Anda di halaman 1dari 8

Nama : Gufron Baldan Nur Nizar

NIM : 11190150000069
Kelas : 5C

UTS EVALUASI PEMBELAJARAN

1). a. Tujuan evaluasi dalam pembelajaran menurut Nana Sudjana (2017, hlm. 4) adalah
sebagai berikut.
- Menggambarkan kemampuan belajar siswa dengan tujuan agar kualitas dan kekurangan
mereka dapat dibedakan dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang mereka ambil.
- Mengetahui pencapaian pembelajaran dan menunjukkan proses di sekolah, khususnya
seberapa jauh keberhasilannya dalam mengubah perilaku siswa menuju tujuan pembelajaran
yang normal.
- Memutuskan pengembangan untuk efek samping evaluasi, khususnya membuat peningkatan
dan penyempurnaan sejauh pelatihan dan pertunjukan program dan metodologi
pelaksanaannya.
- Memberikan tanggung jawab dari sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan
Menurut Arifin (2017, hlm. 15) fungsi kegunaan yang dimiliki oleh evaluasi pembelajaran
adalah sebagai berikut:
- Fungsi formatif, untuk memberikan masukan kepada instruktur sebagai alasan untuk lebih
mengembangkan sistem pembelajaran dan memimpin proyek obat jika perlu untuk siswa
- Fungsi sumatif, untuk memutuskan kemajuan atau hasil belajar siswa pada mata pelajaran
tertentu, sebagai bahan untuk memberikan laporan kepada kelompok yang berbeda,
menentukan kenaikan kelas, dan memutuskan apakah siswa lulus atau tidak.
- Fungsi diagnostik, untuk memahami landasan termasuk landasan mental, fisik, dan alami
siswa yang mengalami kesulitan belajar, yang akibatnya dapat dijadikan landasan dalam
mengatasi tantangan tersebut.
- Fungsi penempatan, untuk menetapkan siswa tertentu dalam situasi belajar yang tepat
(misalnya dalam menentukan program spesialisasi) seperti yang ditunjukkan oleh kapasitas
siswa.
Prinsip evaluasi dalam pembelajaran
- Objektif, menyiratkan bahwa penilaian tergantung pada strategi dan model yang jelas, tidak
dipengaruhi oleh subjektivitas penilai.
- Sistematis, mengandung arti bahwa penilaian diselesaikan secara teratur dan lambat dengan
mengikuti langkah-langkah pedoman.
- Terbuka, menyiratkan bahwa metode penilaian, model evaluasi, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan
b. Pengukuran, kepentingan menjadi lebih luas, khususnya dengan memanfaatkan skala
penilaian persepsi atau perangkat lain yang memungkinkan kita untuk mendapatkan data
sebagai jumlah. Demikian juga menyiratkan estimasi tergantung pada skor yang diperoleh.
Evaluasi, adalah cara paling umum untuk menggambarkan dan menyempurnakan data
berharga untuk memutuskan pilihan. Penilaian dapat menggabungkan pentingnya tes dan
estimasi dan juga dapat berarti sesuatu di luar mereka. Hasil penilaian dapat memberikan
keputusan yang profesional. Seseorang dapat menilai baik dengan informasi kuantitatif dan
subjektif.
Asesmen, dapat dimanfaatkan untuk memberikan analisis terhadap keprihatinan individu.
Seolah-olah tidak bisa dipisahkan dari penilaian. Namun yang perlu ditegaskan di sini adalah
yang dapat disurvei atau dinilai adalah kepribadian seseorang, termasuk kapasitas keilmuan,
kesungguhan, kemampuan mencari, dan sebagainya 1
c. - Model yang berorientasi pada tujuan
