Anda di halaman 1dari 9

QUIZ PERTEMUAN 4

NAMA : SITI JENAB

NPM : 3112201025

1. JELASKAN APA YANG DIMAKSUD DENGAN PSIKOLOGI, TUJUAN, METODE,

DAN DEFINISI OPRASIONAL PSIKOLOGI ? ( jawaban secara sistematis di


bawah sebagai berikut ) :

Jawab :

Secara etimologi psikologi berarti : Ilmu yang mempelajari tentang


jiwa. “Psikologi” berasal dari bahasa Yunani: Psyche dan logos. Psyche
artinya jiwa dan logos berarti ilmu.

- Psikologi memiliki tujuan yaitu :


A. Mendeskripsikan (description): Menggambarkan cara-cara
yang berbeda dari tingkah laku manusia. Misalnya,
menggambarkan tingkah laku dan proses mental austic anak-
anak, seperti, sulitnya belajar bahasa.
B. Menjelaskan (understanding) : Dengan mengidenfikasi sebab-
sebab yang mengakibatkan efek-efek tertentu. akan melibatkan
penyusunan fakta yang perlu diketahui tentang perilaku,
mendapatkan wawasan tentang hubungan dan diamati, dan
beberapa prinsip-prinsip dan model yang akan menjelaskan
prilaku sosial.
C. Memprediksi (prediction) : Memprediksi bagaimana manusia
akan berperilaku dalam beberapa situasi.
D. Pengendalian (control) : Kontrol hanya mengacu pada
pengendalian kondisi yang mempengaruhi perilaku berubah.
Misalnya,jika seorang psikolog klinik membantu seseorang
mengatasi rasa takut yang sangat dari laba-laba, maka kontrol yang
terlibat untuk melakukan pengendalian rasa takut tersebut.Jadi,
tujuan control yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan
yang diharapkan dan perwujudannya berupa tindakan yang
sifatnya preventif atau
pencegahan, intervensi atau treatment serta rehabilitasi atau
perawatan
- Metode Psikologi dibagi 2 yaitu : Metode yang bersifat fisiologis terdiri
dari Metode intuitif ,Metode yang dilakukan dengan sengaja untuk
mengadakan suatu penyelidikan atau dengan cara tidak sengaja dalam
pergaulan sehari-hari. Metode Kontemplatif, Metode yang dilakukan
dengan jalan merenungkan objek yang akan diketahui dengan
mempergunakan kemampuan berpikir. Metode Filosofis Religius,
Metode yang digunakan dengan menggunakan materi agama, sebagai
alat utama untuk meliputi pribadi manusia. Nilai-nilai yang terdapat
dalam agama dianggap sebagai kebenaran absolut dan pasti.
Selain itu,Metode Psikologi ada yang bersifat empiris diantaranya :
Metode Intropeksi (Retrospeksi ) ,Metode ini merupakan suatu
metode penelitian dengan melihat peristiwa-peristiwa kedalam dirinya
sendiri. Metode Introspeksi Eksperimental ,merupakan suatu metode
introspeksi, yang dilaksanakan dengan mengadakan eksperimen secara
sengaja. Metode Ekstropeksi,adalah suatu metode dalam ilmu jiwa
yang berusaha untuk menyelidili atau mempelajari dengan sengaja dan
teratur gejala-gejala jiwa sendiri dengan membandingkan dengan gejala
jiwa orang lain dan mencoba mengambil kesimpulan dari gejala yang
ditunjukkan. subjek penelitian bukan dirinya sendiri tetapi orang lain
bersifat sifat yang objektif dalam penelitian itu. Metode Angket
Interview,ialah suatu penyelidikan yang dilaksanakan dengan
menggunakan daftar pertanyaan mengenai gejala-gejala kejiwaan yang
harus dijawab oleh orang banyak, sehingga berdasarkan jawaban yang
diperolehnya itu, dapat diketahui keadaan jiwa seseorang. Metode
Biografi,merupakan metode tulisan tentang kehidupan seseorang yang
merupakan riwayat hidup. Dalam biografi, orang menguraikan tentang
keadaan, sikap-sikap ataupun sifat-sifat lain mengenai orang yang
bersangkutan. Metode Pengumpulan Bahan,suatu metode yang
dilakukan dengan jalan mengumpulkan bahan, terutama pengumpulan
gambar yang dibuat oleh anak-anak pada usia tertentu. Biasanya metode
ini dilakukan dalam rangka untuk mengetahui keadaan jiwa anak. Yang
dikumpulkan adalah hasil karyanya. Dari hasil karyanya dapat diketahui
kira-kira watak si subjek. Metode Eksperimen ,adalah pengamatan
secara teliti terhadap gejala-gejala jiwa yang ditimbulkan dengan
sengaja untuk mengetahui sifat-sifat umum dari gejala-gejala kejiwaan.
Metode Tes Adalah metode penyelidikan dengan menggunakan soal-
soal, pertanyaanpertanyaan atau tugas-tugas lain yang telah
distandardisasikan, yang harus dijawab dan dilakukan oleh si target.
Metode Klinis,ialah kombinasi dari bantuan klinis medis dan metode
pendidikan, untuk melakukan observasi terhadap para pasien. Dengan
sangat hati-hati para petugas mengajukan pertanyaan mengenai
bermacammacam hal yang ada kaitannya dengan penyakit atau
gangguan mentalnya, untuk kemudian mengklasifikasikan jawaban
tersebut dan mengambil kesimpulan.
- Definisi operasional psikologi :
1. Psikologi berarti : Ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
2. Psikologi memiliki 4 tujuan yaitu Mendeskripsikan
(description),Menjelaskan (understanding),Memprediksi
(prediction) dan Pengendalian (control).
3. Metode Psikologi dibagi 2 yaitu : Pertama,Metode yang bersifat
fisiologis yang terdiri dari Metode intuitif,Metode Kontemplatif,
Metode Filosofis Religius. Kedua, Metode Psikologi ada yang
bersifat empiris diantaranya Metode Intropeksi (Retrospeksi),
Metode Introspeksi Eksperimental,Metode Ekstropeksi,
Metode Angket Interview,Metode Biografi,Metode
Pengumpulan Bahan, Metode Eksperimen,Metode Tes dan
Metode Klinis

