Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AGAMA ISLAM
KEUTAMAAN PUASA SUNNAH SENIN & KAMIS

Di susun oleh:

Deo Pratama Prayitno (17511068)

Widya Ananda (17511069)

Ivanda Oktavia (17511070)

Fahru Ihza Insani (17511071)

Muhammad Alma Filardi (17511072)

Muhammad Reksa (17511073)

PRODI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA 2018
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Puasa dalam Bahasa arab di istilahkan dengan ”shaum” atau “shiyam”. Secara
terminology “shaum” atau “shiyam” itu berarti “al-imsak” yaitu menahan dari apa saja.
Ibnu Mandzur memberikan penjabaran untuk maksud “menahan diri” yaitu meninggalkan
makan, minum, hubungan suami istri, dan apa saja yang bisa membatalkannya, mulai dari terbit
fajar sampai terbenam matahari, dengan mengharap ridha Allah SWT. Selain itu, puasa juga
memberikan ilustrasi solidaritas muslim terhadap umat lain yang berada pada kondisi hidup
miskin. Dalam konteks ini, interaksi sosial dapat digambarkan pada konsepsi lapar dan haus
yang dampaknya akan memberikan kemungkinan adanya tenggang rasa antar umat manusia

Pengkajian tentang hakekat puasa ini dapat dikatakan universal dan meliputi seluruh
kehidupan manusia baik kesehatan, interaksi sosial, keagamaan, ekonomi, budaya, dan
sebagainya. Begitu universal dan kompleksnya makna puasa hendaknya menjadi acuan bagi
muslim dalam mengimplementasikannya pada kehidupan sehari-hari. Dengan pengertian lain
puasa dapat dijadikan pedoman hidup.

Puasa terbagi menjadi dua, yaitu puasa wajib dan puasa sunnah. Puasa wajib adalah
puasa yang apabila ditinggalkan mendapat dosa dan bila dikerjakan mendapat pahala yaitu puasa
Ramadhan. Sedangkan puasa sunnah adalah puasa yang bila dikerjakan mendapat pahala dan
bila ditinggalkan tidak mendapat dosa. Adapun macam-macam puasa sunnah seperti puasa senin
kamis, puasa daud, puasa asyura’, puasa sya’ban, puasa asyhurul hurum, puasa tiga hari pada
pertengahan bulan. Rosululloh selalu melaksanakan puasa-puasa sunnah tersebut. Namun puasa
yang paling sering Rosululloh amalkan semasa hidupnya adalah puasa senin kamis. Selain sering
diamalkan oleh Rosululloh puasa senin kamis juga mudah untuk kita laksanakan, dan
mempunyai banyak manfaat, salah satunya adalah bidang akademik dan Spiritual.

Spiritual merupakan sebuah kecerdasan atau kemampuan untuk menghadapi masalah-


masalah yang berkaitan dengan makna, serta menempatkan perilaku dalam kehidupan manusia
dan juga diartikan sebagai penilaian bahwa tindakan tertentu dalam kehidupan itu lebih
bermakna di bandingkan dengan yang lainnya.

Orang yang memiliki kecerdasan Spiritual tidak memecahkan masalah dalam kehidupan
hanya dengan menggunakan akal dan emosinya saja. Tetapi lebih menggunakan hati nurani
sebagai pembimbingnya. Suara hati nurani senantiasa selaras dengan kebenaran agama yang
sesuai dengan kebutuhan dan dibutuhkan manusia.
Jadi orang yang mempunyai kecerdasan Spiritual dapat memecahkan masalah dengan
selalu menghubungkan nilai-nilai agama dan selalu menggunakan hatinya. Ia selalu merujuk
pada hukum-hukum agama, seperti kitab suci dan nasihat dari tokoh agama untuk memberikan
sebuah gambaran tentang masalah yang dihadapinya sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, pendidikan agama penting oleh siapapun termasuk remaja. Oleh karena itu,
dalam karya Ilmiah kami ini mengangkat judul “Meraih Kesuksesan Akademik dan
Spiritual dengan Puasa Senin Kamis”.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penyusun kemukakan di atas maka pokok masalah
yang akan dikaji dalam makalah ini yaitu berkaitan dengan mukjizat puasa senin kamis yang
berpengaruh pada kecerdasan intelektual dan spiritual. Agar masalah tersebut dapat dipahami
dengan mudah dan jelas, maka perlu penyusun rumuskan kembali dalam bentuk pertanyaan
sebagai berikut :

