NIM : 202207023
2023
Pemeriksaan psikiatri adalah pemeriksaan dari dokter yang dilakukan pada pasien
dengan keluhan dan kekhawatiran psikiatri atau dengan gangguan perilaku pada pasien.
Teknik pemeriksaan psikiatri berfokus pada anamnesis. Anamnesis selama pemeriksaan
psikiatri digunakan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menentukan
diagnosis pasien. Selain itu, Anamnesis dalam pemeriksaan psikiatri juga dapat
digunakan untuk menilai status kejiwaan pasien berdasarkan observasi dokter. Dalam
pemeriksaan psikiatri ini saya telah merangkum beberapa aspek penilaian psikiatri dari
anamnesis, di antaranya:
1. Mengamati bentuk tubuh, postur, ketenangan, pakaian, dandanan, rambut, dan kuku,
tanda kecemasan
2. Mengamati dan/atau memeriksa cara berjalan, gerakan dan aktivitas pasien saat
wawancara.
3. Mengamati dan merasakan sikap dan jawaban pasien saat wawancara psikiatrik
Pada pemeriksaan cara bicara ini. Apakah pasien dapat berbicara secara lancar
atau terdapat gangguan berbicara, dokter biasanya menilai dari bagaimana kuantitas dan
kualitas pembicaraan pasien, ritme, volume, aksen, kelancaran, artikulasi dan jumlah
pembicaraan pasien. kemudian untuk normalnya pembicaraan dokter menilai dari
(spontan, logis, koheren, dan relevan). Dan yang terpenting mencatat apakah ada
sircumstantialisme, perservasi, verbigerasi
Bagaimana arus pembicaraan apakah flight of idea, retardasi atau blocking bagaimana
kualitas dan kuantitas bicaranya.
c. Penilaian Persepsi
Pada pemeriksaan persepsi ini, dokter biasanya melihat pada halusinasinya dan
ilusi nya. Pada halusinasi, apakah pasien mendengar suara atau melihat bayangan, isi,
sistem sensorik yang terlibat, kondisi yang terjadi, halusinasi hipopomik. Memandang
sesuatu yang tidak memiliki objek, seperti ditangkap oleh panca indera. Ini bisa berupa
visual, olfaktori, auditori (aukustik / phoneme), paling sering halusinasi auditorik dan
visual.
d. Penilaian Orientasi
e. Penilaian Intelegensi
Pada pemeriksaan intelegensi ini dokter mengetahui tingkat intelegensi pada pasien
dengan cara memberi pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang sulit dengan tujuan
apakah pasien tersebut mampu menjawab pertanyaan tersebut atau tidak.
Pada pemeriksaan tahap ini bisa dilakukan dengan 2 hal, yang pertama yaitu
bentuk pikir (proses pikir cepat atau lambat), Apakah pasien menjawab pertanyaan
dengan sungguh-sungguh dan langsung pada tujuan, relevan atau tidak relevan, asosiasi
longgar, hubungan sebab akibat yang kurang dalam penjelasan pasien; tidak logis,
tangensial, sirkumstansial, melantur (rambling), bersifat mengelak (evasive),
perseverasi, pikiran terhambat (blocking) atau pikiran kacau (distractibility). Dan yang
kedua yaitu isi pikir membahas mengenai apa yang dipikirkan pasien, termasuk ide-ide,
keyakinan, preokupasi dan obsesi pasien, apakah pasien menyampaikan ketakutan atau
perhatian terhadap sebuah masalah tertentu, apakah terdapat preokupasi, pikiran obsesif,
kompulsif, adanya fobia, rencana atau kehendak tertentu dan dorongan tertentu, Pada
pemeriksaan ini juga diperhatikan apakah pasien memiliki ide bunuh diri atau
pembunuhan atau tindakan yang dapat mencelakakan dirinya atau orang lain, apakah
pasien memiliki delusi, termasuk erotomania, persekutorik, paranoid, grandeur, iri hati,
somatik, perasaan bersalah, nihilistik, thought insertion, thought withdrawal, thought
broadcasting dan erotomani.
Pada pemeriksaan ini bisa dinilai dengan suatu emosi pasien yang meresap dan
bertahan yang mewarnai persepsi pasien terhadap dunianya : Bagaimana pasien
menyatakan perasaannya, kedalaman, intensitas, durasi, fluktuasi suasana perasaan–
depresi, berputus asa (despairing), mudah tersinggung (irritable), cemas, menakutkan
(terrify), marah, meluap-luap (expansived), euforia, hampa, rasa bersalah, perasaan
kagum (awed), sia-sia (futile), merendahkan diri sendiri (self– contemptuous),
anhedonia, alexithymic.
h. Penilaian Motoric
Pada meriksaan ini dokter mengamati perilaku motorik khusus seperti perilaku dan
gait yang abnormal atau tidak bertujuan dan perilaku yang berulang. perilaku khusus
yang dimaksud di atas seperti tremor, manerisme, tics, gerak-gerik, kejang, rigiditas dan
hiperaktivitas dan apakah pasien mengalami perlambatan umum. Kegelisahan fisik
pasien yang tampak seperti telapak tangan basah. Perilaku spesifik pasien, sebagai
respons terhadap halusinasi.
pada saat sesi wawancara dokter mengamati perilaku pasien bagaimana pasien bisa
mengatur dan mengendalikan impuls yang mengakibatkan melepaskan ketegangan dan
emosi yang tiba tiba tidak teratur, sewenang wenang tanpa merisaukan konsekwensinya.
Buku panduan kepaniteraan klinik ilmu kedokteran jiwa. 2016. Banjarmasin: Ilmu
kedokteran jiwa sambang lihum.
Effendy, Elmeida. 2021. Gejala dan tanda gangguan psikiatri. Sumatra Utara: Yayasan
Al-Hayat.