Anda di halaman 1dari 6

Tugas Pendidikan Kewarganegaraan

Terdiri dari :
1. Azzahro Housheki S (05)
2. Emelia Evra Yoseptha A (08)
3. Fadhillah Nur Hasanah (09)
4. Fahridah Husin (10)
5. Maulidiawati (15)

XII IPA 3

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan


Ibu Siti Fannah, S.S

SMAN 1 BOJONGGEDE
Jl. Kemuning IV No. 71 RT. 02 RW. 08 Cimanggis Bojonggede, Kel.
Cimanggis, Kec. Bojonggede, Kab. Bogor, Jawa Barat 16320
Bacalah artikel berikut ini dengan seksama :

Pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual Dinilai Masih Marak

Jakarta, Beritasatu.com - Perkembangan teknologi informasi memberikan banyak kemudahan bagi


masyarakat untuk saling bertukar informasi dan melakukan pertukaran data maupun produk digital
lainnya. Namun di sisi lain, banyak terjadi penyebaran konten digital secara ilegal atau produk digital
yang diperjualbelikan tanpa diketahui oleh pemilik karya.

Pemerintah telah mengakomodir perlindungan hukum bagi pemilik hak cipta yang ciptaannya
berbentuk digital dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, dan Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 56 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu dan/atau Musik.

Direktur Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan Kemkominfo, Bambang Gunawan
menjelaskan, Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki pengetahuan, tradisi dan budaya untuk
menghasilkan berbagai macam barang atau produk yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi.

“Melihat potensi tersebut, Indonesia memiliki sistem perlindungan hukum atas Hak Kekayaan
Intelektual (HKI) agar dapat mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya,” ungkap Bambang, di acara
Forum Literasi Hukum dan HAM Digital (Firtual) dengan tema "Pentingnya Perlindungan Hak
Kekayaan Intelektual di Media Digital”, Rabu (28/4/2021).

Bambang menjelaskan, pemerintah perlu menerapkan langkah-langkah strategis untuk melakukan


sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait intelektual.

“Forum ini diharapkan dapat menjadi sarana edukasi agar masyarakat dapat mengetahui berbagai hak
atas karya dan karya orang lain serta memotivasi masyarakat untuk mendaftarkan kekayaan
intelektualnya,” jelas Bambang.

Mengenai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 56 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta
Lagu dan/atau Musik, musisi Dwiki Darmawan mengatakan, jika apabila suatu karya diputar kembali
di ruang publik komersial sehingga ada nilai tambah ekonominya lagi, maka dengan ini kehadiran
perlindungan Hak Kekayaan Intelektual adalah sangat dinantikan.

"Hak cipta ini adalah undang-undang yang cukup detail dan sekarang diperkuat lagi dengan PP Nomor
56. Nah yang diatur dalam PP ini ranahnya adalah performing right sedangkan di era media digital ini,
banyak perdebatan dan perbincangan di masalah mechanical right,” jelasnya.
Dwiki menegaskan, di dalam media digital ini para pelaku mendambakan adanya prinsip kesetaraan,
transparansi dan best market practice agar tidak berat sebelah. “Nantinya, ini perlu diatur dalam satu
perjanjian antara seluruh pihak yang terkait,” tandasnya.

Koordinator Pengendalian Konten Internet Kemkominfo, Anthonius Malau memaparkan, pemerintah


memiliki kewajiban untuk mencegah penyebarluasan konten-konten yang dilarang termasuk
pelanggaran HKI. Kemkominfo berwenang melakukan pemblokiran terhadap website yang melakukan
tindakan membajak atau pembajakan.

"Amanat dari undang-undang hak cipta pun ada turunannya yang sudah jadi peraturan bersama antar
Kemkominfo dan Kementerian Hukum dan HAM. Kami selaku eksekutor tentunya akan melakukan
pemutusan akses, sepanjang clear terdapat pelanggaran hak cipta,” paparnya.

Anthonius mengatakan, berdasarkan pengaduan masyarakat ada sekitar 6.036 kurang lebih pelanggaran
hak cipta yang sudah diblokir.

Sumber: BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/ekonomi/767127/pelanggaran-hak-kekayaan-intelektual-dinilai-masih-
marak

Setelah membaca berita ini, kasus pelanggaran mengenai hak kekayaan intelektual tentang
hak cipta lagu dan musik. apabila suatu karya diputar kembali di ruang publik seharusnya ada
nilai tambah ekonominya lagi, maka dengan ini kehadiran perlindungan Hak Kekayaan
Intelektual adalah sangat dinantikan. UU yang dilanggar itu Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 56 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu dan/atau Musik
menjelaskan tentang mengatur mengenai pengelolaan royalti hak cipta lagu dan/atau musik,
pusat data lagu dan/atau musik, tata cara pengelolaan royalti, dan pembentukan Lembaga
Manajemen Kolektif Nasional (LMKN), dan juga Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta.