1. Apa pegertian Puasa Senin Kamis ?

2. Bagaimana meraih kesuksesan Akademik dengan Puasa Senin Kamis ?

3. Bagaimana meraih kesuksesan spiritual dengan Puasa Senin Kamis ?


BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Puasa Senin Kamis

Puasa senin kamis adalah puasa sunnah yang hanya dilaksanakan pada hari Senin dan
Kamis. Puasa tersebut adalah puasa yang sering diamalkan oleh Rasululloh SAW.Semasa
hidupnya. Suatu hari, beliau ditanya oleh salah seorang sahabat tentang sebab melaksanakan
puasa Senin Kamis. Lalu, beliau pun bersabda:

“Berbagai amalan dihadapkan pada Allah pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka
jika amalku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa”. (HR. Tirmidzi).

Kemudian, dalam riwayat lain, beliau juga bersabda:

‫س؟َ فحقحتتاَحل إنتن يحتتعوحم ا ع نلعثنحعيتتنن حواعلحخنمعيتت ح‬


َّ‫ حدععههحمتتاَ ححتتتتى‬: ‫ يحقهتتعوهل‬.‫س يحعغفنهراهتت انتل همتحهحتتاَنجحرعينن‬ ‫صتتعوهم ا ع نلعثنحعيتتنن حواعلحخنمعيتت ح‬ ‫احتن حرهستتعوهل انتت إننتتت ح‬
‫ك تح ه‬
‫ رواه أحمد‬.‫طلحححاَفنعينهحماَ لنهكلل همعسلنمم‬ ‫ص ح‬ ‫يح ع‬

“sesungguhnya, segala amal perbuatan dipersembahkan pada hari Senin dan Kamis,
maka Allah akan mengampuni dosa setiap orang muslim atau setiap orang mukmin, kecuali dua
orang yang bermusuhan. Maka, Allah berfirman, ‘Tangguhkan keduanya”. (HR. Ahmad).[1]

Sebagai puasa sunnah, puasa Senin Kamis tentu saja memiliki posisi yang sangat tinggi
di mata Allah Swt. Ia memberikan berkah kepada setiap hamba yang mengamalkannya.
Rasulullah SAW. Bersabda :

‫صتتعوحم فحتتإ ننتهه لنتتىَّ حوأحنحتتاَ أحعجتتنزىِ بنتتنه يحتتحد ه‬


‫ع‬ ‫اه حعتتتز حوحجتتتل إنلت ال ت‬ ‫ف حقاَحل ت‬ ‫ف اعلحححسنحةه حععشهر أحعمحثاَلنحهاَ إنحلىَّ حسعبنعنماَئحنة ن‬
‫ضعع م‬ ‫هكلُل حعحمنل اعبنن آحدحم يه ح‬
‫ضاَحع ه‬
‫ع‬ ‫ت‬ ‫ع‬ ‫ع‬ ‫ح‬ ‫ه‬ ‫ح‬ ‫ع‬ ‫ة‬ ‫ع‬ ‫ع‬ ‫ة‬
‫ حولهخلو ه‬.‫صاَئننم فحعرحححتاَنن فحعرححة نعنحد فنطنرنه حوفحعرححة نعنحد لنحقاَنء حربلنه‬ ‫ح‬
‫حشعهحوتحهه حوطححعاَحمهه نمعن أعجنلىَّ نلل ت‬
‫ك‬‫ح النمعس ن‬ ‫ب نعنحد ان نمعن نري ن‬ ‫ف نفينه أطيح ه‬

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipat gandakan dengan
sepuluh kebaikan, yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah berfirman (yang artinya),
‘Kecuali, amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah milik-Ku dan aku sendiri yang akan
membalasnya. Disebabkan orang yang menjalankannya telah meninggalkan syahwat dan
makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan dapat dua kebahagiaan sekaligus, yaitu
kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika dia berjumpa dengan Rabb-nya.
Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.
(HR. Muslim).

