KONSELING
Pengertian Assesment
Apa yang ada dalam benak anda saat mendengar kata assesment? Jika masih bingung coba
anda pikirkan beberapa kata seperti; evaluasi, tes, dan pengukuran. Apa yang membedakan 4
kata tersebut? Pertanyaan diatas bukan bermaksud untuk menyinggung kualitas keilmuan
pembaca, tapi sebatas untuk mengingat kembali apa yang pernah kita tahu tentang istilah
Assesment. Istilah ini mungkin sering kita jumpai saat perkuliahan, penelitian, maupun di
buku-buku tertentu.
Secara arti tekstual memang mudah untuk melihat perbedaan antara 4 kata tersebut. Namun
secara kontekstual masih banyak yang bingung penempatan maknanya. Padahal keempatnya
memiliki pengertian yang berbeda.
1. Evaluasi, adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang
direncakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk
melihat tingkat efisiensi pelaksanaanya. Disebutkan dalam “modul bimbingan dan
konseling (2011)” bahwa evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value
judgement) atau esensi dari evaluasi yakni memberikan informasi bagi kepentingan
pengambilan keputusan. Dibidang pendidikan, evaluasi bisa dilaksanakan untuk
pelaksanaan kurikulum baru dan kebijakan pendidikan.
2. Pengukuran (measurement), digunakan untuk memperoleh deskripsi numerik dari
suatu kriteria atau tingkatan. contohnya, mengukur tinggi badan peserta didik untuk
data siswa.
3. Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada peserta didik pada
waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu
yang jelas
4. Penilaian (assesment), dilakukan guna mengetahui kemajuan atau kemunduran dari
sebuah proses. Dalam dunia pendidikan penilaian bisa digunakan untuk memperoleh
informasi tentang sejauh mana ketercapaian hasil belajar peserta didik.
Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang
peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kulitatif (pernyataan naratif dalam
kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).
Dalam bimbingan dan konseling Assesment lebih populer dengan istilah pemahaman
individu. Assesment dimanfaatkan sebagai penilaian terhadap diri individu guna pemberian
pelayanan bimbingan dan konseling agar sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan masalah
konseli. Pemahaman diri konseli harus didasarkan pada adanya keterangan tentang diri yang
akurat dan sahih. Data diri yang tidak akurat bisa menimbulkan pemahaman yang keliru.
Data yang demikian hendaknya juga dibarengi dengan pengamatan terhadap konseli. Untuk
itu diperlukan instrumen assesmen baik dalam bentuk tes maupun non tes.
Modul Bimbignan dan Konseling (2011) menjelaskan tujuan kegiatan assesment dalam
pemahaman individu sebagai berikut :
1. Memperoleh data yang relevan, objektif, akurat dan komprehensif tentang kondisi
anak saat ini
2. Mengetahui profil anak secara utuh terutama permasalahan dan hambatan belajar
yang dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhan khususnya, serta daya dukung
lingkungan yang dibutuhkan anak
3. Menentukan layanan yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan
khususnya dan memonitor kemampuannya.
Kesimpulan
Assesmen adalah kegiatan penilaian, secara makna dan penerapan berbeda dengan
evaluasi, tes, dan pengukuran (measurement). Namun secara karakter empat hal
tersebut saling melengkapi.
Assesmen dalam bimbingan dan konseling (red:pemahaman individu) adalah kegiatan
penilaian untuk menyusun program layanan dengan cara meng-identifikasi, diagnosis,
dan seleksi guna memperoleh data yang relevan, objektif, akurat dan komperhensif
tentang kondisi individu dalam hal ini adalah klien.
Sumber:
Modul Bimbingan dan Konseling-Kementrian Pendidikan Nasional UNY Tahun 2011