Anda di halaman 1dari 106

Literatur

Literatur wajib:
1. Pengantar Psikologi Agama (terjemahan)
Oleh: Robert H. Thouless
2. Psikologi Agama Oleh Prof.Dr. H. Jalaluddin

Literatur yg tergolong baik dibaca:


1. Psikologi Agama oleh Prof.Dr.H.Ramayulis
2. Handbook of Psychology of Religion And .
3. Psychology, Religion and Spirituality oleh James M. Nelson
Doa sebelum kuliah dimulai

Bhagawad Ghita II.7

Kārpanya- doso’ pahata-svabhāvaha


Pricchāmi tvām dharma sammūdha cetāh
Yac chreyah syān niscitam brūhi tan me
Sisyas te ‘ham sādhi mam tv̄am prapannam ..2x

Artinya:
Karena hati yg lemah, pikiran yg kacau karena tak jelas apa yg benar u/
dilakukan; saya bertanya kepadaMu, katakanlah mana yg lebih bermanfaat.
Saya muridmMu, ajarilah saya, saya datang u/mendapat perlindunganMu
Penilaian

1. Penilaian Sehari-hari bobotnya 10%:


- absensi & ketepatan waktu ada di ruang kuliah.
- partisipasi pada proses belajar-mengajar
* perhatian yg terfokus
* keberanian bertanya
* partisipasi dalam diskusi kelompok
2. Penyelesaian tugas (bobotnya 10%) harus tepat waktu, bila terlambat kena pinalti
berupa pengurangan nilai 20% dari nilai yg diperoleh.
3. UTS bobotnya 30%
4. UAS bobotnya 50%

Lulus tidaknya dinilai berdasarkan keempat poin penilain tersebut .


Penilaian
Persyaratan Ujian
1., Mahasiswa boleh ikut ujian bila angka presensi minimal
75% atau absensi maksimal 25% . Artinya absen
maksimal 3x dari 12 pertemuan diluar UAS dan UTS.
2. Mahasiswa yg mendapat Nilai D mengulang ujian (herr).
Nilai E dan absen >3x mengulang kuliah & ujian pd
kesempatan lain yaitu angkatan berikutnya.
3. Mahasiswa yg tidak ikut ujian karena alasan sakit bila
menunjukkan surat keterangan dotkterboleh ikut ujian
susulan sejauh memenuhi persyaratan butir 1 di atas.
Persyaratan ini tidak berlaku bagi mahasiswa yg
berstatus pinandita
Ujian & Penilaian

3. Mahasiswa yg tidak ikut ujian bukan karena alasan sakit, bukan


juga karena alasan kematian keluarga dekat ( ayah,ibu, adik,
kakak, mertua, besan, ipar) mengulang ujian pd kesempatan
lain pd angkatan berikutnya
4. Mahasiswa yg ikut ujian susulan dikenakan pinalti berupa
pengurangan nilai 20% dari nilai yg dicapai
Daftar Isi
  
Pendahuluan
a. Sejarah singkat Perrkembangan Psikologi Agama.
b. Ruang lingkup psikologi agama
c. Tujuan dan manfaat mempelajari psikologi agama.
d. Keberagamaan dan spiritualitas
 
Daftar Isi
  
I BAGIAN PERTAMA: SIKAP KEAGAMAAN DAN FAKTOR YANG
MEMENGARUHI
Multi inteligensi dan cara mengembangkan
Faktor intelektual / pemikiran dalam Agama
Usia dan Perkembangan moral dan jiwa keagamaan
Kepribadian dan unsur dinamis dalam hidup pribadi
Faktor emosi dalam agama dan Fundamentalisme
Sugesti dan factor social dan sikap keberagamaan.
Faktor Kebudayaan dan sikap Keberagamaan
 
Daftar Isi
  
 
II BAGIAN KEDUA PSIKOLOGI SPIRITUAL.
Psikodinamik transendensi diri
Psikologi doa, yoga dan meditasi
Mistisisme
Konversi Agama
 
III. Penelitian Psikologi Agama
PSIKOLOGI AGAMA
Pendahuluan
Sejarah Singkat Perkembangan Psikologi Agama

Awal dari perekembangan psikologi agama dimulai menjelang abad ke


duapuluh. Saat itu kajian terhadap agama merupakan salah satu cabang
dari ilmu kealaman.
Tokoh pertama yang Tercatat dalam sejarah perkembangan Psikologi
Agama adalah William James yang merupakan guru besar pada
Universitas Harvard sebagai tokoh pertama yang merintis kajian terhadap
agama. Tahun 1903 Kajian-kajiannya kemudian diterbitkan menjadi
sebuah buku The Varieties of Religious Experience. Kajian pada buku
tersebut banyak membantu memahami agama khususnya
pemahaman terhadap perasaan keagamaan, cara berpikir dan cara
bertingkah laku.
Sumber-sumber yang pertama-tama digunakan oleh William James
adalah beberapa tulisan dan otobiografi tokoh-tokpoh agama yang
kemudian diseleksi dan ditafsirkan dengan menggunakan prinsip-
prinsip psikologi.
Pemanfaatan fakta-fakta agama dan memahami fakta-fakta
tersebut berkontribusi terhadap pengembangan prinsip-prinsip
psikologi.
Salah satunya adalah hipotesis tentang tempat ibadah agama atau
kepatuhan agama.
Disebutkan bahwa salah satu sumber tempat ibdah agama atau
ketaatan agama adalah pengambilalihan cinta ibu kepada anaknya.
Hipotesis ini memang harus diuji kebenarannya.
Sebelum akhir abad 19 Starbuck melakukan kajian kuantitatif terhadap
konversi agama, yang diterbitkan beberapa tahun kemudian menjadi
sebuah buku Psycologi Agama .
Oleh kelompok peneliti yang cermat , penelitian yang bersifat kuantitatif
yang dilakukan Starbuck dianggap lebih baik karena lebih beralasan
ketimbang penelitian Williames James yang dinilai lebih spekulatif.
Sejak itu para ahli psikologi umumnya lebih tertarik dengan metode
penelitian eksperimen dan kuantitatif .
Tercatat antara lain penelitian Prof. Leuba dari Bryn Mawr College (1921)
yang meneliti berapa prosentase orang yang menduduki jabatan akademik
dalam beberbagai bidang studi yang percaya terhadap adanya Tuhan dan
terhadap keabadian jiwa manusia. Hasilnya menunjukkan:
Percaya terhadap Percaya terhadap
Adanya Tuhan Keabadian jiwa

