Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH HADIS SAINTIFIK

Tentang:

Hadis Tentang Pengaruh Puasa Terhadap KesehatanTubuh

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Hadis Saintifik

Disusun Oleh:

Khofifah : 2015020018

Halimatus Sakdiyah : 2015020004

Muhammad Farhan : 2015020036

Fachrul Rozy : 2015060002

Dosen Pengampu:

Azzam Elfata, Lc, MA

PRODI ILMU HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI IMAM BONJOL PADANG

2023 M/1445 H
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu rukun Islam yang harus kita yakini dan di amalkan setiap
muslim adalah ibadah puasa. Dalam Islam , kita mengenal dua bentuk ibadah
puasa, yaitu puasa wajib dan puasa sunnah. Setiap muslim diwajibkan
berpuasa sebagaimana orang sebelum kita.Adapun hari-hari yang di
haramkan puasa adalah hari tasyrik, Idul Fitri dan Idul Adha. Puasa menurut
bahasa Arab disebut as-saum atau as-siyam yang berarti menahan diri.
Maksudnya menahan diri dari makan dan minum serta perbuatan yang
membatalkan puasa mulai terbit fajar sampai tenggelamnya matahari. Umat
Islam juga dikehendaki untuk menahan diri dari mengeluarkan kata-kata
kotor, menggunjing orang lain, dan sebagainya.

Ibadah puasa banyak mengandung aspek sosial, karena dengan


lewat ibadah ini kaum muslimin ikut merasakan penderitaan orang lain yang
tidak dapat memenuhi kebutuhan pangannya seperti yang lain. Ibadah puasa
juga menunjukkan bahwa orang-orang yang beriman sangat patuh kepada
Allah karena mereka mampu menahan makan atau minum dan hal-hal yang
membatalkan puasa. Puasa merupakan rangkaian aktivitas yang istimewa.
Pada saat berpuasa, terutama saat bulan Ramadhan kita dilatih untuk jujur
pada diri sendiri. Puasa juga merupakan awal untuk memperbaharui jiwa kita
yang telah terjangkiti penyakit, baik fisik maupun mental. Dengan kata lain,
puasa bisa menghadirkan kesehatan yang paripurna bagi fisik dan mental,
tanpa melalui terapi, obat-obatan, dan proses medis lainnya.

Berangkat dari hal-hal di atas, Maklah mencoba menguraikan tentang Hadis


tentang pengaruh puasa terhadap kesehatan tubuh , Pendapat Cendikiawan,
ulama-ulama serta hasil kajian ilmu modern.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang, terdapat beberapa poin yang
dijadikan pembahasan dalam makalah ini, yakni:

1. Bagaimana defenisi puasa bagi kesehatan?

1
2. Bagaimana Hadis Tentang pengaruh Puasa terhadap kesehatan

3. Bagaimana penelitian ilmiah terhadap puasa?


4. Bagaimana Relevansi hadis dengan hasil penelitian ilmiah?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendesripsikan Definisi Puasa bagi kesehatan

2. Untuk menelusuri hadis pengaruh puasa terhadap kesehatan

3. Untuk mengetahui pemahaman ilmiah terhadap puasa


4. Untuk meninjau hasil Relevansi hadis dengan hasil penelitian ilmiah

2
BAB II

PEMPEMBAHA

A. Definisi Puasa Bagi kesehatan


Secara Etimologis ,Puasa berarti menahan. Sedangakan menurut
terminologis (istilah) terdapat dalam Subul al- Salam, para ulama fiqih
mengartikan puasa sebagai berikut: puasa adalah menahan dari makan,
minum dan melakukan hubungan seksual suami isteri, dan lain-lainnya,
sepanjang hari menurut ketentuan syara’, disertai dengan menahan diri dari
perkataan yang sia-sia (membual), perkataan yang jorok dan lainnya, baik
yang diharamkan maupun yang dimakruhkan, pada waktu yang telah
ditetapkan pula.1 Sesungguhnya hakikat dari berpuasa adalah untuk menahan
hawa nafsu, yang mana hawa nafsu tersebut adalah musuh setiap insan yang
bertakwa. Dan dari puasa itu, ada banyak sekali hikmah yang bisa ditemukan
dan dikaji, khususnya dalam hal fisik, yaitu menyehatkan fisik manusia, juga
dalam masalah kejiwaan. Beberapa hikmah yang telah diteliti dan dibuktikan
kebenarannya adalah sebagai berikut.

