Anda di halaman 1dari 16

i

HALAMAN SAMPUL

Karya Tulis Ilmiah :

“Koperasi Digital Sekolah (KODE) Sebagai Sarana Pengembangan Skill


Entrepreneurship dan Soft-Skill Siswa dalam Menghadapi Era 4.0”

TEMA :
Kesiapan Generasi Muda Milenial Menghadapi Era 4.0

Disusun Oleh :
Dewinta Ayu Rahmadhini (Ketua)

SMA Islam Terpadu Nurul Ilmi


Jambi
2019
ii

RINGKASAN

Perkembangan teknogi berbasis internet telah mengantarkan dunia pada era


4.0, dimana teknologi internet sudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
serta menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan bermasyarakat. Untuk
menyiapkan sumber daya manusia yang tidak kaku dengan perubahan masif
teknologi, maka perlu adanya upaya untuk menyiapkan sumber daya manusia yang
mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi. Upaya itu dapat dimulai dari
ranah pendidikan. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah mengembangan skill
entrepreneurship siswa dengan koperasi berbasis digital di sekolah. Harapannya
upaya ini dapat menjawab kekhawatiran pemerintah dalam menghadapi Revolusi
Industri 4.0.

Mekanisme koperasi digital adalah memberikan kesempatan kepada siswa


untuk menyediakan display atau tempat berjualan di sekolah. Data-data berupa
harga, jumlah barang, jumlah produk yang terjual, dan jumlah produk yang tersisa
akan terdata dengan sistem secara real-time melalui aplikasi. Lalu, siswa yang ingin
membeli produk dapat mengakses produk yang ingin dibeli melalui gawai mereka.
Keuntungan yang dirasakan mitra (penjual) adalah penjual dapat memonitor jumlah
barang yang telah terjual secara real-time, dan mendapatkan untung dengan tanpa
adanya kesalahan.

Sedangkan untuk siswa, nilai-nilai positif yang bisa diambil dari


pelaksanaan koperasi digital ini adalah pembiasaan sikap teliti, tanggung jawab,
menghindari sikap ceroboh, dapat mengerti dan memahami manajemen uang
maupun barang, serta dapat mengembangkan skill entrepreneurship siswa dalam
menghadapi revolusi industri 4.0.
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan karya tulis ilmiah yang berjudul” Koperasi
Digital Sekolah (KODE) Sebagai Sarana Pembelajaran Skill Entrepreneurship
Siswa dalam Menghadapi Era 4.0” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Karya
ilmiah ini disusun untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah 2019 yang
diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jambi. Dalam penyusunan karya
tulis ilmiah ini, penulis mendapat banyak bantuan, masukan, bimbingan, dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada :

1. Wasril Tanjung S.Pd dan Ahmad Nopriansyah S.Pd selaku guru


pembimbing yang mendukung penulisan karya tulis ini.

2. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan moral dan material.

3. Sahabat dan kerabat penulis yang tiada henti memberikan dukungan dan
menaruh kepercaayaan kepada penulis.

Tidak semua hal dapat penulis deskripsikan dengan sempurna dalam karya
tulis ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
konstruktif sebagai batu loncatan penulis untuk memperbaiki karya tulis di masa
mendatang. Gagasan pada karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
generasi muda.

Jambi, Oktober 2019

Penulis
iv

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i


RINGKASAN ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 2
1.4. Hipotesis ....................................................................................................... 2
1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 3
2.1 Definisi Revolusi Industri 4.0 ....................................................................... 3
2.2. Koperasi Sekolah .......................................................................................... 3
2.3. Smartphone ................................................................................................... 4
2.4. Soft Skill dan Entrepreneurship .................................................................... 4
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 6
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 6
3.2. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 6
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 7
4.1. Koperasi Digital Sekolah dan Smartphone di Kalangan Remaja ................. 7
4.2.Penerapan Koperasi Digital Sekolah (KODE) .............................................. 7
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 11
5.1. Kesimpulan ................................................................................................. 11
5.2. Saran ........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dunia sedang menghadapi masa peralihan menuju era 4.0 atau Revolusi
Industri 4.0. Pada era ini, otomasi dan pertukaran data sangat mungkin dilakukan
di berbagai lini. Salah satu ciri revolusi Industri 4.0 adalah menggabungkan
teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber dan mengandalkan Artifical
Intelligence (AI) atau kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa
diatur dalam konteks ilmiah. Era ini ditandai dengan bergabungnya dunia fisik,
digital, dan biologis. Bergabungnya dunia digital dengan dunia fisik meningkatkan
automasi dan digitalisasi yang berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan baik
di bidang ekonomi, politik, kebudayaan, seni, bahkan dunia pendidikan.