Puasa Senin Kamis merupakan puasa sunnah yang sangat istimewa dari sisi pemilihan
hari. Puasa tersebut membagi satu minggu menjadi dua bagian. Kedua bagian itu berfungsi
memelihara aspek spiritualitas dan kesehatan. Jika di analogikan, maka pembagian waktu
tersebut sama dengan anjuran meminum obat. Jika minum obat dilakukan dua kali sehari, maka
puasa sunnah Senin Kamis dilaksanakan tiga hari sekali secara teratur.
Lantas, apakah keutamaan puasa Senin Kamis yang membedakannya dengan puasa-puasa
sunnah lain? Puasa Senin kamis memiliki keutamaan menjauhkan diri dari perbuatan dosa,
seperti su’uzhan (berprasangka buruk), mendekati perbuatan zina, memperolok sesama manusia,
membicarakan aib orang lain, permusuhan, dan sebagainya.Puasa Senin dan Kamis adalah
pembersih hati dan penyuci jiwa dari segala noda kebersiha atas karya-karya manusia.
Pernyataan Allah akan pahala bagi orang yang berpuasa tidak diragukan lagi.

Puasa senin Kamis merupakan metode yang sangat tepat untuk melatih kesabaran
manusia. Karena itu, puasa Senin Kamis disebut juga sebagai zakat jiwa. Maksutnya, kita dapat
terhindar dari perbuatan dosa. Sebab, emosi kita menjadi lebih stabil yang diiringi peningkatan
spiritual. Rasululloh SAW. Bersabda :

“segala sesuatu itu ada zakatnya, sedangkan zakat jiwa adalah berpuasa. Dan, berpuasa
itu sama dengan separuh kesabaran.”(HR. Ibnu Majah).[2]

Menurut Suyadi, SPd.I (2007) adapun beberapa keutamaan puasa Senin Kamis.

a. Puasa Senin Kamis adalah media monitoring aktivitas keseharian dalam sepekan. Dua hari
sebagai monitor untuk tujuh hari ke depan dengan selang di tengah, yaitu hari kamis, merupakan
momentum strategis untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berbagai kemukjizatan yang
ditimbulkan dari ritual ini mampu menjadi landasan transendental bagi harapan tercapainya
tujuan untuk mencari Ridho Allah SWT.

b. Puasa Senin Kamis adalah pengendali segala hawa nafsu manusia. Sebagaimana dalam adab
perilaku berpuasa, maka dengan berpuasa segala tindakan dan ucapannya akan jauh dari segala
bentuk kegaduhan, kebohongan, dan kelicikan.

c. Puasa Senin Kamis adalah motivator terbesar dalam setiap langkah kita untuk mencapai tujuan
hidup. Dalam kondisi lapar, bukan berarti kita kehabisan energi untuk melakukan aktivitas.
Justru dengan kondisi lapar semangat aktivitas semakin kreatif dan inovatif. Orang yaang
berpuasa sangat antipati terhadap putus asa dan pantang menyerah. Segala keberhasilannya ia
yakini sebagai limpahan kemurahan Allah SWT terhadapnya, dan segala kegagalan merupakan
ujian Allah SWT. Dengan demikian, sifat kesabaran dan ketidak putus asa akan menyatu dalam
diri sanubarinya.

d. Puasa Senin Kamis adalah pembersih hati dan penyuci jiwa dari segala noda keberhasilan atas
karya-karya manusia. Puasa adalah ibadah untuk Allah SWT dan bukan untuk diri orang yang
berpuasa sendiri, serta Allah sendirilah yang akan memberikan pahala puasa hamba-Nya, bukan
melalui malaikat maupun makhluk lain.[3]
2. Meraih Kesuksesan Akademik dengan Puasa Senin Kamis

a. Tahap Persiapan

Puasa Senin Kamis menghadirkan berkah bagi seseorang yang menjalankannya, termasuk
berkah berupa kesuksesan akademik. Agar memperoleh berkah tersebut, ada dua tahapan yang
harus kita lakukan, yakni sebagai berikut :

1) Mandi Taubat

Mandi taubat adalah mandi yang bertujuan membersihkan diri dari dosa dan dilakukan
sekitar pukul 03.00-03.20 atau sebelum makan sahur. Mandi taubat memiliki banyak manfaat, di
antaranya dapat meningkatkan kesadaran diri (self consciousness),sehingga kita dapat menjadi
hamba yang senantiasa bertakwa kepada Allah SWT.

2) Niat

Setelah mandi taubat, ucapkanlah niat yang menyatakan bahwa Anda ingin menjalankan
puasa Senin Kamis untuk mengharapkan berkah kesuksesan akademik. Niat puasa Senin Kamis
dapat dibaca sebelum sahur. Akan tetapi, niat yang paling utama sebaiknya dibaca pada malam
hari sebelum tidur. Niat harus disematkan dalam hati sekali pun diucapkan oleh kita. Sebab,
menurut pandangan ulama fiqh, niat yang hanya dilafalkan tidak dianggap sebagai rukun dan
syarat sah puasa.

b. Proses Pelaksanaan

Pelaksanaan puasa senin Kamis untuk kesuksesan akademik terdiri dari tujuh tahapan,
mulai dari makan sahur hingga berbuka. Ketujuh tahapan itu adalah sebagai berikut :

1) Makan Sahur.
2) Menjaga Lisan dari Perkataan yang Buruk.
3) Menundukkan Pandangan dan Tidak menampakkan Bagian Aurat.
4) Menjaga Pendengaran dari Perkataan yang Buruk.
5) Berhati-Hati Setiap Bertindak dan Tidak Berkhianat.
6) Menjaga Diri dari Segala Perbuatan maksiat.
7) Berbuka.
c. Muhasabah Diri

Bermuhasabah diri sangat dianjurkan untuk kita yang melaksanakan puasa Senin Kamis.
Dalam hal ini, muhasabah diri berarti menyesali kesalahan-kesalahan yang secara sadar maupun
tidak mengulanginya lagi. Di antaranya yang dimaksud yaitu :

1) Meninggalkan Sahur karena Merasa Kuat.


2) Menjalankan Puasa Tidak Berdasarkan Ilmu Fiqh.
3) Menjauhi Perbuatan yang Dapat Merusak Pahala Puasa.
4) Berniat Meraih Kesuksesan Akademik.
5) Banyak tidur.[4]

3. Meraih Kesuksesan Spiritual dengan Puasa Senin Kamis

a. Komponen-Komponen

Untuk mengetahui tingkat kecerdasan spiritual maka perlu diketahui ciri-ciri


kecerdasan spiritual sebagai berikut :

1) Merasakan kehadiran Allah

Orang yang cerdas secara spiritualnya akan merasakan kehadiran Allah dimanapun ia
berada. Mereka yakin bahwa dirinya senantiasa berada dalam pengawasan Allah. Ada
kamerainilah yang terus menyoroti kalbunya dan mereka merasakan serta menyadari bahwa
seluruh detak hatinya diketahui dan dicatat Allah tanpa ada satupun yang tercecer[5].
Sebagaimana dalam firman Allah dalam QS. Qaaf : 16.

“Sesungguhnya telah kami ciptakan manusia dan kami mengetahui apa yang dibisikkan
hatinya. Kami lebih dekat padanya dari pada urat nadinya.” (QS. Qaaf : 16)

2) Sabar

Sabar berarti terpatrinya sebuah harapan yang kuat untuk menggapai sebuah cita-cita.
Dalam kandungan kualitas sabar, terdapat sikap yang istiqomah 4C (commitment, consistense,
consequenses, dan continous) sabar berarti tidak tergeser dari jalan yang mereka tempuh.
Sehingga sabar merupakan fungsi jiwa yang berkaitan sebanding dengan harapan waktu dan
proses berikhtiar untuk menjadi nyata.

Dalam sikap sabar berarti memiliki ketabahan dan daya yang sangat kuat untuk menerima
beban, ujian, atau tantangan tanpa sedikit pun mengubah harapan untuk menuai hasil yang
ditanamnya.
3) Empati

Menurut Daniel Goleman empati merupakan “kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan,


dan kepentingan orang lain”. Sehingga orang yang memiliki empati yang tinggi akan memiliki
kemampuan merasakan yang dirasakan orang lain, menumbuhkan hubungan saaling percaya dan
menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang.

