Nim : 20200102012
1. Hak Cipta dianggap sebagai benda bergerak (Pasal 3 ayat Undang-undang No. 6 Tahun
1982 tentang Hak Cipta).
2. Hak Cipta dapat beralih atau dialihkan, haik seluruhnya atau sebagian karena: pewarisan,
hibah, wasiat, dijadikan milik negara, perjanjian yang harus dilakukan dengan akta, dengan
ketentuari bahwa perjanjian itu hanya mengenai wewenang yang disebut dalam akta tersebut
(Pasal 3 ayat (2) Undang-undang No. 6 Tahu 1982 tentang Hak Cipta).
3. Hak yang dimiliki oleh pencipta, demikian pula Hak Cipta yang tidak diumumkan, yang
setelah penciptanya meninggal dunia, menja milik ahli warisnya atau penerima wasiat, tidak
dapat disita (Pasal Undang-undang No. 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta).
Hak Kekayaan Industri (Industrial Property Rights)
1. Meliputi: Paten (Patent): hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas
hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan
sendiri invensinya tersebut kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Paten hanya
diberikan negara kepada penemu yang telah menemukan suatu penemuan (baru) di
bidang teknologi. Yang dimaksud dengan penemuan adalah kegiatan pemecahan masalah
tertentu di bidang teknologi yang berupa :
a. proses;
b. hasil produksi;
c. penyempurnaan dan pengembangan proses;
d. penyempurnaan dan pengembangan hasil produksi.
2. Desain Industri (Industrial Design) adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau
komposisi garis atau warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau
dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga
dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang,
komoditas industri, atau kerajinan tangan.
Desain industri diterapkan pada berbagai jenis produk industri dan kerajinan; dari
instrumen teknis dan medis, jam tangan, perhiasan, dan benda-benda mewah lainnya; dari
peralatan rumah tangga dan peralatan elektronik ke kendaraan dan struktur arsitektural;
dari desain tekstil hinga barang-barang hiburan. Agar terlindungi oleh hukum nasional,
desain industri harus terlihat kasat mata. Hal ini berarti desain industri pada prinsipnya
merupakan suatu aspek estetis yang alami, dan tidak melindungi fitur teknis atas benda
yang diaplikasikan.
3. Merek (Trademark) adalah suatu tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,
angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki
daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan atau jasa.
Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan
oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum
untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya. Sedangkan
Merek jasa yaitu merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan
karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan
hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang atau jasa sejenis
lainnya.
4. Indikasi Geografis (Geographical Indication) yaitu suatu tanda yang menunjukkan daerah
asal suatu barang, yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor
manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, memberikan ciri dan kualitas tertentu
pada barang yang dihasilkan.
4. Bagaimankah tujuan dan manfaat HaKI bagi perekonomian Indonesia ?
Secara umum ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari sistem HKI yang baik, yaitu
meningkatkan posisi perdagangan dan investasi, mengembangkan teknologi, mendorong
perusahaan untuk bersaing secara internasional, dapat membantu komersialisasi dari suatu
invensi (temuan), dapat mengembangkan sosial budaya, dan dapat menjaga reputasi
internasional untuk kepentingan ekspor. Oleh karena itu, pengembangan sistem HKI
nasional sebaiknya tidak hanya melalui pendekatan hukum (legal approach) tetapi juga
teknologi dan bisnis (business and technological approach) dan Sistem perlindungan yang
baik terhadap HKI dapat menunjang pembangunan ekonomi masyarakat yang menerapkan
sistem tersebut.
Betapapun HaKI adalah konsep hukum yang netral. Namun, sebagai pranata, HaKI juga
memiliki misi. Di antaranya, menjamin perlindungan terhadap kepentingan moral dan
ekonomi pemiliknya. Bagi Indonesia, pengembangan sistem HaKI telah diarahkan untuk
menjadi pagar, penuntun dan sekaligus rambu bagi aktivitas industri dan lalu lintas
perdagangan. Dalam skala ekonomi makro, HaKI dirancang untuk memberi energi dan
motivasi kepada masyarakat untuk lebih mampu menggerakkan seluruh potensi ekonomi
yang dimiliki.