Ahli fisika 44% 51%


Ahli ilmu Jiwa 24% 20%

Tahun 1923 Robert H. Thoules mmelopori


Penggunaan system Psikoanalisis konseptual
gagasan Freud yang ketika itu dikenal untuk
pertama kalinya di Inggris melengkapi buku –buku
yang beredar saat itu menjadikan psikologi menjadi
alat untuk membantu memahami agama.
Psikologi Agama

 Zakiah Daradjat (1970:11):


Psikolologi agama adl ilmu yg meneliti dan menelaah kehidupan
agama pd seseorang dan mempelajarai seberapa besar pengaruh
keyakinan agama dl sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup
pada umumnya.
Psikologi agama juga mempelajari pertumbuhan dan
perkembangan jiwa agama pada seseorang serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya.
Ruang lingkup Psikologi agama
* terus berkembang , sejalan dengan berkembangnya metode riset.
* berintegrasi dalam sebuah paradigma yaitu multilevel and interdisciplinary
paradigm
Interdisiplin artinya melibatkan berbagai disiplin ilmu seperti filsafat, sosiologi,
sejarah, fenomenologi, hermeneutika, kesehatan atau kedokteran dsb
Paradigma multilevel interdisiplin

 multilevel artinya melibatkan berbagai subdisiplin ilmu dalam


ruang lingkup psikologi seperti misalnya psikologi sosial,
psikologi perkembangan , psikodinamik atau psikoanalisis dan
lainnya. Dibawah level psikodinamik ada psikologi drive,
psikologi ego dll
Ruang Lingkup Psikologi Agama 

I. Yang menjadi dasar/pondasi Psikologi agama



1. Beda keberagamaan dan spiritualitas
2. metode riset dalam psikkologi agama
3. pengukuran dalam psikologi agama
4. psikodinamika dan agama
5. psikologi evolusi
Ruang Lingkup Psikologi Agama 

II Psikologi perkembangan
1. Perkembangan agama dan spiritual pada anak
2. Perkembangan agama dan spiritual pada
remaja dan dewasa muda
3. Gerontologi dan psikologiagama
4. Peran agama dalam perkawinan, parenting
dan krisis keluarga
Ruang Lingkup Psikologi Agama

III. Agama dalam kaitannya dengan dasar dasar psikologi


1. Neuropsikologi dalam kaitannya degan pengalaman
agama dan spiritual
2. Pendekatan kognitif terhadap agama
3. Emosi dan jiwa keagmaan
4. Pengaruh social dan kepribadian dalam memahami
gagasan agama dan spiritual
5. Agama dalam kaitannya dengan sikap dan perilaku
social
IV Kontruksi dan ekspresi keagamaan
1. Praktek keagamaan, ritual dan doa
2. Pengalaman mistikal, spiritual dan keagamaan
3. Konversi agama dan transformasi spiritual
4. Agama dan penebussan dosa
5. agama , moralitas dan self control
6. Fundamntalisme dan autoritarianisme
V, Psikologi agama terapan
 Apakah agama dan spiritualitas mempengaruhi
kesehatan
 Hubungan antara psikologi agama dengan
kesehatan mental dan psikopatologi
 Kekerasan agama, terorisme dan perdamaiam
 Psikologiagama dalam konseling psikologi dan
psikologi klinis
Capita Selecta Psikologi Agama
(untuk S1 Prodi Pendidikan
/Penerangan)

 Agama dan spiritualitas


 Faktor yg mempengaruhi sikap keagamaan
 Pendekatan kognitif /intelek terhadap agama
 Emosi dan jiwa keagamaan
 Pengaruh social & kepribadia dl agama dan spiritual
 Agama dalam kaitannya dengan sikap dan perilaku sosial
 Praktek keagamaan, ritual dan doa
 Pengalaman mistikal, spiritual dan keagamaan
 Psikologi Perkembangan agama dan spiritualitas dari masa anak s/d lansia
 Konversi agama dan transformasi spiritual

 
Tujuan dan manfaat mempelajari Psikologi
Agama

Tujuan umum : Agar bisa memahami agama khususnya pemahaman terhadap


perasaan keagamaan, cara berpikir dan cara bertingkah laku keagamaan.
Tujuan khusus :
1. Bisa menjelaskan dari aspek psikologi berbagai sikap keagamaan pada diri
seseorang.
2. Bisa menjelaskan dari aspek psikologi beberapa peristiwa atau kegiatan terkait
agama.
3. Bisa membangun sugesti untuk tujuan yang positif .
Tujuan khusus

1. Bisa menjelaskan parameter penilaian kecerdasan spiritual ,


emosional, sosial ; dan cara mendorong mengembangannya

2. Bisa menjelaskan perkembangn moral dan perkembangan jiwa


keagamaan
3. Bisa membantu tumbuh dan berkembangnya jiwa keagamaan
yang sehat .
4. Bisa menjelaskan penyebab dan cara penecegahan Konversi
Agama
Manfaat mempelajari Psikologi agama:

 Dari aspek pedagogis membantu menciptakan suasana yang mendorong


dan mendukung pribadi tumbuh dewasa sebagai syarat pertumbuhan
imam yang dewasa.
 Dari segi preventif, pemahaman psikologi agama member kemungkinan
dapat mendeteksi kesulitan atau penghmbat dalam diri tiap orang yang
berusaha tumbuh dalam imam atau ingin mengembangkan jiwa spiritual.
 Dari aspek terapi, pemahaman psikologi agama dapat menyembuhkan
masalah atau gangguan atau penyakit kejiwaan taraf ringan yang
menghambat kedewasaan imam misalnya masalah emosional
 Untuk seleksi mereka yang akan memangku jabatan kerohanian atau
kerpanditaan.
 
