Anda di halaman 1dari 4

Nama:fira melia sari

Bp:22101156120007

Jurusan:bimbingan konseling

Assesmen bk test

1. Pengukuran

kegiatan penentuan angka dari suatu objek yang diukur. Sebagai ilustrasi, seorang guru yang
memberikan tes kepada siswanya, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengukuran dengan cara
memberi skor pada hasil tes para siswanya. Namun angka yang merupakan hasil dari pengukuran itu
belum mempunyai makna, asesmen lah nanti yang akan memberikan makna pada angka-angka
tersebut.Pemberian skor atau penentuan angka ini merupakan suatu upaya untuk menggambarkan
karakteristik suatu objek. Untuk dapat menghasilkan angka (yang merupakan hasil pengukuran) maka
diperlukan alat ukur.Dalam melakukan pengukuran kita harus berupaya agar kesalahan pengukurannya
sekecil mungkin. Untuk itu diperlukan alat ukur yang dapat menghasilkan hasil pengukuran yang valid
dan reliabel. Jika dalam melakukan pengukuran kita banyak melakukan kesalahan maka hasil
pengukurannya tidak dapat menggambarkan skor yang sebenarnya dari objek yang kita ukur.Dalam
evaluasi dunia pendidikan, tentu tidak akan terlepas dari dari proses pengukuran dan penilaian. Lebih
khusus bagi guru Bimbingan dan Konseling pelaksanaan pengukuran yang tepat dan benar perlu
diimplementasikan. Namun permasalahan yang timbul ternyata masih ada lulusan bimbingan dan
konseling yang belum begitu memahami mengenai konsep pengukuran. Sehingga artikel ini diharapkan
mampu menjadi solusi dalam membantu pemahaman terhadap konsep pengukuran dalam bimbingan dan
konseling. Metode yang digunakan adalah studi pustaka yang membahas mengenai konsep pengukuran.
Baik dari sumber buku maupun jurnal terakreditasi lainnya. Yang menghasilkan adanya beberapa poin
yaitu konsep pengukuran, pengukuran dengan skala, reliabilitas, validitas dan pengembangan asesmen.

2. Penilaian

penilaian terhadap individu sesuai dengan tujuan dari diberikannya tes tersebut. Tes psikologi ini
dirasakan sangat esensial bagi para pendidik, para konselor (guru pembimbing), serta para orangtua dalam
memahami potensi-potensi, bakat atau kemampuan siswa. Dalam menyajikan fungsi-fungsi hasil tes
psikologis, tes psikologis dapat digunakan sebagai suatu alat prediksi, suatu bantuan diagnosis, suatu alat
pemantau (monitoring), dan sebagai suatu instrument evaluasi. Khususnya dalam bidang pendidikan, data
hasil tes psikologi biasanya dimanfaatkan untuk seleksi calon anak didik penjurusan atau pemilihan
program studi perencanaan studi anak didik pada tingkat yang lebih tinggi, program bimbingan karir,
penanganan pada kasuskasus tertentu yang sering terjadi dalam dunia pendidikan, seperti siswa yang
mengalami kesulitan belajar, anak berbakat, kesulitan dalam penyesuian diri,gangguan dalam
konsentrasi,disleksia, dan sebagainya.

3. tes dan testing

Tes psikologi dapat dilakukan baik pada anak-anak maupun pada orang dewasa, dan dilakukan
untuk berbagai alasan (beberapa diantaranya akan dijelaskan kemudian dalam artikel ini) dalam berbagai
latar belakang, termasuk sekolah, universitas, badan sosial, rumah sakit, dan layanan rawat
jalan.Beberapa tes psikologi sangat sederhana, biasanya berupa tes tertulis yang dapat dijawab dengan ya
atau tidak, sementara beberapa tes dirancang bagi seseorang untuk bereaksi secara interaktif terhadap
lingkungan yang dibuat serupa aslinya. Sementara beberapa tes lainnya dilakukan orang per orang dan
membutuhkan penafsiran individual, beberapa tes psikologi lainnya dilakukan terhadap populasi besar
dan ditafsirkan dengan berbantuan perangkat lunak komputer. Kendatipun terdapat banyak perbedaan
dalam penilaian psikologi, kesemuanya bertujuan pada satu hal: membantu para psikolog dan ahli dalam
mengumpulkan data dan menafsirkannya untuk memberi informasi terhadap seseorang mengenai fungsi
mereka saat itu, membuat mereka memahami perilaku dan memperkirakan fungsi tubuh mereka
kedepannya.

4. Tester dan testi

salah satu alat ukur hasil belajar. Tes prestasi belajar (Achievement test) seringkali dipertukarkan
pemakaiannya oleh guru dengan konsep pengukuran hasil belajar (measurement). Dengan demikian, perlu
adanya upaya untuk memperkenalkan kepada guru tentang pengertian dan esensi tentang konsep evaluasi,
asesmen, tes dan pengukuran yang sesungguhnya. Diantara peristilahan tersebut, Asesmen merupakan
istilah yang belum dikenal secara umum. Para guru seringkali salah dalam menafsirkan makna asesmen
yang sesungguhnya. Istilah asesmen perlu 2 diperkenalkan kepada guru. Hal ini disebabkan karena
asesmen telah menjadi khazanah peristilahan dalam dunia pendidikan kita. Selain dari itu, pemahaman
tentang asesmen juga dapat mendukung keberhasilan guru dalam melaksanakan praktek penilaian
pembelajaran di kelas.
5. Inventori

inventori tes-tes yang terutama menggunakan paper and pencil. Tes inventori merupakan self
report Questionnare, untuk menentukan karakteristik-karakteristik kepribadian, minat (interested), sikap
(attitude), dan nilai-nilai (value). Tes inventori sangat berguna untuk mengetahui karakteristik
kepribadian seperti minat, penyesuaian diri, motivasi, dan prasangka. Namun perlu di ingat bahwa alat-
alat tes yang digunakan umumnya tidak ada yang sempurna dan masing-masing tes hanya menjelaskan
satu atau beberapa aspek kepribadian.

6. Pengadministrasian tes

A. Dapat memahami penyiapan tes meliputi :


 langkah-langkah penyiapan;
 format-format perencanaan;
 petunjuk mengerjakan;
 waktu pelaksanaan
B. Dapat memahami prinsip-prinsip penyajian perangkat tes, meliputi :
 bersyaratan tes;
 persyaratan lingkungan;
 disiplin ujian; d) pengawasan ujian.
C. terampil memeriksa jawaban tes, meliputi :
 perangkat tes bentuk objektif ;
 perangkat tes bentuk uraian.
7. Faking
Ada beberapa masalah/hambatan dalam pemeriksaan psikologis:Klien yang mengelabui psikolog →
biasanya pada tes inventori.Faking good: impresi yang memberikan kesan baik → agar lolos tesFaking
bad: impresi yang memberikan kesan buruk → agar tidak diterima/tidak lolos tesFaking good dan faking
bad → sengaja dilakukan klien.Testee diinstruksikan untuk menjawab pertanyaan atau merespon
pernyataan secara cepat → terlalu lama dapat menyebabkan jawaban tidak murniMengelabui tujuan
inventori → misal inventori kejujuran

8. Kode etik tes

Kode Etik Psikologi difungsikan sebagai dasar pengaturan diri (self regulation) atau garis batas
bagi seluruh Psikolog dan Ilmuwan Psikologi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kode
Etik memberikan perlindungan kepada masyarakat pengguna layanan Psikologi, serta semua pihak yang
terkait dengan layanan Psikologi atau pihak yang menjadi objek dari studinya. 

9. Pertanyaan:

1. apa saja pengaruh teste dan tester terhadap alat psikologi ?

2. Apa perbedaan tes dan testi ?

10. Kesimpulan

upaya seseorang dalam membantu mengembangkan kesempatan yang dimiliki. Bimbingan dan
konseling merupakan bagian yang integral dalam proses pendidikan untuk membantu individu
meningkatkan kemampuannya dalam memahami diri dan lingkungannya agar mencapai perkembangan
secara optimal sesuai dengan potensi yang di miliki

11. Kepustakaan

Anastasi, Anne & Urbina, Susana. 1988. Psychological Testing (7th Ed.). New York: Prentice-Hall Inc.
Cohen, R.J., Swerdlik, M.E. 2010. Psychological Testing and Assessment: An Introduction to Test And
Measurement (7th Ed.). New York: McGraw-Hill. 20 Neukrug, E.S., Fawcett, R.C. 2010. Essentials of
Testing and Assessment: A Practical Guide for Counselors, Social Workers and Psychologist (2nd Ed.).
Kanada: Brook/Cole Cengange Learning. Groth Marnat, Gary. 2010. Handbook of Psychologycal
Assessment (Edisi ke5). Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai