Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“POKOK-POKOK AKIDAH ISLAM DAN CABANG CABANGNYA”

Dosen Pengampuh :
Emzinetri, M.Pd

Disusun Oleh :
1. Amana Rohim (2323330005)
2. Agil Anugra (2323330015)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Syukur allahamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul ”Pokok-Pokok Akidah Islam dan
Cabang Cabangnya” gunakan memenuhi tugas untuk mata kuliah Ilmu Tauhid.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan dari pihak-pihak yang dengan tulus memberikan doa saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarena kan terbatasnya pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi dunia pendidikan.

Bengkulu , Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2

A. Pengertian Aqidah.........................................................................................2

B. Aqidah Pokok................................................................................................3

C. Aqidah Cabang............................................................................................11

BAB III PENUTUP.............................................................................................15

A. Kesimpulan....................................................................................................15

B. Saran..............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara etimologis akidah berasal dari kata ‘aqada- ya’qidu- ‘uqdatan-
‘aqidatan. Artinya simpul, ikatan atau perjanjian. Jadi aqidah adalah
keyakinan yang tersimpul kuat didalam hati bersifat mengikat dan
mengandung perjanjian. Para ulama’ mendefinisan aqidah sebagai“sesuatu
yang terikat kepadanya hati dan hati nurani.” Dalam Al-qur’an
kata “aqidah” diartikan sebagai : “wahai orang-orang yang beriman,
penuhilah aqad-aqad itu”
Pengertian Aqidah (iman) menurut bahasa adalah percaya, amanat atau
titipan. Percaya adalah suatu pengakuan atau keyakinan seseorang terhadap
sesuatu. Ia mengakui dan meyakini sesuatu itu benar. Artinya meyakini
sesuatu itu sebagai kebenaran yang harus di yakini dan tidak diragukan
kebenarannya mengakui itu salah artinya mengakui dan meyakini bahwa
sesuatu itu memang sebagai kesalahan yang harus diyakini dan diakui sebagai
kesalahan yang harus diakui sebagai kesalahan yang benar-benar salah.
Pengertian Aqidah (iman) menurut Al-Qur’an adalah suatu keyakinan
yang mantap dalam hati yang dengannya seseorang mukmin percaya dan
yakin bahwa Allah adalah satu-satunya yang maha benar, sumber kebenaran
dan pemberi kebenaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Akidah?
2. Apa itu Akidah Pokok dan Akidah Cabang dalam Islam

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui apa Pengertian Akidah.

1
2. Untuk Mengetahui apa itu Akidah Pokok dan Akidah Cabang dalam
Islam.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aqidah
Secara etimologis akidah berasal dari kata ‘aqada- ya’qidu- ‘uqdatan-
‘aqidatan. Artinya simpul, ikatan atau perjanjian. Jadi aqidah adalah
keyakinan yang tersimpul kuat didalam hati bersifat mengikat dan
mengandung perjanjian. Para ulama’ mendefinisan aqidah sebagai“sesuatu
yang terikat kepadanya hati dan hati nurani.” Dalam Al-qur’an
kata “aqidah” diartikan sebagai : “wahai orang-orang yang beriman,
penuhilah aqad-aqad itu”
Sedangkan secara terminologi akidah adalah suatu pokok atau dasar
keyakinan yang harus dipegang teguh oleh orang yang mempercayainya.
dan dalam hal ini Allah SWT telah mejelaskan melalui firman-Nya dalam
surah Al-Ikhas ayat satu dan dua. Yang artinya “ Katakanlah Dia-Lah Allah,
Yang Maha Esa. Allah Adalah Tuhan Yang Bergantung Kepada-Nya Segala
Sesuatu.” QS Al-Ikhlas1
Pengertian Aqidah (iman) menurut bahasa adalah percaya, amanat atau
titipan. Percaya adalah suatu pengakuan atau keyakinan seseorang terhadap
sesuatu. Ia mengakui dan meyakini sesuatu itu benar. Artinya meyakini
sesuatu itu sebagai kebenaran yang harus di yakini dan tidak diragukan
kebenarannya mengakui itu salah artinya mengakui dan meyakini bahwa
sesuatu itu memang sebagai kesalahan yang harus diyakini dan diakui sebagai
kesalahan yang harus diakui sebagai kesalahan yang benar-benar salah.
Pengertian Aqidah (iman) menurut Al-Qur’an adalah suatu keyakinan
yang mantap dalam hati yang dengannya seseorang mukmin percaya dan

