Nim : 22053180
Dibedakan menjadi asesmen teknik tes dan asesmen teknik non tes. Menurut
Gronlund & Linn (1990: 5) tes adalah sebuah alat atau prosedur sistematik untuk
Mengukur perilaku sampel. Teknik tes biasanya dilakukan oleh guru bimbingan
Konseling yang sudah bersertifikat yang mana biasanya dilakukan dengan orang-
Orang yang berhubungan dengan psikologis, bentuk teknik tes sebagai berikut :
Kemudian teknik non tes biasanya sering digunakan oleh guru bimbingan dan
Konseling karena teknik non tes lebih praktis dibandingkan dengan teknik tes,
Adalah untuk :
Pengkomunikasian hasil tes merupakan proses yang rasional dan objektif bagi
Konselor tetapi hasil tes tersebut belum tentu disukai klien. Bagi konselor skor hasil
Tes suatu diskripsi saja tetapi klien bisa saja menganggapnya sebagai Motivasi.
Konselor harus mampu menafsirkan perasaan yang ditampilkan klien Setelah
melihat hasil tes dalam usaha mengajak klien memahami dan menerima hasilbTes
tersebut. Contoh pengkomunikasian hasil tes seorang konselor akan memberikan
Hasil tes kepada kliennya yang bernama Joni, tetapi hasil tes tersebut tidak sesuai
Dengan apa yang diinginkan oleh Joni, sehingga joni merasa kecewa. Kemudian
Konselor tersebut memberikan motivasi kepada joni dan berkata “saya yakin kamu
Bisa mendapatkan hasil yang lebih baik daripada ini”. Diharapkan dengan
perkataan Konselor seperti itu membuat Joni lebih termotivasi.
a. Pengembangan pengetahuan
b. Pengaruhnya dalam praktik
c. Penggunaannya dalam pembelajaran
d. Pengaruhnya dalam pembuatan kebijakan publik
e. Nilai ekonomi karena proses komersialisasi
f. Pengaruhnya secara umum bagi masyarakat dan lingkungan
a. Pendekatan kualitataif
b. Pendekatan kuantitatif
Kompetensi yang dimiliki oleh klien dalam memecahkan masalah. Asesmen yang
dikembangkan adalah asesmen yang baku dan meliputi beberapa aspek yaitu kognitif,afektif,
dan psikomotor dalam kompetensi dengan menggunakan indikator-indikator yang ditetapkan
dan dikembangkan oleh Guru BK/ Konselor sekolah. Asesmen yang diberikan kepada klien
merupakan pengembangan dari area kompetensi dasar pada diri klien yang akan dinilai, yang
kemudian akan dijabarkan dalam bentuk indikatorindikator. Pada umumnya asesmen
bimbingan konseling dapat dilakukan dalam bentuk laporan diri, performance test, tes
psikologis, observasi, wawancara, dan sebagainya. Dalam pelaksanaannya, asesmen
merupakan hal yang penting dan harus dilakukan dengan berhati-hati sesuai dengan kaidahnya.
Kesalahan dalam mengidentifikasi masalah karena asesmen yang tidak memadai akan
menyebabkan tritmen gagal; atau bahkan dapat memicu munculnya konsekuensi dari tritmen
yang merugikan diri klien.
Sumber bacaan:
Gronlund, Norman E. Dan Robert L. Linn. 1990. Measurement and Evaluation in Teaching.
New York: Macmillan Publishing Company.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Widiastuti, Ratna. 2010. Asesmen Instrumen Untuk Melakukan Asesmen dalam Bimbingan dan
Konseling.