya berupa kenyataan, dinamakan Qadla artinya keputusan
perbuatan (pelaksanaan). Sebagian Ulama’ menamakan takdir itu qadla dan qadla itu takdir atau qadar. Jadi
segala sesuatu terjadi dengan Qudrat dan Iradat-Nya, yang sesuai dengan qadla dan qadar-Nya. Maka, dalam
hakekatnya, kebetulan itu tidak ada. Keterangan-keterangan tentang hal itu di dalam Al-Qur’an, banyak antara
lain sebagai berikut :
ْ َ َ َ َّ ُ ُ َْ َ
‫ض َوال ِ ِف انف ِسك ْم ِاال ِ ِف ِكت ٍب ِم ْن ق ْب ِل ان‬ َْ ْ ِ َ ْ ُ ْ َ َ َ َ
ِ ‫ماأصاب ِمن م ِصيب ٍة ِف األر‬
“Tiadalah sesuatu bencana yang menimpa bumi dan pada dirimu sekalian, melainkan sudah tersurat dalam
kitab (Lauh Mahfudh) dahulu sebelum kejadiannya.” (Al-Hadid: 22)
َ ْ َ ْ ْ ََ ُّ ُ َ
‫ش ٍء ِعند ُه ِب َمقدار‬ ‫َكل‬

“Dan segala sesuatu, bagi Tuhan telah ada hinggaannya (jangkanya).” (Ar-Rad; 8).
َ َ ُ َ َ َ َ َّ َ َ ْ ُ ْ َ ْ ُ
‫هللا لنا‬ ‫قل لن ي ِصيبنا ِاال ماكتب‬
“Katakanlah (Muhammada): Tiada sekali-kali akan ada bencana mengenai kami, melainkan hanya apa yang
ditentukan oleh Allah bagi kami.” (Al-Baraah; 51)
َ َ َّ َ َّ
‫َوال ِذى قد َر ف َهدى‬

“Dan (Tuhanmu) yang telah menentukan, kemudian menunjukkan.” (Al-A’la; 3)

C. Iman Kepada Hari Akhir

Pengertian Iman Kepada Hari Akhir

Pengertian iman kepada hari akhir (kiamat) secara umum adalah mempercayai dan menyakini bahwa
seluruh alam semesta dan segala seisinya pada suatu saat nanti akan mengalami kehancuran dan
mengakui bahwa setelah kehidupan ini akan ada kehidupan yang kekal yaitu akhirat.
Pengertian iman kepada hari akhir/kiamat terbagi dun yaitu pengertian iman kepada hari akhir
menurut bahasa dan pengertian hari akhir menurut istilah. Pengertian iman kepada hari akhir menurut
bahasa (etimologi) adalah percaya akan datangnya hari akhir/kiamat. Sedangkan Pengertian iman
kepada hari akhir menurut istilah (terminologi) adalah mempercayai dan menyakini akan adanya
kehidupan yang kekal dan abadi setelah kehidupan ini.
‫ث َم ْن فِى اْلقُب ُْور‬ َ ‫ْب ِف ْي َها َوأ َ َّن‬
ُ ‫هللا َي ْب َع‬ َ ‫عةَ َءا ِن َيةٌ الَ َري‬
َ ‫َوا َ َّن السَّا‬
Artinya : dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah dayang, tak ada keraguan padanya; dan
bahwasannya Allah membangkitkan semua orang didalam kubur.
Macam – Macam dan Tanda – Tanda Hari Akhir
Macam-macam Kiamat
Hari akhir kiamat terbagi atas 2 jenis atau macam. Macam-macam hari akhir kiamat adalah sebagai berikut:
1. Kiamat Sugra (Kiamat Kecil): adalah kejadian hancurnya jagat raya dengan skala kecil, Misalnya tanda-
tanda kiamat sugra adalah kematian, bencana alam seperti, tsunami, gempa bumi, banjir, gunung meletus,, dan
sebagainya. Kiamat sugra sering terjadi dilingkungan kita yang merupakan suatu teguran Allah swt.
2. Kiamat Kubra (Kiamat Besar): adalah kejadian hancurnya alam semesta beserta isinya atau hancurnya alam
semesta seluruhnya termasuk semua penghuni-penghuninya, seperti manusia, hewan, tumbuhan dan tanda
dimulainya kehidupan di akhirat serta Manusia akan mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya
yang pernah dibuat sewaktu hidup.
Tanda – tanda hari kiamat
1. Tanda-tanda kecil hari akhir /kiamat sebagai berikut:
a. Diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir
b. Banyaknya terjadi bencana alam, misalnya gempa bumi, tanah longsor, dan lain-lain
c. Banyaknya jumlah kaum perempuan dibHanding laki-laki
e. Fitnah yang merajalela dengan menimpa kehidupan manusia
f. Banyaknya jumlah pembunuhan disebabkan hal yang sepele atau kecil
g. Segala hal atau urusan dipegang oleh bukan ahlinya.
h. Manusia tidak memperdulikan lagi ilmu agama
i. Adanya Laki-laki telah menyerupai wanita atau sebaliknya
J. Timbulnya pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan

k. Merajalelanya kemaksiatan

l. Minuman keras yang merajalela.

2. Tanda-Tanda Besar/Kiamat Besar

a. Munculnya binatang-binatang yang dapat bicara

b. Al-Qur'an tidak dianggap lagi sebagai pedoman hidup, melainkan hanya sekadar bahan bacaan biasa

c. Munculnya Ya'juj dan Ma'juj, yaitu bangsa yang gemar dengan membuat kerusakan dibumi.

d. Banyak manusia yang menjadi kufur dan murtad.

e. Munculnya dajjal. Makhluk penyebar fitnah yang membuat manusia meninggalkan agama islam

f. Matahari terbit dari barat dan terbenam dari arah timur.

Bukti-bukti Bahwa Hari Akhir itu Pasti Terjadi


1. Bukti akal

a. Allah sebagai pencipta langit dan bumi seisinya telah menciptakannya pertama kali. Allah mampu
menciptakan pertama kali, tentu mampu pula untuk menghidupkannya kembali.

b. Bumi yang kering dan tandas akan hijau kembali dan tumbuhan yang mati akan bergerak subur setelah
disirami hujan. Dzat Yang mampu menghidupkan tumbuh-tumbuhan setelah mati, tentu mampu
menghidupkan orang-orang yang sudah mati.

2. Kisah-kisah Kaum Terdahulu

a. Ketika kaum Musa berkata kepada Nabi Musa bahwa mereka tidak akan percaya dengan risalah yang dibawa
Musa, sampai mereka melihat Allah dengan mata kepala mereka sendiri.

b. Kisah orang yang terbunuh yang pembunuhnya dipersengketakan bani Israil. Allah lalu memerintahkan
mereka untuk menyembelih sapi, kemudian salah satu anggota tubuh sapi itu dipukulkan ke tubuh orang yang
terbunuh itu agar dapat menceritakan siapa sebenarnya yang telah membunuhnya. Hal ini diungkapkan dalam
firman-Nya.

c. Kisah kaum yang meninggalkan negerinya untuk menghindari kematian. Mereka berjumlah ribuan orang.
Allah mematikan mereka, lalu menghidupkan kembali. Ini dijelaskan dalam firman-Nya

d. Kisah orang yang melewati sebuah desa yang hancur. Dia sangsi, bagaimana Allah menghidupkan kembali
negeri ini setelah hancur, maka Allah mematikan orang tersebut selama seratus tahun, kemudian Allah
menghidupkan kembali. Ini dikisahkan dalam firman- Nya.

e. Kisah Nabi Ibrahim ketika meminta kepada Allah untuk memperlihatkan kepadanya, bagaimana Dia
menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati. Allah memerintahkannya menyembelih empat ekor
burung dan memisah-misahkan bagian-bagian tubuh burung itu di atas gunung-gunung yang ada di
sekelilingnya. Lalu Ibrahim memanggil burung itu, tak lama kemudian, tampaklah olehnya bagian-bagian
tubuh burung-burung itu menyatu dan segera mendatangi Nabi Ibrahim kembali. Ini dikisahkan Allah dalam
Alquranul Karim.