1. Hikmah puasa bagi kesehatan fisik


Puasa ditinjau dari kesehatan fisik, banyak mengandung hikmah atau
manfaat. 10 Nabi Muhammad SAW. bersabda, “Berpuasalah kamu, niscaya
kamu akan sehat”. Manfaat puasa bagi kesehatan dapat dibuktikan secara
empiris ilmiah, meski harus menahan makan dan minum sekitar 12-24 jam.
Apabila orang lapar, perutnya akan memberikan reflex ke otak secara
fisiologis. Dengan adanya pemberitahuan tadi, otak akan memerintahkan
kelenjar perut untuk mengeluarkan enzim pencernaan. Zat inilah yang akan
menimbulkan rasa nyeri, khususnya bagi penderita maag. Tapi, bagi orang
yang berpuasa, rasa sakit tersebut tak timbul karena otak tidak memerintah
kepada kelenjar perut untuk mengeluarkan enzim tadi.Dari berbagai
penelitian, berpuasa terbukti memberi kesempatan beristirahat bagi organ
pencernaan, termasuk system enzim maupun hormon. Dalam keadaan tidak

1
Hasan Saleh,Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008)
hal: 174-175
berpuasa, system pencernaan dalam perut terus aktif mencerna makanan,
hingga tak sempat beristirahat. Dan, ampas yang tersisa menumpuk dan bisa
menjadi racun bagi tubuh. Selama berpuasa, system pencernaan akan
beristirahat dan memberi kesempatan bagi sel-sel tubuh khususnya bagian
pencernaan untuk memperbaiki diri.Dr. Muhammad Al-Jauhari seorang guru
besar dari Universitas Kedokteran di Kairo mengatakan bahwa puasa dapat
menguatkan pertahanan kulit, sehingga dapat mencegah penyakit kulit yang
disebabkan oleh kuman-kuman besar yang masuk dalam tubuh manusia.
Puasa juga bisa menghindarkan kita dari potensi terkena serangan jantung.
Karena puasa akan mematahkan terjadinya peningkatan kadar hormone
katekholamin dalam darah karena kemampuan mengendalikan diri saat
berpuasa.

2. Hikmah puasa bagi kesehatan psikis (kejiwaan)


Puasa merupakan sarana yang efektif untuk merenovasi jiwa-jiwa yang
hampir terperosok ke dalam lubang-lubang keingkaran, mensucikan diri dari
lumuran dosa-dosa jahiliyah. Dengan kata lain, puasa yang tepat akan bisa
mengangkat seseorang yang telah berkubang dalam maksiat menuju
fitrahnya sebagai manusia itu sendiri. 2
Selain hukumnya wajib, puasa juga dapat menjadi sarana latihan agar
mampu mengendalikan diri, menyesuaikan diri, serta sabar terhadap
dorongan-dorongan atau impuls-impuls agresivitas yang datang dari dalam
diri. “Ini (merupakan) salah satu hikmah puasa di bidang kesehatan jiwa,”
kata Dadang Hawari.Menurut Dadang Hawari (1995), dalam setiap diri
manusia terdapat naluri berupa dorongan agresivitas yang bentuknya
bermacam-macam, seperti agresif dalam arti emosional, contohnya
mengeluarkan kata-kata kasar, tidak senonoh dan menyakitkan hati (verbal
abuse).Salah satu ciri jiwa yang sehat adalah kemampuan seseorang untuk
mengendalikan diri. Pengendalian diri atau self control amat penting bagi
kesehatan jiwa sehingga daya tahan mental dalam menghadapi berbagai
stress kehidupan meningkat karenanya. Saat berpuasa, kita berlatih
kemampuan menyesuaikan diri terhadap tekanan tersebut, sehingga kita

