Dosen Pengampu :
H. Yahya AD, M. Pd.
Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya yang merupakan salah satu tugas mata kuliah Psikoterapi
Pendekatan Islami. Ucapan terima kasih kepada Dr. H. Yahya AD., M.Pd selaku Dosen yang
telah memberikan tugas kepada penulis sehingga secara tidak langsung menambah wawasan
penulis. Tidak lupa semua pihak terkait yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian makalah
ini.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun agar lebih
meningkatkan lagi pemahaman bagi penulis maupun pembaca, baik terkait isi maupun
sistematika dan cara penulisannya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Psikodiagnostik
1. Pengertian Psikodiagnostik
2. Identifikasi Psikodiagnostik
B. Gangguan Kejiwaan
1. Pengertian Gangguan Jiwa
2. Faktor Penyebab Gangguan Jiwa
3. Macam-macam Gangguan Jiwa
A. Latar Belakang
Psikodiagnostik merupakan suatu cara untuk menegakkan diagnosa (dalam rangka
pemeriksaan) yang akhirnya menjadi suatu diagnosa kepribadian. Dalam sejumlah
literatur bahasa Inggris, istilah psikodiagnostik diidentikan dengan personality
assessment. Psikodiagnostik dikemukakan pertama kali oleh Hermann Roschach pada
tahun 1921, sebagai metode yang dikembangkan dalam bidang klinis (psikiatris) sehingga
psikodiagnostik pada saat ini diartikan sebagai suatu metode untuk menilai adanaya
kelainan-kelainan psikis pada seorang pasien mental (Soemantri, 2007).
Sejalan dengan perkembangan psikologi dan aplikasi yang semakin luas, diagnosa ini
dirasakan pula manfaatnya dalam bidang lain di luar bidang klinis, misalnya di bidang
pekerjaan dan pendidikan. Dengan demikian, pengertian yang tercakup di dalamnya pun
semakin luas. Tidak hanya semata menilai adanya kelainan psikis (diagnosa psikologis),
tetapi membuat gambaran mengenai kepribadian seseorang.
Gangguan mental atau jiwa merupakan suatu penyakit yang mempengaruhi pola pikir,
emosi dan perilaku para penderitanya. Terdapat sejumlah faktor yang dapat menjadi
pemicu teijadinya gangguan mental pada seseorang. Mulai dari stres karena menderita
penyakit tertentu, stres akibat ditinggal meninggal dunia orang yang disayang, stres
karena kehilangan pekerjaan hingga terisolasi dalam kurun waktu lama.
Selain itu, peristiwa lainnya yang meninggalkan dampak besar bagi seseorang juga bisa
menjadi pemicu penderita gangguan mental. Meski begitu, penyakit gangguan mental
juga ada obatnya. Sama hal nya seperti penyakit fisik lainnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan Psikodiagnostik?
2. Apa yang dimaksud dengan gangguan kejuwaan?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari Psikodiagnostik.
2. Untuk mengetahui apa pengertian dari gangguan kejiwaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PSIKODIAGNOSTIK
1. Pengertian Psikodiagnostik
Psikodiagnostik adalah suatu metode yang dipakai untuk dapat menemukan
kelainan-kelainan psikis para penderita agar dapat diberikan pertolongan yang
lebih tepat. Psikometrik adalah bidang ilmu yang mempelajari pengukuran fungsi-
fungsi dan kapasitas psikologi individu. Psikotest adalah prosedur untuk mengukur
fungsi-fungsi dan kapasitas psikologi individu.
Sejalan dengan perkembangan psikologi dan aplikasi yang semakin luas, diagnosa
ini dirasakan pula manfaatnya dalam bidang lain di luar bidang klinis, misalnya di
bidang pekeijaan dan pendidikan. Dengan demikian, pengertian yang tercakup di
dalamnya pun semakin luas. Tidak hanya semata menilai adanya kelainan psikis
(diagnosa psikologis), tetapi membuat gambaran mengenai kepribadian seseorang.
2. Identifikasi Psikodiagnostik
Metode asesmen atau teknik psikodiagnostik adalah cara bagaimana
mengumpulkan atau mendapatkan informasi yang akurat dan lengkap sehingga
dari informasi yang diperoleh dapat dibuat kesimpulan yang tepat dalam
menegakkan diagnosis. Metode asesmen (diagnostik) meliputi teknik non tes yaitu
wawancara, pengamatan, kunjungan rumah (home visit), maupun teknik tes berupa
tes terstruktur dan tes tak terstruktur. Berbagai metode tersebut dapat digunakan
secara satu persatu maupun kombinasi
a. Wawancara
Metode wawancara dapat digunakan sebagai metode mandiri maupun
sebagaipelengkap metode pengukuran yang lain. Metode wawancara dapat
digunakan secara mandiri ketika alat ukur lain tidak dapat digunakan,
misalnya pada situasi dimana responden buta huruf, terlalu muda, atau
berkaitan dengan topik yang diukur bersifat pribadi, individual, dan
rahasia. Wawancara mandiri disebut pula sebagai metode primer jika
wawancara digunakan sebagai satu-satunya alat pengumpul data yang
digunakan. Disebut sebagai pelengkap jika digunakan untuk menambah
informasi yang tidak dapat diperoleh dengan cara pengumpulan data yang
lain. Dapat pula menjadi metode kriterium jika digunakan untuk menguji
kebenaran dan kemantapan data yang telah diperoleh dengan cara lain.
Goldenberg (dalam Bagaskorowati, 2007) mengemukakan empat tujuan
umum melakukan wawancara, yaitu:
1) Memperoleh informasi tentang diriindividu atau anak mengenai
topik yang ditanyakan.
