Anda di halaman 1dari 7

PSIKOLOGI AGAMA

KELOMPOK 1
Anggota Kelompok :
• Raefly Ihza Tri Putra ( 2108302001 )
• Adjie Ferdiansyah ( 2108302017 )
• Rani Nurrohmah ( 2108302038 )
Pengertian Psikologi Agama Menurut Para Ahli

Istilah “psikologi” berasal dari bahasa inggris “psychology” yang saat ini sudah jadi bahasa Indonesia serta ialah istilah yang
membuktikan kepada sesuatu disiplin ilmu tertentu yang sebelumnya diketahui dengan sebutam ilmu jiwa. Dalam ilmu
pengetahuan, psikologi merupakan salah satu pengetahuan yang tergolong dalam “ empirical science” yaitu ilmu pengetahuan
yang didasarkan pada pengalaman manusia walaupun pada awal perkembangannya bersumber pada filsafat yang bersifat
spekulatif.
• Psikologi secara umum diartikan sebagai ilmu yang mempelajari gejala jiwa manusia yang normal, dewasa, dan beradab
(Jalaluddin, dkk., 1979:77)
• Sementara itu ,Robert h. Thouless (1992:13) mendenifikasikan psikologi secara umum sebagai ilmu tentang tingkah laku dan
pengalaman manusia. Masih banyak lagi definisi psikologi lainnya yang dikemukakan oleh para ahli . Namun , dari berbagai
definisi yang dikemukakan tersebut , secara umum dapat diintisarikan bahwa psikologi adalah sebuah ilmu yang meneliti dan
mempelajari sikap dan tingkah laku manusia sebagai gambaran dari gejala-gejala kejiwaan yang berada dibelakangnnya
• Berikutnya, kata ,’Agama’ juga menyangkut masalah yang berhubungan dengan kehidupan batiniah manusia. Makna kata
‘Agama’ banyak menimbulkan kontroversi yang sering lebih besar daripada arti penting permasalahannya
Objek Kajian Psikologi Agama

Objek kajian agama menyangkut gejala – gejala kejiwaan dalam kaitan realisasi agama ( amaliah ) dan
mekanisme antara keduanya. Menurut zakiah daradjat objek psikologi agama membahas tentang kesadaran akan
agama dan pengalaman agama. Perasaan dan kesadaran beragama dengan pengaruh dan akibat yang dirasakan sebagai
hasil keyakinan. Sedangkan kesadaran beragama adalah aspek pengetahuan yang ada dalam diri manusia. Kesadaran
beragama dapat bersumber dari berbagai cara. Mulai dari pencarian kebenaran ajaran agama, keterlibatan dalam
kegiatan keagamaan, perenungan, dan penyelidikan – penyilidikan terhadap peristiwa peristiwa alam (Felser, 2009).
Pengalaman agama memiliki 4 karakteristik yaitu :
1. Bersifat temporal dan terjadi dalam waktu yang singkat
2. Tidak dapat digambarkan dengan kata kata
3. Seseorang dapat pelajaran berharga dari pengalamannya
4. Terjadi tanpa control individu ketika dia melakukan sebuah ajaran agama. .
Di dalam ajaran islam ada tiga hierarki pengalaman beragama yaitu :

1. Tingkatan syariah. Syariah berarti aturan atau undang – undang, yakni aturan yang dibuat oleh pembuat aturan (dalam hal ini
yaitu Allah dan Rasulnya ) untuk mengatur kehidupan orang orang mukallaf baik hubungannya dengan allah ( habl min allah )
maupun dengan sesama manusia ( habl min al – nas ).

2. Tingkat tarikat yaitu pengamalan ajaran agama sebagai jalan atau alat untuk mengarahkan jiwa dan moral. Dalam hal ini,
seseorang menyadari bahwa ajaran agama yang dikerjakan bukan semata sebagai tujuan melainkan sebagai alat untuk
meningkatkan moral.

3. Tingkatan Hakikat yang berarti realitas, senyatanya, dan sebenarnya. Dalam tasawuf yang nyata dan yang sebenarnya adalah
Allah yang Maha Benar (al-Haq). Pada tingkat hakikat berarti dimana seseorang telah menyaksikan Allah swt dengan mata
hatinya. Pemahaman lain dari hakikat adalah bahwa hakikat merupakan inti dari setiap tuntutan syariat.
Metode Penelitian Psikologi Agama

Sebagai sebuah disiplin ilmu, Psikologi agama mengumpulkan data data dan konsep beragama melalui
berbagai penelitian dengan menggunakan berbagai metode penelitian. Di antara metode – metode penelitian yang
digunakan dalam mengkaji psikologi agama adalah :
• Dokumen Pribadi , Metode ini digunakan untuk mempelajari bagaimana pengamalan dan kehidupan batin
seseorang dalam hubungannya dengan agama. Untuk mengetahui informasi tentang hal ini maka dikumpulkan
dokumen pribadi seseorang. Dokumen tersebut dapat berupa autobiografi, biografi atau catatan – catatan yang
dibuat mengenai kehidupan Bergama sesorang.
• Angket, Metode angket digunakan untuk meneliti proses jiwa beragama pada orang yang masih hidup dengan
menggunakan angket sebagai instrumen pengumpulan data. Metode ini misalnya, dapat digunakan untuk
mengetahui prosentase keyakinan orang pada umumnya tentang sikap beragama, ketekunan beragama, dan
sebagainya
• Metode wawancara digunakan untuk meneliti prose jiwa beragama pada orang yang masih hidup melalui wawancara
langsung maupun tidak langsung. Metode ini misalnya, dapat digunakan mengetahui kesadaran dan pengalaman
beragama seseorang yang dianggap memiliki ciri khususdalam keberagamannya.
• Metode Tes , metode ini digunakan untuk mempelajari tingkah laku keagamaan seseorang dalam kondisi tertentu,
misalnya tentang pengetahuan agama, kerukunan antar umat beragama, konversi agama, dan alin lain.
• Metode Eksperimen, metode ini digunakan untuk mempelajari sikap dan tingkah laku keagamaan seseorang melalui
perlakuan khusus yang sengaja dibuat. Misalnya eksperimen tentang pengaruh pendidikan shalat yang khusyu terhadap
perilaku jujur remaja.
• Metode Observasi, metode ini dilakukan menggunakan data sosiologi, dengan cara mempelajari sifat manusiawi
kelompok atau individu.
• Metode pendekatan terhdap perkembangan, metode ini digunakan untuk mengkaji asal – usul dan pertumbuhan aspek
psikologi manusia antara hubungan jiwa dengan agama yang dipercaya.
• Metode Klinis dan proyektivitas, Teknik ini menggunakan cara klinis pemulihan dilakukan dengan cara menyelaraskan
hubungan antara agama denngan jiwa.
• Metode Studi Kasus, studi kasus ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen, catatan , hasil waancara atau
lainnya untuk kasus – kasus tertentu.
• Survei, Metode ini biasanya digunakan untuk penelitian sosial yang bertujuan untuk penggolongan manusia dalam
hubungannya dengan pembentukan organisasi dalam masyarakat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai