Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

METODE DAN TEKNIK BIMBINGAN KONSELING ISLAM


Dosen Pengampu : Drs. H. Aminullah Cik Sohar

Disusun oleh :
Kelompok 8 (Delapan)
1. Aliya Shabirah Nim : 1720502033
2. Citra Repsi Tri Rahayu Nim : 1720502040
3. Hendra Wijaya Nim : 1720502045

MATA KULIAH DASAR-DASAR BPI


PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka memberikan pelayanan bimbingan konseling mengenai masalah
keagamaan diperlukan berbagai metode dan teknik yang sesuai agar dapat
mengembalikan motivasi para klien dan dapat menyelesaikan masalahnya sendiri.
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa dalam pelayanan bimbingan dan konseling
selalu berhubungan dengan teknik dan juga metode. Oleh karena itu dalam makalah
ini penulis akan menguraikan bagaimana metode memahami klien atau peserta didik,
dan dalam bagian ini akan dijelaskan pula mengenai teknik-teknik memberikan
bimbingan dan bantuan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja metode-metode bimbingan konseling islam ?
2. Apa saja teknik-teknik bimbingan konseling islam ?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa saja macam-macam metode yang
digunakan dalam bimbingan konseling islam.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan bisa memahami apa saja teknik-teknik
bimbingan konseling islam.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode-Metode Bimbingan Konseling Islam


Dalam pengertian harfiah metode adalah “jalan yang harus dilalui” untuk
mencapai suatu tujuan, karena kata “metode” berasal dari “meta” yang berarti
melalui dan “hodos” berarti jalan. Namun pengertian hakiki dari “metode” tersebut
adalah segala saran yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan,
baik dimana proses kegiatan bimbingan berlangsung bahkan pelaksanaan metode.
Dalam menguraikan metode mendapatkan data untuk bimbingan konseling,
H.M. Umar dan Sartono secara panjang lebar mengungkapkan metode yag
dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam rangka merealisasikan bimbingan
dan konseling. Pengumpulan data ini sangat penting dalam penyelidikan-
penyelidikan pada umumnya maupun dalam bimbingan konseling. Oleh karena itu,
pada bagian ini, perlu dikemukakan beberapa metode yang dapat dipergunakan
untuk memperoleh data dalam bimbingan konseling diantaranya :
1. Observasi yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data yang diinginkan
dengan mengadakan pengamatan secara langsung.
2. Questionnaire yaitu merupakan suatu daftar yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi
sasaran questionnaire tersebut.
3. Interview yaitu suatu metode yang mendapatkan data dengan mengadakan
face to face relation.
4. Sosiometri dalam hal ini menunjukkan kepada kita tentang ukuran berteman.
Jadi dengan sosiometri dapat kita lihat bagaimana hubungan sosial atau
hubungan berteman atau bergaul. Dengan demikian, besar sekali bantuan
sosiometri untuk mendapatkan data-data anak, terutama dalam hubungan
atau kontak sosialnya.
5. Tes yaitu suatu metode yang digunakan dalam penyelidikan dengan
menggunakan soal-soal yang telah dipilih oleh sesama, artinya dengan
standar tertentu.
6. Case Study yaitu suatu metode penyelidikan untuk mempelajari kejadian
mengenai perseorangan. Dengan kata lain, suatu metode untuk menyelidiki
riwayat hidup seseorang, ( Drs. Anas Salahudin, M. Pd., 2010:72-83).