Manfaat ….

 Dari segi reparative. Masih berkaitan dengan segi terapi, manfaat


mempelajari psikologi agama dan spiritualitas adalah untuk
mengurangi hambatan pribadi yang sebetulnya sudah dapat
didiagnosis dan diperkirakan (prognosis) sebelumnya.
 Segi Integrative. Usaha untuk memadukan unsur-unsur yang bisa
tumbuh ( germinatif) dan unsur yang rentan atau rapuh
( vulnerable) dalam disposisi manusia sehingga ia mengalami
keseimbangan batin yang tumbuh secara optimal.
AGAMA

 Robert H. Thouless (1972): agama dL kaitannya dg psikologi


adalah sikap atau cara penyesuaian diri thd dunia yg lebih luas
termasuk dunia spiritual.
 Dalam buku Upadesa kita menjumpai pengertian agama sebagai
berikut:
Kata agama mempunyai akar kata “a” yang artinya tidak dan
kata “gam” yang artinya pergi .
agama = tidak pergi. Maksudnya : tidak keluar atau tidak
menyimpang dari kebenaran tertinggi yang diwahyukan
Hyang Widdhi.
 
UNSUR AGAMA
Menurut Harun Nasution
ada empat unsur:
1. Kekuatan gaib atau kekuatan supranatural
2. Unsur manusia dengan kelemahan atau keterbatasannya.
3. Respon emosional manusia untuk mendapat pertolongan misalnya:
- Menyembah karena didorong rasa takut
- Menjaga hubungan baik karena rasa cinta dan takut
- Patuh thd perintah dan larangan
4. Paham adanya yang kudus (sacred) dan suci
misalnya : buku suci, tempat suci, kekuatan gaib yang lain.
Agama dan spiritualitas

 keduanya multidimensi,
 agama secara tradisional dianggap sebagai konsepsi yang
mempunyai pengertian luas (broad band)
 tidak bisa dibedakan dg spiritualitas.
 istilah agama dan spiritualitas sering
digunakan silih berganti, untuk maksud
yang sama
Contoh: kecerdasan spiritual , kecerdasan yg menyangkut agama
Definisi Agama

 Emblen (1992) agama adalah sebuah system kepercayaan dan


pemujaa yang terorganisir yang dipraktekkan oeh penganutnya.
 Peteet (1994) agama adalah sebuah komitmen untuk percaya dan
melaksnakan karakteristik dari tradisi tertentu.
 Dollahite (1998): agama adalah sebuah perjanjian masyarakat
tentang kepercayaan berikut ajaran dan penjelasannya yang dapat
meningkatkan pencarian pada yang kudus.
Definisi spiritualitas

 Spiritualitas adalah sebuah pedoman hidup pribadi untuk


pencarian kualitas transenden dr hubungannya dengan Tuhan
(Zinnbauer & Pargament, 2005:25)
 Armstrong (1995) spiritualitas adalah sebuah hubungan dg
kekuatan supranatural yg mempengaruhi jalan dimana seseorang
beraktifitas di dunia.
Unsur yg membentuk spiritualitas

1. Sumber nilai dan pemaknaan thd kekuatan tertinggi diluar diri


kita termasuk adanya
2. Pengakuan thd keajaiban (sense of misteri) dan pencapaian
kemanunggalan (self transcendence)
3. Ada pemahaman (A way of understanding)
4. Kepekaan bathin (inner awareness)
5. Keutuhan pribadi ( Personal integration)
Fungsi spiritualtas

 Mengintegrasikan (seluruh unsur)


 Mengharmoniskan yg meliputi:
- our inner unity
- hubungan dan keterkaitan kita kpd yg lain & realitas yg lebih
luas yg memberi powers pd kemampuan kita u/ menjadi
transendens
Beda agama dan spirituaitas

 Statis vs dynamis.
 Substansal vs fungsional
 Institusional objektif vs personal subjektif
 Kepercayaan vs emosi/pengalaman
 Negative vs positif
Statis vs dinamis

 Wulff (1977) melukiskan agama secara konseptual [dahulu] sbg


kata kerja [dinamis] yg belakangan ini bergeser menjadi kata
benda [statis]
 Pargament (1997): agama dl proses ia menjadi sesuatu yg statis
u/ kebanyakan orang, mereduksi elemen dan fungsinya
 Sedangkan spiritualitas dihubungkan dg kata kerja dan kata sifat
yg dinamis (Emmons & Paloutzian, 2003)
Institusional objective vs Personal
subjective
 Bahwa agama lebih menekankan pada – kelembagaan ,
organisasi, dan aspek sosialnya.
 Sedangkn spiritualitas lebih bersifat pribadi, - lebih menekankan
transenden, dan kualitas hubungan dg- Nya (Miller & Thoresen,
2003)
Kepercayaan vs Pengalaman
/emosi
Polaritas ini dijumpai dalam teori maupun studi empiris
 Bahwa agama lebih pada masalah kelembagaan, teologis dan dogmatis
 Sedangkan Spiritualitas lebih menekankan pd dimensi transenden & yg
ditandai dg nilai-nilai tertentu mengenai diri kita, diri orang lain, masalah
alam semesta, masalah kehidupan dan apa saja yg berada di luar jangkauan
kita (the Ultimate)
(Elkins, Hedstrom, Hughes, Leaf & Saunders, 1988)
 Nelson Backer (2003): Agama lebih menekankan pada masalah kepercayaan
sedangkan spiritualitas lebih pd rasa.
Agama meliputi elemen warisan tradisi, pedoman dasar, , jalan pikir dan
kewajiban sedangkan
spiritualitas lebih pada elemen hubungan dg Tuhan relasi dg sesama dan
pilihan lain.
Negatif vs positif