2.   URAIKAN 4 PENDEKATAN DALAM BIDANG PSIKOLOGI :

 Psikoanalitik

Pendekatan psikoanalitik yaitu pendekatan yang menunjukkan


bahwa perilaku manusia dikuasai oleh kepribadiannya atau
personalitasnya.Sigmund Freud sebagai pelopor psikoanalitik
menyatakan bahwa hampir semua kegiatan mental manusia tidak
dapat diketahui secara mudah, padahal kegiatan mental tersebut dapat
mempengaruhi kegiatan manusia. Freud becermin dari konsep konflik
dan perilaku manusia yang juga diyakini oleh paham Barat. Menurut
konsepsi tersebut, raga manusia selalu diperebutkan oleh konflik dan
perjuangan antara yang baik dan yang buruk. Psikoanalisik
diperkenalkan oleh Sigmund Freud (1856-1939). Psikoanalisis adalah
teknik psycho – therapeutic (psiko-terapetik). Berdasarkan
pengalaman terapi terhadap penderita gangguan jiwa yang disebut
neurotic.

Dasar teori psikoanalisik adalah perilaku manusia ditentukan oleh


insting bawaan yang sebagian besar tidak disadari. Proses
ketidaksadaran ini menurut Freud adalah proses terpengaruhnya
perilaku oleh pikiran, ketakutan atau keinginan-keinginan yang tidak
disadari oleh manusia. Freud percaya bahwa berbagai impuls
(dorongan untuk berbuat sesuatu) semasa masih anak-anak diusir dari
kesadaran dan terpendam dalam ketidaksadaran. ·       

 Behaviorisme
Teori Behavior merupakan sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage
dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman. Kemudian teori ini berkembang menjadi aliran psikologi
belajar yang berpengaruh terhadap pengembangan teori pendidikan
dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini
menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil
belajar.
Teori ini Lahir sebagai reaksi terhadap instropeksionisme (yang
menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan
juga psikoanalisis. Behaviorisme hanya ingin menganalisa perilaku
yang tampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan dan diramalkan.
Karenanya sering disebut sebagai teori Belajar. Belajar artinya
perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Ia tidak
mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau
emosional, tapi hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya
dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan. Pengalaman dan
pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Dari hal ini, timbulah
konsep ”manusia mesin” (Homo Mechanicus). Ciri dari teori ini
adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat
mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan
pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan,
mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan
kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya
perilaku yang diinginkan. Behaviorisme disebut juga psikologi
Stimulus Response (S-R). Pendekatan S-R yang ketat tidak
mempertimbangkan pengalaman kesadaran seseorang. Pengalaman
sadar hanyalah kejadian-kejadian yang dialami dengan kesadaran
penuh.
 Kognitivisme
Dalam teori ini, muncul paradigma baru bahwa manusia tidak lagi
dipandang sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif pada
lingkungan tapi sebagai makhluk selalu memahami lingkungannya,
makhluk yang selalu berpikir (homo sapiens). Sebagai contoh, apakah
penginderaan kita melalui pengalaman langsung, sanggup memberikan
kebenaran. Kemampuan alat indera kita dipertanyakan karena
seringkali gagal menyajikan informasi yang akurat. Rasionalisme ini
tampak jelas pada aliran Gestalt, manusia tidak memberikan respon
kepada stimuli secara otomatis. Manusia adalah organisme aktif yang
menafsirkan dan bahkan mendistorsi lingkungan.
Pendekatan kognitif adalah pendekatan yang menanggapi keresahaan
orang ketika behaviorisme (pendekatan S-R) tidak mampu menjawab
mengapa ada orang yang dapat berperilaku berbeda dari
lingkungannya, yakni karena ia memiliki motif pribadinya sendiri
(self-motivated). Pendekatan ini melihat manusia sebagai makhluk
yang selalu berusaha memahami lingkungannya, makhluk yang selalu
berfikir (Homo Sapiens). Perilaku manusia harus dilihat dari
konteksnya. Perilaku manusia bukan sekedar hasil dari proses
menanggapi stimulus yang diterimanya. Kurt Lewin menyatakan
bahwa dalam suatu kelompok manusia akan terdapat sifat-sifat
kelompok yang tidak dimiliki individu. Salomon Asch kemudian
memperkuat pendapat Lewin dengan studi eksperimennya yang
menyimpulkan bahwa penilaian kelompok (group judgement)
berpengaruh pada pembentukan kesan (impression formation).
Gambaran sederhana dari pendekatan ini, sebagai berikut: Seseorang
karyawan yang telah melakukan kesalahan (misalnya, pelanggaran
disiplin) dijatuhi hukuman berupa “penundaan kenaikan pangkatnya”.
Hukuman tadi menyebabkan ia memahami bahwa melakukan
pelanggaran disiplin akan mengakibatkan sesuatu yang tidak baik bagi
dirinya. Hukuman tadi merupakan “stimulus” bagi dirinya yang
menyebabkan perubahan pada posisi “kognitif”, sehingga memberikan
tindakan (respons) untuk tidak lagi melakukan pelanggaran disiplin.
 Humanistik
Jika teori sebelumnya, seperti behaviorisme yang menyatakan manusia
hanyalah mesin yang dibentuk oleh lingkungan, dan psikoanalisis
yang menyatakan manusia melulu dipengaruhi oleh naluri primitifnya,
keduanya tidak menghormati manusia sebagai manusia. Keduanya
tidak menjelaskan aspek eksistensi manusia yang positif dan
menentukan, seperti cinta, kreatifitas, nilai dan makna serta
pertumbuhan pribadi. Inilah yang diisi oleh psikologi humanistik.
Psikologi Humanisme ini mengambil banyak dari psikoanalisis
NeoFreudian (sebenarnya Anti-Freudian) tetapi lebih banyak
mengambil dari fenomonologi dan eksistensialisme. Hal lain yang
membedakan adalah perhatian terhadap makna kehidupan. Manusia
bukan saja seorang pelakon dalam panggung masyarakat, bukan saja
pencari identitas, tetapi juga pencari makna.
Pendekatan Humanistik yaitu pendekatan yang memandang manusia
sebagai manusia bermain (Homo Ludens). Setiap manusia hidup
dalam pengalaman pribadinya yang unik. Tidak ada satu manusia pun
yang memiliki pengalaman yang sama. Pendekatan Humanistik
berpendapat bahwa manusia bukan sekedar wayang, yang sibuk
mencari identitas, namun ia juga berupaya mencari makna, baik
makna kehidupannya, makna kehadiran di lingkungan, serta apa yang
dapat diberikan kepada lingkungan. Psikologi humanistis menekankan
kreativitas, vitalitas emosi, eutentisitas, dan pencarian makna diatas
kepuasan materi. Pendekatan ini merupakan penampakan sosial dari
upaya kita untuk membina hati dan tubuh yang bijak sebagaimana
jiwa yang bijak. Psikologi humanistik berpendapat bahwa manusia
bebas untuk memilih dan menentukan tindakannya sendiri. Oleh
karena itu, setiap orang bertanggung jawab atas tindakannya sendiri
dan tidak dapat menyalahkan lingkungan, orang tua, atau yang lain
atas tindakannya. Konsepsi humanistik atas manusia ini berkembang
dari ide filsuf eksistensialis seperti Nietzshe dan Sartre. Pandangan ini
menggaris-bawahi kualitas-kualitas manusia yang membedakan
manusia dari hewan, terutama dalam kebebasan berkehendak dan
dorongan untuk aktualisasi diri. Menurut pendekatan ini, motivasi
utama seseorang ialah kecenderungan untuk tumbuh dan
mengaktualisasi diri. Psikologi humanistik bertumpu pada tiga dasar
pijakan, yaitu: a) Keunikan manusia b) Pentingnya nilai dan makna c)
Kemampuan manusia untuk mengembangkan diri. Jadi, pendekatan ini
menilai manusia tidak digerakkan oleh kekuatan luar yang tidak dapat
dikontrolnya, tetapi manusia adalah pemeran yang mampu mengontrol
nasib sendiri dan mampu mengubah dunia di sekelilingnya. Perhatian
utama psikologi humanistik adalah pengalaman subjektif perorangan.
Persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri maupun terhadap dunianya
lebih penting untuk diteliti daripada studi mengenai tindakannya.

Anda mungkin juga menyukai