2
Imam Musbikin, Rahasia Puasa, hal. 16-17
menjadi lebih sabar dan tahan terhadap berbagai tekanan.

B. Hadis Tentang Puasa


1. Hadis Tentang Keutamaan Puasa
Hadis merupakan sumber pedoman umat muslim kedua setelah
Alquran.Dalam hal pengambilan dalil dalam melaksanakan amalan khusunya
puasa banyak ditemukan di dalam Hadis-Hadis Rasulullah Saw. Hal ini dapat
dipahami bahwa Rasulullah Saw. merupakan salah satu pelaku puasa. Dalam
tulisan ini akan dicantumkan beberapa Hadis-Hadis tentang puasa. Di
antaranya sebagai berikut:

ْ ُ‫الصيَا ُم ُجنهةٌ ف َََل يَرْ ف‬


‫ث َو ََل‬ ِ ‫علَ ْي ِه َو َسله َم قَا َل‬ ُ ‫صلهى ه‬
َ ‫َّللا‬ ِ ‫ع ْنهُ أَنه َرسُو َل ه‬
َ ‫َّللا‬ ُ‫ي ه‬
َ ‫َّللا‬ ِ ‫ع ْن أَبِي ه َُري َْرةَ َر‬
َ ‫ض‬ َ
ُ‫ط َيب‬ ْ َ‫صائ ِِم أ‬ َ ‫يَجْ َهلْ َو ِإ ْن ْام ُر ٌؤ قَاتَلَهُ أَ ْو شَاتَ َمهُ ف َْليَقُلْ ِإنِي‬
ُ ُ‫صائِ ٌم َم هرتَي ِْن َوالهذِي نَ ْفسِي ِبيَ ِد ِه لَ ُخل‬
‫وف فَ ِم ال ه‬
‫الص َيا ُم لِي َوأَنَا أَجْ ِزي ِب ِه‬
ِ ‫مِن أَجْ لِي‬ َ ُ‫يح ْالمِ سْكِ َيتْ ُرك‬
ْ ُ‫ط َعا َمهُ َوش ََرا َبهُ َو َش ْه َوتَه‬ ِ ‫مِن ِر‬ ْ ‫َّللا تَ َعالَى‬ ِ ‫ِع ْندَ ه‬
)‫َو ْال َح َسنَةُ بِعَ ْش ِر أَ ْمثَا ِل َها (رواه البخاري‬

Artinya: "Dari Abu Hurairah r.a Bahwa Rasulullah Saw bersabda: "Puasa itu
penjaga (perisai)maka janganlah berkata-kata buruk (rafats) dan jangan
berbuat kebodohanApabila ada orang yang mengajaknya berkelahi atau
menghinanya maka katakanlah "Sesungguhnya saya ini sedang berpuasa" (ia
mengulang ucapannya dua kali)Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-
Nya, sungguh bau mulut orang yang sedang berpuasa itu lebih harum di sisi
Allah dari pada harumnya minyak kasturila meninggalkan makanannya,
minuman dan nafsu syahwatnya karena Aku. Puasa itu bagi-Ku dan Aku
sendiri yang akan membalasnya, sedang kebaikan itu (dibalas) dengan
sepuluh kebaikan yang serupa"(HR Bukhari)3

2. Hadis tentang Makanan Buka Puasa

‫ِي‬ َ ُ‫ت قَ ْب َل أَ ْن ي‬
َ ‫صل‬ ٍ ‫طبَا‬ َ ‫علَ ْي ِه َو َسله َم يُ ْفطِ ُر‬
َ ‫علَى ُر‬ ُ ‫صلهى ه‬
َ ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬ َ ‫ع ْن أَن‬
ِ ‫َس بْنَ َمالِكِ يَقُو ُل كَانَ َرسُو ُل ه‬ َ

ْ ‫ت‬
)‫مِن َماءٍ (رواه ابو داود‬ ٍ ‫ت فَإِ ْن لَ ْم تَكُ ْن َح َسا َح َس َوا‬
ٍ ‫ط َباتٌ فَعَلَى تَ َم َرا‬
َ ‫فَإِ ْن لَ ْم تَكُ ْن ُر‬