Toto Tasmara mengartikan empati adalah kemampuan seseorang unuk memahami orang
lain. Sehingga mampu beradaptasi dengan kondisi batiniah orang lain. Empati sosial telah
dipraktikan oleh Rasulullah sebagai firman-Nya dalam QS. At-Taubah:128

4) Berjiwa Besar

Berjiwa besar adalah keberanian untuk memaafkan dan sekaligus melupakan perbuatan
yang pernah dilakukan orang lain. Jadi yang disebut dengan berjiwa besar adalah orng yang
mampu memaafkan kesalahan orang lain dan mampu melupakan kesalahan tersebut sehingga
tidak menyimpan rasa dendam dihatinya. Orang yang cerdas ruhaniahnya mampu memaafkan
dan melupakan kesalahan orang lain betapapun pedihnya kesalahan yang pernah dibuat padanya.

5) Jujur

Kejujuran adalah berani menyatakan sikap secara transparan, terbebas dari segala
kepalsuan dan penipuan. Hatinya selalu terbuka dan lurus sehingga memiliki keberanian yang
sangat kuat. Perilaku jujur adalah perilaku yang diikuti dengan sikap tanggung jawab atas apa
yang diperbuat. Dia siap menanggung resiko dan seluruh akibatnya dengan suka cita. Tidak
pernah terpikir olehnya untuk melemparkan tanggung jawab kepada orang lain karena sikap
tidak tanggung jawab. Toto Rasmara membagi kejujuran dengan tiga macam yakni kejujuran
kepada diri sendiri, kepada orang lain, dan kepada Allah.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual

Ada beberapa hal yang mempengaruhi kecerdasan spiritual antara lain adalah:

1) Faktor yang Berkaitan dengan Ruhani

a) Peningkatan keimanan

b) Bertakwa dengan sebenarnya

c) Senantiasa berdo’a

d) Berdzikir tanpa batas

2) Faktor yang Berkaitan dengan Amaliyah

a) Berjihad dengan al-qur’an

b) Mendirikan shalat
c) Melakukan puasa

d) Memakmurkan masjid

e) Menghidupkan akhir malam

f) Menuntut ilmu

g) Haji

3) Puasa dan Spiritualiatas


Dalam kamus ilmiyah populer, spiritualitas berarti kerohanian, kejiwaan, dan kehidupan
rohani. Puasa merupakan bentuk ibadah kita kepada Allah. Segala yang di sandarkan ke pada
Allah maka akan memberi pengaruh terhadap spiritualitas seseorang, termasuk di dalamnya
adalah puasa. Puasa merupakan amalan batin yang disandarkan khusus kepada Allah dan bersifat
rahasia. Dalam berpuasa orang dengan sadar, yakin, dan sabar melatih dirinya dalam menahan
lapar dan haus, serta menahanhawa nafsu dalam jangkawaktu tertentu. Puasa yang dilakukan
dengan penuh kesadaran, keimanan, dan ketakwaan kepada Allah merupakan benteng yang
kukuh bagi pertahanan diri dari godaan hawa nafsu. Sifat puasa yang demikian, orang yang
berpuasa memperoleh keikhlasan, kejujuran, kebenaran, ketenangan, dan pengendalian diri
(hawa nafsu), serta peningkatan kualiutas iman dan peningkatan derajat ketakwaan dalam
hidupnya.

Dari pemaparan mengenai hikmah puasa Senin Kamis tersebut, maka puasa sangatlah
berhubungan dengan spiritualitas seseorang, beberapa hubungan antara puasa dengan
spiritualitas seseorang tersebut adalah :

a) Puasa menjadikan seseorang mampu memperoleh derajat takwa

takwa memiliki banyak pengertian, diantaranya takut,(yang berarti takut melanggar


ketentuan Allah), menjaga atau membentengi diri dari berbagai dorongan yang tercela dan
perbuatan mungkar, menjaga diri dari tingkah laku liar dan buas rimbawi. Dengan mengucapkan
kata bahwa ia berpuasa, berarti ia ingat bahwa ia adalah manusia yang baik dan sopan, tidak
pantas bertengkar dan berkelahi. Ini berarti bahwa manusia membentengi dirinya dari kejahatan
yang mungkin timbul dari dirinya, pada saat ada rangsangan dari luar yang mengungkitnya.