2
Di antaranya tidak hanya itu metode-metode yang dilakukan oleh seorang
konselor, karena pada saat ini banyak sekali para ahli yang menciptakan perubahan
pada metode-metode yang baru. Para konselor sangat memerlukan beberapa metode
yang digunakan dalam menangani kliennya. Antara lain metodenya sebagai berikut :
1. Metode Interview (Wawancara)
Merupakan sebuah informasi yang merupakan suatu alat untuk memperoleh
fakta/data/informasi dari klien secara lisan. Wawancara informatif dapat
dibedakan atas wawancara yang terencana dan wawancara yang tidak
terencana.
2. Group Guidance (Menggunakan Kelompok)
Pembimbing dan konseling akan mengembangkan sikap sosial, sikap
memahami peranan anak bimbing dalam lingkungannya yang menurut
penglihatan orang lain dalam kelompok itu karena ingin mendapatkan
pandangan baru tentang dirinya dari orang lain serta hubungannya dengan
orang lain.
3. Client Centered Method
Metode ini sering disebut tidak mengarahkan, dalam metode ini terdapat
dasar pandangan bahwa klien sebagai mahluk yang bulat yang memiliki
kemampuan berkembang sendiri. Menurut Dr. William E. Hulme dan
Wayne K. Climer lebih cocok dipergunakan oleh pastoral konselor
(penyuluh agama). Karena konselor akan lebih dapat memahami kenyataan
penderitaan klien yang biasanya bersumber pada perasaan dosa yang
banya k menimbulkan perasaan cemas, konflik kejiwaan dan gangguan
jiwa lainnya. Jadi jika konselor menggunakan metode ini, ia harus bersikap
sabar mendengarkan dengan penuh perhatian segala ungkapan batin klien
yang di utarakan kepadanya.
4. Directive Counseling
Sebenarnya merupakan bentuk psikoterapi yang paling sederhana, karena
konselor, atas dasar metode ini, secara langsung memberikan jawaban-
jawaban terhadap problem yang oleh klien disadari menjadi sumber
kecemasannya, (Samsul Munir Amin, 2010:69-72). Waiters dan Singgi D
Gunarasa, menyebutkan ada tiga teknik dalam wawancara konseling, yang

3
dikenal dengan the three traditional approach, yaitu teknik langsung
(directive), tak langsung (non directive) dan teknik campuran (eclectic).
a) Teknik Langsung (Directive Approach)
Teknik ini juga disebut dengan pendekatan berpusat pada konselor. Hal
ini menunjukkan bahwa dalam interaksi konseling, konselor lebih
banyak berperan untuk menentukan sesuatu. Teknik langsung dapat
diberikan secara langsung dalam berbagai cara, konselor yakin ada
dasar-dasar teori untuk melakukan seketika sehingga lebih merupakan
suatu kegiatan dengan pertimbangan harus segera dilakukan. Teknik ini
dapat dilakukan terhadap klien yang mungkin memerlukan waktu yang
tidak lama. Teknik langsung juga bisa dilakukan dengan teknik
informative. Willimson membagi kegiatan teknik langsung menjadi
enam langkah yaitu, analisis, sintesis, diagnosis, prognosis, konseling,
follow up.
b) Teknik Tidak Langsung (Non Directive Approach)
Istilah non directive menggambarkan penekanan pada penerimaan
klien, pembentukan suasana positif yang netral, percaya kepada klien
dan mempergunakan penjelasan dari dunia klien sebagai tehnik utama,
dan istilah client centered menggambarkan penekanan kepada
pemantulan kembali perasaan-perasaan klien, menyatukan perbedaan-
perbedaan antara diri yang ideal (ideal self) dengan dirinya yang
sesudahnya (real self), menghindarkan sesuatu yang mengancam klien
secara pribadi. Secara singkat dapat ditegaskan bahwa non directive
menggambarkan peran konselor sebagai pendengar yang baik dan
pemberi dorongan klien, dan pada klient centered, menggambarkan
pemusatan pada tanggung jawab klien terhadap perkembangan dirinya
sendiri. Teknik tidak langsung ini mendasarkan kepada suatu teori
tentang hakikat manusia yang menyatakan “jika dalam proses
konseling bisa tercipta suasana hangat, penerimaan, maka orang akan
menaruh kepercayaan terhadap konselor, bahwa dia (konselor) ikut
memikirkan bersama dan konselor tidak melakukan penilaian-
penilaian, maka orang akan merasa bebas untuk memeriksa prasaan dan
dan perilakunya yang mana hal itu berhubungan dengan pertumbuhan
dan perkembangan dan penyesuaian diri.

