Disusun oleh :
1. Afshy Rahayu Putri
2. Aisya Wulandari
3. Arsyi Vitia Noviera
4. Atiqa Nazillah Alindi
5. Jamhari Almufid
6. Puti Elsa Telaw Repaly
Guru Pembimbing :
Hj. Fatimah, M. Pd. I.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah, alhamdulillahi rabbil
alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong kami dalam proses pembuatan
makalah ini dengan penuh kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikannya dengan baik.
Shalawat bertangkaian salam tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi besar
Muhammad SAW.
Makalah ini berisikan kewajiban kepada diri sendiri dan keluarga. Walaupun makalah
ini dibuat berdasarkan sumber yang terbatas sehingga makalah ini menjadi tidak sempurna,
namun materi yang terkait dengan judul dibahas dengan jelas serta mendetail. Maka dari itu,
kami berharap agar makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca.
Makalah ini masih banyak kekurangannya, maka dari itu kami mohon maaf atas
kekurangan tersebut. Serta berterima kasih atas kritik maupun saran yang diberikan. Sekian
dari kami, Terima kasih banyak atas perhatiannya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………….…………………..…
BAB I
1. Latar Belakang……………………………………………………………………
2. Tujuan Materi……………………………………….……………….……………
BAB II
1. Pembahasan……………………………………………………………………….
2. Pengertian – manfaat……………………………………………………………..
BAB III
1. Kesimpulan…………………………………………………………………………
2. Saran…………………………………………………………………………….….
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilaksanakan, atau suatu keharusan. Kewajiban juga
dimaknai sebagai tugas atau pekerjaan. Kewajiban terhadap diri sendiri merupakan suatu
konsep dalam pembentukan karakter dan kepribadian seseorang. Setiap individu memiliki
tanggung jawab yang harus diemban terhadap dirinya sendiri. Kewajiban terhadap diri sendiri
mencakup aspek-aspek seperti kesehatan fisik dan mental, pengembangan diri, dan
keberlanjutan pribadi.
Dengan memahami kewajiban terhadap diri sendiri, seseorang dapat membangun fondasi
yang kukuh untuk mencapai kehidupan yang bermakna dan memuaskan. Kesadaran akan
tanggung jawab pribadi membantu seseorang untuk menjadi pribadi yang lebih mandiri,
bertanggung jawab, dan mampu menghadapi berbagai situasi dengan kedewasaan dan
keteguhan.
Berbakti kepada orang tua juga merupakan kewajiban bagi setiap anak. Karena dengan
tulus ikhlas, orang tua telah berjasa merawat dan membesarkan anaknya. Apabila kita selalu
menghormati orang tua maka kita akan selalu mendapatkan kebahagiaan dalam kehidupan
kita begitu juga sebaliknya apabila berdosa dan durhaka terhadap orang tua maka
kesengsaraan yang akan kita peroleh.
2. Tujuan Materi
1. Mengetahui ayat dalam al qur'an yang menjadi pokok bahasan kewajiban diri terhadap
keluarga
2. Memahami hadist tentang kewajiban diri terhadap keluarga
3. Agar kita bisa bertanggung jawab atas diri kita sendiri, tidak menyakiti diri sendiri
4. Berbakti dan menghargai kedua orang tua.
5. Taat pada peraturan yang berlaku di lingkungan keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pembahasan
1. Q.S At-Tahrim: 6
َيَأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ُقوا َأْنُفَس ُك ْم َو َأْهِليُك ْم َناًرا َو ُقوُدَها الَّناُس َو اْلِح َج اَر ُة َع َلْيَها َم َلِئَك ٌة ِغ اَل ٌظ شَداٌد اَّل َيْع ُصْو َن َهللا َم ا َأَم َر ُهْم َو َيْفَع ُل ْو َن
َم ا ُيْؤ َم ُرْو َن
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat- malaikat yang
kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At-Tahrim 66: Ayat 6).
Asbababun nuzul ayat ini adalah diriwayatkan bahwa nabi mengunjungi para istri,
ketika tiba giliran Hafshah, maka dia meminta izin berkunjung kepada orang tuanya dan nabi
memberi izin. Ketika hafshah keluar, nabi memanggil seorang budak perempuan beliau yang
bernama Mariyah al- Qibtiyah dan berbincang-bincang dengannya di kamar Hafshah. Ketika
Hafshah kembali, dia melihat Mariyah di kamarnya dan sangat cemburu serta berkata, "Anda
memasukkan dia ke kamarku ketika kami pergi dan bergaul dengannya di atas ranjangku?
kami hanya melihatmu berbuat demikian karena hinaku di mata mu". Nabi bersabda untuk
menyenangkan Hafshah, "sesungguhnya aku mengharamkannya atas diriku dan jangan
seorangpun kamu beritahu hal itu." Namun ketika nabi keluar dari sisinya, Hafshah mengetuk
tembok pemisah antara dirinya dan Aisyah, dan memberitahukan rahasia tersebut. Maka nabi
marah dan bersumpah bahwa beliau tidak akan mengunjungi para istri selama sebulan. Maka
Allah menurunkan ayat, "Hai Nabi mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah
menghalalkan bagimu."