Dalam melaksanakan ibadah puasa manusia bebas, tidak ada pengawasan dari luar,
kecuali dari Allah semata. Tidak seorang pun mengetahui, apakah seseorang itu berpuasa atau
tidak. Jika ia tidak berpuasa, tidak ada yang tahu, hanya takwanya kepada Allah sajalah yang
mendorongnya untuk benar-benar dan bersungguh-sungguh berpuasa. Dia sendirilah yang
mengetahui rahasia dirinya, apakah ia benar berpuasa atau tidak. Ini berarti bahwa dengan
berpuasa seseorang melatih diri untuk jujur dalam pelaksanaan ibadah dan imannya kepada
Allah. Dengan berulang kalinya latihan tersebut, maka akan tumbuh dan berkembanglah rasa
takwanya kepada Allah, dia takut dan malu melanggar larangan-Nya. Selanjutnya dengan ikhlas
ia akan meninggalkan kenikmatan lahiriyah yang bertentangan dengan agama. Lebih jauh
perasaan diamati, dan diawasi oleh Allah akan mendorongnya untuk berbuat baik dan menjauhi
perbuatan mungkar, keji, dan tercela. Ia tidak akan menipu, tidak akan berbuat curang,
menyimpang atau menggelapkan hak orang lain, dan ia tidak akan mencelakakan atau
menganiaya orang lain.

Dalam pengertian yang luas, takwa mengandung makna pelaksanaan seluruh perintah
Allah, dan menghentikan larangan-Nya dan suka melakukan perbuatan terpuji, menghindari
perbuatan tercela.

b) Puasa meningatkan keimanan

Dalam berpuasa seseorang dilarang melakukan beberapa hal yang biasanya dilakukan di
hari-hari yang lain. Orang yang sudah terbiasa melakukan sesuatau maka tidak mudah untuk
meninggalkan kebiasaan tersebut. Makajika orang yang berpuasa tersebut tidak diiringi dengan
keimanan kepada Allah yang kuat bisa aja melanggar larangan puasa tersebut. Dengan demikian
ouasa juga melatih untuk peningkatan keimanan seseorang.

c) Puasa dapat melatih keikhlasan seseorang

Puasa merupakan ibadah yang sifatnya rahasia, sifat rahasia puasa inilah yang
menjadikan orang yang berpuasa hanya mengharapkan pahala dari Allah semata. Ketika
seseorang hanya menyandarkan balasan dari Allah semata inilah yang akan menjadikan
keikhlasan dihatinya.

d) Puasa memberikan ketenangan jiwa

Puasa memiliki bentuk ruh (jiwa) dan bentuk. Bentuk dari puasa adalah menahan diri dari
makan, minum, dan bersetubuh dari mulai terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari yang
disertai dengan niat. Sedangkan ruh dari puasa adalah menahan diri dari melakukan perbuatan
dosa dan perbuatan haram, serta mengerjakan amaliyah wajib dan sunnah.

Dengan demikian orangyang berpuasa tidak hanya menjalani bentuk puasa, tetapi harus
memiliki ruh dari puasa yang dilakukannya. Karenanya, puasa yang dilakukan akan diterima
oleh Allah dan menjadikannya termasuk orang-orang yang suci. Sebab orang-orang yang seperti
itulah yang dapat mengontrol jiwa dan perilakunya.

Dengan kemampuan ini, secara otomatis orang yang terbiasa berpuasa akan mampu
mengendalikan diri dan jiwanya. Ia akan merasakan kedamaian dan ketenangan hidup di dunia
dan akan mendapatkan pahala surga yang terbaik di akhirat.

Jiwa yang tenang adalah jiwa yang terbebas dari dosa dan maksiat. Sebaliknya, orang-
orang yang terbiasa melakukan dosa dan maksiat akan terganggu jiwanya. Sebab, jiwa setiap
manusia tidak menghendaki jasadnya melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah.

Kekuatan jiwa untuk menilai baik buruk suatu perkara, sangat mudah dimengerti jika kita
menyadari bahwa asal jiwa atau ruh manusia adalah dari Allah. Oleh karena itulah, jiwa manusia
tidak akan menerima perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan syari’at Allah. Apabila
jasad melakukan perbuatan dosa, jiwanya akan bergejolak dan tidak tenang karena takut
perbuatan yang dilakukannya akan diketahui oleh orang lain.