1
M Hidayat Ginanjar, “Pembelajaran Akidah Akhlak dan Kolerasinya dengan
Peningkatan Akhlakn Karimah Peserta Didik” Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam,
Vol.06 No12 Juli 2017, Hal.106

2
yakin bahwa Allah adalah satu-satunya yang maha benar, sumber kebenaran
dan pemberi kebenaran.2

B. Aqidah Pokok
Aqidah pada masa Nabi masih dapat dipertahankan, yaitu ada akidah
pokok dan aqidah cabang, dan dalam pembahasan Akidah Pokok yaitu Rukun
Iman antara lain :
1. Iman Kepada Allah SWT
2. Iman Kepada Malaikat-Malaikat Allah.
3. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
4. Iman Kepada Rosul-Rosul Allah
5. Iman Kepada Hari Akhir/Hari Kiamat
6. Iman Kepada Qodho Dan Qodar
1. Iman Kepada Allah SWT
Ketika kita mengaku sebagai umat islam dan telah mengucapkan dua
kalimat syahadat ataupun kita sebagai umat islam keturunan, wajib kita
percaya akan Allah Tuhan kita. Seperti firman Allah yang artinya ;“
adakah orang ragu tentang Allah.? Yang menciptakan langit dan bumi?”
(QS Ibrahim :10). Dari firman tersebut, dapat disimpulkan bahwa sudah
seharusnya kita percaya bahwa Allah itu ada, Allah itu yang menciptakan
langit dan bumi tempat kita tinggal.3
Iman kepada Allah adalah meyakini dan mengakui bahwa Tiada
Tuhan Selain Allah dan meyakini dan mengakui bahwa meskipun Allah
dan dzat-dzat-Nya tidak terlihat namun kita harus meyakini dan mengakui
bahwa Allah itu ada (wujud).
Iman kepada Allah berarti kita harus ma’rifatullah (mengenal Allah),
ma’rifat kepada nama-nama-Nya yang baik dan sifat-sifat-Nya yang

2
M Hidayat Ginanjar, “Pembelajaran Akidah Akhlak dan Kolerasinya dengan
Peningkatan Akhlakn Karimah Peserta Didik” Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam,
Vol.06 No12 Juli 2017, Hal.107
3
Rohmad Qomari, “Prinsip dan Ruang Lingkup Pendidikan Akidah Akhlak” Jurnal
Pemikiran Alternatif Pendidikan, Vol.14 No.1 Januari-April 2009, Hal.4

3
tinggi, ma’rifat kepada dalil-dalil wujud-Nya dan fenomena-fenomena
keagungan-Nya di alam semesta ini.
Ma’rifat kepada allah dapat memancarkan perasaan-perasaan yang
agung, membangkitkan berbagai indra kebaikan, membina rasa senantiasa
diawasi Allah (muroqobah), memotivasi untuk hal-hal yang luhur dan
mulia, dan menjauhkan seseorang dari amal perbuatan yang nista dan
hina4.
2. Iman kepada malaikat allah
Iman kepada Malaikat adalah yakin dan membenarkan bahwa
Malaikat itu ada diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya/nur, malaikat
adalah kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk dan taat pada perintah serta
ketentuan Allah SWT. Malaikat berasal dari kata Malak bahasa Arab yang
artinya kekuatan. Dalam ajaran agama Islam terdapat 10 malaikat yang
wajib kita ketahui dari banyak malaikat yang ada di dunia dan akherat
yang tidak kita ketahui yaitu antara lain :
a. Malaikat Jibril yang menyampaikan wahyu Allah kepada nabi dan
rasul.
b. Malaikat Mikail yang bertugas memberi rizki / rejeki pada manusia.
c. Malaikat Israfil yang memiliki tanggung jawab meniup terompet
sangkakala di waktu hari kiamat.
d. Malaikat Izrail yang bertanggungjawab mencabut nyawa.
e. Malikat Munkar yang bertugas menanyakan dan melakukan
pemeriksaan pada amal perbuatan manusia di alam kubur.
f. Malaikat Nakir yang bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan
pada amal perbuatan manusia di alam kubur bersama Malaikat
Munkar.
g. Malaikat Raqib / Rokib yang memiliki tanggung jawab untuk mencatat
segala amal baik manusia ketika hidup.
h. Malaikat Atid / Atit yang memiliki tanggungjawab untuk mencatat
segala perbuatan buruk / jahat manusia ketika hidup.