4
Menurut Carl Rogers dan Dewa Ketut Sukardi, terdapat dua belas
langkah yang dapat dipedomani dalam melaksanakan teknik non
directive. Namun langkah-langkah tersebut dapat berubah karena
langkah-langkah tersebut bukanlah yang baku dan kaku. Langkah
tersebut diantaranya adalah:
a) Klien datang sendiri kepada konselor secara sukarela.
b) Merumuskan situasi bantuan.
c) Mendorong klien untuk mau berbuat mengungkapkan perasaan
yang dirasakan sangat bebas dan obyektif.
d) Konselor berusaha dengan tulus dapat menerima dan
menjernihkan perasaan klien yang bersifat negatif.
e) Apabila perasaan-perasaan negatif telah terungkapkan
sepenuhnya maka secara psikologis bebannya akan berkurang.
f) Konselor berusaha menerima perasaan positif pada klien.
g) Pada waktu mengungkapkan perasaan itu diikuti oleh
perkembangan secara berangsur-angsur tentang wawasan klien
mengenai dirinya.
h) Apabila telah memiliki pemahaman tentang masalahnya dan
menerimanya, mulailah membuat suatu keputusan untuk langkah
selanjutnya.
i) Mulai melakukan tindakan-tindakan yang positif.
j) Perkembangan lebih lanjut tentang wawasan klien.
k) Meningkatkan tindakan positif secara terintegratif pada diri klien.
l) Mengurangi ketergantungan klien atas konselor dan
memberitahukan secara bijaksana bahwa proses konseling perlu
diakhiri.
c) Konseling Elektik (Eclectic Counseling)
Merupakan suatu pandangan yang berupaya menyelidiki berbagai
sistem, metode, teori, atau doktrin. Dengan maksud untuk memahami
dan (bagaimana) menerapkannya dalam situasi yang tepat. Konseling
eklektik juga bisa disebut dengan campuran dari kedua teknik di atas
(directive counseling dan non directive counseling). Dalam eklektik ini
ada beberapa pokok perhatian diantaranya yaitu:

5
a) Esensial bagi konselor yang berpengalaman
dalam pemahaman dan penerimaan diri klien
serta berkemampuan mengkomunikasikannya
dengan klien.
b) Penerimaan diri klien.
c) Penekanan terhadap sifat hubungan dari pada
teknik yang dipergunakan, yang diwarnai oleh
suasana kepercayaan, respek dan simpatik.
d) Konselor membantu untuk melengkapi dan
menggunakan sumber-sumber pribadi dan
lingkungan, (Sjahudi Siradj, 2010:105-119).
5. Educative Method (Metode Pencerahan)
Metode ini sebenarnya hampir sama dengan metode client centered
hanya bedanya terletak pada usaha mengorek sumber perasaan yang
menjadi beban tekanan batin klien serta mengaktifkan kekuatan/atau tenaga
kejiwaan klien (potensi dinamis) melalui pengertian tentang realitas situasi
yang dialami olehnya.
Oleh karena itu inti dari metode adalah pemberian “insight” dan
klarifikasi unsur-unsur kejiwaan yang menjadi sumber konflik sesorang.
Jadi, di sini juga tampak bahwa sikap konselor ialah memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada klien untuk mengekpresikan
(melahirkan) segala gangguan kejiwaan yang disadari menjadi
permasalahan baginya.
6. Psychoanalysis Method
Metode psikoanalisis juga terkenal dalam konseling yang mula-mula
diciptakan oleh Sigmund Freud, metode ini berpangkal pada pandangan
bahwa semua manusia itu jika pikiran dan perasaannya tertekan oleh
kesadaran dan perasaan atau motif-motif tertekan tersebut tetap masih aktif
mempengaruhi segala tingkah lakunya meskipun mengendap ke dalam tidak
sadaran (Das es) yang disebutnya “verdrogen komplexen”.
Dari Das es inilah Freud mengembangkan teorinya tentang struktur
kepribadian manusia. Setiap manusia di dalam perkembangan
kepribadiannya senantiasa dipengaruhi oleh unsur-unsur Das es (lapisan
ketidaksadaran) dan Das es (lapisan sadar) serta Das Heber Ich (lapisan atas