1. Apa konsekuensi yang didapat dari pelanggaran hak cipta?


Berdasarkan hasil penelitian dipahami sanksi pidana terhadap pelanggaran hak cipta menurut
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014, adalah sanksi pidana penjara dan pidana denda,
sebagai mana bunyi Pasal 112, setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan/atau Pasal 52 untuk penggunaan secara
komersial, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah). Proses peralihan hak cipta menurut Undang-
undang Nomor 28 Tahun 20 14, adalah: (a) pewarisan, (b) hibah, (c) wakaf (d) wasiat, (e)
perjanjian tertulis, atau (f) sebab lain yang dibenarkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Bagaimana cara melaporkan pelanggar hak kekayaan intelektual baik secara online
ataupun offline?
Cara melaporkan HAKI bisa dengan beragam, namun dengan perkembangannya jaman,
pelapor bisa menindak lanjuti melewati situs resmi atau e-pengaduan di laman
e.pengaduan.dgip.go.id
Beberapa juga kasus HAKI bisa langsung terlapor tergantung platform yang menjadi tempat
pelanggaran HAKI, untuk konten yang melanggar di media sosial yang mengambil konten
dan hak cipta kita, jika ingin melaporkan walau sudah memberikan pengetahuan tetapi tetap
saja dilakukan pengambilan hak, bisa ke aduankonten.id. Kalau konten Youtube sudah bisa
terindikasi bahwa ada plagiasi, jadi langsung di-takedown atau di-banned. untuk offline bisa
datang ke kantor kementerian hukum dan HAM.
3. Apa yang menjadi hambatan dalam penerapan HKI di Indonesia? Dan bagaimana cara
mengatasi hambatan tersebut?
Hambatan dalam penerapan HKI yaitu : a. kesadaran masyarakat, b. factor ekonomi, c.
kerjasama pedagang dengan oknum kepolisian, dan d. kerjasama pedagang dengan pedagang
lainnya.
Cara mengatasi hambatannya yaitu : a. penyelidikan dan penyidikan, b. penggeledahan, c.
penyitaan, dan d. penangkapan

UNDANG-UNDANG DI BIDANG HKI

• Paten :
o UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1989
Nomor 39)
o UU Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 6 Tahun 1989
tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 30)
o UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 2001
Nomor 109)

• Merek :
o UU Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 1992
Nomor 81)
o UU Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 19 Tahun 1992
tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 31)
o UU Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 2001
Nomor 110)
• Hak Cipta :
o UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1982
Nomor 15)
o UU Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982
tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1987 Nomor 42)
o UU Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982
sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 7 Tahun 1987 (Lembaran Negara
RI Tahun 1997 Nomor 29)
o UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
• Desain Industri :
o UU Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (Lembaran Negara RI Tahun
2000 Nomor 243)
• Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu :
o UU Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
(Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 244)
• Rahasia Dagang :
o UU Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang (Lembaran Negara RI
Tahun 2000 Nomor 242)

PERATURAN PEMERINTAH DI BIDANG HKI

• Bidang Hak Cipta :


o Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1989 Tanggal 5 April
1989 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1986
tentang Dewan Hak Cipta.
o Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1989 Tanggal 14
Januari 1989 tentang Penterjemahan dan/atau Perbanyakan Ciptaan untuk
Kepentingan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, Penelitian dan Pengembangan.
o Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1986 Tanggal 6
Maret 1986 tentang Dewan Hak Cipta.
• Bidang Paten :
o Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1995 Tanggal 29
Agustus 1995 tentang Komisi Banding Paten.
o Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1993 Tanggal 22
Februari 1993 tentang Bentuk dan Isi Surat Paten.
o Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 1991 Tanggal 11
Juni 1991 tentang Pendaftaran Khusus Konsultan Paten.
o Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 1991 Tanggal 11
Juni 1991 tentang Tata Cara Permintaan Paten.
• Bidang Merek :
o Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1995 Tangga1 29
Agustus 1995 tentang Komisi Banding Merek.
o Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1993 Tangga1 31
Maret 1993 tentang Tata Cara Permintaan Pendaftaran Merek.
o Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1993 Tangga1 31
Maret 1993 tentang Kelas Barang atau Jasa Bagi Pendaftaran Merek.

KEPUTUSAN PRESIDEN DI BIDANG HKI

• Bidang Umum :
o Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 189 Tahun 1998 tentang
Pencabutan Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 1986 sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden no. 26 Tahun 1995 (29
Oktober 1998).
o Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 144 Tahun 1998 tentang
Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1998 tentang Kedudukan,
Tugas, Susunan organisasi dan Tata Kerja departemen sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 142 tahun 1998 (15
September 1998).

PERATURAN MENTERI DI BIDANG HKI

• Bidang Hak Cipta :


o Peraturan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M.01-HV.03.01
Tahun 1987 tanggal 26 Oktober 1987 tentang Pendaftaran Ciptaan.
• Bidang Paten :

o Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia


Nomor 38 Tahun 2018 Tentang Permohonan Paten

• Bidang Merek:

o Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 67 Tahun 2016 Tentang


Pendaftaran Merek

KEPUTUSAN DIRJEN DI BIDANG HKI

• Keputusan Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual no. H-08-PR.07.10 tahun 2000
tentang Petunjuk Pelaksanaan Penerimaan Permohonan Pendaftaran Hak Kekayaan
Intelektual melalui Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia (8 Desember 2000)

Anda mungkin juga menyukai