4
Miftahul Basar, “Mengenal Rukun Iman dan Islam”, Guepedia, Februari 2021, Hal.8

4
i. Malaikat Malik yang memiliki tugas untuk menjaga pintu neraka.
j. Malaikat Ridwan yang berwenang untuk menjaga pintu sorga / surga.5

Fungsi iman kepada Malaikat Allah :

a. Selalu melakukan perbuatan baik dan merasa najis serta anti


melakukan perbuatan buruk karena dirinya selalu diawasi oleh
malaikat.

b. Berupaya masuk ke dalam surga yang dijaga oleh malaikat Ridwan


dengan bertakwa dan beriman kepada Allah SWT serta berlomba-
lomba mendapatkan Lailatul Qodar.

c. Meningkatkan keikhlasan, keimanan dan kedisiplinan kita untuk


mengikuti / meniru sifat dan perbuatan malaikat.

d. Selalu berfikir dan berhati-hati dalam melaksanakan setiap perbuatan


karena setiap perbuatan baik yang baik maupun yang buruk akan
dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.6

3. Iman kepada Kitab-Kitab Allah

Kita wajib percaya bahwa Allah telah menurunkan beberapa kitab


kepada Rasul-rasulnya untuk memperbaiki manusia tentang urusan dunia
dan agama mereka. Seperti yang telah di paparkan dalam firman Allah
SWT. “ kitab Al-Qur’an ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertakwa (QSal-Baqarah: 2)” Diantara kitab-kitab itu, ialah
Zabur kepada Nabi Daud, Taurat kepada Nabi Musa, Injil kepada Nabi Isa
dan Al-Qur’an pada Nabi Muhammad yang menjadi penutup sekalian
Nabi alaihimus shalatu was salam. Dan bahwa A-Qur’an adalah firman
Allah dan kitab terakhir yang diturunkan, yang memuat apa yang tidak
termuat pada lainnya, mengenai syariat, budi luhur dan kesempurnaan
hukum. Kita wajib percaya akan hal yang dibawa oleh Nabi s.a.w yang
5
Miftahul Basar, Mengenal Rukun Iman dan Islam, Guepedia, Februari 2021, Hal.18
6
Rohmad Qomari, “Prinsip dan Ruang Lingkup Pendidikan Akidah Akhlak” Jurnal
Pemikiran Alternatif Pendidikan, Vol.14 No.1 Januari-April 2009, Hal.9

5
mutawir dan memenuhi syarat-syaratnya. Dan yang wajib kitapercayai
hanyalah yang tegas-tegas saja, dengan tak boleh menambah-nambah
keterangan yang sudah tegas-tegas itu. Dengan keterangan berdasarkan
pertimbangan, (perkiraan), kerana firman Allah : “Sesungguhnya
persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran”
(QS.Yunus:36).7

