Anda di halaman 1dari 2

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian Assesmen Klinis

Asesmen klinis merupakan suatu proses untuk memeroleh data atau informasi
tentang klien, sehingga diperoleh pengertian yang lebih baik tentang klien
tersebut. Melalui proses asesemen ini, klinis menyeleksi metode,
menyelenggarakan penilaian, menguji dan menginterpretasikan hasil, serta
membuat kesimpulan untuk klien tersebut. Kemudian secara profesional, klinis
mengomunikasikan konklusinya kepada yang bersangkutan untuk mengetahuinya.

Menurut The American Psycological Association (Sumintardja,1988),


psikologi klinis adalah bidang terapan dari pengetahuan psikologi yang mengarah
pada penemuan karakteristik dan kapasitas perilaku individu, melalui metode
pengukuran, analisis dan observasi, yang kemudian diintegrasikan dengan
pemeriksaan fisik dan latar belakang individu, untuk sampai proses pemberian
saran dan rekomendasi mengenai penyesuaian diri individu tersebut. Sedangkan
Asesmen adalah proses pengumpulan informasi untuk digunakan sebagai dasar
bagi keputusan yang disampaikan oleh penilai.

a. Tugas klinisi dalam Mengadakan Assesmen Klinis


Menurut (Groth-Marnat, 2009) :
1. Menganalisis pola perilaku individu yang sedang mengalami gangguan.
2. Mencari gangguan dari gangguan perilaku tersebut.
3. Menginterpretasikan tentang bagaimana faktor-faktor etiologis tersebut
berintregasi dalam individu.
4. Memelajari penyesuaian pada individu atas dasar intergasi tersebut.
5. Merencanakan suatu program untuk perbaikan penyesuaian diri individu itu.
6. Membantu individu itu dalam melaksanakan penyesuaian kembali.
b. Sasaran Asesmen klinis
1. Memeroleh gambaran tentang disfungsi individu, tentang abnormalitas pikiran,
perasaan, maupun tindakan seseorang.
2. Memeroleh gambaran tentang kemampuan dan ketrampilan subjek.
3. Mendapat deskripsi kepribadian subjek. Pada hampir semua asesmen, klinisi
memfokuskan pada ruang lingkup yang luas. Dimulai dari segala aset dengan
berbagai kekurangan klien, dari segala faktor determinan pada perilaku yang
stabil, sampai dengan determinan dari perubahan perubahan perilaku.

c. Metode Asesmen Secara umum


Menurut (Sumintardja. 1998), yaitu:
1. Proses informal
Asesmen yang digunakan melalui pendekatan yang umum dilakukan oleh
orang awam, yaitu melalui kesan atau impresi pertama, yang mengandalkan
pada empati dan intuisi dalam menilai orang lain.

2. Proses formal

Terdapat dua pendekatan, yaitu pendekatan klinis dan pendekatan objektif.


Pendekatan klinis mengandalakan pada beberapa teknik penilaian, antara lain:
wawancara, asosiasi bebas, observasi, analisis biografi, dan pengukuran
melalui tes psikologis terutama tes projektif. Dalam pendekatan obejektif lebih
mengandalkan psikometrik sebagai metode pengukuran, pendeteksian
biokimiawi, pengukuran psikofisis, tes minat, konsep diri.

Anda mungkin juga menyukai