 Agama cendrung lebih terkesan negatif, keduniawian karena:


- dihubungkan dg masalah pura, kependetaan,
kelembagaan,
- ada campur tangan politik & organisasi sosial,
- sarat dg dogma dan doktrin
 Spiritualitas lebih positif karena mengarah pd pencapaian potensi tertinggi
manusia yaitu pencapaian
- rasa senang
- makna kehidupan,
- makna Tuhan dan
- jalan hidup.
Substansial vs Fungsional

 Agama lebih menekankan pada substansi meliputi masalah: -


kepercayaan – praktek keagamaan – tradisi –kelembagaan -
ekspresi sosial
 Spiritualisme lebih menekankan pada fungsi yaitu -
mempresentasikan kepercayaan & prakteknya sebagai
mekanisme transendensi & menghubungkan diri dg Nya
PSIKODINAMIK TRANSENDENSI DIRI
Pengertian Dasar

Psikodinamik transendensi diri adalah dinamika kejiwaan yang


melibatkan unsur dinamis dl struktur kepribadian khususnya
sistem motivasi yg hidup dl diri seseorang yg mendorong
pencarian terus menerus pengalaman kehidupan rohani sampai
pada penyatuan dg Tuhan (bedakan asenden, desenden,
transsenden !)

Transendensi diri atau Kehidupan rohani itu apa??


 Adl seluruh usaha terus menerus mewujudkan panggilan &
kehendak Tuhan dl hidup dan karya, dl. ketekunan dan
kesetiaan
 Panggilan untuk memeluk agama apapun merupakan proses
perkembangan dan proses adaptasi posikososial yang mempunyai awal
dan tujuan.

 Seseorang terpanggil dari keadaaannya sebagai “what he is” yang


terkandung dalam “ diri aktual” untuk menjadi sesuai dengan kehendak
Hyang Widdhi dalam dirinya yaitu “what he is to be” yang terkandung
dalam “diri ideal”.
 Karena itu tidak pernah terjadi bahwa panggilan mulai dari pribadi yang
netral atau dari titik nol, tetapi selalu dari pribadi yang sudah actual
dengan segala daya yang ada yang terbentuk oleh pengaruh psikososial
seperti keturunan, keluarga, pendidikan, lingkungan yang mengawali
suatu kesadaran untuk melakukan perubahan radikal dari keadaan
sebelumnya.
Dewasa dl Hidup Rohani

Dibutuhkan:
 Kematangan emosi
 Kedewasaan pribadi
 Dinamika motivasi dr alam bawah sadar

 It’s imposible to be spirituality mature, while remining


emotionally immature (Peter & Geri Scazzero , 2014: 16)
 Tidak mungkin menjadi dewasa secara rohani, sementara tetap
tidak dewasa secara emosional
Spiritulitas yg tidak sehat
secara emosional
 Memanfaatkan Tuhan tp lari dr Tuhan
Hanya minta dikabulkan doanya , tp tidak berserah diri pd Tuhan
 Pengabaian emosi atau tidak jujur pd diri sendiri ketika sebenarnya kita marah, takut,
sedih.
 Menolak bw masa lalu mempengaruhi yg ada sekarang
 Membagi hidup ini dl kompartemen sekuler dan gaib. Ketika aktifitas keagamaan
ingat Tuhan , ketika belajar atau shoping lupa Tuhan
 Doing for God instead of being with God
 Living without limit, mencoba melakukan semuanya
 Menutup nutupi kegagalan, kelemahan , “brokennes”, kesalahan dg alasan tak ada
waktu

(Peter & Geri Scazzaro, 2014::18)


Parameter Kecerdasan Emosional

 Mampu mengendalikan emosi dan panca indera


 Mampu menghindari hal yg hanya memberi kepuasan sesaat.
 Mengerti perasaan orang lain
 Pembawaan tenang, berkepribadian stabil
Motivasi dr alam bawah sadar

 Alam bawah sadar yg dimaksud disini adl afeksi bawah sadar


*)
 Adl dorongan psikodinamis yg aktif memengaruhi tindakan
sehari-hari.
 karena mempengaruhi hidup emosi
Sekilas tentang
Macam2 unsur bawah sadar (UBS)
 Afeksi bawah sadar
 Unsur pra sadar
 Unsur prasadar rohani
 Unsur bawah sadar kognitif
Macam2 Unsur Bawah Sadar

 Afeksi bawah sadar. dipengaruhi sistem dan dinamika afeksi.


Tidak bisa dibawa ke taraf sadar dg pengkehendakan mis.
refleksi, retret
 Unsur pra sadar. Bisa dibawa ke kesadaran dg penghendakan
spt dl refleksi, meditasi, retret
 Unsur prasadar Rohani. Tidak terikat pd emosi. Muncul dl
kepekaan khusus/indra ke-6
 UBS kognitif. Adl ubs yg membuat orang menyadari akibat
penalarannya tp tidak menyadari prosesnya
Tujuan Transendensi Diri

 Transendensi diri egosentris u/ penyempurnaan pribadi, aktualisasi diri


 Transendensi diri social-filantropis : u/ penyempurnaan manusia sbg
masyarakat dg memperhatikan martabat dan sosialisme : kesamaan hak/
keadilan/ emansipasi,
 Transendensi diri teosentris: u/ keselamatan, penyatuan dg Tuhan,
menjadi manusia otentik

