Anda di halaman 1dari 10

Hak Kekayaan Intelektual

(HaKI)
Anggit Wahyuningsih
Fathia Rofifah
Halimah
Puji Rochmani
Moch. Adit
Siti Ranita Sakinah
Ulfa Giny

Pengertian Hak Kekayaan


Intelektual (HaKI)
Hak kekayaan intelektual itu
adalah hak kebendaan, hak atas
sesuatu benda yang bersumber
dari hasil kerja otak (peranannya
sebagai pusat pengaturan segala
kegiatan fisik dan psikologis),
hasil kerja rasio. Hasil dari
pekerjaan rasio manusia yang
menalar, hasilkerjaanya itu
berupa benda immateril (benda
yang tidak berwujud).

Sejarah Singkat HaKi di


Indonesia
Pada tahun 1958, Perdana Menteri Djuanda
menyatakan Indonesia keluar dari Konvensi
Bern agar para intelektual Indonesia bisa
memanfaatkan hasil karya, cipta, dan karsa
bangsa asing tanpa harus membayar royalty.
Pada tahun 1982, Pemerintah Indonesia
mencabut pengaturan tentang hak cipta
berdasarkan Auterswet 1912 Staatsblad Nomor
600 tahun 1912 dan menetapkan Undangundang hak cipta Nomor 7 Tahun 1987,
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1997, dan
pada akhirnya dengan Undang-undang 19
Tahun 2002 yang kini berlaku.

Fungsi Hak Kekayaan Intelektual


1.

2.
3.
4.
5.

6.

Memberikan perlindungan hukum sebagai insentif bagi


pencipta inventor dan desainer dengan memberikan hak
khusus untuk mengkomersialkan hasil dari kreativitasnya
dengan menyampingkan sifat tradisionalnya.
Menciptakan iklim yang kondusif bagi investor.
Mendorong kegiatan penelitian dan pengembangan untuk
menghasilkan penemuan baru di berbagai bidang teknologi.
Sistem Paten akan memperkaya pengetahuan masyarakat
dan melahirkan penemu-penemu baru.
Peningkatan dan perlindungan HKI akan mempercepat
pertumbuhan indrustri, menciptakan lapangan kerja baru,
mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kualitas
hidup manusia yang memberikan kebutuhan masyarakat
secara luas.
Memberikan perlindungan hukum dan sekaligus sebagai
pendorong kreatifitas bagi masyarakat.

Prinsip-prinsip Hak Kekayaan


Intelektual

Prinsip Ekonomi
Dalam prinsip ekonomi, hak intelektual berasal dari kegiatan kreatif dari daya
pikir manusia yang memiliki manfaat serta nilai ekonomi yang akan member
keuntungan kepada pemilik hak cipta.

Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan merupakan suatu perlindungan hukum bagi pemilik suatu hasil
dari kemampuan intelektual, sehingga memiliki kekuasaan dalam penggunaan
hak atas kekayaan intelektual terhadap karyanya.

Prinsip Kebudayaan
Prinsip kebudayaan merupakan pengembangan dari ilmu pengetahuan, sastra
dan seni guna meningkatkan taraf kehidupan serta akan memberikan keuntungan
bagi masyarakat, bangsa dan Negara.

Prinsip Sosial
Prinsip sosial mengatur kepentingan manusia sebagai warga Negara, sehingga
hak yang telah diberikan oleh hukum atas suatu karya merupakan satu kesatuan
yang diberikan perlindungan berdasarkan keseimbangan antara kepentingan
individu dan masyarakat/ lingkungan.

Klasifikasi Hak Kekayaan


Intelektual
Secara umum, HaKI diklasifikasikan menjadi
2, yaitu:
1. Hak Cipta
UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta menyatakan
bahwa Hak Cipta adalah hak yang mengatur karya
intelektual di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra
yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan diberikan
pada ide, prosedur, metode atau konsep yang telah
dituangkan dalam wujud tetap.
Jangka waktu perlindungan Hak Cipta pada umumnya
berlaku selama hidup Pencipta dan terus berlangsung
hingga 50 (lima puluh) tahun setelah Pencipta meninggal
dunia. Contoh Bentuk Hak Cipta, ialah: program
komputer; sinematografi;fotografi;database; dankarya
hasil pengalihwujudan

2. Hak Kekayaan Industri ( industrial


property rights )
Hak Kekayaan Industri yaitu Hak
yang mengatur segala sesuatu tentang
milik perindustrian, terutama yang
mengatur perlindungan hukum.
Berdasarkan pasal 1 Konvensi Paris
mengenai perlindungan Hak Kekayaan
Industri Tahun 1883 yang telah di
amandemen pada tanggal 2 Oktober
1979, meliputi :
1. Paten
2. Merk Dagang
3. Hak desain industri
4. Hak desain tata letak sirkuit terpadu

Dasar Hukum Pelaksanaan HaKI


di Indonesia
Undang-Undang Paten
UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran
Negara RI Tahun 1989 Nomor 39)
UU Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor
6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun
1997 Nomor 30)
UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (Lembaran
Negara RI Tahun 2001 Nomor 109)
Undang-Undang Merek
UU Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek (Lembaran Negara RI
Tahun 1992 Nomor 81)
UU Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 19 Tahun
1992 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 31)
UU nomor 15 tahun 2001 tentang Merek

UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran


Negara RI Tahun 1982 Nomor 15)
UU Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas UU Nomor
6 Tahun 1982 tentang Hak
Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1987 Nomor 42)
UU Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas UU
Nomor 6 Tahun 1982 sebagaimana telah diubah dengan UU
Nomor 7 Tahun 1987 (Lembaran Negara RI Tahun 1997
Nomor 29)
UU nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta
Undang-Undang Desain Industri
UU nomor 31 tahun 2000 tentang Desain Industri
Undang-Undang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
UU nomor 32 tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu
Undang-Undang Rahasia Dagang
UU Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang
(Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 242)

ALUR PENGAJUAN PERMOHONAN


PATEN
Bukti/tanda telah
(Berlaku mulai 1 Agustus
2012)
mengajukan
permohonan, bukan
merupakan
Sertifikat
Paten.
Setelah tahapan ini,
akan diproses lebih
lanjut sesuai dengan
ketentuan yang
berlaku dalam
peraturan perundangundangan masingmasing rezim HKI
hingga dengan
dikeluarkannya
keputusan akhir.

Anda mungkin juga menyukai