\\\
Berbagai Peristiwa yang Terjadi pada Hari Akhir
Di dalam Al Qur’an terdapat banyak penjabaran mengenai peristiwa Hari Kiamat untuk menjadi
pelajaran bagi kita.

1. Bumi digoncangkan dengan dasyat. (Al-Zalzalah : 1-7)

2. Wanita menyusui melupakan anaknya. Wanita hamil gugur kandungannya (Al Hajj 1-2)

3. Langit Terbelah (Al Haqqah 13-18)


4. Ditiupnya sangkakala (Az Zumar 68-70)

5. Manusia bertebaran bagai anai-anai (Al – Qariah :4)

6. Gunung – gunung seperti bulu yang dihambur – hamburkan (Al – Qariah:5)

Artinya : pada dan gunung – gunung adalah seperti bulu yang dihambur – hamburkan
Kejadian-kejadian yang Dialami Manusia pada Hari Akhir

1. Yaumul Barzah

Barzakh secara bahasa berarti pembatas atau dinding. Pengertian yaumul barzah aadlah hari penantian manusia
di alam kubur setelah meninggal. Barzah batas atau perantara antara alam dunia dan alam akhirat. Di alam
inilah manusia akan menunggu hari kebangkitan. Kejadian- kejadian yang akan dihadapi manusia di alam
barzah adalah pertanyaan dari malaikat Munkar dan Nakir, Manusia akan diperiksa amal perbuatannya dan
keimanannya ibadahnya oleh malaikat Munkar dan Nakir, Nikmat dan siksa kubur.

2. Yaumul Ba'as

Adalah hari bangkitnya seluruh makhluk dari kuburnya, sejak manusia pertama hingga berakhir. Penegasan
Allah SWT terhadapnya hari kebangkitan.

3. Yaumul Hasyr

Adalah fase manusia digiring ke suatu tempat yang bernama Padang Mahsyar setelah kebangkitan dari kubur.

4. Yaumul Hisab

Adalah hari manusia dihisab, dihitung dan ditimbang amal perbuatannya selama dunia akhirat.

5. Youmul Jaza'

Pengertian yaumul jaza' adalah hari ketika Allah SWT memberi keputusan kepada manusia.

6. Surga dan Neraka

Surga adalah tempat yang penuh dengan berbagai kenikmatan, yang disediakan Allah bagi orang-orang yang
bertakwa. Sedangkan Neraka adalah tempat yang penuh dengan berbagai siksaan, yang disediakan Allah bagi
orang-orang yang durhaka.

Hikmah Beriman kepada Hari akhir/Kiamat

Hikmah beriman pada hari akhir (hari kiamat), antara lain sebagai berikut:

1. Memperkuat keyakinan bahwa Allah SWT Mahakuasa dan Mahaadil.

2. Memberikan dorongan untuk membiasakan diri dengan sikap dan perilaku terpuji (akhlaqul-karimah) dan
menjauhkan diri dari sikap serta perilaku tercela (akhlaqul-mazmumah)

3. Memberi dorongan untuk bersikap optimis dan tawakal, serta sabar meskipun tertimpa berbagai kemalangan.

D. Iman Kepada Qada & Qadar


Pengertian Qada dan Qadar
Qada dan qadar atau takdir berasal dari bahasa Arab. Qada menurut bahasa Arab berarti ketetapan,
ketentuan, ukuran, takaran, atau sifat. Qada menurut istilah, yaitu ketetapan Allah yang tercatat di
Lauh Mahfuz (papan yang terpelihara) sejak zaman azali. Ketetapan ini sesuai dengan kehendak-Nya
dan berlaku untuk seluruh, makhluk atau alam semesta. Adapun qadar atau takdir yaitu ketetapan
yang telah terjadi.

Dengan kata lain, takdir merupakan perwujudan atau realisasi dari qada. Hubungan antara qada dan
qadar sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Qada adalah ketetapan yang masih bersifat rencana dan
ketika rencana itu sudah menjadi kenyataan, maka kejadian nyata itu bernama qadar atau takdir.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita terbiasa menggunakan kata-kata takdir, padahal yang dimaksud
adalah qada dan qadar. Takdir itu sendiri dibagi atas dua hal yaitu takdir mubram dan takdir muallaq.

1. Takdir Mubram

Takdir mubram, yaitu takdir atau ketetapan Allah yang tidak dapat diubah atau tidak dapat diubah
oleh siapa pun. Contoh-contoh takdir mubram antara lain sebagai berikut

a. Setiap makhluk pasti akan mengalami mau atau seseorang past hanya punya satu ibu kandung.
Firman Allah swt.

Artinya: "tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu." (QS Ali Imran: 185)

b. Manusia pasti mempunyai akal, pikiran dan perasaan


c. Di alam semesta ini setiap benda bergerak menurut sunatullah. Artinya, segala sesuatu berjalan
menurut hokum kekuatan,ukuran,sebab, dan akibat yang telah digariskan Allah.

Kayu mempunyai kemampuan berbeda dengan besi, manusia berbeda kekuatan tenaganya
dibandingkan dengan gajah,matahari,bulan,bintang, dan planet – planet hingga benda – benda yang
terkecil bergerak sesuai dengan garisnya, dan waktu tak pernah berhenti.

2. Takdir Muallaq

Takdir muallaq, yaitu takdir yang masih dapat diubah melalui usaha manusia. Setiap hamba diberi
peluang atau kesempatan oleh Allah untuk berusaha mengubah keadaan dirinya menjadi lebih baik.
Firman Allah swt.

Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mau
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. " (QS At Ra'd: 11)

RISALAH

Jabariah dan Qadariah adalah dua contoh aliran teologi Islam yang berbeda pendapat dalam
menyikapi qada dan gadar. Jabariah berpandangan bahwa manusia tidak memiliki kehendak bebas dalam
hidupnya dan segala sesuatu yang terjadi adalah kehendak Allah swt. semata. Pandangan ini cenderung
membuat hidup sudah ditentukan oleh Allah. Sebaliknya qadariah berpandangan bahwa Allah
memberikan kebebasan pada manusia untuk menentukan jalan hidupnya. Oleh karena itu, apa pun yang
diperbuat oleh manusia adalah berkat usaha dan kemampuannya sendiri serta tidak ada lagi campur
tangan Allah di dalamnya. Dengan demikian, manusia mempertanggungjawabkan segala perbuatannya
kepada Allah di akhirat. Pemahaman semacam ini cenderung membuat seseorang bersikap aktif dan
optimis dalam menjalani kehidupannya.
Berikut merupakan contoh dari takdir muallaq antara lain sebagai berikut. Hasan dilahirkan
dalam keluarga yang sederhana. la ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Akan
tetapi, ia menyadari bahwa penghasilan orang tuanya sangat terbatas sehingga ia mencari cara agar cita-
citanya dapat tercapai. la belajar dengan tekun sehingga meraih prestasi tinggi dan mendapatkan
beasiswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Di tempatnya kuliah pun, ia masih tetap rajin belajar
sehingga is kembali mendapatkan beasiswa, bahkan ia mendapatkan tawaran pekerjaan dan posisi yang
cukup tinggi. Saat ini ia dapat hidup lebih layak daripada orangtuanya karena is mau mengadakan
perubahan, baik untuk dirinya sendiri maupun bagi keluarganya.

Dalil Naqli dan Aqli tentang Fungsi Iman kepada Qada dan Qadar
Dalil naqli adalah dalil yang diambil dari Al Quran dan hadis. Banyak sekali dalil mengenai
keimanan terhadap qada dan qadar, antara lain sebagai berikut.

1. Firman Allah swt.

Artinya: Katakanlah, sesekali-sekali tidak akan menimpa kami, melainkan apa yang telah ditetapkan
oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami dan hanya kepada Allah orang beriman harus bertawakal."
(QS At Taubah: 51)

2. Firman Allah swt.


Artinya: "Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran." (QS Al Qamar: 49)

3. Firman Allah swt.

Artinya: "maka apabila telah tiba waktu (yang telah ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat
mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula mendahulukannya." (QS An Nahl: 61)

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dikatakan bahwa telah diperintahkan kepada Malaikat
jibril supaya menulis empat perkara, yaitu rezekinya, ajalnya, amalnya, dan nasib rugi atau beruntungnya.