Manusia otentik: manusia unggul dl pengetahuan


tentang Tuhan, unggul moralitas, pencinta
radikal pd Tuhan
Nilai transendensi diri
(yg mau dikejar)
1. Nilai agama/spiritual
- Nilai terminal: menyatu dg Tuhan
- Nilai Instrumental: target antara /alat
untuk mencapai tujuan akhir mis.
Emotionally healthy , dharmika, moksantu , dst

2. Nilai moral
Yaitu nilai yg mendasari kriteria baik atau
buruk seseorang
Nilai Lain yg juga penting

Nilai kodrati
 Nilai biologis /nilai infra manusiawi: yg ada pd semua mahluk:
haus , lapar
 Nilai infra moral/nilai manusiawi: yg ada hanya pd manusia.
Mis . Keindahan, seni
Dinamika motivasi
macam2 keinginan:
 Keinginan memiliki
 Keinginn menjadi sesuatu
 Keinginan menjawab fakta
 ……. Lebih jauh ingat teori kebutuhan A.Maslow

2 Tujuan Penggerak motivasi:


 1. penting untukku: mendorong pribadi mencari yg mengntungkan/menyenangkan .
Nilainya ambivalen :
- dp sejati (vital u/ pegembangan diri u. transendensi diri)
- Dp palsu: u memuaskan dorongan kebutuhan psikologis,
/kesenangan ( yg bertentangan dg transendensi diri)
 2.Penting pd dirinya (menurut orang lain). Punya nilai objektif yg bisa membawa ke transendensi
diri
2 dinamika dasar yg menjadi
pendorong pencarian yg penting
untukku & yg penting padanya
_____________________________
 Keinginan emosional, yg mendorong u. menilai & merasakan
scr intuitif & spontan objek yg diingini atau tidak diingini
 Keinginan rasional, yg mendorong melakukan penalaran,
pertimbangan & refleksi scr intelektual shg dp menentukan
apakah keinginan emosionalnya perlu dipenuhi/tidak
3 taraf hidup kejiwaan
yg mendukung dinamika emosi
 Taraf psikofisik: kemampuan yg berasal dr unsur biokimia yg
bila kurang bisa membuat ngantuk, lapar dll
 Taraf psikososial: kemampuan yg lahir dr kebutuhan manusia
sbg mahluk sosial mis. Dicintai, diterima dll
 Taraf spiritual-rasional: kemampuan khas spt penalaran,
refleksi, pertimbangan, abstraksi, melihat & mewujudkan apa yg
bernilai, mengatasi keterbatasan diri, transendensi diri
FAKTOR YANG BISA MEMPENGARUHI
SIKAP KEBERAGAMAAN
FAKTOR YG BISA MEMPENGARUHI
SIKAP KEAGAMAAN

 Pengaruh social
 Berbagai pengalaman atau faktor emosi
 Kebutuhan manusia
 Proses pemikiran atau faktor intelek
(R. Thouless, 1972: 29)
Pengaruh Sosial thd sikap
Keagamaan
misalnya:
 pendidikan orang tua
 tradisi masyarakat
 tekanan sosial untuk menyesuaikan diri dg pendapat atau sikap
yang disepakati lingkungan .
 Tradisi & tekanan lingkungan termasuk sugesti
SUGESTI

Sugesti merupakan salah satu factor social yang member pengaruh


pada keyakinan dan prilaku keagamaan dan pola – pola ekspresi
emosional.

Factor – factor lain yang bisa member pengaruh pada keyakinan


dan prilaku keagamaan misalnya:
 Pendidikan yang terima pada masa anak
 Pendapat dan sikap orang disekitar kita
 Tradisi masa lampau
 Sugesti
Sugesti dan Hipnotis

Definisi . Sugesti adalah suatu proses komunikasi yang


menyebabkan diterima dan disadarinya suatu gagasan yang
dikomunikasikan, tanpa perlu ada alasan rasional yang cukup.

Sugesti adalah istilah yang mulanya digunakan psikolog untuk proses


yang diamati dalam berbagai eksperimen dengan hipnotisme.
 
Sugesti dan Hipnotis

 Orang yang dalam keadaan sensibilitas tinggi disebut dalam


kondisi HIPNOIDAL yaitu kondisi mirip dengan setengah jaga
setengah tidur yaitu suatu kondisi yang umumnya mengawali
atau datang setelah tidur.
 Sedangkan hipnotis adalah kondisi buatan mirip tidur.
 Kondisi hipnoidal maupun kondisi hypnosis keduanya merupakan
kondisi sugestibilitas tinggi. Keduanya dapat dibuat dengan
beberapa jenis rangsangan.
Macam sugesti

Macam-macam sugesti
 Autosugesti dalam meditasi
 Sugesti autoritatif dan penindasan
 Sugesti kelompok/sugesti ternak (herds suggestion)
 Sugesti secara lisan misalnya dengan menakut nakuti. (Mis. bila
berbuat dosa akan masuk neraka), akan membuat rasa takut lalu
stress.
Sugesti otoritatif dan penindasan / atau sugesti secara lisan
misalnya :dengan menakut – nakuti, akan menghasilkan
perubahan yang tidak permanen
Bentuk sugesti

Bentuk Sugesti dapat berupa:


 Penampilan beberapa perbuatan
 Pengembangan atau penyembuhan berbagai penyakit jasmani
 Pengakuan atau penolakan terhadap beberapa jenis keyakinan

Sejauh mana orang bisa dipengaruhi, sejauh mana tingkat sugestibilitas


tergantung dari:
- Temperament yang bisa merupakan pembawaan sejak
lahir.
- Pernah dipengaruhi secara hipnotik
Highly sugestible

 Dalam semua kasus sugesti yang berhasil, gagasan yang -


disugestikan ( oleh tukang hipnotis ) berubah menjadi persepsi,
perbuatan atau keyakinan.

