Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

HADIST
Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :
Indah Lestari

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI ILMU


TARBIYAH (STIT) BUSTANUL ULUM JAYA SAKTI ANAK TUHA LAMPUNG
TENGAH
TAHUN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohiim

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah berjudul menata nikmat sehat dan waktu luang. Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah hadist Tahun pelajaran 2021.Selain itu, penulis
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Jayasakti, 20 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PEDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah..............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
2.1 Menata Nikmat Kesehatan Dan Waktu Luang .............................................2

BAB III PENUTUP..................................................................................................5


3.1 Kesimpulan....................................................................................................5
3.2 Saran...............................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah salah satu nikmat dari allah swt yang patut senantiasa kita
syukuri.Sehat menurut WHO adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi
fisik,mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan.Sedangkan menurut ilmu pisikologi manusia sehat adalah yang mampu
mengalahkan kecemasan dan kebutuhan neourotiknya.
Seeorang yang memanfaatkan waktu luang dan bersyukur atas nikmat sehat
dalam rangka melakukan ketaatan maka dialah yang berbahagia.Memanfaatkan
waktu luang bisa dengan belajar,jika seseorang meninggalkan sesuatu yang tidak
bermanfaat kemudian menyibukan diri dengan hal yang bermanfaat maka
menandakan islam telah sempurna.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Menata Nikmat Sehat Dan Memanfaatkan Waktu Luang ?

1.3 Tujuan Masalah


2. Untuk Mengetahui Bagaimana Menata Nikmat Sehat Dan Memanfaatkan
Waktu Luang

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.2 Menata Nikmat Kesehatan Dan Waktu Luang


Menggunakan nikmat-nikmat Allah  Ta’ala  untuk beramal shalih
Sesungguhnya orang yang bersyukur kepada Allah  Ta’ala   akan menggunakan
nikmat Allah untuk beramal shalih, tidak digunakan untuk bermaksiat kepada
Allah. Ia gunakan matanya untuk melihat hal yang baik, lisannya tidak untuk
berkata kecuali yang baik, dan anggota badannya ia gunakan untuk beribadah
kepada Allah Ta’ala.
Dua Nikmat Yang Sering Terlupakan; Nikmat Sehat Dan Waktu Luang
Hendaklah kita selalu mengingat-ingat kenikmatan Allah yang berupa
kesehatan, kemudian bersyukur kepada-Nya, dengan memanfaatkannya untuk
ketaatan kepada-Nya.1 Jangan sampai menjadi orang yang rugi, sebagaimana
hadits berikut,‫ا‬66‫ون فِي ِه َم‬6 ِ 6َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم نِ ْع َمت‬
ٌ 6ُ‫ان َم ْغب‬6 َ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َما قَا َل قَا َل النَّبِ ُّي‬ ٍ ‫ع َْن ا ْب ِن َعبَّا‬
ِ ‫س َر‬
ُ ‫ص َّحةُ َو ْالفَ َرا‬
‫غ‬ ِ َّ‫َكثِي ٌر ِم ْن الن‬
ِّ ‫اس ال‬
Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Nabi  shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan
dan waktu luang”. (HR Bukhari, no. 5933)
Al Hafizh Ibnu Hajar  rahimahullah  menjelaskan: “Kenikmatan adalah
keadaan yang baik. Ada yang mengatakan, kenikmatan adalah manfaat yang
dilakukan dengan bentuk melakukan kebaikan untuk orang lain”. (Fathul Bari
Syarh Shahih Bukhari, penjelasan hadits no. 5933)
Ibnu Baththaal  rahimahullah  mengatakan: “Makna hadits ini, bahwa
seseorang tidaklah menjadi orang yang longgar (punya waktu luang) sehingga dia
tercukupi (kebutuhannya) dan sehat badannya. Barangsiapa dua perkara itu ada
padanya, maka hendaklah dia berusaha agar tidak tertipu, yaitu meninggalkan
syukur kepada Allah terhadap nikmat yang telah Allah berikan kepadanya. Dan
termasuk syukur kepada Allah adalah melaksanakan perintah-perintah-Nya dan
menjauhi larangan-larangan-Nya. Barangsiapa melalaikan hal itu, maka dia adalah
orang yang tertipu”. (Fathul Bari)

1
Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail al-Bukhari. 2008. Sahih Bukhari . Mesir : Maktabal
'Ibadah al Rahman.