Oleh sebab itu, jiwa manusia akan merasa tenang dengan berpuasa. Puasa akan
memberikan banyak pengaruh positif yang bisa dirasakan langsung oleh orang yang
melaksanaknnya.

e) Puasa melatih seseorang untuk senantiasa merasakan kehadiran Allah

Dari hikmah puasa di atas, maka dapat diketahui bahwa orang yang berpuasa akan
terlatih untuk menyadari bahwa ia senantiasa dalam pengawasan-Nya. Karena dalam berpuasa
yang mengetahui adalah orang yang berpuasa itu sendiri juga Allah. Walaupun ia berpura-pura
puasa tetap saja Allah sajalah yang menjadi pengawasannya apakah ia benar berpuasa ataukah
tidak. Dengan demikian akan senantiasa terlatih untu merasakan kehadiran Allah setiap saat.

f) Puasa Melatih Kesabaran

Puasa Senin kamis sangat berperan penting dalam menumbuhkan dan melatih kesabaran
seseorang. Orang yang membiasakan senin Kamis dengan ikhlas karena Allah akan sangat
memahami dan menyadari hakikat puasa.

Ketika berpuasa harus selalu bersabar untuk mempertahankan kesempurnaan ibadah


puasanya. Apabila godaan dan tantangan datang mengujinya, ia harus meyakinkan dirinya bahwa
ia sedang berpuasa. Ia harus bersabar dalam menghadapi ujian itu sehingga tidak akan
melakukan perbuatan-perbuatan yang mengurangi nilai puasanya atau hal-hal yang
membatalkannya.

g) Puasa Mendidik Seseorang Memiliki Empati Sosial yang Tinggi

Puasa dapat memperkokoh dan mendidik rasa kasih sayang, karena pada saat berpuasa
akan merasakan panasnya lapar. Sehingga menumbuhkan rasa kasih sayang kepada fakir miskin
yang tidak mendapati pangan dan bisa menutupi lapar dan dahaganya. Kalau orang yang
berpuasa bisa berbuka di sore hari karena ada makanan, mereka kaum fakir miskin belum tentu
bisa makan. Dari sinilah akan menimbulkan rasa empati sosial yang tinggi.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

1. Puasa Senin Kamis adalah pengendali segala hawa nafsu manusia. Sebagaimana dalam adab
perilaku berpuasa, maka dengan berpuasa segala tindakan dan ucapannya akan jauh dari segala
bentuk kegaduhan, kebohongan, dan kelicikan.

2. Untuk meraih kesuksesan Akademik dengan Puasa Senin Kamis ada sebuah tahapan yang harus
dilalui diantaranya yaitu :

a) Tahap persiapan diantaranya : mandi taubat dan niat


b) Proses pelaksanaan diantaranya : makan sahur, menjaga lisan, menjaga pendengaran,
menjaga diri dari perbuatan maksiyat.
c) Muhasabah diri dalam hal ini berarti menyesali kesalahan-kesalahan yang secara sadar
maupun tidak mengulanginya lagi. Diantaranya : meninggalkan sholat, menjalankan puasa
tidak berdasarkan ilmu fiqh, banyak tidur.

3. Untuk meraih kesuksesan Spiritual dengan Puasa Senin Kamis juga memiliki komponen-
komponen dan langkah-langkah semua itu ada tingkatannya masing-masing. Yang pertama kita
harus mengetahui tingkat kecerdasan. Kecerdasan spiritual ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Bisa merasakan kehadiran Allah, sabar, empati, berjiwa besar, jujur.

Dan disamping itu ada juga faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual diantaranya
yaitu peningkatan keimanan, berijtihad dengan Al-Qur’an, melakukan puasa, dan lain-lain.
Hubungan antara puasa dengan spiritualitas seseorang yaitu :

a) Puasa menjadikan seseorang mampu memperoleh derajat takwa.


b) Puasa meningkatkan keimanan.
c) Puasa dapat melatih keikhlasan seseorang.
d) Puasa bisa memberi ketenangan jiwa.
e) Puasa bisa melatih seseorang untuk bisa senantiasa merasakan kehadiran Allah.
DAFTAR PUSTAKA

Yazid al-busthomi, cerdas Intelektual dan Spiritual dengan Mukjizat puasa, Bangun Tapan
Yogyakarta : 2015)

Wawansusetya, Keajaiban puasa Senin Kamis / Jakarta ; PT Bhuana Ilmu Populer

Toto tasmara , Kecerdasan Ruhaniah , (jakarta : Gema Insani Press, 2001)

Anda mungkin juga menyukai