Adapun syarat yang benar tentang kepercayaan, dalamhal ini ialah


jangan ada sesuatu yang mengurangi Keagungan dan Keluruhan Tuhan,
dengan mempersamakannya dengan makhluk. Sehingga andaikata terdapat
kalimat-kalimat yang kesan pertama, mengarah kepada arti yang demikian,
meskipun berdasarkan berita yang mutawir (meyakinkan), maka wajiblahn
orang mengabaikan makna yang tersurat dan menyerahkan tafsir arti yang
sebenarnya kepada Allah dengan kepercayaan bahwa yang yang terkesan
pertama pada pikiran bukanlahyang dimaksudkan, atau dengan takwil
yang berdasarkan alasan-alasan yang dapat diterima. Dan sebagai orang
muslim patutlah kita bersyukur karna dari kitab-kitab Allah yang lain
hanya Al-Qur’an yang di jaga atau di pelihara sendiri oleh Allah SWT.
seperti yang telah di jelaskan dalam Al-Qur’an itu sendiri yang artinya “
sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya
kami benar-benar memeliharanya. (QS al-Hijr: 9)”8

Perlu kita ketahui bahwasannya Allah SWT telah menurunkan kitab-


kitab-Nya untuk memberi petunjuk kepada manusia, kitab itu diturunkan
supaya dijadikan pedoman bagi umat manusia agar mereka mempelajari
agama Allah dan agar manusia tidak tersesat ke jalan yang tidak diridhoi
Allah SWT, Seperti yang telah di paparkan dalam firman Allah SWT. “
kitab Al-Qur’an ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertakwa (QS al-Baqarah: 2)”.

7
Rohmad Qomari, “Prinsip dan Ruang Lingkup Pendidikan Akidah Akhlak” Jurnal
Pemikiran Alternatif Pendidikan, Vol.14 No.1 Januari-April 2009, Hal.13
8
Miftahul Basar, Mengenal Rukun Iman dan Islam, Guepedia, Februari 2021, Hal.22

6
Iman kepada kitab-kitab Allah SWT berarti kita harus meyakini dan
mengakui bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab-Nya melalui
Para Rosul untuk disampaikan kepada umatnya, umat manusia.

Berikut nama-nama kitab yang diturunkan Allah kepada para Nabi


dan Rosul Allah :

a. Kitab Taurat, diturunkan kepada Nabi Musa As.

b. Kitab Injil, diturunkan kepada Nabi Isa As

c. Kitab Zabur, diturunkan kepada Nabi Daud As

d. Kitab Al-Qur’an, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.Kitab Al-


Qur’an ini diturunkan sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya
(Taurat, Injil dan Zabur).

4. Iman kepada Rosul-Rosul Allah

Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari
enam rukun yang wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud
iman kepada para rasul ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para
rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt. untuk
menerima wahyu dariNya untuk disampaikan kepada seluruh umat
manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di
dunia dan di akhirat.

Pengertian rasul dan nabi berbeda. Rasul adalah manusia pilihan


yang diberi wahyu oleh Allah SWT untuk dirinya sendiri dan mempunyai
kewajiban untuk menyampaikan kepada umatnya.Nabi adalah manusia
pilihan yang di beri wahyu oleh Allah SWT untuk dirinya sendiri tetapi
tidak wajib menyampaikan pada umatnya. Dengan demikian seorang rasul
pasti nabi tetapi nabi belum tentu rasul. Meskipun demikian kita wajib
meyakini keduanya9

9
Rohmad Qomari, “Prinsip dan Ruang Lingkup Pendidikan Akidah Akhlak” Jurnal
Pemikiran Alternatif Pendidikan, Vol.14 No.1 Januari-April 2009, Hal.15

