Anda di halaman 1dari 2

PENDIDIKAN ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH MAWADDAH WARAHMAH

Pendidikan Islam mempunyai peranan yang sangat strategis dalam meningkatkan sumber daya
manusia, yang mana dalam ajaran Islam menempatkan manusia sebagai kesatuan yang utuh antara sisi
duniawi maupun ukhrowi. Dari satu segi kita melihat, bahwa pendidikan Islam itu lebih banyak ditujukan
kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri
sendiri maupun orang lain. Di segi lainnya, pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoritis saja, tetapi juga
praktis. Ajaran Islam tidak memisahkan antara iman dan amal shaleh. Oleh sebab itu, pendidikan Islam
adalah pendidikan iman dan pendidikan amal. Karena ajaran Islam berisi ajaran tentang sikap dan
tingkah laku pribadi masyarakat menuju kesejahteraan hidup perorangan dan kebersamaan, maka
pendidikan Islam adalah pendidikan individu dan pendidikan masyarakat. Tanggung jawab pendidikan
diselenggarakan dengan kewajiban mendidik. Secara umum mendidik ialah membantu anak didik dalam
perkembangan dari daya-dayanya dan di dalam penetapan nilai-nilai. Bantuan atau bimbingan itu
dilakukan dalam pergaulan antara pendidik dan anak didik dalam situasi pendidikan yang ada dalam
lingkungan rumah tangga, sekolah maupun masyarakat. Sehubungan dengan pendapat di atas
Muhaimin menjelaskan bahwa hingga saat ini pelaksanaan pendidikan Agama yang berlangsung di
sekolah masih mengalami banyak kelemahan bahkan dapat dikatakan gagal. Kegagalan itu disebabkan
karena praktik pendidikan hanya memperhatikan aspek kognitif semata dan mengabaikan pembinaan
aspek afektif dan konatif-volitif yakni kemauan dan tekad untuk mengamalkan nilai-nilai ajaran agama
maka terjadilah kesenjangan antara pengetahuan dan pengamalan (Muhaimin, 2009: 183). Ada dua
macam bimbingan atau pemberian pendidikan, aktif dan pasif. Pasif artinya pendidik tidak mendahului,
akan tetapi menunggu dengan seksama dan sabar atas inisiatif anak didik, bimbingan ini biasa terdapat
dalam lingkungan sekolah, sedangkan bimbingan aktif artinya pendidik akan memberikan pengetahuan,
mengembangkan dan membangkitkan daya anak didik.
Bimbingan ini terdapat dalam lingkungan rumah tangga, dan orangtua sebagai pembimbing dan
pendidik. Orangtua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-anak mereka, karena dari
merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari Pendidikan
terdapat dalam keluarga. Orang tua memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas
pendidikan anak-anaknya. Sejak seorang anak lahir, ibunyalah yang selalu ada di samping anak. Oleh
karena itu anak meniru perangai ibu. Ibu merupakan orang yang mula-mula dikenal anak, yang mula-
mula menjadi teman dan yang dipercayainya, apapun yang dilakukan ibu dapat dimaafkannya, kecuali
apabila ia ditinggalkan. Dengan memahami segala sesuatu yang terkandung di dalam hati anaknya, juga
jika anak telah mulai agak besar, disertai kasih sayang, dapatlah ibu mengambil hati anaknya untuk
selama-lamanya. Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warrahmah adalah suatu bentuk keluarga ideal yang di
dalamnya terdapat suatu ketenangan, kedamaian, keserasian, kehangatan, kecocokan rumah tangga
yang nantinya akan bermuara pada sebuah keluarga Mardatillah. Ketenangan, kedamaian, keserasian,
kehangatan dan kecocokan rumah tangga dalam sebuah keluarga, hanya bias lahir jika anggota personil
terutama seorang bapak dan ibu, saling pengertian dan saling memahami satu sama lain serta sadar
akan tanggung jawabnya masing-masing.
Pada hakekatnya manusia menginginkan kebahagiaan, kesejahteraan, kedamaian, keamanan
dan ketenteraman, itu selalu mencarinya untuk diri dan anak-anaknya, sungguh menyedihkan dan
merugi bila anak-anak menjadi korban kesengsaraan dan kesialan. Dalam hal ini baik pelajar maupun
orang yang buta huruf, kafir maupun muslim, penjahat maupun orang yang teraniaya, sama saja. Sebab
harapan dan impian yang terdapat pada hati dan keinginan yang terdetik oleh pikiran, semuanya
mencari kebahagiaan untuk diri dan keluarga (Husain, 1999: 4). Alangkah senangnya hati seorang anak,
bila setiap pulang kerja seorang ayah selalu bersedia untuk bermain, berkumpul dan makan bersama,
mendengarkan harapan dan keluhannya atau mendengarkan kisah-kisah lembut yang dapat membentuk
kepribadiannya (Mu‟thi, 2004: 78). Berkumpul dengan keluarga merupakan suatu keharusan untuk bisa
melanggengkan hubungan antar keluarga, agar tercipta keluarga bahagia dunia dan akhirat. Di sisi lain
terkadang dalam rumah tangga hubungan suami istri yang tidak pernah mengalami konflik dalam rumah
tangga secara lahiriah, namun pada hakekatnya secara batiniah hubungan suami istri yang tidak pernah
mengalami konflik dalam rumah tangga secara lahiriah, namun pada hakekatnya secara batiniah
hubungan suami istri tersebut tidak merasakan kehidupan rumah tangga sakinah (Djaja, 1998: 59).
Ironisnya lagi persengketaan antara suami istri bukan lagi hal yang patut disembunyikan, sehingga
menjadi rahasia yang ditutup-tutupi di antara mereka, akan tetapi melebur persengketaan sampai ke
puncak perceraian yang tidak seharusnya terjadi. Hal ini disebabkakn karena kekeliruan pihak suami dan
istri maupun dari pihak lain. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3
yang menyatakan bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban

Anda mungkin juga menyukai