3
Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Baari Syarah Sahih al-Bukhari, Beirut-Lebanon: Dar al-
Kotob al- Ilmiyah,2003), Juz IV, h. 130
Artinya: "Dari Anas bin Malik r.a dia berkata: Rasulullah Saw. biasa
berbuka beberapa buah kurma sebelum mengerjakan shalat (Maghrib)Jika
tidak ada kurma Ruthab, beliau berbuka kurma tamarJika tidak ada kurma,
beliau menimun beberapa teguk air" (HRAbu Daud).4

3. Hadis tentang Keutamaan Sahur dan Sunah Mengakhirkannya

ً‫ُور بَ َر َكة‬
ِ ‫علَ ْي ِه َو َسله َم تَ َسج ُهروا فَإِنه فِي ال هسح‬ ُ ‫صلهى ه‬
َ ‫َّللا‬ ُّ ‫ع ْنهُ قَا َل قَا َل النه ِب‬
َ ‫ي‬ ُ‫ي ه‬
َ ‫َّللا‬ َ ‫ض‬ َ ‫ع ْن أَن‬
ِ ‫َس بْنَ َمالِكٍ َر‬ َ
‫)رواه البخاري‬

Artinya: "Dari Anas bin Malik raberkata; Nabi Muhammad Saw bersabda:
"Makan sahurlah kalian, karena didalam sahur ada berkah. "(HR. Bukhari)" 5

4. Hadis Puasa dan Kesehatan


‫َصحُوا ) أخرجه‬ ُ : ‫ هللاِ صلهى هللا عليه وسلهم‬, ‫ي هللاُ عنه قَا َل َرسُو ُل‬
ِ ‫ص ْو ُموا ت‬ ِ ‫ع ِن أَبِي ه َُري َْرةَ َر‬
َ ‫ض‬ َ
‫)الطبراني في المعجم األوسط‬

Artinya: Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Berpuasalah


niscaya kalian akan sehat.” (Hadis diriwayatkan Ath Thabrani dalam Mu’jam
al Awsath)

Penjelasan Hadis:
Secara periwayatan, hadis ini tergolong lemah. Namun secara substansi,
hadis ini tidak bertentangan manfaat ibadah yaitu meraih kesehatan spiritual
dan fisik, serta tidak bertentangan dengan berbagai riset kesehatan yang
menyimpulkan bahwa ibadah puasa dapat meningkatkan sistem kekebalan
tubuh atau imunitas.6

C. Penelitian Ilmiah Terhadap Puasa

4
Hafidz al-Mundzry, Mukhtasar Sunan Abi Daud, (Semarang: CV Asy Syifa’.1992)
h.205
5
Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah al-Bukhari, Shahih bukhori, Bab
As-Shaum, Jilid II,(Istanbul: Dar Sahnun , 1413H/1992), H.232
6
Kementrian Agama Republik Indonesia, Puasa dan Kesehatan, (Jakarta: 2020)
Puasa pada makhluk hidup adalah di antara hakikat-hakikat ilmiah
yang bisa diterima. Sesungguhnya yang berpuasa bukan hanya manusia
saja. Karena para ilmuwan biologi telah membuktikan bahwa terdapat
banyak makhluk hidup selain manusia menjalani puasa pada fase-fase
kehidupan mereka, seperti: Unta, ular anaconda, beruang kutub, dan
serangga. Para ilmuwan juga menganggap bahwa puasa adalah suatu
fenomena kehidupan alami, yang menjadikan kehidupan berjalan dengan
lurus, sehat dan sempurna. Maka disini nampak dengan jelas hikmah
kesehatan pada syariat puasa. Karena puasa membantu seluruh makhluk
hidup untuk beradaptasi dengan makanan yang sangat sedikit dan
membuatnya mampu menjalani kehidupan secara alami dan normal.
Sebagiamana ilmu-ilmu pengetahuan modern menetapkan bahwa puasa
juga melindungi makhluk hidup dari berbagai penyakit dan membantu
penyembuhan secara efektif. Disini penulis akan membahas beberapa
pernyataan dokter-dokter terkemuka di dunia, melalui penelitian dan karya
ilmiah mereka, setelah mereka mengadakan penelitian tentang puasa.