6
kasadaran ) atau dalam bahasa Inggris disebut masing-masing “ the id ego
dan the super ego”. Kepribadian manusia menurut teori ini sangat
dipengaruhi oleh faktor pengalaman masa kanak-kanak kemudian berlanjut
sampai masa dewasa.
B. Teknik-Teknik Bimbingan Konseling dan Islam
Konseling merupakan suatu aktifitas yang hidup dan mengharapkan akan
lahirnya perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan yang sangat didambakan
oleh konselor dan klien. Untuk mencapai tujuan yang mulia itu maka sangat
diperlukan adanya beberapa teknik yang memadai. Apabila tidak didukung dengan
teknik-teknik itu, maka tujuan utama konseling tidak akan dapat tercapai dengan
baik oleh kedua pihak, yaitu konselor maupun klien.
Rasulallah SAW bersabda:
‫من راى منكم منكرا فليغيره بيده فإن لم يستطع فبلسانه فإن لم يستطع فبقلبه وذلك أضعف اإليمان‬
)‫(رواه مسلم عن ابى سعيد الخد رى‬.
“siapa saja diantara kalian telah mengetahui kemungkaran/penyimpangan, maka ia
harus mengubahnya dengan menggunakan tangannya, maka jika tidak mampu, ia
harus mengubahnya dengan lidahnya, maka jika tidak mampu ia harus merubahnya
dengan menggunakan qalbunya, dan itu adalah selemah-lemah iman’’. (HR. Muslim
dari Abu Said Al-Khuduri R.A
Hadits ini mengandung pesan-pesan yang sangat luas dan memberikan
perjalanan tentang teknik dalam melakukan konseling dan terapi secara luas dan
teknik itu ada dua macam, yaitu:
1. Teknik yang Bersifat Lahir
Teknik yang bersifat lahir ini menggunakan alat yang dapat dilihat, didengar
atau dirasakan oleh klien, yaitu dengan menggunakan tangan dan lisan. Dalam
penggunaan tangan tersirat beberapa makna antara lain:
a) Dengan menggunakan kekuatan, power dan otoritas :
)‫(هود‬. ‫ولقد ارسلنا موسى با يا تنا وسلطا ن مبين‬
Artinya: “dan sesunggunya kami telah mengutus musa dengan ayat-ayat
kami dan kekuatam yang nyata”. ( Hud, 11:96 )
b) Keinginan, kesungguhan dan usaha yang keras
.‫الذين امنوا وهجا روا فى سبيل هللا بأموالهم وأنفسهم أعظم درجة عند هللا‬
) : ‫(التو به‬

7
“orang-orang yang telah beriman, berhijrah dan sungguh-sungguh
berjuang di jalan Allah dengan harta benda dan siapa mereka adalah lebih
agung derajatnya di sisi Allah”. (At-Taubah, 9:20)
Rasulallah SAW. bersabda :
‫ وما تقرب الى عبده بشيء‬,‫ من عادى لى وليا فقد اذنته با الحرب‬:‫إن هللا تعالى قال‬
‫ وما يزال عبده يتقرب الى باالنو افيل حتى احبه فاذ‬,‫احب الى مما افترضت عليه‬
‫احببته كنت سمعه الذى يسمع به وبصر الذي يبصره به ويده التى يبطش بها ورجله‬
‫( رواه البخا رى‬. ‫ولئن استعا ن نى ألعيذنه‬, ‫التى يمشى بها ولئن سألنى ألعطينه‬
) ‫عن ابى هريرة‬
“Sesunggunya Allah Ta’ala telah berfirman: “siapa saja yang telah
memusuhi kekasihKu maka Aku menyatakan perang kepadanya. Dan tidak
mendekat diri seorang hambaKu dengan sesuatu yang lebih Aku senangi dari
menjalankan kewajibannya; dan hambaKu itu senantiasa mendekatkan diri
kepadaKu dengan melakukan ibadah-ibadah sunnat sehingga aku
mencintainya. Maka apabila Aku telah mencintainya Aku telah menjadi
pendengarnya yang ia akan mendengar dengannya. Menjadi penglihatannya
yang ia akan melihat dengannya, menjadi tangannya yang ia akan berbuat
dengannya, menjadi kakinya yang ia akan berjalan dengannya, dan jika ia
meminta kepadaKu niscaya Aku akan memberinya, dan jika ia memohon
perlindunganKu pasti Aku akan melindunginya’’. (HR. Bukhori dari
Hurairah RA.)
Seorang hamba yang memiliki kesungguhan perjuangan dan upaya yang
tidak kenal putus asa, niscaya ia akan memperoleh qudrat iradat Allah SWT.
Yang akan eksis dalam pendengaran, penglihatan tangan dan kaki serta
pembelaan pertolongan dan perlindungan. Salah satu diantara anugerah yang
agung itu adalah “tangan Allah akan eksis dalam tangan hambanya” yang
shalih dan bertauhid kepadanya secara aplikasi, nyata yang trasendental. Dan
dengan tangan itulah konselor dapat berupaya dan menyentuh klien, dan
hasilnya adalah memberikan rasa yang nyaman dan kesembuhan atas izinnya.
c) Sentuhan Tangan
Terhadap klien yang mengalami stress atau ketegangan dapat diberikan
sedikit pijatan atau tekanan pada urat dan otot yang tegang sehingga akan
dapat mengendorkan urat dan otot-otot, khususnya pada bagian kepala, leher
dan pundak. Teknik ini disamping dapat meringankan secara fisik tetapi