Model penilaian ini menggunakan tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajarn khusu
sebagai aturan untuk menentukan pencapaian. Penilaian dicirikan sebagai cara paling umum
untuk memperkirakan sejauh mana target pembelajaran telah dicapai. Model ini umumnya
digunakan oleh instruktur karena dianggap lebih masuk akal untuk menentukan hasil yang
ideal dengan resep yang dapat diperkirakan. Selanjutnya, ada hubungan yang konsisten antara
latihan, hasil dan metode estimasi hasil. Alasan model ini adalah untuk membantu Anda
membentuk tujuan dan memperjelas hubungan antara tujuan dan latihan. Jika rencana tujuan
pembelajaran dapat diperhatikan (discernible) dan dapat diperkirakan (quantifiable), maka
pada saat itu latihan penilaian pembelajaran akan lebih bermanfaat dan mendasar.
- Model pengukuran
Model pengukuran banyak pemikiran sudut pandang dari R. Thorndike dan R. L. Ebel.
Seperti namanya, model ini sangat berpusat pada latihan pengukuran. Pengukuran digunakan
untuk memutuskan jumlah kualitas (properti) tertentu yang digerakkan oleh suatu item,
individu atau peristiwa, sebagai unit ukuran tertentu. Anda dapat menggunakan model ini
untuk mengungkap individu dan mengumpulkan kontras dalam kapasitas, minat, dan
perspektif. Efek samping dari penilaian digunakan untuk motivasi di balik pilihan siswa,
arahan, dan persiapan pembelajaran. Objek penilaian dalam model ini adalah perilaku siswa,
meliputi hasil belajar (intelektual), sikap, mentalitas, minat, kemampuan, dan selanjutnya
bagian dari karakter siswa. Dengan demikian, instrumen yang digunakan secara keseluruhan
adalah tes tersusun (tes kertas dan pensil) sebagai tes tujuan, yang secara umum akan
dinormalisasi. Oleh karena itu, dalam pemeriksaan penyidikan, berkas masalah dan catatan
segregasi sangat diperhatikan
- Model Kesesuaian
Menurut model ini, evaluasi merupakan gerakan untuk melihat konsistensi antara tujuan dan
hasil belajar yang telah dicapai. Anda dapat memanfaatkan hasil penilaian untuk lebih
mengembangkan kerangka arahan siswa dan untuk memberikan data kepada orang-orang
yang membutuhkannya. Objek penilaiannya adalah tingkah laku siswa, khususnya perubahan
tingkah laku yang ideal (perilaku yang diharapkan) menuju akhir dari latihan-latihan
instruktif, baik yang meliputi sudut pandang intelektual, emosional, dan psikomotorik.
Metode penilaian yang dapat Anda gunakan adalah tes (terbuat, lisan, dan aktivitas), selain
itu non-tes (persepsi, wawancara, skala mentalitas, dll). Model penilaian ini membutuhkan
data perubahan tingkah laku pada dua fase, khususnya sebelumnya, kemudian setelah latihan
fact learning. Mengingat ide ini, Anda ingin melakukan pre dan post-test. Cara yang harus
ditempuh dalam model penilaian ini adalah merinci tujuan sosial, menentukan keadaan di
mana siswa dapat menunjukkan perilaku yang akan dinilai, menyusun instrumen penilaian,
dan memanfaatkan hasil penilaian. Selanjutnya, model ini menggarisbawahi pendekatan
Penilaian Acuan Patokan (PAP)
- Educational System Evaluation Model
Sesuai model ini, penilaian menyiratkan kontras pameran berbagai aspek (bukan hanya aspek
hasil) dengan berbagai ukuran, baik secara langsung/dalam maupun relatif/luar. Model yang