7
Firman Allah SWT : “Dan kami mengutus para rasul itu melainkan
untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan.Barangsiapa
yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada kekawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”(QS. Al An’am 6 :
48).10
Rasul rasul yang wajib diimani berjumlah 25 orang
1. Adam As 10. Yaqub As 19.Ilyas As
2. Idris As 11. Yaqub As 20.Ilyasa As
3. Nuh As 12. Ayub As 21.Yunus As
4. Hud As 13. Syu’aib As 22.Zakaria As
5. Sholeh As 14. Musa As 23.Yahya As
6. Ibrahim As 15. Harun As 24.Isa As
7. Luth As 16. Zulkifli As 25.Muhammad Saw
8. Ismail As 17. Daud As
9. Ishaq As 18. Sulaiman As
5. Iman kepada Hari Akhir
Hari akhir adalah hari di mana semua yang dilakukan manusia
selama di dunia akan mendapat ganjarannya. Ganjaran merupakan
tuntutan yang seharuanya ada pada suatu ujian. Setiap orang akan
memperoleh ganjaran sesuai apa yang dilakukan. Jika ganjaran tidak
berbentuk nyata di dunia ini, maka ganjaran akan ada di kehidupan lain.
Hal ini membawa kita pada keyakinan pada hari akhir.
Allah memberi beban tiap-tiap manusia berbeda sesuai dengan
kadar anugerah yang diberikan Allah swt. Beban yg diberikan oleh Allah
kepada orang kaya akan berbeda dengan orang miskin. Allah akan
meminta pertanggungjawaban kepada orang kaya seperti bagaimana cara
mereka memperoleh kekayannya, bagaimana cara mereka memakai
hartanya, dan bagaimana mereka dalam bersedekah, infak, dan zajat.
Sedangkan pada orang miskin akan dimintai pertanggungjawaban
bagaimana cara mereka bersyukur ,bgaimana cara mereka memperoleh

10
Miftahul Basar, Mengenal Rukun Iman dan Islam, Guepedia, Februari 2021, Hal.28

8
rezeki yg halal. Pertanggumgjawaban ini akan disertai dengan ganjar yang
seimbang pula.11
Sebagai manusia, percaya kepada adanya hari akhir adalah suatu
keharusan. Seperti yang sudah dijelaskan pada firman Allah, yang
berbunyi "sesungguhnya hari kiamat itu akan datang, Aku merahasiakan
(waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia
usahakan" (Thaha :15)
Hari akhir bersifat kekal. Nama-nama hari akhir diantaranya :
a. Yaumul-Ba'ts ( hari kebangkitan)
b. Yaumul-Khuruj (hari keluar)
c. Yaumul-Qiyaamah (hari kiamat)
d. Yaumul-Din (hari pengadilan)
e. Yaumul-Fashl (hari pemisahan)
f. Yaumul-Hasyr (hari dikumpulkan)
g. Yaumul-Jam (hari dikumpulkan)
h. Yaumul-Hisab (hari perhitungan)
i. Yaumul-W'iid (hari ancaman)
j. Yaumul-Hasrah(hari kerugian)
k. Yaumul-Khulud (hari yang kekal)
l. Daral-Aakhirah (kampung akhirat)
m. Daral-Qaraar (tempat tinggal abadi)
n. Dar al-Khulud (tempet keabadian)
o. Al-Waaqi'ah
p. Al-Haaqqah
q. Al-Qsari'ah (hentakan suara yang dahsyat)
r. Al-Ghaasyiyah (jin dan manusia)
s. Ath-Thaammah
t. Al-Aazifah (dekat)
Iman kepada Allah tidak akan terpisah dengan iman kepada hari
akhir. Iman kepada hari akhir adalah mempercayai dengan sepenuh hati