8
dapat juga memberikan sugesti dan keyakinan awal, bahwa semua
permasalahan yang dihadapi akan dapat terselesaikan.

Hadits penyembuhan melalui tangan:


‫م وجعا يجده فى جسده منذ‬.‫عن عثما ن بن ابى العا ص انه شكا إلى رسول هللا ص‬
‫ ضع يدك على الذى تألم من جسدك بسم‬: ‫أسلم فقال له رسول هللا صل هللا عليه وسلم‬
)‫هللا ثالثا وقل سبع مرات أعوذو با هللا وقدر ته من شر ما أجد وأحا ذر( رواه مسلم‬
“Dari Utsman bin Abil ‘Ash ra. Bahwasnnya ia pernah mengadukan penderitaannya
kepada Rasulullah saw, karena ia telah menemukan suatu penyakit ditubuhnya sejak ia
masuk Islam. Lalu Rasulullah saw, bersabda kepadanya : ‘letakkanlah tanganmu pada
tubuhmu yang merasa sakit, lalu ucapkanlah bismillah sebanyak tiga kali dan ucapkanlah
(berdo’alah)dengan kalimat’ aku berlindung kepada Allah dari kejahatan yang aku temui
dan yang aku waspadai.”( HR. Muslim)
Teknik ini sering penulis lakukan pada klien yang sedang mengalami stres dan
kegelisahan. Sebelum proses konseling tentang bagaimama cara mengatasi stres dan
kegelisahan itu, penulis melakukan pemijatan dan sentuhan pada leher, kepala dan
pundaknya. Dan itu selalu penulis lakukan sebelum aktitifitas konseling
berlangsung. Penggunaan teknik konseling dan terapi yang lain secara lahir adalah
dengan menggunakan lisan. Makna penggunakan lisan dalam hadits dalam hadits ini
memiliki makna yang konstektual, yaitu:
1) Nasehat, wejangan, himbauan dan ajakan yang baik dan benar.
Sabda Rasullah SAW:
) ‫( متفق عليه‬.‫إتقو ا النا ر ولو بشق تمرة فمن لم يجد فبكلمة طيبة‬
“Peliharalah dirimu dari api neraka walau hanya sedekah, separuh dari biji
kurma, lalu siapa saja yang tidak dapat sedekah itu, maka dengan kata-kata yang
baik.”(HR.Bukhori dan Muslim dari Ady bin Hatim RA)
Dalam konseling konselor lebih banyak menggunakan lisan, yaitu berupa
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh klien dengan baik, jujur dan benar.
Agar konselor bisa mendapatkan jawaban-jawaban dan pertanyaan-pertanyaan yang
jujur dan terbuka dari klien, maka kalimat-kalimat yang dilontarkan konselor harus
berupa kata-kata yang mudah dipahami, sopan dan tidak menyinggung atau melukai
hati dan perasaan klien.