Adapun dalil aqli adalah dalil yang diambil dari akal yang sehat. Akal sehat membenarkan adanya
kejadian di luar kehendak dan perhitungan akal manusia. Akal sehat juga mengakui adanya peraturan, ukuran,
undang-undang, sifat, serta hukumalam atau sunatullah yang berlaku bagi alam semesta, umpamanya api
bersifat panas, tanah bersifat padat, atau air laut terasa asin.
Orang yang ingin pintar harus belajar, ingin kaya harus berusaha, dan ingin merdeka harus berjuang.
Allah telah membuat ketentuan takdir bahwa untuk mencapai sesuatu harus dengan berusaha, sedangkan
ketentuan-ketentuan itu tidak dapat diubah.Firman Allah swt.

Artinya: "Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapati perubahan pada sunah Allah. " (QSAl Ahzab: 62)
Artinya: Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu dan Dia menetapkan ukurannyadengan serapi-
rapinya " (QS Al Furqan: 2)
Kaitan antara Takdir, Ikhtiar, dan Tawakal
Takdir sebagaimana telah dijelaskan adalah takaran, ukuran, ketetapan, peraturan, undang-undang
yang diciptakan Allah tertulis di Lauh Mahfuz sejak zaman azali dan berlaku bagi semua makhluk-Nya. Takdir
ada dua macam, yaitu takdir mubramdimana makhluk tidak diberi peluang atau kesempatan untuk memilih
dan mengubahnya, dan takdir muallaq dimana makhluk diberi peluang atau kesempatan untuk memilih dan
mengubahnya.
Ikhtiar adalah berusaha melakukan segala daya dan upaya untuk mencapaisesuatu sesuai dengan yang
dikehendaki. Menurut bahasa Arab, ikhtiar berarti 'memilih'. Dua pengertian yang berbeda itu tetap mempunyai
hubungan yang erat dan merupakan mata rantai yang tidak dapat dipisahkan. Sebagai contoh, setiap orang
mempunyai kebebasan memilih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ada yang mencari nafkah dengan
berdagang, bertani, menjadi karyawan, wirausaha, dan lain sebagainya.
Tawakal diartikan dengan sikap pasrah dan menyerahkan segala urusannya kepada Allah. Dalam bahasa
Arab, tawakal berarti `mewakilkan', yaitu mewakilkan kepada Allah untuk menentukan berhasil atau tidaknya
suatu urusan. Ajaran tawakal ini menanamkan kesan bahwa manusia hanya memiliki hak dan berusaha,
sedangkan ketentuan terakhir tetap di tangan Allah swt. sehingga apabila usahanya berhasil, is tidakbersikap
lupa diri dan apabila mengalami kegagalan, is tidak akan merasa putus asa. Pengertian seperti ini merupakan
ajaran tawakal yang paling tepat.

Artinya: “Maka apa bila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah,
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada- Nya." (QS Ali Imran: 159)
Takdir, ikhtiar, dan tawakal adalah tiga hal yang sulit untuk dipisah-pisahkan. Dengan kemahakuasaan-
Nya, Allah menciptakan undang-undang, peraturan, dan hukum yang tidak dapat diubah oleh siapa pun.
Sementara itu, manusia diberi kebebasan untuk memilih dan diberi hak untuk bekerja dan berusaha demi
mewujudkan pilihannya. Akan tetapi, setiap manusia tidak dapat dan tidak dibenarkan memaksakan kehendak
kepada Allah untuk mewujudkan keinginannya.
Bertawakal bukan berarti bahwa seseorang hanya diam dan bertopang dagu tanpa bekerja. Orang yang
sudah menentukan pilihan dan cita-citanya tanpa mau bekerja, hanya akan menjadi lamunan atau khayalan
semata karena hal itu tidak akan pernah terlaksana. Firman Allah swt.