11
Miftahul Basar, Mengenal Rukun Iman dan Islam, Guepedia, Februari 2021, Hal.32

9
bahwa hari akhir benar-benar terjadi. Manusia yang mengingkari hari akhir
melihat bahwa penciptaan alam semesta ini mengandung kesia-siaan.
Allah menciptakan makhuk, manusia bukan berarti sia-sia melainkan
ada tujuan. Seperti yang dijelaskan pada ayat Al-mu'minum 115-116 yang
berbunyi "Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami
menciptakan kamu secara main-main (saja) dan bahwa kamu tidak akan
dikembalikan kepada Kami? Maka Mahatinggi Allah, Raja Yang
Sebenarny, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan
(Yang mempunyai 'Arsy yang mulia"12
Tanda-tanda hari kiamat diantaranya adalah :
a. Keluarnya Dajjal yang mengaku sebagai rububiyah (tuhan)
b. Turunnya Nabi Isa a.s dan dibinasakan oleh Dajjal.
c. Dibangkitkan kabilah-kabilah Ya'juj dsn Ma'juj
d. Kesejahteraan merebak di seluruh penjuru bumu untuk beberaa waktu
e. Kemudian Allah mengirimkan angin baik, dengan ini Allah mencabut
semua nyawa orang mukmin dan orang Islam
f. Kemudian tinggal orang yang jahat dimuka bumi, lalu kiamat dating
6. Iman kepada Qodho dan Qadar
Qadhaa berasal dari kata “al-qadhaa-u” maknanya menyempurnakan
sesuatu perkara melaksanakan dan menyelesaikan baik perkara berupa
ucapan, amalam, kehendak, ataupun yang lainnya. Sedangkan qadhar
berasal dari kata al-qadaru yang berarti menjel;askan keterangan jumlah
atau memberi pengertian kadar ukuran tertentu, dan merupakan akar kata
lafal qadara-yaqduru dan qadaqa-yaqdiru.
Pada ayat ke-29 surat Al-Kahfi dijelaskan bahwa Allah SWT
menjadikan kehendak manusia meneliti jalan keimanan ataukah jalan
kekafiran. Siapa saja yang menghendaki meniliti jalan kepada tuhannya
dengan amal yang saleh, maka Allah akan memasukkan ke dalam
surganya dengan keutamaanya. Sedangkan siapa yang menghendaki

12
Rohmad Qomari, “Prinsip dan Ruang Lingkup Pendidikan Akidah Akhlak” Jurnal
Pemikiran Alternatif Pendidikan, Vol.14 No.1 Januari-April 2009, Hal.17

10
penyimpangan dari jalan yang benar, maka berarti telah berbuat aniaya
terhadap dirinya sendiri, dan siapa saja yang termasuk dalam golongan
orang yang zalim berhak menerima pembalasan berupa azab yang pedih.13

C. Aqidah Cabang
Setelah berakhirnya kepemimpinan kholifah Umar bin Khattab umat
Islam mulai terjadi perpecahan. Kemudian muncul permasalahan yang
menimbulkan terjadinya pembunuhan khalifah Ustman bin affan (th 345-656
M) oleh pemberontak yang sebagian besar dari Mesir yang tidak puas dengan
kebijakan politiknya.
Awalnya peristiwa ini hanya sebuah permasalan politik yang akhirnya
berkembang menjadi persoalan teologi sehingga melahirkan berbagai aliran
dengan teologi dan pandangan yang berbeda-beda. Pada masa ini umat islam
tidak mampu lagi mempertahankan kesatuan dan keutuhan akidahnya, karena
masing-masing berusaha membuka persoalan akidah yang sebelumnya
terkunci.14
Maka lahirlah cabang-cabang aqidah yang pemahaman bervariasi dari
masing-masing aspek rukun iman, diantaranya :
1. Iman kepada Allah
Aqidah Aqidah cabang yang diperselisihkan adalah zat , sifat, dan
`af`al nya. Dalam masalah zat Tuhan muncul pendapat yang
menggambarkan Tuhan dengan sifat-sifat bentuk jasmani/fisik. Golongan
ini disebut Mujassimah (orang-orang yang merumuskan Tuhan). Dalam
masalah sifatnya.
Konsep asma`ul husna untuk memahami sifat-sifat allah tersebut
dianggap sebagai cara paling asli untuk mengenal allah. Karena disebutkan
sendiri oleh allah didalam berbagai surat dalam al qur`an, pandangan itu
menjadi keyakinan kaum salafiyyah, yang berati yang paling autentik atau
fundamental, yang di anut oleh anatara lain ibnu taimiyyah. Disebut
autentik dan fundamental, lkarena mengikuti langkah yang diikuti langkah
13
Miftahul Basar, Mengenal Rukun Iman dan Islam, Guepedia, Februari 2021, Hal.35
14
Zahri, “Pokok-Pokok Akidah yang Benar” CV Budi Utama, November 2019, Hal.16