1. Ibnu Sina seorang filosof dan dokter muslim yang termasyur, mewajibkan
puasa selama tiga minggu untuk beberapa kondisi penyakit yang ditanginya.
Ada unsur lain yang menyebutkan bahwa Ibnu Sina menganggap puasa
sebagai unsur penting dalam penyembuhan penyakit cacar dan penyakit
kelamin. Menurutnya, puasa merupakan salah satu sarana efektif untuk
melepaskan beberapa mikroorganisme di dalam tubuh, yang di antaranya
adalah mikroorganisme yang terdapat di dalam penyakit kelamin. Ini
disebabkan karena puasa mengandung unsur yang dapat menghancurkan sel-
sel yang telah rusak untuk kemudian dibangunnya kembali menjadi sel-sel
yang baru. Inilah yang disebut dengan puasa dalam pengobatan penyakit
kelamin. Terapi ini sendiri merupakan pengobatan cara Timur klasik. Di
samping itu, masih banyak lagi kondisi-kondisi yang dapat dimanfaatkan dari
pengobatan cara ini. Sehingga pada masa modern ini, terapi puasa telah
banyak dipergunakan oleh para pakar kedokteran. 7
Pada prinsipnya, Ibnu Sina adalah sosok dokter jasmani dan psikolog rohani

7
Hisyam Thalbah, Ensiklopedia Mukjizat al-Quran dan Hadis, (Jakarta: PT Sapta
Sentosa, Cet,III,2019), Jilid, III, h. 100
yang telah menjadi teladan bagi segenap dokter dan psikolog dunia. Resep
pengobatannya tidak melulu obat herbal atau kimia. Justru Ibnu Sina sering
menelaah sejumlah rutinitas ibadah seperti salat dan puasa yang sengaja
diperintahkan Tuhan untuk dijalankan sebagai kewajiban normatif.

2. .Seorang peneliti dari Hai’atul I j’aazil Ilmifil Qur’an was Sunnah (Lembaga
Pengkajian Mukjizat Ilmiah dalam Al-Qur’an dan As-sunnah ), yaitu Dr.
‘Abdul Jawwad As-Shawi mengatakan ketika berpuasa, maka akan terjadi
dua peristiwa penting dalam tubuh. Pertama, rekonstruski (penyusunan) sel-
sel tubuh, bahwa zat asam amino membentuk infra struktur sel-sel tubuh.
Pada saat berpuasa, asam-asam yang baru terbentuk dari makanan ini
berkumpul dengan asam-asam hasil proses pencernaan. Pada saat puasa,
pembentukan sel-sel dilakukan kembali setelah proses-proses percernaan,
kemudian didistribusikan sesuai dengan kebutuhan sel-sel tubuh.
Dengan demikian, terbentuklah gugus-gugus baru untuk sel-sel, yang
merenovasi strukturnya dan meningkatkan kemampuan fungsionalnya,
sehingga menghasilkan kesehatan, pertumbuhan, dan kenyamanan bagi tubuh
manusia. Puasa Islam merupakan satu-satunya sistem gizi yang paling ideal
untuk mereparasi (memperbaiki) kemampuan fungsional hati, dimana puasa
memberinya banyak zat asam lemak dan asam amino dasar dalam rentang
waktu antara buka puasa dan makan sahur, sehingga terbentuklah gugus-
gugus protein, lemak, kolestrol, dan zat-zat lain untuk pembentukan sel-sel
baru dan membersihkan sel-sel hati dari lemak yang berkumpul di dalamnya
setelah makan selama siang hari berpuasa, dengan demikian mustahil hati
akan mengalami kerusakan, karena pengerasan hati (cirrhosis hepatasis) atau
gangguan pada fungsi-fungsinya disebabkan tidak terbentuknya zat
pengangkut lemak darinya, yaitu lemak yang berkepadatan sangat rendah,
yang pembentukannya bisa dihambat dengan lapar atau banyak
mengkomsumsi makanan yang kaya lemak.
Berdasarkan ini semua, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa puasa
Islam memiliki peran efektif untuk memelihara aktivitas dan fungsi-fungsi
sel hati, untuk kemudian sangat berpengaruh dalam percepatan pembaharuan
sel-sel hati dan semua sel-sel tubuh, satu hal yang tidak bisa ditimbulkan oleh
puasa medis atau sekedar memperbanyak makanan yang kaya lemak.
Pembersihan tubuh dari racun, pada saat berpuasa, lemak-lemak yang
disimpan dalam tubuh dalam jumlah besar dipindahkan ke hati sehingga
dioksidasi72 dan dimanfaatkan oleh hati.
Dari proses ini dikeluarkanlah racun- racun yang meleleh di dalamnya,
kandungan racunnya dimusnahkan, kemudian dibersihkan bersama kotoran-
kotoran tubuh. Pada saat puasa, aktivitas sel-sel ini berada di puncak
kemampuannya untuk melaksanakan fungsi-fungsinya, maka ia memakan
bakteri yang sebelumnya telah diserang oleh antibody secara serentak.” 8