 Orang yang highly suggestible:


orang yg mudah dipengaruhi secara hipnotik, mudah diarahkan u/
menerima dan menyadari gagasan yang disugestikan.
Factor yang mempengaruhi
efektifitas sugesti

 penegasan berulang – ulang dengan cara yang meyakinkan


 Mengembangkan factor – factor atau lambang- lambang yang
dapat meningkatkan status dan otoritas pelakunya misalnya:
mengunakan gelar atau sebutan-kehormatan.
Cara membangun sugesti
Memberikan rangsangan misalnya:
 Cahaya terang benderang
 Nyanyian, atau bunyi-bunyian berkesinambungan dan bervariasi secara ritmik
 Sugesti lisan
 Suara monoton dalam menyampaikan kata-kata dalam kebaktian
Cara Membangun Sugesti (2)

 Gemerlapnya cahaya lilin


 Penampilan pemimpin doa yang prestisius, Misalnya:
 Memakai pakaian khusus
 Duduk di tempat yang lebih tinggi
 Berkumpul bersama dengan jargon-jargon atau ucapan Hakeluya,
Allahu Akbar, Satyam Eva Jayate, dll sehingga menimbulkan
sugesti kelompok
Kejelekan sugesti dalam pengajaran agama
adalah

 Sikap peserta didik tergantung dari guru agama tersebut.


 Muncul penghormatan berlebihan kepada pemegang otoritas
 Penerimaan peserta didik secara pasif.
 
 
FAKTOR YG BISA MEMPENGARUHI
SIKAP KEAGAMAAN

 Pengaruh social
 Berbagai pengalaman atau faktor emosi
 Kebutuhan manusia
 Proses pemikiran atau faktor intelek
(R. Thouless, 1972: 29)
Berbagai pengalaman /Emosi
& sikap keagamaan
Pengalaman bathin atau mistik / sufiisme
yang meliputi:
 masalah keindahan atau keburukan yang sifatnya mistis atau
teistis atau nonteistis,
 Pengalaman jelek atau malapetaka yang dihubungkan dengan
tidak melakukan upacara ngeruat pekarangan , mecaru, melaspas
Emosi & Sentimentalisme

Emosi dari sisi fisiologi berguna u/ memotivasi organism untuk


melakukan sesuatu. Misalnya : - belas kasihan untuk
menghilangkan tekanan, - sikap hormat untuk merendahkan diri.
- kemarahan u/ menyerang ketidak adilan.
Emosi berbeda dg sentimentalism. Sentimentalisme adalah perbuatan
yang dilandasi emosi dengan memisahkan hasilnya
Obat Psikedelik
Psikedelik (psychedelics) istilah lama yg mengawali sebelum dikenal
Istilah yg digandrungi sekarang ENTHEOGENS yaitu obat yg bisa memfasilitasi pengalaman
spiritual dan keagamaan
misalnya :
- Nitrous Oxide, Chloroform,
- Mescalin atau buahnya yang disebut buah Peyote
(Laphopora Williamsii)-- yang dikulum selama
peribadatan umat Kristen suku Indian di Amerika

semuanya merupakan bahan yg bisa membuat tidak sadar 


- bisa merasakan realitas baru,
- seolah-ollah Tuhan betul-betul ada.
- bisa berkomunikasi dg Tuhan dll
Obat psikodelik

 mescalin disebut obat psikodelik yang artinya obat pembuka


pikiran.
 Mescalin tidak menimbulkan ketagihan
 juga tidak memberi efek samping
 tetapi tidak dianjurkan untuk dipakai dalam peribadatan
karena: bila sudah terbiasa memakai mescalin, maka ada
kecendrungan ingin mencoba obat yg lain yg lebih kuat
Pemakaian entheogen dl
peribadatan
Tidak dianjurkan karena
 Terkesan agamanya kurang maju
 Menurut Leuba yg kemudian dipertajam oleh Zaehner (1957) :
bahwa pengalaman keagamaan yg diperoleh karena obat
bukanlah pengalaman asli berbeda dg pengalaman keagamaan yg
diperoleh secara spontan tanpa obat
Klasifikasi obat yg kerap digunakan
dl peribatan
1. Halusinogenik yaitu obat yg bisa menimbulkan halusinasi . Obat
golongan ini kurang memadai u/ bisa sebagai pembuka pikiran
2. Psychotomimetic yitu obat yg bisa menimbulkan keadaan seperti
psikosis atau psikotik
3. Psychedelic yaitu obat yg manifestasinya pd pikiran
4. Entheogen: obat, bahan kimia atau tanaman yg yg secara
bermakna bisa memfasilitasi pengalaman keagamaan dan
spiritual
Emosi & Acara Agama Hindu

MAKNA SARANA UPAKARA DAN UPACARA


 Bau-bauan yang harum dan khas,
 bau ramuan yang dibakar, bau kembang harum.
 Dupa (wangi) , astanggi sebagai lambang akasa tattwa, Dipa atau
lilin sebagai lambang saksi tattwa,
 api unggun atau pasepan,

Dari aspek psikologi gunanya :


• u/ mengintensifkan perasaan khidmat
• Aroma terapi
Dalam Weda Parikrama ( Pudja, 1976: 103 ..)
wijil ing dupha saking Wiswa (sarwa alam) dipa sakeng ardha
candra landepi sembah
Artinya dupa yang berasal dari isi alam dan dipa bulan dapat
mengintensifkan sembah.
  
Sikap Sembahyang

 Mencakupkan dan mengangkat tangan sampil duduk atau berdiri


(krtanjali)
 Berlutut atau sujud(sastangga) kadang disertai mencium kaki
padama,
 tidur tengkurap (dandavat) menunjukkan sikap hormat dan
tunduk.
Terkait dg Sikap sembahyang

 Duduk atau berdiri, atau tengkurap?


