Anda di halaman 1dari 71

PROSES KEPERAWATAN JIWA

OLEH:
Ns Darsana
KONSEP KEPERAWATAN

 HOLISTIC
 KOMPREHENSIF
 PARIPURNA/KONTINUUM

SISTEM KLIEN/PASIEN
1. HOLISTIC: HUMAN DIMENTION

Spiritual
Social
Biology

Psychology Cultural

KEBUTUHAN
MASALAH
2. KOMPREHENSIF

 PRIMARY PREVENTION
 SECONDARY PREVENTION
 TERTIARY PREVENTION
3. KONTINUM/PARIPURNA

 KONDISI PASIEN
 SEHAT
 RISIKO
 SAKIT/GANGUAN
 TATANAN PELAYANAN
 KOMUNITAS/PKM
 RSU/RS KHUSUS
 TIM
 LENGKAP DAN PARIPURNA
DEFINISI PROSES KEPERAWATAN JIWA

 Proses keperawatan jiwa adalah suatu pendekatan


penyelesaian masalahyang sistematis dalam pemberian
asuhan keperawatan.

 Proses keperawatan merupakan suatu panduan untuk


memberikan asuhan keperawatan profesional, baik untuk
individu, kelompok, keluarga dan komunitas (Craven dan
Himle, 2000).

 Proses keperawatan memiliki enam fase yaitu pengkajian,


diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi
NURSING PROCESS
WITH HOLISTIC CARE
• Bio
Assessment • Psycho
• Socio
• Spiritual
• Bio • Bio

Implementation • Psycho Ngs Dx • Psycho
Socio • Socio
• Spiritual • Spiritual

• Bio
NCP • Psycho
• Socio
• Spiritual
STANDAR PENGKAJIAN

D3

S1 Ners

Spesialis
STANDAR TINDAKAN & TERAPI

D3

S1 Ners

Spesialis
PENGKAJIAN

 Pengkajian merupakan pengumpulan data


subyektif dan obyektif secara sistematis dengan
tujuan menentukan tindakan keperawatan bagi
individu, keluarga, dan komunitas

 Aspek aspek yang dikaji antara lain : stressor


terjadinya masalah, respon klien terhadap
stressor, kemampuan yang dimiliki klien dalam
menghadapi masalah yang dialami
PENGKAJIAN :

ANALISA DATA
LATIHAN PENGKAJIAN
1. MEMBANGUN RAPPORT/HUB SALING
PERCAYA
 SALAM/GREETING
 PERKENALAN
 CIPTAKAN SUASANA TERAPEUTIK
 PRIVASI
 DUDUK YANG NYAMAN SIKAP YANG
MENERIMA
 TAWARKAN MINUMAN
LATIHAN PENGKAJIAN
2. EVALUASI DAN VALIDASI
 KAJI KELUHAN UTAMA:
 Keluhan fisik
 Keluhan psikologis
 Keluhan sosial

3. KONTRAK/INFORM CONSENT
 MENYEPAKATI PERCAKAPAN UNTUK DAPAT
MENOLONG KLIEN (TOPIK DAN TUJUAN)
 TEMPAT DAN LAMA PERCAKAPAN
Faktor Predisposisi
 Faktor – faktor yang mendukung terjadinya
gangguan jiwa.
 Cara mengkaji : wawancara
 Fokus pengkajian :
 Riwayat dirawat di RSJ sebelumnya
 Kontrol dan minum obat teratur..??
 Riwayat trauma ( saksi, pelaku, korban )
 Dlm keluarga ada yang menderita gangg
jiwa..??
 Pengalaman yang tidak menyenangkan
Faktor pencetus
adalah peristiwa yang bermakna yang paling
dekat dengan munculnya gangg jiwa
 Peritiwa bermakna = kejadian 1 tahun
terakhir
 Cara mengkaji : wawancara
 Subyek wawancara :
 Orang yang tinggal / kelg satu rumah
 Klien
PSIKOSOSIAL
Genogram

 Cantumkan keterangan gambar


 Cantumkan bagaimana pola komunikasi kelg
KONSEP DIRI
 Konsep diri adalah semua jenis PIKIRAN,
KEYAKINAN dan KEPERCAYAAN yang
membuat seseorang mengetahui dirinya
dan mempengaruhi hubnya dn orla
 Konsep diri terdiri dari :
 Citra tubuh
 Identitas diri
 Ideal diri
 Penampilan peran
 Harga diri
HUBUNGAN SOSIAL

 Hal-hal yang perlu dikaji pada penilaian


hubungan sosial klien :
Orang terdekat dalam kehidupan klien.
 Tempat mengadu, meminta bantuan
matrial dan non material
Peran serta dalam kegiatan kelompok
STATUS MENTAL
1. Penampilan
2. Pembicaraan
3. Aktivitas motorik
4. Alam perasaan
5. Afek
6. Interaksi selama wawancara
7. Persepsi sensori
8. Proses pikir
Spiritual
1. Nilai dan kenyakinan
2. Kegiatan ibadah
STATUS MENTAL------ LANJUTAN