Dalam menghadapi kondisi diatas, maka peningkatan kualitas Sumber Daya


Manusia (SDM) Indonesia adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan. Hal ini
dikarenakan masih banyak masyarakat indonesia yang tidak mempersiapkan diri
untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0. Menurut Jobs Lost, Jobs Gained :
Workforce Transitions in a Time of Automation, yang dirilis McKinsey Globab
Institute (Desember 2017), pada tahun 2030 sebanyak 400 juta sampai 800 juta
orang harus mencari pekerjaan baru Beberapa tantangan bagi anak millenial pada
Revolusi Industri 4.0 adalah belum bisa membuat jaringan komunikasi sendiri, sifat
komsumtif yang mendarah daging, kurangnya kreativitas serta pengalaman dalam
menyelesaikan masalah, kurangnya pembiasaan soft skill sejak muda dll. Generasi
milenial seharusnya sudah membiasakan diri dengan perkembangan teknologi yang
pesat sedini mungkin.

Kekhawatiran pemerintah terhadap generasi muda untuk dapat menghadapi


era ini sangatlah besar. Dengan besarnya dampak dari Revolusi Industri 4.0 ini,
maka pemerintah bersiap dengan merancang peta jalan (road map) yang berjudul
Making Indonesia 4.0 sebagai strategi dalam menghadapi era digital saat ini dalam
bidang pendidikan yaitu merombak kurikulum pendidikan dengan lebih
2

menekankan pada Science, Technology, Engineering, the Arts, dan Mathematics


(STEAM), serta meningkatkan kualitas sekolah kejuruan.

Perkembangan teknologi yang sangat pesat sudah seharusnya menjadikan


kehidupan kita menjadi lebih mudah. Akan tetapi, masih banyak koperasi sekolah
yang menggunakan sistem manual yang tidak efektif. Bahkan beberapa dari
koperasi tersebut mati dan bangkrut secara finansial hal ini dikarenakan
pengelolaan sistem yang kurang baik dan tidak memanfaatkan teknologi tepat guna
yang berkembang saat ini.

Dengan permasalahan tersebut, sudah seyogyanya koperasi digital sekolah


diterapkan sebagai wadah untuk mengembangkan skill entrepreneurship dalam
menghadapi era 4.0. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mempunyai ide untuk
memnyelesaikan permasalahan diatas dengan mengangkat karya tulis yang berjudul
“Koperasi Digital Sekolah (KODE) Sebagai Sarana Pembelajaran Skill
Entrepreneurship Siswa dalam Menghadapi Era 4.0”

1.2. Rumusan Masalah


a. Apakah dampak koperasi digital sekolah terhadap siswa dalam
pembelajaran skill entrepreneurship untuk menghadapi era 4.0?

1.3. Tujuan Penelitian


a. Tujuan penulisan karya tulis ini adalah ntuk mengetahui dampak koperasi
digital sekolah terhadap siswa dalam pengembangan skill entrepreneurship
untuk menghadapi era 4.0.

1.4. Hipotesis
Koperasi digital sekolah mempunyai banyak dampak positif bagi siswa
untuk mengasah kemampuan wirausaha dan soft skill dalam menghadapi Revolusi
Industri 4.0.

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan karya tulis ini adalah untuk mengetahui danpak positif dari
penerapan koperasi digital sekolah yang dikelola secara penuh oleh siswa dapat
mengembangkan skill entrepreneurship dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Revolusi Industri 4.0


Menurut Badan Kerjasama Penyelenggara Pendidikan Tinggi Teknik
Industri (BKSTI) dalam Hendra (2017) bahwasanya istilah "Revolusi Industri"
diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui di pertengahan
abad ke-19. Revolusi industri ini pun sedang berjalan dari masa ke masa. Dekade
terakhir ini sudah dapat disebut memasuki fase keempat (4.0).

Perubahan fase ke fase memberi perbedaan artikulatif pada sisi


kegunaaannya. Fase pertama (1.0) bertempuh pada penemuan mesin yang
menitikberatkan (stressing) pada mekanisasi produksi. Fase kedua (2.0) sudah
beranjak pada etape produksi massal yang terintegrasi dengan quality control dan
standarisasi. Fase ketiga (3.0) memasuki tahapan keseragaman secara massal yang
bertumpu pada integrasi komputerisasi. Fase keempat (4.0) telah menghadirkan
digitalisasi dan otomatisasi perpaduan internet dengan manufaktur .