D. Relevansi Hadis Dengan Hasil Penelitian Ilmiah


Dari penjelasan diatas, terdapat beberapa pendapat mengenai
spekulasi terhadap puasa bagi kesehatan yaitu dapat penulis simpulkan
bahwa puasa merupakan strategi penyembuhan paling kuno bagi manusia.
Berbagai bangsa telah menggunakan puasa sebagai sarana penyembuhan
dan pencegahan yang dapat diandalkan. Lembaga-lembaga yang
mendukung puasa, mempersembahkan ribuan testimoni dari orang yang
mendapatkan kesembuhan lewat berpuasa. Baik itu dari penyakit asma,
alergi, artritis (perandangan sendi), migrain (pusing separuh kepala),
penyakit kulit dan sistem pencernaan, serta kehilangan nafsu makan.
Sehingga orang- orang tersebut bersaksi bahwa puasa tathawwu’ (sunnah)
adalah satu-satunya jawaban kesehatan yang paling utama bagi penyakit
mereka.

8
Oksidasi adalah peristiwa pelepasan electron, baik melibatkan oksigen maupun tidak
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Puasa merupakan cara yang terbaik untuk membersihkan racun yang
tertumpuk di dalam tubuh ataupun racun yang baru masuk melalui makanan yang
terkontaminasi. Karena ketika berpuasa, zat beracun yang tersimpan berpindah ke
hati dalam jumlah besar. Disanalah zat-zat tersebut mengalami oksidasi (peristiwa
pelepasan elektron, baik melibatkan oksigen ataupun tidak) dan bisa dimanfaatkan
dengan mengeluarkan unsur racun dari zat-zat tersebut. Maka hilanglah racun yang
ada dan langsung dikeluarkan dari tubuh melalui saluran pembuangan. Maka dari
itu Allah Swt. mensyariatkan puasa pada waktu siang bukan pada waktu malam,
dari mulai terbit fajar hingga terbenam matahari, ini merupakan waktu-waktu
seseorang sangat aktif, dimana proses kerja tenaga yang tersimpan dalam bentuk
lemak dan glikogen juga terjadi di siang hari. Maka pada waktu inilah terjadi
penaikan glukosa yang tersimpan dalam hati pada tubuh yang merupakan makanan
yang paling baik bagi otak.
Jadi, telah jelas bahwa apabila kita melakukan puasa sesuai dengan aturan
yang telah ditetapkan, maka kita akan senantiasa memperoleh keberkahan puasa
yang akan dirasakan manfaatnya bagi kesehatan jasmani maupun rohani.
DAFTAR PUSTAKA

Hasan Saleh,Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008)

Imam Musbikin, Rahasia Puasa

Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Baari Syarah Sahih al-Bukhari, Beirut-Lebanon: Dar al-
Kotob al- Ilmiyah,2003), Juz IV

Hafidz al-Mundzry, Mukhtasar Sunan Abi Daud, (Semarang: CV Asy Syifa’.1992)

Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah al-Bukhari, Shahih bukhori, Bab As-
Shaum, Jilid II,(Istanbul: Dar Sahnun , 1413H/1992)

Kementrian Agama Republik Indonesia, Puasa dan Kesehatan, (Jakarta: 2020)

Hisyam Thalbah, Ensiklopedia Mukjizat al-Quran dan Hadis, (Jakarta: PT Sapta Sentosa,
Cet,III,2019), Jilid, III,

Anda mungkin juga menyukai