2) Memberikan informasi sepanjang dianggap perlu dan sesuai dengan
tujuan wawancara.
3) Memeriksa kondisi psikologis atau memberikan diagnosa.
4) Mempengaruhi, mengubah, memodifikasi perilaku individu/anak.
1 Riana Mashar, Psikodianostik Permasalahan Anak Usia Dini, Jurnal Penelitian dan Artikel Pendidikan,
perhatian observer. Provokasi merupakan keputusan yang perlu dilakukan
observer untuk menimbulkan perilaku tertentu atau menanti sampai
perilaku muncul dengan sendirinya. Pencatatan terkait dengan cara yang
akan digunakan untuk mencatat hasil pengamatan, melalui ingatan
pengamat, pencatatan audio, video, system pemantauan fisiologis,
pencatatan waktu, atau cara lain. Pengartian merupakan tahap penting yang
harus dilakukan dalam proses observasiguna lebih memberi makna/arti
terhadap perilaku yang diamati.
Proses mental sebagai salah satu isi observasi merupakan kondisi psikis
yang mendasari perilaku. Proses ini tidak dapat diobservasi secara langsung
tapi dapat diamati melalui perilaku yang nampak, sebagai hasil interpretasi
atau kesimpulan dari observasi. Misalnya marah, gembira, rapi, dan kondisi
mental lain.
B. GANGGUAN KEJIWAAN
1. Pengertian Gangguan Jiwa
Gangguan mental atau jiwa acap kali diabaikan oleh masyarakat luas. Di
Indonesia, penderita gangguan mental kerap diidentikkan dengan disebut sakit
jiwa atau orang gila. Tak sedikit dari mereka yang juga mendapat perlakuan
tidak menyenangkan dari masyarakat pada umumnya. Bahkan, parahnya ada
yang sampai memasung orang dengan gangguan mental karena dianggap orang
gila.
2 A. Kumara, Materi Kuliah Asesmen Masalah Sekolah, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, tahun
2002.
yang menganggap dirinya menderita mental illness atau gangguan jiwa.
Menariknya, banyak dari mereka yang mendapat diagnosa bukan dari dokter
atau ahli. Melainkan dengan mendiagnosa dirinya sendiri.
Selain itu, peristiwa lainnya yang meninggalkan dampak besar bagi seseorang
juga bisa menjadi pemicu penderita gangguan mental. Meski begitu, penyakit
gangguan mental juga ada obatnya. Sama hal nya seperti penyakit fisik lainnya.
c. Faktor Sosio-budaya
Gangguan jiwa yang terjadi di berbagai negara mempunyai perbedaan
terutama mengenai pola perilakunya. Karakteristik suatu psikosis dalam
suatu sosio-budaya tertentu berbeda dengan budaya lainnya. Menurut
Zubin (1969), Adanya perbedaan satu budaya dengan budaya yang
lainnya, merupakan salah satu faktor terjadinya perbedaan distribusi
dan tipe gangguan jiwa.
Tak sedikit orang yang beranggapan bahwa gangguan jiwa hanya terjadi akibat
gangguan halusinasi atau masalah perilaku. Bahkan, masih banyak orang yang
beranggapan bahwa penderita gangguan jiwa perlu dikurung atau dipasung.
a. Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan terdiri dari gangguan kecemasan umum,
gangguan kecemasan sosial, fobia, dan panik. Gangguan kecemasan
merupakan gangguan kejiwaan yang membuat penderitanya merasa
cemas dan gelisah, serta sulit mengendalikan perasaan tersebut.
b. Gangguan kepribadian
Seseorang dengan gangguan kepribadian cenderung memiliki pola
pikir, perasaan, atau perilaku yang berbeda dari kebanyakan orang pada
umumnya. Jenis gangguan kepribadian terbagi menjadi beberapa
golongan, yaitu:
Tipe eksentrik, seperti gangguan kepribadian paranoid, skizoid,
skizotipal, dan antisosial Tipe dramatis atau emosional, seperti
gangguan kepribadian narsistik, histrionik, dan ambang (borderline)
Tipe cemas dan takut, seperti gangguan kepribadian obsesif kompulsif,
menghindar (avoidant), dan ketergantungan (dependen)
c. Gangguan psikotik
Gangguan psikotik merupakan gangguan jiwa parah yang menyebabkan
munculnya pemikiran dan persepsi yang tidak normal, misalnya
penyakit skizofrenia.
Jenis gangguan jiwa yang membuat suasana hati cepat berubah meliputi
depresi, gangguan bipolar, dan gangguan siklotimik.
e. Gangguan makan
Gangguan makan adalah gangguan jiwa serius yang membuat perilaku
makan seseorang terganggu. Kondisi ini sering kali dapat membuat
penderitanya mengalami masalah gizi, misalnya kurang gizi atau justru
obesitas.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Psikodiagnostik adalah suatu metode yang dipakai untuk dapat menemukan kelainan-
kelainan psikis para penderita agar dapat diberikan pertolongan yang lebih tepat.
Psikometrik adalah bidang ilmu yang mempelajari pengukuran fungsi-fungsi dan
kapasitas psikologi individu. Psikotest adalah prosedur untuk mengukur fungsi-fungsi
dan kapasitas psikologi individu.
Luh Ketut Suryani mengungkapkan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi ka rena tiga
faktor yang bekerja sama yaitu:
1. Faktor Biologi
2. Faktor Psikologi
3. Faktor Sosio-budaya
DAFTAR PUSTAKA
Kumara, A. 2002. Materi Kuliah Asesmen Masalah Sekolah. Fakultas Psikologi UGM. Yogyakarta.
Mashar, Riana. Psikodianostik Permasalahan Anak Usia Dini. Jurnal Penelitian dan Artikel Pendidikan