2.2. Koperasi Sekolah


Koperasi merupakan organisasi yang telah banyak dikenal oleh hampir
seluruh lapisan masyarakat, namun pada kenyataannya, masih banyak lapisan
masyarakat yang belum memahami sepenuhnya seluk beluk perkoperasian (Ima
Suwandi.1982).

Menurut (Suwandi, 1982) “koperasi sekolah adalah koperasi yang


anggotanya terdiri dari siwa-siswa sekolah dasar, sekolah menengah tingkat
pertama, sekolah menengah tingkat atas, pondok pesantren, dan lembaga
pendidikan lainnya yang setara”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koperasi sekolah adalah suatu


perserikatan yang ada di sekolah dengan menjual kebutuhan atau keperluan belajar
mengajar dengan harga relatif murah dan dikelola oleh semua warga sekolah
tersebut. Jadi pengelolaan koperasi sekolah merupakan kegiatan penataan antara
lain proses merencana, mengatur, menilai segala sumber daya yang tersedia dalam
4

suatu organisasi dengan memanfaatkan fasilitas yang ada untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.

2.3. Smartphone
Secara umum smartphone adalah sebuah ponsel multifungsi yang
menggabungkan beberapa fungsi dari sebuah PDA, seperti personal scheduler,
kalender dan phone book, sebuah smartphone diengkapi dengan kemampuannya
untuk mengakses internet, memeriksa e-mail, memainkan game online sampai
menulis dan mengedit dokumen spreadsheet seperti file Microsoft Word dan Exel
layaknya sebuah komputer mini. Oleh karena itu, seperti halnya pada komputer,
anda juga dimungkinkan untuk membuat sebuah aplikasi yang selanjutnya dapat
dijalankan pada smartphone (Ridwan.Eko.2008).

2.4. Soft Skill dan Entrepreneurship


Soft-skill didefinisikan sebagai keterampilan, kemampuan, dan sifat-sifat
yang berhubungan dengan kepribadian,sikap perilaku daripada pengetahuan formal
atau teknis, (Manaseh & Thabet, 2015). Soft skill adalah karakteristik yang
mempengaruhi hubungan pribadi dan profesional seorang individu dan bekerja
yang berkaitan dengan prospek karir (Vyas & Chauhan, 2013).

Soft skill dapat digolongkan ke dalam tiga aspek (Baskara, 2002). Pertama,
kecakapan mengenal diri (self-awareness) yang biasa disebut kemampuan personal
(personal skill). Kecakapan ini meliputi: (1) penghayatan diri sebagai mahluk
Tuhan Yang Maha Esa, anggota masyarakat dan warga negara; (2) menyadari dan
mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. sekaligus menjadikannya
sebagai modal dalam meningkatkan dirinya sebagai individu yang bermanfaat bagi
sendiri dan lingkungannya. Kedua, kecakapan berpikir rasional (thinking skill).
Kecakapan ini meliputi: (1) kecakapan menggali dan menemukan informasi
(information searching); (2) kecakapan mengolah informasi dan mengambil
keputusan (information processing and decision making skills); dan (3) kecakapan
memecahkan masalah secara kreatif (creative problem solving skills). Ketiga,
kecakapan sosial (social skill). Kecakapan ini meliputi: (1) kecakapan komunikasi
dengan empati (communication skills); (2) kecakapan bekerjasama (collaboration
5

skills); (3) kecakapan kepemimpinan (leadership); dan kecakapan memberikan


pengaruh (influence).

Entrepreneurship mulai diperkenalkan dalam tulisan Richard Cantillon


yang berjudul “Essai Sur la Nature du Commerce en General” tahun 1755 dan
menyatakan entrepreneur sebagai orang yang menanggung resiko yang berbeda
dengan orang yang memberi modal. Kata “kewirausahaan” sebagai terjemah dari
entrepreneurship dilontarkan pada tahun 1975 dan mulai digunakan di antara
anggota kelompok entrepreneur Developmen Program – Development Teknology
Centre (EPD-DTC), Institut Teknologi Bandung.