9
2) Membaca doa atau berdoa dengan menggunakan lisan.
Untuk memantapkan klien, maka doa yang diucapkan oleh konselor sangat
penting dan dapat didengar oleh klien agar ia dapat turut serta mengaminkan, agar
Allah berkenan mengabulkan doa itu. Teknik ini dapat dilakukan konselor pada
konseling yang bersifat kelompok dan sangat besar manfaatnya, baik bagi konselor
lebih-lebih klien. Karena doa itu optimisme akan senantiasa muncul pada jiwa klien.
3) Sesuatu yang dekat dengan lisan, yakni dengan air liur atau hembusan
(tiupan).
‫كان إذا استكى يقر أ على نفسه با لمعو ذات وينفث فلما اشتد وجعه كنت عليه‬
) ‫ (رواه مسلم عن عا ئشة‬.‫وامسح عنه بيده رجا ء بر كتها‬
“Apabila Rasulullah SAW. menderita sakit, beliau membaca surat Al-Falaq
dan An-Nas untuk menyembuhkan dirinya dan ia membaca sambil meniupkan.
Maka tatkala sakitnya sangat keras, maka saya yang membacanya lalu usapkan
dengan tangan beliau demi mengharapkan berkahnya.’’ (HR. Muslim dari Aisyah
RA.)
Teknik itupun sering penulis lakukan ketika klien merasa belum mantap selama
proses konseling. Ia meminta agar penulis membaca beberapa ayat atau surat yang
memiliki potensi atau jalan agar Allah segera berkenan menyembuhkan melalui doa
yang dibaca.
2. Teknik yang Bersifat Batin
Yaitu yang hanya dilakukan dalam hati dengan doa dan harapan, namun tidak
ada usaha dan upaya yang keras secara konkrit, seperti dengan menggunakan
potensi tangan dan lisan. Oleh karena itulah Rasulullah SAW. mengatakan
bahwa melakukan perbaikan dan perubahan dalam hati saja merupakan selemah-
lemah keimanan. Teknik konseling yang ideal adalah dengan kekuatan,
keinginan dan usaha yang keras serta bersungguh-sungguh dan diwujudkan
dengan nyata melalui perbuatan-perbuatan, baik dengan menggunakan fungsi
tangan dan lisan maupun sikap-sikap yang lain.
Subandi, mengajukan beberapa metode dan teknik terapi yang ia bagi dalam
beberapa fase, yaitu:
Pertama, tahap takhilli yaitu bertujuan mengobati dan membersihkan diri
dari segala kotoran, penyakit dan dosa yang menyebabkan berbagai kegelisahan.
Teknik yang dapat digunakan dalam tahap ini adalah:

10
1) Teknik pengendalian diri.
2) Teknik pengembangan kontrol diri melalui puasa dan teknik paradok
(kebalikan).
3) Teknik pembersihan diri melaui teknik dzikrullah, teknik puasa dan
teknik membaca al-Quran.
Kedua, tahap tahalli yaitu tahap pengembangan untuk menumbuhkan sifat-sifat
yang baik, terpuji dan berbagai sifat yang harus diisikan pada klien yang telah
dibersihkan pada tahap takhilli.
Teknik yang dapat diterapkan pada tahap ini adalah:
1) Teknik teladan Rasul.
2) Teknik internalisasi Asmaul Husna.
3) Teknik pengembangan Hablum Minannas (Hubungan Sesama Manusia).
Ketiga, tahap tajalli yaitu tahap peningkatan hubungan dengan Allah sehingga
ibadah bukan hanya bersifat ritual, tetapi dalam tahap ini harus berbobot spiritual.
Lebih dari itu tahap ini adalah bagaimana memunculkan sifat-sifat ilahiyah dalam
batas-batas kemanusiaan.

11
BAB III

PENUTUP ( KESIMPULAN)

A. Metode Bimbingan Konseling


1) Observasi
2) Questionnaire
3) Interview
4) Sosiometri
5) Tes
6) Case Study
Selain itu ada juga metode yang digunakan dalam menangani klien antara lain
metodenya sebagai berikut:
a) Metode Interview
b) Group Guidance
c) Client Centered Method
d) Directive Counseling

. Tehnik-Tehnik Bimbingan Konseling Islam


1. Tehnilk yang bersifat lahir
2. Teknik yang bersifat batin

12
13

Anda mungkin juga menyukai