Artinya: “Dan bahwasanya seorang manusia tidak akan memperoleh selain apa yang telah diusahakannya."
(QS An Najm: 39)

Dalam sebuah hadis yang panjang dan diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dikisahkan bahwa
ketika Khalifah Umar bin Khattab ra. dan pasukannya akan masuk ke negeri Syam dan telah sampai di
perbatasan, ada yang menyampaikan laporan bahwa di negeri Syam tersebut tengah terjangkit penyakit
menular. Khalifah Umar bin Khattab ra. akhirnya memutuskan untuk membatalkan ke negeri Syam dan
kembali pulang ke Madinah. Abu Baidah berkata pada Khalifah, "Mengapa Anda lari dari takdir Allah?"
Khalifah Umar bin Khattab ra. menjawab, "Kami lari dari takdir untuk mengejar takdir pula." Maksud dari
pernyataan `lari dari takdir menuju takdir' itu adalah bahwa mereka memilih meninggalkan takdir yang buruk
menuju pada takdir yang lebih baik. Manusia yang telah diberi fitrah dan pengetahuan untuk dapat
membedakan baik dan buruk pasti akan senantiasa mampu menaati segala kebaikan dan menjauhi keburukan.
Oleh karena itu, sebagai penghayatan terhadap keyakinan akan takdir, ikhtiar, dan tawakal, maka
kewajiban kita memilih segala hal yang baik. Adapun ukuran mengenai baik dan buruknya adalah norma yang
tercantum pada Al Quran dan hadis, senantiasa tekun, bersungguh-sungguh dalam bekerja sesuai kemampuan,
bertawakal, berdoa, tidak sombong atau lupa diri dan bersyukur apabila berhasil serta tidak berputus asa apabila
belum berhasil.

Fungsi Iman kepada Qada dan Qadar datam kehidupan Sehari-hari


Islam itu ajaran yang tinggi (mulia), bersifat universal, sangat sesuai denganfitrah, suci, indah,
sempurna, dan tidak ada ajaran lain yang mampu menandinginya. Salah satu pokok ajarannya ialah keimanan
pada qada dan qadar. Setiap muslim dan muslimah wajib beriman bahwa ada qada dan qadar Allah yang
berlaku untuk seluruh makhluk-Nya, baik takdir yang menguntungkan dirinya atau sesuai keinginannya
maupun sebaliknya. Apa pun kenyataannya, kita harus yakin bahwa di balik setiap takdir yang terjadi pasti
mengandung hikmah bagi manusia.
Di antara fungsi beriman pada qada dan qadar dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.
 Mendorong Kemajuan dan Kemakmuran
Allah berfirman bahwa segala sesuatu yang diciptakan-Nya sudah diberi ukuran, takaran, sifat, dan undang-
undang. Panas matahari tidak mampu membuat air mendidih, tetapi is sangat berguna bagi kesehatan manusia,
hewan maupun tumbuh-tumbuhan, selain sebagai alat penerang yang mengalahkan cahaya bulan dan lampu.
Bumi, langit, dan isinya diciptakan untuk manusia sebagai khalifah. Dengan iman kepada takdir, hendaknya
manusia man menyelidiki dan mempelajari alam sehingga mampu memanfaatkannya. Bagaimana mungkin
manusia dapat memanfaatkan alam jika tidak mengetahui sifat, ukuran, sebabakibat, atau sunatullah?
Bagaimana cara memanfaatkan sinar matahari, air terjun, racun, udara, gas, angin, bulu domba, bisa ular, dan
lain sebagainya? Dengan yakin pada takdir, maka manusia dapat mempelajari suatu hukum yang pasti sehingga
menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kehidupan manusia.
 Menghindari Sifat Sombong
Dengan beriman kepada takdir, seseorang yang memperoleh sukses besar, meraih jabatan yang tinggi, menjadi
penguasa, atau memiliki harta berlimpah, is tidakakan merasa sombong, melainkan semakin rendah hati karena
menyadari bahwa sukses yang diperoleh bukan semata-mata hasil usahanya sendiri, kecuali sudah menjadi

ketetapan Allah. Tanpa pertolongan dan ketetapan Allah seseorang tidak akan mampu memperoleh
kesuksesan itu sehingga ketika mendapatkannya, is justrumenjadi tawadu atau rendah hati menyadari akan
kemudahan dan keagungan Allah swt. Firman Allah swt.