9. Isi pikir
10. Kesadaran dan orientasi
11. Tingkat konsentrasi dan berhitung
12. Kemampuan penilaian
13. Daya Tilik Diri
PENAMPILAN
 Adalah penampilan secara umum klien
yg merupakan kharakteristik fisik
meliputi penampilan usia, cara
berpakaian, kebersihan, sikap tubuh,
cara berjalan, ekspresi wajah, kontak
mata, dan status gizi secara umum.
 Cara penilaian : observasi
 Fokus perhatian : penampilan secara
umum
PEMBICARAAN
 Adalah cara klien berbicara kepada orla
 Cara mengkaji : observasi cara
berbicara klien
 Fokus perhatian :
 Frekuensi ( cepat-lambat)
 Volume ( keras – lembut )
 Jumlah ( sedikit – banyak )
 Kharakteristik ( gagap, aksen tak wajar
dll
AKTIVITAS MOTORIK

 Adalah gerakan fisik yang ditunjukan klien


selama pengkajian.
 Cara pengkajian : observasi
 Fokus penilaian :
 Tingkat aktivitas (Hipoaktivitas/Hiper)
 Mannerisme (isyarat tubuh) yg tdk wajar
 Hasil pengkajian :
 Lesu Tegang
 Gelisah Agitasi
 Grimasen
 Tremor
 Kompulsif
ALAM PERASAAN (MOOD)
 Adalah nada perasaan yang
menyenangkan atau tidak
menyenangkan yang menyertai suatu
pikiran dan berlangsung relatif lama.
 Cara mengkaji : wawancara
 Ajukan pertanyaan :

“ bagaimana perasaan pak /bu… saat


ini …??”
 Hasil pengkajian :
 Sedih
 Ketakutan
 Putus asa
 Kuatir
 Gembira
 Euphoria
AFEK (HIDUP EMOSI)
 Adalah manifestasi alam perasaan yang
ditampilkan keluar
 Terlihat dari ekspresi wajah
 Cara mengkaji :

Amati ekspresi wajah klien, pada saat


merespon stimuluss sedih atau gembira
Hasil pengkajian :
 Appopriate/sesuai/adekuat
 Inappopriate :
 Datar
 Tumpul
 Labil
 Tidak serasi
INTERAKSI SELAMA WAWANCARA
 Adalah suatu keadaan yang ditampilkan
oleh klien selama prooses pengkajian
 Cara mengkaji : Observasi tingkah laku
klien selama wawancara
 Hasil pengkajian :
 Kooperatif – tidak kooperatif
 Mudah tersinggung ( irretable)
 Kontak mata
 Defense
PERSEPSI SENSORI
 Persepsi adalah daya mengenal suatu
obyek, kualitas, hubungan dan perbedaan
obyek melalui proses mengamati dan
mengartikanya setelah PANCA INDRA
mendapat stimulus.
 Cara mengkaji : wawancara
tanyakan “ apakah klien
mendengar/melihat/ mencium seseatu
yang tak ada wujudnya..??
 Kaji isi, frekuensi, situasi dan respon klien
Halusinasi jika :
 Ditangkap oleh panca indra
 Obyeknya tidak ada
 Dalam keadaan sadar
 Macam-macam gangguan persepsi :
 Halusinasi
 Ilusi
PROSES PIKIR
 Adalah proses menentukan (judgment), memahami
( comprehension), ingatan dan penalaran
(reasoning).
 Proses pikir yang wajar mengandung ARUS ide atau
simbol yang terarah dan bertujuan serta berorientasi
pada realita.
 Cara mengkaji :
Observasi ARUS pembicaraan klien dalam
menyampaiakan ide.
 Gangguan proses pikir :
 Sirkumtansial
 Tangensial
 Asosiasi longgar
 Flight of idea
 Blocking
 Perseverasi ( ide ber ulang2)
 Logorea (cepat tdk terkontrol)
ISI PIKIR
 Adalah apa yang sedang dipikirkan
oleh klien.
 Isi pikir mengacu pada arti specifik
apa yg diekspresikan oleh klien dalam
komunikasinya
 Cara mengkaji : wawancara
 Kaji ada tidaknya waham
 Kaji ada tidaknya phobia
 Gangguan isi pikir :
 Waham (delusi)
 Phobia
 Pikiran magis
KESADARAN DAN ORIENTASI
 Kesadaran adalah kemampuan individu melakukan
hubungan dengan lingkungan dan dirinya melalui
panca indra
 Orientasi adalah kempuan seseorang dalam
mengenal waktu, tempat dan orang
 Kesadaran yang baik biasanya imanifestasikan
dengan orientasi yang baik.
 Cara mngkaji : wawancara
Tanyakan tentang waktu, orang dan tempat klien
berada
Cara mengkaji : wawancara

 Memori Jangka panjang


Tanyakan peristiwa 1 buln yang lau
 Memori Jangka pendek
Tanyakan peristiwa 1 minggu – 24 jam yg
lalu
 Memori Segera
Tanyakan kejadian yang baru saja terjadi
(< 24 jam)
KONSENTRASI DAN BERHITUNG