1
Modul singkat (kisi-kisi uts evaluasi pembelajaran uin 2021).
menekankan pada framework all in all sebenarnya merupakan perpaduan dari beberapa
model, sehingga objek penilaian diambil dari beberapa model.
- Model Iluminatif
Model ini lebih menekankan pada penilaian subjektif yang bersifat terbuka. Latihan penilaian
diidentikkan dengan lingkungan belajar, berkaitan dengan madrasah sebagai bahan dan iklim
psiko-sosial, di mana instruktur dan siswa dapat terhubung. Motivasi di balik penilaian adalah
untuk berkonsentrasi dengan hati-hati dan hati-hati pelaksanaan kerangka pembelajaran,
variabel yang mempengaruhinya, manfaat dan kerugian kerangka kerja, dan dampak
kerangka kerja pada pengalaman belajar siswa. Hasil penilaian lebih mencerahkan dan
interpretatif, bukan perkiraan dan ekspektasi. Model ini menggunakan penilaian yang lebih
besar. Kapasitas penilaian adalah sebagai kontribusi untuk pengambilan keputusan terkait
dengan perubahan dan lebih lanjut penyempurnaan kerangka pembelajaran yang sedang
dibuat.
- Model Responsif
Seperti model iluminatif, model ini juga menggarisbawahi metodologi naturalistik subjektif.
Penilaian tidak dicirikan sebagai perkiraan melainkan memberi makna atau menggambarkan
suatu realitas menurut sudut pandang yang berbeda dari individu yang terlibat, tertarik dan
terinspirasi oleh program pembelajaran. Motivasi di balik penilaian adalah untuk melihat
setiap bagian dari program pengambilan menurut sudut pandang alternatif. Sesuai dengan
metodologi yang digunakan, model ini membutuhkan kepercayaan dalam masalah kuantitatif.
Instrumen yang digunakan sebagian besar bergantung pada persepsi langsung dan
backhanded dengan terjemahan informasi yang impresionistik. Sarana latihan penilaian
meliputi persepsi, merekam hasil pertemuan, mengumpulkan informasi, benar-benar melihat
pemahaman awal siswa dan membuat rencana atau model.
- Model stake
Penilaian berpusat di sekitar dua perhatian utama, menjadi penggambaran dan penilaian
khusus. Masing-masing terdiri dari tiga aspek, yaitu pendahulu, pertukaran, dan hasil.
Penggambaran terdiri dari dua perspektif, yaitu tujuan (objectives) dan persepsi (dampak)
yang pasti benar-benar terjadi. Untuk sementara, judgement terdiri dari dua perspektif, yaitu
standar dan judgement. Dalam model ini, penilaian diselesaikan dengan membandingkan satu
program dan proyek yang berbeda yang dipandang sebagai standar. Stake mengatakan bahwa
penggambaran tidak sama dengan penghakiman. Dalam tiga aspek di atas (pendahulu,
pertukaran, hasil) pemeriksaan informasi tidak hanya untuk memutuskan apakah ada
perbedaan tujuan dengan keadaan sebenarnya tetapi juga prinsip kontras dan langsung untuk
mengevaluasi manfaat program. Menurut Stake, hasil eksplorasi tidak bisa diandalkan jika
tidak dinilai.
- Model CIPP
Diatur menjadi pilihan. Tujuannya adalah untuk membantu direktur dan instruktur dalam
memutuskan. Penilaian dicirikan sebagai rangkaian penggambaran, perolehan, dan pemberian
data berharga untuk mengevaluasi pilihan elektif. Seperti yang ditunjukkan oleh nama
model.2
d. - Jenis evaluasi berdasarkan pendekatan dapat dibagi menjadi dua, yaitu pendekatan
tradisional dan pendekatan system
- Jenis evaluasi berdasarkan tujuan

2
Arief Aulia Rahman, M.Pd
Cut Eva Nasryah, M.Pd, Evaluasi Pembelajaran, (ponorogo : Uwais Inspirasi Indonesia, 2019, hlm 40-46
1. Evaluasi diagnostic
2. Evaluasi penempatan
3. Evaluasi formatif
4. Evaluasi sumatif
- Jenis evaluasi berdasarkan sasaran
1. Evaluasi kontek
2. Evaluasi input
3. Evaluasi penempatan
4. Evaluasi kesiapan
5. Evaluasi seleksi
6. Evaluasi proses
7. Evaluasi kualitatif
8. Evaluasi kuantitatif
9. Evaluasi formatif
10. Evaluasi diagnostic
11. Hasil atau produk
12. Evaluasi outcome
- Jenis evaluasi berdasarkan Lingkup Kegiatan Pembelajaran
1. Penilaian sistem pengajaran
2. Penilaian proses pelaksanaan pengajaran
3. Penilaian hasil belajar
- Evaluasi menurut waktu pelaksanaan evaluasi dibedakan menjadi 2 macam, yaitu evaluasi
formatif dan Sumatif
2). Jenis penilaian non-tes
- Skala bertingkat
- Kuesioner
- Daftar cocok
- Wawancara
- Pengamatan
- Penilaian diri
- Riwayat hidup3
3). a. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Pendekatan ini sering juga disebut penilaian standar langsung. Dengan asumsi Anda perlu
menggunakan metode ini, itu berarti bahwa Anda perlu membandingkan hasil yang diperoleh
siswa dan tolok ukur atau ukuran yang telah ditentukan sepenuhnya atau sepenuhnya oleh
guru. Anda juga dapat menggunakan langkah-langkah tertentu untuk menggunakan PAP,
misalnya, menentukan skor terbaik, melacak mean dan standar deviasi optimal, dan kemudian
menggunakan aturan transformasi skala skor. Pendekatan ini cocok digunakan dalam evaluasi
atau penilaian perkembangan yang berfungsi untuk mengembangkan sistem pembelajaran
lebih lanjut. Pada umumnya, seorang pendidik yang menggunakan PAP sudah dapat
mengembangkan aturan untuk mengubah skor ke skor standar sebelum tindakan penilaian
dimulai. PAP dapat menggambarkan prestasi belajar siswa secara tidak memihak jika
instrumen estimasi yang digunakan adalah instrumen estimasi standar.
b. Penilaian Acuan Norma (PAN)

