Anda di halaman 1dari 2

Materi 4

METODE ASESMEN PSIKOLOGI

Dalam bab ini saya menjelaskan metode yang digunakan klinikus dalam
mengumpulkan informasi dan membuat kesimpulan berdasarkan informasi
tersebut. Adapun metode-metode dimaksud diuraikan sebagai berikut:

1. Wawancara

Para ahli psikologi (atau mungkin selain ahli psikologi) menganggap


utama bahwa wawancara, dan juga observasi, merupakan alat asesmen pada
umunya. Memang ada yang menganggap bahwa alat tes )tertentu) dianggap
sebagai “jagonya”, tetapi karena tidak langsung, maka para ahli berpendapat
bahwa alat tes itu pada dasrnya adalah alat bantu. Dengan alat tes psikolog
umunya “hanya” sampai pada kecenderungan atau kemungkinan besar
penyakit yang dapat diderita pasien, tidak menetukan sakit apa. Melalui
wawancara penyakit seorang klien bisa diketahui, setidaknya dapat
disampaikan.

Menurut Goldenberg (1983), wawancara merupakan pertemuan yang


bersifat percakapan yang diinisiasikan dengan penuh pertimbangan antara dua
atau lebih orang, melibatkan komunikasi verbal maupun non verbal di mana
seseorang berusaha mendapatkan informasi tentang orang lain. Meskipun
dikemukakan sebagi percakapan, namun inisiatif dan arah serta tanggung
jawab ada pada orang tertentu, tidak pada kedua belah pihak. Tujuan dari
wawancara ini adalah 1) memperoleh informasi, misalnya mendapat data atas
dasar riwayat gangguan, 2) menilai secara jujur (to impart) informasi, seperti
menentukan jurusan berdasar informasi nilai prestasi berdasarkan raport
sekolah, 3) mengakses seseorang, misalnya menetukan status mental pasien,
4) mempengaruhi, mengubahperilak yang diwawancarai, seperti psikoterapi
membangun hubungan profesional dengan pasien.

Terdapat tiga tipe wawancara klinis, ialah 1) Intake interview, 2)


Diagnostick Interview, 3) Crisis Interveiw (Goldenberg, 1983). Intake
Interveiw,pada dasarnya adalah wawancara yang dimaksudkan untuk
mempertemukan kebutuhan klien dan pelayanan yang dapat disediakan.
Lingkupnya bisa berkembang, tetapi yang paling ringan adalah tepatkah ia
datang ke intuisi psikologi. Dalam Intake Interveiw psikolog dapat
menentukan wilayah permasalahan yang dianggap klien memberatkan
(motivasi) klien untuk datang berkonsultasi, meluruskan kemungkinan salah
persepsi dan salah harap klien dari pelayanan yang disediakan.

Diagnostick Interview, merupakan suatu permainan detektif ilmiah, ialah


mencari tanda-tanda melalui penalaran deduktif, membuat kesimpulan,
sampai pada pembuatan penyimpulan tentatif, yang secara keseluruhannya
dapat digolongkan ke dalam label diagnostika. Melalui wawancara ini
pewancara berupaya untuk pengungkap data yang dapat diduga menampilkan
1)Tanda dan simtom gangguan yang termasuk psikiatrik, seperti skizofrenia,
2) Faktor-faaktor psikologis yang mungkin sebagai penyebab gangguan saat
ini, misalnya stress yang berkaitan denagn timbulnya gangguan lambung, 3)
reaksi-reaksi terhadap gangguan yang dapat mengganngu kooperasi klien
melaksanakan program penanganan (Stavenson dan Shepp, 1974).

Crisis Interview merupakan wawancara yang bersifat interaksi action-


oriented dan pemecahan masalah, di mana seorang klinikus sebagai nara
sumber, menghambat berkembangnya efek bencana dan bertindak
mengembangkan prosesdan memudahkan tumbuhnya ketrampilan klien untuk
menaggulangi situasi. Ciri dari Crisis Interview dilaksanakan dengan cepat
dan berpusatpada pemecahan masalah dengan segera sekarang dan di sini

2. Angket
Selain wawancara, angket juga termasuk metode asesmen psikologi.
Angket adalah serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis yang diberikan
kepada responden untuk mendapatkan jawaban tertulis pula. Pertanyaan di
dalam angket akan mengikuti maksud dan tujuan angket tersebut diberikan,

3. Observasi
Obervasi merupala pengumpulan data dengan melakukan penagamatan
baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan melakukan observasi,
kita akan memperoleh tingkah lau yang tampak, arah pembicaraan serta apa
yang ia lakukan. Terencana atau tidak, observasi tetap dapat dilakukan.

4. Sosiometri
Sosiometri berasal dari bahasa latin socius (soscial) dan metrum
(pengukuran) yang kemudian dikembangkan oleh psikiater Jacob Levi
Moreno. Sosiometri adalah metode pengukuran kelompok sosial yang
mempelajari hubungan sosial antar individu atau antar kelompok.

Anda mungkin juga menyukai