 Mata terbuka atau tertutup?
 Tengadah atau menunduk?
 Mengucapkan mantram: keras2 terdengar, bisik2, atu dlm. Hati?
Dalam Berjapa

 Vaikhari japa : diucapkan dg jelas terdengar


 Upamsu japa: bisik2
 Manasika japa: dalam hati
 Likhita japa: ditulis di atas kertas
Faktor emosi ….

 Musik yang lembut, bunyi gamelan lelambatan (slow),


 lagu rohani/kidung dengan lirik yang emosional dan diulang-
ulang
memberi pengaruh semihipnotik bagi yang mengikuti peribadatan
tersebut
Doa dan Meditasi

Doa berasal dari bahasa Arab yaitu du’a artinya :


 Menurut Cyril Glasse dlm. Concise Encyclopaedia Of Islam, du’a = panggilan
 Ensiklopedi Indonesia: du’a = permintaan atau permohonan kpd Tuhan.
 Bahasa Bali: ngastawa: menyampaikan stawa
ngastiti: menyampaikan stuti
• Kendrick dl buku The Battle Plan for Prayer (2015: 39): berdoa (prayer) adl berkomunikasi
dg Tuhan spy: - scar intim/ dekat mengetahui, mencintai & memujaNya.(worship)
• - mengerti & bisa menyesuaikan hidup kita dg keinginan & jalanNya
• - Jalan u. bisa masuk ke (kerajaan )Tuhan , kekuatan Nya, dan keagungan Nya

Sembahyang atau shalat = ibadah yg tersusun dr beberapa perkataan & perbuatan yg diawali
dg takbir (Allah’u akbar) & diakhiri dg . Salam
Manfaat doa

 Doa membuat segala sesuatu bsa dipikirkan dan


dipertimbangkan.
 Doa memberi cahaya terang ketika ketika menerima kabar
buruk
 Merasa ditemani malaekat ketika kesepian
 Doa membuahkan kepedulian dan pelayanan (Doktrinaya,
2005:26).
 Tujuan utama doa bersifat objektif.
Macam Doa

1) doa tuntutan (petitionary prayer)


2) doa penyerahan ( prayer of resignation)
 Dalam agama Hindu ada varian doa yang disebut Stawa
- bisa berisi doa pujian,
- bisa rasa syukur yang merupakan bentuk pengakuan terhadap
Tuhan yang maha kuasa, maha pengasih , maha pengampun dll
Contoh Doa

 Doa pujian& permohonan


 Om Sarasvati namastubhyam, varade kama rupini, siddharambha karisyami,
siddhir bhavantu me sadam
 Om Hyang Saraswati penganugrah berkah, yang memiliki rupa memikat,
semoga segala kegiatan yg hamba lakukan selalu sukses atas waranugrahaMu

 Doa pujian & pernyataan hormat


 Om Adityasya param jyoti, rakta teja namostute, sveta pankaja madyastha,
bhaskaray namo stute
 Om Sang Hyang Surya ( HW yg menguasai Matahari) yg memilki sinar
hebat , sinar meerah, Engkau yang berstana di tengah teratai putih hamba
memujaMu
Trisandya

Dasar Hukum: Parasara Dharmasastra I.39


 Sandhya snanam japo homah svadhyayo devatarcanam
vaisvadevam atitheyam ca sad karmani dine dine.
 Pratah sandhya sanaksatram madhyahne madhya bhaskaram
sasuryam pascimam sandhyam tisra sandya upasate
MEDITASI

Doktrinaya dl buku Misteri Guru Sejati (2005:35).


• Meditasi adalah cara (bukan tujuan) u/ memusatkan pikiran.
• Meditasi adl sebuah pencarian sungguh-sungguh sang jatidiri
Manfaat meditasi:
 Bisa membuat piiran lebih tenang
 Bisa menguasai diri dari amarah
 Bisa menerima apa adanya
 Bisa menyembuhkan beberapa penyakit
Sasi wimba haneng gatha mesi banu,
ndan asing suci nirmala mesi wulan,
iwa mangkana rakwa kiteng kadadin,
ring angambeki yoga kiteng sakala.

Artinya: Bagai bulan dl tempayan berisi air,


Dalam air yg jernih tampaklah bulan,
Seperti itulah Tuhan pd setiao mahluk,
Pd orang yg melakukan yoga beliau menampakkan diri. (Arjuna
wiwaha, 11.1)
Faktor-faktor yang bisa
menghasilkan sikap keagamaan
 Pengaruh social
 Berbagai pengalaman atau faktor emosi
 Kebutuhan manusia
 Proses pemikiran atau faktor intelek
(R. Thouless, 1972: 29)
Sikap keagamaan karena faktor
kebutuhan
Bagawad Gita VII.16 menyebutkan
catur vidha bhajante mam, janah sukritino ‘rjuna.
Arto jijnasur artha rthi, jnanis ca bharata sabha.

Artinya: wahai Arjuna, ada empat macam orang yang memujaku yaitu: mereka yang
sengsara, mereka yang mengejar ilmu, mereka yang kengejar arta dan mereka yang
berbudi.

