Seabad setelah psikologi diakui sebagai disiplin ilmu yang otonom, para
ahli melihat bahwa psikologi pun memiliki keterkaitan dengan masalah masalah
yang menyangkut kehidupan batin manusia yang paling dalam, yaitu agama.
Seabad setelah psikologi diakui sebagai disiplin ilmu yang otonom, para
ahli melihat bahwa psikologi pun memiliki keterkaitan dengan masalah masalah
yang menyangkut kehidupan batin manusia yang paling dalam, yaitu agama.
Dan yang mula mula berani mengemukakan hasil penelitiannya secara ilmiah
tentang agama ialah Frazer dan Taylor. Kedua tokoh ini membentangkan berbagai
macam agama primitif dan menemukan persamaan yang sangat jelas antara
berbagai bentuk ibadah pada agama Kristen dan ibadah agama agama primitif.
Selanjutnya, pendekatan ilmiah terhadap psikologi agama baru dimulai pada tahun
1881, ketika G. Stanley Hall sebagai salah seorang ahli psikologi pada masa itu
mempelajari peristiwa konversi agama dan remaja.
1
Berikut ini akan dikemukakan selengkapnya tentang Sejarah
Perkembangan Psikologi Agama:
A. 1909
B. 1955
2
BAB II
3
individual yang hanya dirasakan oleh dirinya sendiri, maka dirasa penelitian
dengan menelusuri dokumen probadi perlu untuk dilakukan.
Teknik Nomotatik
Merupakan pendekatan psikologis yang digunakan untuk memahami tabiat
atau sifat-sifat dasar manusia dengan cara mencoba menetapkan ketentuan umum
dari hubungan antara sikap dan kondisi-kondisi yang dianggap sebagai penyebab
terjadinya sikap tersebut. Sedangkan sikap yang terlihat sebagai kecenderungan
sikap umum itu dinilai sebagai gabungan sikap yang terbentuk dari sikap-sikap
individu yang ada didalamnya.
4
penilaian terhadap individu yang diteliti. Teknik statistik digunakan berdasarkan
pertimbangan bahwa ada sejumlah pengalaman keagaman yang dapat dibahas
dengan menggunakan pendekatan alam, terutama dalam mencari hubungan antara
sejumlah variabel. Carlson misalnya menemukan dalam penelitiannya bahwa,
terdapat hubungan antara kepercayaan dengan tingkat kecerdasan. Didapatnya
korelasi antara kepercayaan dengan tingkat kecerdasan. Yang berarti bahwa anak-
anak yang kurang cerdas cenderung berpegang erat kepada kepercayaan agama,
sedangkan pada anak-anak yang cerdas kecenderungan itu lebih kecil.
Teknik Indiography
Teknik ini digunakan untuk menyelidiki sifat dasar manusia. Berbeda
dengan nomotetik, maka indiografi lebih dipusatkan pada hubungan antara sifat-
sifat dimaksud dengan keadaan tertentu dan aspek-aspek kepribadian yang
menjadi ciri khas masing-masing individu dalam upaya memahami seseorang.
2. Metode Kuesioner
Metode Kuesioner merupakan suatu metode dengan menggunakan daftar
berisikan suatu rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal atau dalam suatu bidang.
Dengan demikian maka kuesioner dimaksudkan sebagai suatu daftar pertanyaan
untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari para responden (orang-
5
orang yang menjawab). Kuesioner memiliki perbedaan dengan metode wawancara
atau interview, yaitu bila wawancara mengumpulkan data dengan dengan lansung
memberikan pertanyaan kepada responden. Sedangkan kuesioner tidak secara
lansung, cukup dengan menulis pertanyaan dan menyeberkannya.
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode ini. Kelebihannya yaitu
perumusan pertanyaan yang akan diberikan dapat dilakukan dengan tenang dan
santai di kantor. Sehingga pertanyaan yang pada nantinya akan disampaikan dapat
lebih sistematis dan matang. Selain itu dalam proses penelitian dilapangan akan
lebih mudah, karena dalam penyebaran angket pertanyaan dapat dibantu oleh dua
orang atau lebih. Apalagi penelitian ini lebih cocok terhadap peneliti yang hanya
mempunyai waktu terbatas.
Dr. Ulber Silalahi, M.A. menjelaskan dalam bukunya Metode Penelitian Sosial
tentang langkah-langkah dalam pelaksanaan pengumpulan data dengan metode
angket atau kuesioner, yaitu
Pernyataan masalah
Pilih subjek
Susun kuesioner: lebih atraktif dan singkat serta mudah dijawab
Validasi kuesioner
Siapkan surat pengantar
Uji coba kuesioner kepada sampel kecil dari subjek
Tindak lanjut kegiatan
Lakukan pengeditan kuesioner dan pengkodean terhadap tiap respons
6
Analisis data
Tulis satu laporan yang menyajikan temuan
Selanjutnya beliau menjelaskan, setidaknya ada 2 tipe metode kuesioner yang
biasa digunakan, diantaranya:
3. Metode Interview
Interview atau wawancara adalah suatu metode pengumpulan data yang sering
digunakan dalam metode penelitian survei yang digunakan untuk mendapatkan
informasi tentang isu-isu yang menarik minat peneliti. Sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari kita beragam jenis wawancara, diantaranya: wawancara
perkerjaan, wawancara media, wawancara kerja sosial dan wawancara polisi.
Selain itu, dalam kegiatan penelitian metode ini sering digunakan, seperti dalam
penelitian deskriptif, eksploratif, dan eksplanatif.
Wawancara dapat dilakukan dengan individu tertentu untuk mengetahui akan hal
lain. Individu dalam bentuk wawancara seperti ini biasa disebutinforman. Selain
itu wawancara bisa dilakukan terhadap individu tertentu untuk mendapatkan data
tetang dirinya sendiri, seperti pendirian, pandangan, persepsi, sikap, atau perilaku.
Individu dalam bentuk wawancara seperti ini biasa disebut responden. Dalam
7
pelaksanaannya kedua hal ini tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling dibutuhkan
serta saling melengkapi.
Secara historis teknik wawancara sudah digunakan pada zaman Mesir Kuno untuk
keperluan sensus penduduk. Dalam ilmu pengetahuan modern Booth
menggabungkan teknik wawancara tak terstruktur dengan survei dan observasi
etnografi untuk meneliti kondisi sosial masyarakat London. Madzhab Chicago
(1920-an) juga menggabungkan antara wawancara informal, observasi dan data
personal. Dalam budaya populer wawancara justru menjadi komoditas seperti
dilakukan terhadap wawancara para selebritis.
8
khalayak ramai. Data tersebut selanjutnya dikelompokkan sesuai dengan
klasifikasi yang sudah dibuat berdasarkan kepentingan penelitian. Teknik ini
banyak digunakan oleh E.B. Taylor dalam penelitiannya.
5. Metode Skala
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang faktor-faktor yang
menyebabkan perbedaan khas dalam diri seseorang berdasarkan pengaruh tempat
dan kelompok, misalnya dengan adanya penyebab yang khas ini peneliti dapat
memahami latar bekang timbulnya perbedaan antar penganut suatu keyakinan
agama. Misalnya sikap liberal lebih banyak dijumpai dikalangan penganut
propestan, dan sikap konservatif lebih banyak dijumpai di kalangan penganut
agama Katolik dan sebagainya.
6. Metode Tes
Yaitu melakukan percobaan kepada seseorang atau kelompok pada situasi yang
telah diatur sedemikian rupa, sehingga dapat diketahui kejiwaan agama seseorang
dalam keadaan tertentu. Tes digunakan dalam upaya untuk mempelajari tingkah
laku keagamaan seseorang dalam kondisi tertentu. Untuk memperoleh gambaran
yang diinginkan, biasanya diperlukan bentuk tes yang sudah disusun secara
9
sistematis. Misalnya melakukan tes kekuatan tidak mencuri walaupun dalam
keadaan lapar serta ada peluang untuk melakukan itu. Begitu juga keluasaan dan
kedalaman ilmu agama dapat diketahui dari ujian lisan maupun tulis. Juga lewat
tes dapat dikatahui bagaimana sikap seseorang beragama sewaktu menghadapi
orang lain.
7. Metode Eksperimental
Eksperimen adalah observasi dibawah kondisi buatan di mana kondisi tersebut
dibuat dan diatur oleh si peneliti. Dengan demikian, penelitian yang dilakukan
dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian seta adanya kontrol.
Metode eksperimen sering sekali dilakukan dalam penelitian ilmu-ilmu alam.
Walaupun demikian, penggunaan metode eksperimen di dalam ilmu-ilmu sosial,
akhir ini makin banyak peminatnya.
Tujuan dari penelian ini adalah untuk menyelidiki ada-tidaknya hubungan sebab-
akibat serta berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan
perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimen dan
menyediakan kontrol untuk perbandingan. Penelitian eksperimen dapat mengubah
teori-teori yang telah usang. Percobaan-percobaan yang dilakukan untuk menguji
hipotesis serta untuk menemukan hubungan-hubungan kausal yang baru.
Menurut Moh. Nazir, Ph. D, setidaknya ada dua macam penelitian eksperimental,
yaitu a) eksperimen sungguhan dan b) eksperimen semu. Metode eksperimen
sungguhan adalah penelitian dengan desain percobaan yang dimana dapat
dilakukan kontorl secara ketat dan validitas internal dan eksternal yang cukup
utuh. Kemudian eksperimen semu adalah penelitian yang mendekati percobaan
sungguhan di mana tidak mungkin mengadakan kontorl/ memanipulasikan semua
variabel yang relevan. Harus ada dalam menentukan validitas internal dan
eksternal sesuai dengan batasan-batasan yang ada.
10
BAB III
Penutup
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
11
Daftar Isi
BAB I..................................................................................................1
BAB II................................................................................................3
BAB III.............................................................................................11
12
Makalah Psikologi Agama
Disusun Oleh:
1. Alfandi Sepman
2. Ilsandra
Dosen Pengampu:
Dr(c) Andrianto S.Pd.I, M.Ag
13