2
Kemudian sabda Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas “kebanyakan
manusia tertipu pada keduanya” ini mengisyaratkan, bahwa orang yang
mendapatkan taufiq (bimbingan) untuk itu, hanyalah sedikit.
Ibnul Jauzi  rahimahullah  menjelaskan: “Kadang-kadang manusia itu sehat,
tetapi dia tidak longgar, karena kesibukannya dengan mencari penghidupan. Dan
kadang-kadang manusia itu cukup (kebutuhannya), tetapi dia tidak sehat. Maka
jika keduanya terkumpul, lalu dia dikalahkan oleh kemalasan melakukan kataatan,
maka dia adalah orang yang tertipu. Kesempurnaan itu adalah bahwa dunia
merupakan ladang akhirat, di dunia ini terdapat perdagangan yang keuntungannya
akan nampak di akhirat. Barangsiapa menggunakan waktu luangnya dan
kesehatannya untuk ketaatan kepada Allah, maka dia adalah orang yang pantas
diirikan. Dan barangsiapa menggunakan keduanya di dalam maksiat kepada
Allah, maka dia adalah orang yang tertipu. Karena waktu luang akan diikuti oleh
kesibukan, dan kesehatan akan diikuti oleh sakit, jika tidak terjadi, maka itu
(berarti) masa tua (pikun).
Maka sepantasnya hamba yang berakal bersegera beramal shalih sebelum
kedatangan perkara-perkara yang menghalanginya. Imam Al Hakim
meriwayatkan dari Abdullah bin Abbas, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda menasihati seorang laki-laki:
”Ambillah kesempatan lima (keadaan) sebelum lima (keadaan). (Yaitu)
mudamu sebelum pikunmu, kesehatanmu sebelum sakitmu, cukupmu sebelum
fakirmu, longgarmu sebelum sibukmu, kehidupanmu sebelum matimu.” (HR. Al
Hakim).
Dalam hadist diatas kita salah satunya kita dianjurkan untuk memelihara
kesehatan baik itu sehat rohani dan jasmani.Sehat jasmani kita bisa
memeliharanya dengan mengkonsumi makanan sehat seperti empat sehat lima
sempurna dan berolahraga sesuai dengan kesukaan dan kemampuan kita.
Sedangkan sehat rohani sebagai umat islam kita harus menjaga iman
dikeranakan imat sangat mudah luntur.Karena syaiton musuh bebuyutan kita yang
akan selalu mencari cara untuk melinturkan iman umat manusia.Iman adalah aset
paling berharga dan menjadi kirteria pertama diterima atau tidaknya amalan kita
di hadapan allah swt.

3
Marilah kita memelihara kesehatan2 dan menggunakan waktu luang dengan
penuh kesadaran bahwa aktivitas ini adalah hal yang menyenangkan dan sangat
bermanfaat untuk kita semua.

2
Arman Yurisaldi Saleh. 2010. Berdzikir Untuk Kesehatan Saraf.
Jakarta: Zaman.

4
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menggunakan nikmat-nikmat Allah  Ta’ala  untuk beramal shalih
Sesungguhnya orang yang bersyukur kepada Allah  Ta’ala   akan menggunakan
nikmat Allah untuk beramal shalih, tidak digunakan untuk bermaksiat kepada
Allah. Ia gunakan matanya untuk melihat hal yang baik, lisannya tidak untuk
berkata kecuali yang baik, dan anggota badannya ia gunakan untuk beribadah
kepada Allah Ta’ala.

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,khususnya bagi
pemakalah dan dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan.Maka dari itu makalah mengharapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun agar dalam pembuatan makalah berikutnya dapat menjadi
lebih baik.

5
DAFTAR PUSTAKA

Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail al-Bukhari. 2008. Sahih Bukhari . Mesir : Maktabal
'Ibadah al Rahman.
Arman Yurisaldi Saleh. 2010. Berdzikir Untuk Kesehatan Saraf.
Jakarta: Zaman.
Departemen Agama Republik Indonesia. 2009. AL-Qur'an Dan Terjemahnya.
Jakarta: Dirjen Kelembagaan Islam.

Anda mungkin juga menyukai