3
Modul singkat (kisi-kisi uts evaluasi pembelajaran uin 2021)
Pendekatan ini membandingkan skor setiap siswa dan teman sekolah mereka. Pentingnya
nilai yang signifikan sebagai angka dan kemampuan memiliki sifat yang relatif. Artinya,
dengan asumsi Anda telah mengumpulkan aturan perubahan skor untuk sebuah pertemuan,
aturan itu hanya berlaku untuk pertemuan itu dan tidak berlaku untuk pertemuan lain, karena
sirkulasi skor siswa yang berbeda.4
4). a. Penilaian Berbasis Kelas (PBK) adalah penilaian yang bergantung pada metode yang
melibatkan pengumpulan, perincian dan pemanfaatan data tentang hasil belajar siswa
diperoleh melalui perkiraan dengan menerapkan standar evaluasi, pelaksanaan tanpa henti,
bukti yang bonafid, tepat dan mantap sebagai tanggung jawab terbuka. PBK membedakan
pencapaian kemampuan dan hasil belajar yang dikomunikasikan melalui pertanyaan yang
jelas mengenai pedoman yang harus dan telah dicapai dalam sebuah makalah dengan
pedoman kemajuan belajar siswa. PBK penting untuk penilaian dan merupakan bagian dari
rencana Pendidikan Berbasis Keterampilan.
Tujuan keseluruhan dari PBK adalah untuk menghargai prestasi belajar siswa dan
mengembangkan lebih lanjut proyek dan latihan pembelajaran. Secara khusus, sasaran PBK
adalah memberikan data kemajuan belajar, data yang dapat dimanfaatkan untuk mengolah
latihan pembelajaran lebih lanjut; mencari inspirasi belajar, dan mengarahkan ke arah yang
lebih tepat. PBK harus menjamin bahwa hasil kerja siswa dan hasil belajar dapat dibedakan.
Kapasitas PBK bagi pelajar dan pendidik adalah untuk membantu pelajar dalam mengenali
diri mereka sendiri dengan mengubah atau membina perilaku mereka dalam kursus yang
unggul dan berkembang lebih lanjut, siswa mendapatkan kepuasan dengan apa yang mereka
lakukan, instruktur untuk memutuskan apakah teknik pertunjukan yang digunakan sudah
cukup atau tidak, dan instruktur menetapkan keputusan dan pilihan peraturan.
b. Jenis-jenis penilaian berbasis kelas yaitu tes tertulis, tes perbuatan, pemberian tugas,
penilaian proyek, penilaian produk, penilaian sikap, dan penilaian portofolio.5
c. kesukaran utama yang ditemukan adalah dalam penilaian sikap yakni dalam hal
penskorannya, pada umumnya ada tiga sumber utama kesalahan dalam penskoran penilaian
sikap, sebagai berikut: 1. Masalah dalam instrumen Instrumen dan pedoman penskoran yang
tidak jelas akan menyebabkan kesukaran untuk digunakan oleh penilai. 2. Masalah prosedural
Jika prosedur yang digunakan dalam penilaian sikap tidak terstruktur secara baik, maka hasil
penskoran akan terpengaruh. Masalah bias pada pemberi skor Pemberi skor cenderung sukar
dalam hal menghilangkan masalah hubungan personal dengan peserta didik yang dinilai
sehingga terjadi “personal bias”.6
d. - Tes merupakan instrumen penilaian yang paling umum digunakan dalam ranah
persekolahan sebagai alat penilaian ruang intelektual. Ada berbagai macam tes sesuai dengan
kemampuannya, misalnya tes prestasi belajar, tes penguasaan, tes bakat, tes diagnostic dan
tes penempatan
- Tes dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu testertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. 7
- Langkah-langkah untuk mengembangkan instrumen tes.
1) Peningkatan penentuan tes