Artinya: “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah datangnya dan bila kamu ditimpa
kemudaratan, maka hanya kepada-Nyalah kamumeminta pertolongan." (QS An Nahl: 53)

 Melatih Berhusnuzan (Baik Sangka)


Iman kepada takdir mendidik manusia untukberbaik sangka pada ketetapanAllah karena apa yang kita inginkan
belum tentu berakibat baik, demikian pulasebaliknya.
 Melatih Kesabaran
Orang beriman pada qada dan qadar akan tetap tabah, sabar, dan tidak mengenal putus asa pada saat mengalami
kegagalan karena menyadari bahwa semua sudah ditetapkan oleh Allah.
Akan tetapi, bagi orang yang tidak beriman pada takdir, kegagalan mengakibatkan stres, putus asa, dan
kegoncangan jiwa. Firman Allah swt.
Artinya: “Dan jangan kamu berputus asa dari rahmatAllah, sesungguhnya tidak putusasa dari rahmat Allah,
melainkan kaum kafir." (QS Yusuf: 87)
 Terhindar dari Sifat Ragu dan Penakut
Iman pada qada dan qadar akan menumbuhkan sifat pemberani. Semangat dan jiwa seseorang akan bangkit
karena is tidak memiliki keraguan atau gentar sedikit pun untuk maju. Orang yang beriman itu meyakini bahwa
apa pun yang bakal terjadi tidak akan menyimpang dari ketentuan atau takdir Allah. Sejarah Islam telah
mencatat bahwa Khalid bin Walid pada setiap peperangan tampil gagah berani tanpa rasa takut sedikit pun.
Akan tetapi, Allah tidak menetapkan bahwa ia wafat di medan perang. la senantiasa diselamatkan nyawanya
dan selalu dilindungi oleh Allah sehingga ia dapat hidup hingga usia tua. Khalid bin Walid wafat di atas
pembaringan meskipun terdapat lebih dari 500 bekas luka dalam peperangan.

Perilaku Cerminan Iman Kepada Qada dan Qadar


Beberapa contoh perilaku yang mencerminkan iman kepada qada dan gadar, antara lain sebagai berikut.
1. Yakin terhadap qada dan qadar dari Allah karena pada hakikatnya qada dan qadar tersebut sangat logis (masuk
akal). Apabila kita sulit memahaminya, maka hal tersebut berarti bahwa kita sendiri yang belum memiliki
pemahaman secara menyeluruh mengenai hal tersebut.
2. Pemahaman yang menyeluruh mengenai qada dan qadar akan melahirkan pribadi yang mau bekerja keras
dalam meraih sesuatu.
3. Allah tidak akan menyalami hukum-Nya (sunatullah) sehingga manusia harus yakin akan kekuasaan-Nya atas
hidup dan kehidupan manusia.
4. Kita tidak boleh sombong apabila kita berhasil meraih sesuatu karena semua itu tidak semata-mata atas usaha
kita sendiri.
5. Tidak boleh putus asa karena senantiasa husnuzan pada keadilan Allah.
6. Mampu menyusun strategi, khususnya dalam hal pekerjaan sehingga hasilnya efektif dun efisien.
7. Bersyukur apabila memperoleh rezeki apa pun bentuknya dan senantiasa bersabar apabila mendapatkan ujian
atau musibah.

Setelah kita mampu memahami akan qada dan qadar yang merupakan salah satu sendi keimanan umat Islam,
kita dapat mengambil beberapa hikmah di antaranya sebagai berikut.
1. Allah telah menggariskan hukum-Nya dalam qada dan qadar. Dengan pemahaman yang benar, kita mampu
menjadi pribadi yang optimis dengan melakukan doa dan ikhtiar serta tawakal.
2. Dengan memahami qada dan qadar, kita tidak akan memiliki prasangka buruk, baik kepada Allah maupun
kepada makhluk-Nya.
3. Kita bisa menyadari bahwa Allah telah membekali manusia dengan berbagai perangkat untuk kehidupannya.
Bila kita mampu menggunakannya dengan baik, tentu hasil yang optimal dapat kita raih selama hidup di dunia
ini.
4. Menyadari bahwa manusia diciptakan berbeda-beda dan tentu memiliki hikmah tersendiri, di antaranya untuk
saling mengenal dan bekerja sama.
5. Dengan memahami qada dan qadar, kita dapat menyadari bahwa segala yangdiciptakan dan yang terjadi di
dunia ini tidak pernah luput dari kekuasaan Allah swt. Oleh karena itu, manusia tidak pantas untuk berperilaku
sombong.
6. Manusia berhak memilih untuk melakukan sesuatu. Dengan kesadaran itu, maka konsekuensi yang akan
diterima di akhirat kelak baik berupa ganjaran surga dan neraka menjadi niscaya bagi setiap manusia.
7. Keberhasilan atau kesuksesan bukan sebuah khayalan karena bila kita mau berusaha, Allah pasti telah
membuka jalan-Nya.
8. Mampu membedakan antara jalan yang baik dan yang buruk karena masing-masingmemiliki akibat atau
konsekuensinya.
9. Menjadi pribadi yang tidak pernah berputus asa dan lupa diri apabila menghadapisesuatu, baik
kesenangan maupun kesedihan.
10. Allah tidak pernah menjadikan sesuatu dengan sia-sia. Oleh karena itu, manusiatinggal mempergunakan
karunia tersebut dengan sebaik-baiknya.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Kesimpulan mengenai kepercayaan kepada Hari Akhir, Qada, dan Qadar dalam Islam adalah sangat
penting dalam kehidupan seorang Muslim. Beriman kepada Hari Akhir berarti percaya kepada
kehidupan setelah kematian, di mana setiap individu akan dihisab atas perbuatannya di dunia.
Keyakinan ini memberi arah dan tujuan moral kepada kehidupan sehari-hari, karena setiap tindakan
memiliki konsekuensi di akhirat.
Sementara itu, kepercayaan kepada Qada dan Qadar mengacu pada keyakinan bahwa segala sesuatu
yang terjadi di dunia ini telah ditetapkan oleh Allah SWT. Ini termasuk kejadian baik maupun buruk,
yang semuanya merupakan bagian dari rencana Ilahi yang sempurna. Keyakinan ini membawa
ketenangan pikiran, karena manusia percaya bahwa apa pun yang terjadi dalam hidupnya adalah
bagian dari kebijaksanaan dan keadilan Allah
Dalam praktiknya, keyakinan ini mendorong orang untuk tetap berserah diri kepada kehendak Allah
sambil tetap berusaha dan berdoa dengan sungguh-sungguh. Beriman kepada Qada dan Qadar juga
mengajarkan kesabaran dan ketabahan di tengah cobaan dan ujian hidup, karena percaya bahwa Allah
mengetahui segala sesuatu dan memiliki rencana terbaik untuk hamba-Nya. Dengan demikian,
kepercayaan kepada Hari Akhir, Qada, dan Qadar tidak hanya merupakan aspek fundamental dari
iman dalam Islam, tetapi juga memberi arah moral, ketenangan pikiran, dan ketabahan dalam
menghadapi kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

ahmad habib. (2021, agustus). iman kepada hari akhir. Retrieved from fliphtml5.com:
https://fliphtml5.com/hbhks/cmzc/Iman_Kepada_Hari_Akhir.pdf/
Hartanti Tan. (2023). iman kepada qada dan qadar. Retrieved from adoc.pub: https://adoc.pub/iman-kepada-
qada-dan-qadar.html
khazanah. (2021, maret). makna iman kepada Allah. Retrieved from muslima.hops.id:
https://muslima.hops.id/khazanah/pr-3042152928/makna-iman-kepada-allah?page=2
Nahdlatul Ulama. (2022). iman kepada hari akhir dan qada dan qadar. Retrieved from islam.nu.or.id:
https://islam.nu.or.id/ubudiyah/iman-kepada-hari-akhir-dan-qadla-qadar-cRZz3
vadcoy. (2023). iman kepada allah definisi dan pentingnya. Retrieved from www.vadcoy.com:
https://www.vadcoy.com/iman-kepada-allah-definisi-dan-pentingnya/

Anda mungkin juga menyukai