Semakna dengan ayat ini ada hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Abu
Daud, dan Imam Turmuzi melalui hadis Abdul Malik ibnur Rabi ihnu Sabrah, dari ayahnya,
dari kakeknya yang mengatakan bahwa Rasulullah. Shallallahu'alaihi Wasallam pernah
bersabda:
فإذا بلغ َع ْش َر ِسِنيَن َفاْض ِرُبوُه،" ُم ُروا الَّص ِبَّي ِبالَّص اَل ِة ِإذا بلغ سبع سنين
"َع َلْيَها
Perintahkanlah kepada anak untuk mengerjakan salat bila usianya mencapai tujuh tahun, dan
apabila usianya mencapai sepuluh tahun, maka pukullah dia karena meninggalkannya.
Ulama fiqih mengatakan bahwa hal yang sama diberlakukan terhadap anak dalam
masalah puasa, agar hal tersebut menjadi latihan baginya dalam ibadah, dan bila ia sampai
pada usia balig sudah terbiasa untuk mengerjakan ibadah, ketaatan, dan menjauhi maksiat
serta meninggalkan perkara yang mungkar.
٢٣١. َو ْأُم ْر َاْهَلَك ِبالَّص ٰل وِة َو اْص َطِبْر َع َلْيَهۗا اَل َنْس َٔـُلَك ِر ْز ًقۗا َنْح ُن َنْر ُز ُقَۗك َو اْلَع اِقَبُة ِللَّتْقٰو ى
Salah satu kewajiban kepada diri sendiri adalah berakhlak kepada diri sendiri
Macam-Macam Akhlak dan Kewajiban Seorang Muslim Pada Diri Sendiri, antara lain:
3. Menjaga Kesehatan
Menjaga kesehatan bagi seorang muslim adalah wajib dan merupakan bagian dari ibadah
kepada Allah SWT dan sekaligus melaksanakan anmanah dari-Nya. Riyadhah atau latihan
jasmani sangat penting dalam penjagaan kesehatan,
walau bagaimnapun riyadhah harus tetap dilakukan menurut etika yang ditetapkan oleh
Islam. Orang mukmin yang kuat, lebih baik dan lebih dicintai Allah SWT daripada mukmin
yang lemah. Dari sahabat Abu Hurairah, Bersabda Rasulullah, “Mu’min yang kuat lebih
dicintai Allah dari mu’min yang lemah, dan masing-masing memiliki kebaikan.
Bersemangatlah terhadap hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan
kepada Allah dan jangan merasa malas, dan apabila engkau ditimpa sesuatu maka
katakanlah “Qodarulloh wa maa syaa’a fa’al, Telah ditakdirkan oleh Allah dan apa yang Dia
kehendaki pasti terjadi”. (HR. Muslim).
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat kita pelajari lebih dalam mengenai kewajiban
kepada diri sendiri dan keluarga.
Maka dari itu, Kesimpulan dari bab kewajiban kepada diri sendiri dan
keluarga adalah bahwa memahami dan menjalankan tanggung jawab terhadap diri
sendiri dan keluarga merupakan fondasi penting dalam membentuk kehidupan yang
seimbang dan harmonis. Kewajiban ini mencakup aspek moral, sosial, dan emosional
yang membangun hubungan yang kuat dan saling mendukung di dalam keluarga.
Kewajiban terhadap diri sendiri dan keluarga memainkan peran krusial dalam
membentuk karakter, memupuk nilai-nilai positif, dan menciptakan lingkungan yang
aman dan penuh kasih dalam lingkup keluarga. Kesadaran akan tanggung jawab ini
juga berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih baik secara keseluruhan.
B. Saran
Marilah kita, terus mempelajari dan memperdalam mengenai kewajiban
kepada diri sendiri dan keluarga.
C. Penutup
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan. Lebih kurangnya kami mohon
maaf, kepada Allah kami mohon ampun. Kami harap generasi muda akan lebih paham
mengenai kewajiban kepada diri sendiri dan keluarga.