R Thouless menyebut ada 4 kebutuhan terkait sikap Keagamaan (1972:31)


1. Kebutuhan akan keselamatan
2. Kebutuhan akan cinta
3. Kebutuhan u/ memperoleh harga diri
4. Kebutuhan terkait adanya kematian
Sikap keagamaan karena faktor
kebutuhan
 Kebutuhan erat kaitannya dengan janji Tuhan yang diriwayatkan pada kitab suci
misalnya tentang keselamatan
 seperti disebutkan dalam Bhagavad Gita IX.31
ksipram bhavati dharmatma, sasvacchantim nigacchati, Kaunteya pratijanihi , na
me bhaktah pranasyathi
artinya: Wahai putra Kunti, bila menjunjung tinggi kebenaran dan cinta damai
maka tidak ada pengikutKu yang termusnahkan.
Sikap keagamaan karena faktor
kebutuhan
Janji cinta kasih diberikan Tuhan dapat kita lihat pada BG IX.29; BG
X. II; BG XVIII.65.
Janji Tuhan maha pengampun bisa kita lihat pada BG IX.30
Kebutuhan menurut A Maslow:
Faktor-faktor yang bisa menghasilkan
sikap keagamaan

 Pengaruh social
 Berbagai pengalaman atau faktor emosi
 Kebutuhan manusia
 Proses pemikiran atau faktor intelek
(R. Thouless, 1972: 29)
Fungsi Intelek

Sistem pemikiran (intelektual) berfungsi untuk :


 memenuhi keinginan tahu orang mengenai hal-hal yang tidak
mudah dijawab atau hal-hal yang mungkin jauh dari jangkauan
kehidupan praktis sehari-hari.
 Seandainya jawaban tadi bisa diterima fungsi psikologisnya
adalah:
- Menghilangkan keraguan dan kecemasan
dengan memperkecil ketidak pastian
- Menyeragamkan petunjuk betingkah laku
Dasar Pemikiran

 ada pihak yang menganggap agama sebagai produk irrasional.


Misalnya komentar Freud (O’Dea ,1995:62) sebagai berikut:
 “… walau ada keyakinan dan penghibur dari agama, ketidak
berdayaan manusia dalam meniti hidup ini tetap ada.
 Agama kurang mampu melindungi manusia dari keganasan alam
 Ide-ide keagamaan yang harus memecahkan masalah jagat dan
mendamaikan kita dari kesulitan hidup sendiri sebagaian besar
tidak ditemukan.
Dasar Pemikiran

 Agama menurut Freud adalah sebuah ilusi karena alasan


psikoanalisa yg cukup berarti bahwa pemenuhan kebutuhan
merupakan factor tertinggi dalam memotivasi manusia
 sementara agama mengabaikan hubungan dengan realitas dan
mempunyai kemungkinan otentitasnya gampang diputar balikkan.
…”
Faktor Intelek & Sikap
Keagamaan
 Prof. Leuba dari Bryn Mawr College (1921) meneliti
 
   Ahli Fisika Ahli Ilmu Jiwa
 Percaya terhadap
 Adanya Tuhan 44% 24%

 Percaya terhadap
 Keabadian jiwa 51% 20%
Berangkat dari :

 Keraguan Freud
 Hasil penelitian Leuba

Maka diperlukan
 Rasionalisasi
 Dogma
Rasionalisasi

 pertama kali dicetuskan oleh Trotter (1916). Dipergunakan


untuk:
 membuat sesuatu masuk akal,
 sebagai pengganti proses verbal yang bisa memberi justifikasi
terhadap kepercayaan yang dikukuhkan dengan landasan lain
misalnya yang bersifat emosional
Rasionalisasi

 Rasdionalisasi walaupun kadang irrasional tetap menjadi penting


karena kebanyakan orang cendrung meninggalkan suatu
kepercayaan yang dimata mereka kurang logis atau kurang
mendapat dukungan intelektual atau rasiona
Rasionalisasi

 Karena itu agama harus mendapat sentuhan sain, dan sain juga
perlu sentuhan agama. Karena ada ungkapan yang mengatakan
bahwa science without religion is lame, religion without science
is blind.
 Yang artinya sain tanpa sentuhan agama akan lumpuh,
sebaliknya agama tanpa sentuhan sain akan buta.
Paranoid

 Bentuk ekstrim rasionalisasi ada pada gangguan jiwa tertentu.


Misalnya paranoia. Orang paranoid akan tetap bertahan dengan
pemikirannya yang dibumbui dengan rasionale tertentu walau
orang lain menentangnya berbasis bukti-bukti.
Dogma
 Dogma adalah seperangkat pernyataan yang factual atau kuasi
factual yang mengharapkan persetujuan dari kelompok agama
yang bersangkutan.
 Dogma merupakan jawaban yang rasionalenya tidak pasti bahkan
diantara aliran aliran dalam agama yang sama.
 Contoh dogma : Kakawin Nitisastra VII.I
tentang posisi tidur, bila kepala di utara akan mudah mendapatkan
kekayaan, bila di timur panjang umur,
 Kakawin Nitri sastra VII,2 : bila kepala di barat akan dibenci
sahabat, bila di selatan akan pendek umur.
Contoh Dogma
Nitisastra Kakjawin VII.1
 Hulwanta ng sputa juga helingaken, ngwang majar lingning aji
pituhunen, yan ring purwa yusanira madawa, Yapwan ring uttara
dhana katemu
 Artinya: Perhatikan letak kepala waktu tidur, beginilah pelajaran
dari buku-buku, jika letak kepala di timur akan panjang umur,
jika di utra akan mendapat kekayaan.
NitisSTRA Kakawin VII.2 Pasceat kulw2an hulu, patiningasih
mitran telikta ya karana nika. Jika kepala di barat rasa welas
asih hilangengkau akan dibenci sahabatmu.
Manfaat Dogma & Rasionalisasi

 Dogma maupun rasionalisasi penting untuk meningkatkan keyakinan.


Psikolog berperan bagaimana meningkatkan motivasi dan keyakinan .
Kalau tidak berhasil meyakinkan maka semuanya gagal,atau tidak ada
gunanya

 BG XVII.28 Asraddhaya hutam dattam, tapas taptam kritam ca yat, a


sad ity ucyate Partha, na ca tat pretya no iha

Artinya apapun yang dipersembahkan, disedekahkan, tapa apapun


dilaksanakan (bila) tanpa keyakinan. Disebut a sad. Hal ini tidak ada
artinya di sini maupun di alam baka
 

Anda mungkin juga menyukai