4
Arief Aulia Rahman, M.Pd
Cut Eva Nasryah, M.Pd, Evaluasi Pembelajaran, (ponorogo : Uwais Inspirasi Indonesia, 2019, hlm 51-52
5
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/195901191986011-
USEP_KUSWARI/Bab_VII_Penilaian_Berbasis_Kelas.pdf diakses pada 15 november 2021, pukul 21:20
6
https://core.ac.uk/download/pdf/266979185.pdf diakses pada pukul 22:10
7
Arief Aulia Rahman, M.Pd
Cut Eva Nasryah, M.Pd, Evaluasi Pembelajaran, (ponorogo : Uwais Inspirasi Indonesia, 2019, hlm 55
2) Penulisan soal
3) Berkonsentrasi pada pertanyaan, khususnya menguji keabsahan pertanyaan
4) Menguji hal-hal secara eksperimental, gerakan ini sangat penting jika pertanyaan yang
dibuat ingin dinormalisasi.
5) Investigasi hasil tes.
6) Organisasi pertanyaan
- Ciri-ciri tes yang baik
Sebuah tes dikatakan baik jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Bersifat valid atau memiliki legitimasi yang benar-benar tinggi. Suatu tes dikatakan valid
jika tes itu isinya dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, yang menyiratkan bahwa alat
ukur tersebut tepat.
b. Bersifat reliable, atau memiliki ketergantungan yang besar. Keandalan sering dicirikan
sebagai kualitas yang tak tergoyahkan. Sebuah tes dikatakan solid jika tes diberikan lebih dari
satu kali memberikan hasil yang sama.
c. Bersifat praktis atau memiliki kewajaran. Tes memiliki sifat yang praktis, menyiratkan
bahwa itu sederhana sejauh mengatur, menyelesaikan tes dan memiliki nilai ekonomi namun
tetap mempertimbangkan kerahasiaan tes.
d. Namun syarat minimum yang harus dimiliki sebuah tes adalah reliable dan valid. 8
5). Gaya mengajar menurut muzka mosston menggambarkan bahwa disetiap gaya mengajar
terdapat tujuan dan hakikat yang mendasairnya. Hakikat setiap gaya mengidentifikasikan
bahwa penerapan pada gaya yang diberikan sangatlah fleksibel terhadap rintangan yang harus
dilalui setiap gaya.
Menurut Thoifuri, (2008:81) “Gaya mengajar adalah bentuk penampilan guru saat mengajar,
baik yang bersifat kurikuler maupun psikologis. Gaya yang bersifat kurikuler adalah guru
yang mengajar disesuiakan dengan tujuan dan sifat mata pelajaran tertentu. Sedangkan gaya
mengajar yang bersifat psikologis adalah gaya mengajar yang disesuaikan dengan motivasi
siswa, pengelolaan kelas dan evaluasi hasil belajar”.
C. Ornstein mendefinisikan gaya mengajar sebagai gaya guru dalam hal bagaimana guru
memanfaatkan ruang kelas, pilihan kegiatan pembelajaran dan materi, dan cara
mengelompokan siswa mereka.9
Berikut lima tipe atau gaya belajar siswa.
1. Pelajar tipe visual
Mereka yang tergolong tipe ini memiliki kemampuan belajar dengan melihat. Memiliki
indera pengelihatan yang tajam dan teliti. Mampu mengingat kata-kata, peta, bagan, simbol-
simbol, dan lainnya yang berkaitan dengan bentuk.
2. Pelajar tipe auditori
Mereka yang tergolong auditori memiliki indera pendengaran yang lebih baik dan lebih
terfokus. Mampu memahami sesuatu lebih baik dengan cara mendengarkan. Hal ini berkaitan
dengan proses menghafal, membaca, atau memahami soal cerita.
3. Pelajar tipe kinestetik
Mereka yang tergolong tipe ini akan efektif jika belajar dengan melibatkan gaya gerak.
Mereka sensitif menyerap pelajaran melalui gerakan, sentuhan, tekstur dan indra perabaan.
Serta hal seperti olahraga, menari, memainkan musik, percobaan laboratorium, dan lainnya.
4. Pelajar tipe global
Mereka yang termasuk tipe pelajar global memiliki kemampuan memahami sesuatu secara
menyeluruh. Mereka berhasil memahami gambaran yang besar dan juga keterkaitan antara
8
Modul singkat (kisi-kisi uts evaluasi pembelajaran uin 2021)
9
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21413113150.pdf diakses pada 16 november 2021 pukul
00:10
satu objek dengan yang lainnya. Mereka mampu memaknai hal hal yang tersirat dengan
bahasanya sendiri secara jelas.
5. Pelajar tipe analitik
Mereka yang tergolong tipe belajar analitik berkecenderungan dalam memandang sesuatu
akan ditelaah terlebih dahulu per bagian secara terperinci, spesifik, dan teratur. Mereka akan
mengerjakan suatu hal secara bertahap dan urut. Penilaian mereka terhadap sesuatu
berdasarkan fakta- fakta dan fokus pada satu masalah atau tugas sampai selesai10

10
https://disdikkbb.org/news/memahami-tipe-belajar-siswa/ diakses pada 16 november 2021 pukul 00:50
DAFTAR PUSTAKA

Aulia Arief Rahman M.Pd, Cut Eva Nasryah, M.Pd, Evaluasi Pembelajaran, (ponorogo : Uwais
Inspirasi Indonesia

Modul singkat (kisi-kisi uts evaluasi pembelajaran uin 2021)

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/195901191986011-
USEP_KUSWARI/Bab_VII_Penilaian_Berbasis_Kelas.pdf

https://core.ac.uk/download/pdf/266979185.pdf

https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21413113150.pdf

https://disdikkbb.org/news/memahami-tipe-belajar-siswa/

Anda mungkin juga menyukai