11
sahabat nabi. Sementara itu kaum mu`tazilah, yang mengikuti pandangan
yang lebih rasional, tidak mengakui pengertian as`maul khusna itu sebagai
sifat-sifat allah, karena menurut mereka allah tidak memiliki sifat. Nama-
nama tersebut menurut mereka, bukan sifat allah melainkan nama allah
sendiri.15
Dan dalam af`alnya muncul perbedaan cabang, apakah allah
mempunyai kewajiban berbuat? Golongan Mu’tazilah berpendapat bahwa
Tuhan mempunyai kewajiban berbuat baik dan terbaik bagi manusia (As
Salah Al Asbah). Sebaliknya, golongan Ahlus Sunah Wal Jamaah
(Asy’ariyah dan Maturidiyah) berpendapat bahwa Tuhan tidak mempunyai
kewajiban kepada makhluk-Nya. Tuhan dapat berbuat sekehendak-Nya
terhadap makhluknya karena kalau Tuhan mempunyai kewajiban berbuat
berarti kekuasaan Tuhan dan kehendak Tuhan tidak mutlak.16
2. Beriman kepada Malaikat
Aqidah cabang yang di perselisihkan apakah iblis tergolong dari
mereka dan apakah jin tergolong dan apakah jin tergolong dari mereka.17
3. Beriman kepada Kitab-kitabnya
Aqidah cabang yang diperselisihkan adalahdalam persoalan kitab
dikalanagan orang Islam ialah apakah Al-Qur’an itu Qadim (kekal) atau
hadis (baru). Golongan Asy’ariyah dan Maturidiyah berpendapat bahwa
Al-Qur’an adalah Qadim, bukan makhluk (diciptakan). Sedangkan
pendapat yang lain mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah tidak qadim
karena Al-Qur’an itu diciptakan (makhluk).18
4. Beriman kepada Rasul Allah
Aqidah yang masih diperselisihkan dalam kaitannya dengan iman
kepada para Nabi dan Rasul adalah mengenai jumlah. Hanya Allah yang
mengetahui jumlahnya. Sebagian ulama mengatakan bahwa jumlah

15
Zahri, “Pokok-Pokok Akidah yang Benar” CV Budi Utama, November 2019, Hal.18
16
Rohmad Qomari, “Prinsip dan Ruang Lingkup Pendidikan Akidah Akhlak” Jurnal
Pemikiran Alternatif Pendidikan, Vol.14 No.1 Januari-April 2009, Hal.18
17
Zahri, “Pokok-Pokok Akidah yang Benar” CV Budi Utama, November 2019, Hal.19
18
Zahri, “Pokok-Pokok Akidah yang Benar” CV Budi Utama, November 2019, Hal.21

12
seluruhnya adalah 124.000 orang. Dari sejumlah itu yang diangkat
menjadi Rasul ada 313 orang.19
5. Beriman kepada Hari Akhir
Para ulama telah sepakat dalam masalah adanya hari kiamat dan hal-
hal yang terjadi didalamnya hanya saja mereka Ikhtilaf tentang apa yang
akan dibangkitkan. Pendapat pertama mengatakan bahwa yang
dibangkitkan meliputi jasmani dan rohani. ini dikeluarkan oleh golongan
Ahlus Sunah Wal Jamaah. Adapun pendapat kedua yang dibangkitkan
adalah rohnya saja.20
6. Beriman kepada Qodho dan Qadar
Dalam masalah takdir orang islam sepakat perlunya meyakini
adanya ketentuan Allah yang berlaku bagi semua makhluk yang ada di
alam semesta ini. Namun berbeda dalam memahami dan
mempraktekkannnya.21
a. Pertama : Qodariyah berpendapat bahwa segala perbuatan manusia
baik maupun buruk semuanya ditentukan oleh manusia itu sendiri.
Allah tidak mempunyai sangkut pautnya dalam hal ini karena Allah
telah menyerahkan kodratnya kepada manusia. Allah akan memberi
pahala kepada orang yang telah berbuat baik, karena dia telah
menggunakan kodrat yang diberikan Allah dijalan yang baik. Dan bagi
orang yang berbuat jahat maka Allah akan menyiksanya karena kodrat
yang diberikan digunakn untuk jalan keburukan.22
b. Kedua : kaum Jabariyyah mempunyai I’tiqod yang bertolak belakang
dengan I’tiqod kaum Qodariyah. Jabariyyah berpendapat bahwa
manusia tidak punya daya apa-apa karena segalanya telah ditentukan
oleh Allah. Manusia tidak punya usaha, tidak punya ikhtiar sebab
seluruhnya yang menentukan adalah Allah. Pendapat Jabariyyah ini

19
Zahri, “Pokok-Pokok Akidah yang Benar” CV Budi Utama, November 2019, Hal.23
20
Zahri, “Pokok-Pokok Akidah yang Benar” CV Budi Utama, November 2019, Hal.25
21
Rohmad Qomari, “Prinsip dan Ruang Lingkup Pendidikan Akidah Akhlak” Jurnal
Pemikiran Alternatif Pendidikan, Vol.14 No.1 Januari-April 2009, Hal.19
22
Rohmad Qomari, “Prinsip dan Ruang Lingkup Pendidikan Akidah Akhlak” Jurnal
Pemikiran Alternatif Pendidikan, Vol.14 No.1 Januari-April 2009, Hal.20

13
dianggap menyimpang oleh golongan Ahlussunnah Waljama’ah.
Memang semuanya ini ditentukan oleh Allah tetapi Allah juga telah
menciptakan usaha dan ikhtiar manusia. Oleh karena itu manusia
mempunyai keharusan untuk berusaha.
c. Ketiga : sebenarnya I’tiqod Ahlussunnah Waljama’ah merupakan
perpaduan dari I’tiqod Jabriyyah dan Qodariyah, artinya segala
sesuatu dialam ini memang telah ditentukan oleh Allah, namun
manusia diberi kewenangan untuk melakukan ikhtiar terlebih dahulu.
Seperti firman Allah yang telah dipaparkan dalam Al-Qur’an yang
artinya: “sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum
sehingga kaum itu sendiri merubah apa yang ada pada diri mereka.
(QS ar-Ra’du: 11)”.23

23
Rohmad Qomari, “Prinsip dan Ruang Lingkup Pendidikan Akidah Akhlak” Jurnal
Pemikiran Alternatif Pendidikan, Vol.14 No.1 Januari-April 2009, Hal.21

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara etimologis akidah berasal dari kata ‘aqada- ya’qidu- ‘uqdatan-
‘aqidatan. Artinya simpul, ikatan atau perjanjian. Jadi aqidah adalah
keyakinan yang tersimpul kuat didalam hati bersifat mengikat dan
mengandung perjanjian. Para ulama’ mendefinisan aqidah sebagai“sesuatu
yang terikat kepadanya hati dan hati nurani.” Dalam Al-qur’an
kata “aqidah” diartikan sebagai : “wahai orang-orang yang beriman,
penuhilah aqad-aqad itu”

Pengertian Aqidah (iman) menurut Al-Qur’an adalah suatu keyakinan


yang mantap dalam hati yang dengannya seseorang mukmin percaya dan
yakin bahwa Allah adalah satu-satunya yang maha benar, sumber kebenaran
dan pemberi kebenaran.

B. Saran
kami sangat menyadari didalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangannya, baik dari segi
tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-
teman sekalian yang kadang kala hanya menuruti egoism pribadi. Untu itu
besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah kami di lain waktu

15
DAFTAR PUSTAKA

Basar Miftahul, “Mengenal Rukun Iman dan Islam”, Guepedia, Februari 2021
Ginanjar M Hidayat, “Pembelajaran Akidah Akhlak dan Kolerasinya dengan
Peningkatan Akhlakn Karimah Peserta Didik” Jurnal Edukasi Islami
Jurnal Pendidikan Islam, Vol.06 No12 Juli 2017,
Qomari Rohmad, “Prinsip dan Ruang Lingkup Pendidikan Akidah Akhlak” Jurnal
Pemikiran Alternatif Pendidikan, Vol.14 No.1 Januari-April 2009
Zahri, “Pokok-Pokok Akidah yang Benar” CV Budi Utama, November 2019

16

Anda mungkin juga menyukai