Secara sederhana arti entrepreneur adalah orang yang berjiwa berani


mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Pembiasaan
dan penanaman sejak remaja adalah sesuatu yang menjadikan pelaku handal dalam
usahanya.
6

BAB III
METODE PENELITIAN

Dalam penulisan karya tulis ini, penulis menggunakan metode deskriptif


kualitatif. Menurut Dwiyanto, metode deskriptif kualitatif biasanya menggunakan
literature review di mana data diambil dari data tertulis seperti dokumen, laporan
tahunan, undang-undang, jurnal, sertifikat, dll. Sumber data ini bisa dari data primer
atau data sekunder (Dwiyanto, 2003:2).

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian


 Waktu penelitian : Oktober 2019
 Tempat penelitian : SMAIT Nurul Ilmi Jambi

3.2. Teknik Pengumpulan Data


 Dokumentasi
Pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi yaitu
mengumpulkan data-data yang sudah ada sebelumnya. Baik itu melalui
buku, jurnal, dan internet. Dan merangkumnya dalam satu pokok bahasan
yang utuh.
7

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Koperasi Digital Sekolah dan Smartphone di Kalangan Remaja


Smartphone telah menjadi suatu kebutuhan bagi para remaja sekarang,
fungsi serta kegunaan smartphone yang terus berkembang semakin memikat anak
remaja untuk menggunakannya, apalagi di dukung dengan aplikasi-aplikasi yang
menarik serta memudahkan kegiatan sehari-hari, contohnya yaitu dalam
pembelajaran adanya program ruangguru, dalam jual beli ada aplikasi tokopedia,
bukalapak, sehingga semua kegiatan dapat dilakukan cukup melalui smartphone.

Dalam survei yang dilakukan APJII tahun 2018, setidaknya 91% remaja
berumur 15-19 tahun di Indonesia merupakan pengguna internet dan media digital
yang menjadi pilihan utama saluran komunikasi yang digunakan saat ini. Dari hal
ini perlu juga muncul sebuah aplikasi Koperasi digital sekolah dalam menghadapi
tantangan dunia remaja sekarang ini, selain itu aplikasi koperasi digital sekolah ini
juga dapat mengasah skill entrepreneurship untuk menghadapi Revolusi Industri
4.0 yang penuh dengan tantangan. Koperasi digital sekolah mempunyai peranan
yang cukup besar dalam menyusun usaha kreatif serta membangun kemampuan
ekonomi.

Pemerintah telah mencoba mengaplikasikan Koperasi secara digital tapi


tidak untuk Koperasi sekolah. Namun, dengan perkembangan teknologi pada masa
sekarang tentu menerapkan koperasi digital tidaklah sulit dilakukan. Dengan ini,
penulis ingin memberi ide terlaksananya Program Koperasi Digital Sekolah (KODE)
yang dikelola penuh oleh siswa baik sebagai ajang mengasah kemampuan maupun
pengalaman.

4.2.Penerapan Koperasi Digital Sekolah (KODE) Sebagai Sarana


Pembelajaran Menghadapi Era 4.0
Koperasi Digital Sekolah adalah suatu sistem pengelolaan koperasi
sekolah yang dilakukan secara digital. Revolusi Industri 4.0 menjadi titik awal
penerapan digitalisasi pada koperasi sekolah yang bertujuan untuk
8

mengembangkan skill entrepreneurship dan soft skill guna menghadapi tantang era
4.0 yang menitikberatkan kepada generasi millenial.

Digitalisasi yang diterapkan pada koperasi sekolah merupakan suatu hal


baru dalam koperasi sekolah bahkan belum ada sekolah yang menerapkannya.
Kemudahan yang dijanjikan digitalisasi sangat membantu pengetahuan siswa
tentang perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini dan tantangan yang akan
terjadi. Koperasi digital sekolah tentunya memiliki banyak sisi positif jika
diterapkan.

Banyak koperasi-koperasi sekolah yang tidak berjalan sebagaimana


mestinya, ada yang bangkrut, tutup, dan hal itu terjadi karena pengelolaannya masih
manual dan rentan terhadap kerugian. Dan salah satu solusinya adalah Koperasi
Digital Sekolah.

Bagaimana bisa Koperasi digital sekolah bisa menjadi sarana bagi siswa
untuk mengembangkan skill entrepreneurship maupun soft skill? Karena pada era
globalisasi hampir setengah pekerjaan yang ada saat ini akan digantikan oleh peran
mesin dan robot. Sumber Daya Manusia dituntut untuk memiliki soft skill yang
mumpuni karena kualifikasi tingkat tinggi bagi para pekerja.

Penerapan koperasi digital sekolah menggunakan teknologi dengan


smartphone sebagai media penunjang menjadikan koperasi lebih efisien dan efektif.
Sekarang ini, sudah banyak aplikasi-aplikasi yang mendukung koperasi sekolah
digital, tentunya hal ini mempermudah siswa dalam mekanisme kerja yang akan
diterapkan karena tidak perlu mengeluarkan dana, hanya dengan smartphone.

Dalam sistem koperasi digital seolah, kebanyakan posisi di jabat oleh siswa.
Posisi tersebut antara lain : ketua, sekretaris, dan bendahara. Kemampuan yang
diperoleh saat menjadi pengelola koperasi tidak akan dapat jika hanya dalam
bangku sekolah, seperti entrepreneurshi dan soft skill. . Dengan siswa aktif dalam
aktivitas yang mendorong untuk mengembangkan banyak kemampuan untuk masa
depan, tentu ini adalah suatu kegiatan yang sangat berharga.
9

Siswa Aplikasi

Mitra

*siswa sebagai pengelola akan melakukan interaksi dua arah yaitu kepada Aplikasi penunjang program KODE dan mitra

atau orang yang menyediakan barang.

Siswa sebagai penyedia display (penataan produk yang diterapkan dengan


tujuan menarik minat konsumen) akan memonitor segala aktivitas penjualan
melalui aplikasi yang terintegritasi oleh internet. Pemantauan dapat dilakukan
secara real-time dan dapat dilakukan kapanpun. Hal ini tentu mempermudah baik
penjual maupun pembeli jika barang masih ada atau habis, itu akan tercatat secara
berkala

Mitra atau penyedia barang sangat diuntungkan dalam koperasi digital


sekolah dikarenakan mereka dapat menjual barang dengan mudah, dapat
memasarkan barang secara online, pemasaran yang lebih luas dan memudahkan
pembeli dalam memesan produk.

Keuntungan yang menjanjikan menjadi salah satu yang membuat koperasi


digital sekolah sangat menarik. Berbagai kalangan bisa menjual barang apapun
tanpa adanya batasan umur, mulai dari guru, siswa, dan staff. Omzet yang
dihasilkan pun tidak sedikit. Hal ini tentu sangat memikat bagi siswa untuk turut
andil baik dalam pengelolaan Koperasi maupun sebagai mitra yang menyediakan
produk.

Untuk siswa, banyak nilai positif yang bisa diambil dalam pelaksanaan
koperasi digital sekolah karena dengan koperasi digital ini diantaranya :
10

 Pengembangan Kemampuan wirausaha yaitu siswa mampu melakukan


pemasaran produk, mempunyai dasar-dasar manajemen, sikap berani
hingga tegas dan akanmuncul keinginan untuk menjadi pelaku bisnis.
 Pengembangan soft skill yaitu siswa dapat berpikir kritis tentang jalan
keluar saat menghadapi permasalahan, membangun komunikasi yang baik,
kemampuan beradaptasi dalam setiap keadaan, serta kemampuan
memimpin yang timbul.
11

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwasanya Program
“KODE” memiliki dampak yang positif kepada siswa, karena dapat menjadi sarana
bagi siswa untuk mengasah skill-skill yang dibutuhkan pada Revolusi Industri 4.0.
dengan pengelolaan secara penuh Koperasi sekolah berbasis digital.

5.2. Saran
Di Era 4.0. ini diharapkan siswa dapat menjadikan koperasi sekolah sebagai
sarana untuk mengembangkan skil entrepreneurship dan soft skill yang merupakan
komponen penting dalam menghadapi tantangan era 4.0.
12

DAFTAR PUSTAKA

Buchari Alma. Kewirausahaan [Bandung, Alfabeta, 2005]

Fani Setiani. Rasto. Mengembangkan Soft Skill Siswa Melalui Proses Pembelajaran
[Online] Available : ejournal.upi.edu. [diakses dari internet pada 8 Oktober
2019]

Hannah Orwa Bula. “Evolution and Theories of Entrepreneurship: A Critical


Review on the Kenyan Perspective”, International Journal of Business and
Commerce, Vol. 1, No.11, Lahore, 2012.

Hendra suwardana. 2017. Revolusi industry 4.0 berbasis revolusi mental. 1(2):102-
110

Moko P. Astameon, Entrepreneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia


[Bandung, Alfabeta, 2008]

Ridwan. Eko. Panduan Aplikasi Sederhana pada Smartphone Berbasis Windows


Mobile 5. Ilmu Kolmputer.com. 2008

Wikipedia. Koperasi. [Online] Available: www.wikipedia.com [diakses dari


internet pada 5 Oktober 2019]

Anda mungkin juga menyukai