 Konsentrasi adalah kemampuan klien untuk


menfokuskan perhatian dalam waktu tertentu
 Berhitung adalah kemampuan klien untung
mengerjakan hitungan sederhana maupun
kompleks
 Cara mengkaji : wawancara
Menyebutkan beberapa benda dan meminta
klien mengulangi, atau menghitung mundur
sederhana
KEMAMPUAN PENILAIAN
 Penilaian adalah kemampuan klien dalam
mengambil keputusan atas pilihan2 yang ada
disekitarnya.
 Cara mengkaji : wawancara
Stimulus klien dengan 2 pilihan sederhana dan
minta klien memilih salah satunya.
 Fokus penilian :
Kemampuan klien mengambil keputusan
Alasan atas pilihan tersebut
 Fokus penilian :
Kemampuan klien mengambil keputusan
Alasan atas pilihan tersebut
 Gangguan penilaian :
 Ringan (mampu dg bantuan )
 Bermakna ( tidak mampu dgn
bantuan)
DAYA TILIK DIRI ( INSIGHT)

 Daya tilik diri : kemampuan klien dalam


menghayati (menyadari) tentang sifat
suatu gangguan yang terjadi padanya
 Penghayatan ini biasanya mengalami
gangguan pada klien gangguan mental
organik, psikotik dan retardasi mental.
 Cara mengkaji : wawancara
Tanyakan apakah klien merasa
mengalami gangguan jiwa…??
 Gangguan daya tilik diri :
 Mengingkari
 Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Kebutuhan persiapan pulang.
1. Makan.
2. BAB/BAK.
3. Mandi.
4. Berpakaian.
5. Istirahat dan tidur.
6. Penggunaan obat.
7. Pemeliharaan kesehatan.
8. Kegiatan di dalam rumah (ruangan).
9. Kegiatan di luar rumah (ruangan).
KURANG PENGETAHUAN TENTANG
 Penyakit jiwa.
 Faktor Presipitasi.
 Koping.
 Sistem Pendukung.
 Penyakit Fisik.
 Obat-obatan
 Lainnya.
XI. ASPEK MEDIK
Diagnosa medik : ……………………
Therapi medik : ……………………
2. Analisa Data
Data Masalah Keperawatan

DS: - Klien mengatakan ada suara yang 1. Gangguan sensori


mengejek-ejek dirinya mengatakan persepsi: halusinasi dengar
bahwa dirinya perempuan yang 2. Risiko Perilku Kekerasan
tidak berguna
- Klien mengatakan suara tersebut
menyuruh klien untuk memukul
bapaknya
DO: - Klien tampak bicara sendiri
- Kadang-kadang klien tampak
bicara dan marah-marah sendiri
DS : - Keluarga mengatakan sejak dicerai oleh 3. ISOLASI SOSIAL
suaminya dua bulan yang lalu klien berdiam
diri di kamar tidur, tidak mau keluar kamar
- Klien tidak mau bertemu saudara dan sanak
famili karena malu
DO : - Klien selalu duduk sendiri di sudut ruangan
- Cenderung menghindari kontak mata

DS : - Klien mengatakan merasa gagal menjadi 4. Harga diri rendah Kronik


seorang istri dan tidak dapat menjadi seorang
ibu
- Klien mengatakan tidak mau bertemu
saudara dan sanak famili karena malu
- Keluarga mengatakan sejak diceraikan oleh
suaminya dua bulan yang lalu klien tampak
murung
-Tiga bulan sebelum diceraikan klien
mengalami keguguran anak pertama
DO : - Cenderung menghindari kontak mata
- Nada suara lemah
3. RUMUSAN MASALAH

 HALUSINASI PENDENGARAN
 PERILAKU KEKERASAN
 ISOLASI SOSIAL
 HARGA DIRI RENDAH KRONIS
POHON MASALAH
KOMPENEN POHON MASALAH

EFEK/ AKIBAT

CORE
Masalah Masalah
kelaurga PROBLEM/MASALAH fisik
UTAMA

ETIOLOGI
POHON MASALAH
Resiko perilaku kekerasan

GANGGUAN SENSORI
PERSEPSI
HALUSINASI PENDENGARAN
Ketidakefektifan
penatalaksanaan ISOLASI SOSIAL DEFISIT
program terapi
PERAWATAN DIRI

Ketidakefiktivan HARGA DIRI RENDAH


koping keluarga
Ketidakmampuan
keluarga merawat
dirumah
TAHAP 2 PROSES KEP

DIAGNOSA KEP
CONTOH RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa Lama Diagnosa Baru
1 Risiko mencederai diri sendiri, Resiko Perilaku Kekerasan
orang lain, dan lingkungan
b.d. halusinasi dengar
2. Perubahan sensori persepsi: Gangguan sensori persepsi :
halusinasi dengar b.d. halusinasi
menarik diri
3. Isolasi sosial: menarik diri b.d. Isolasi Sosial
harga diri rendah kronik
4. Gangguan Konsep Diri : Harga Harga diri Kronik atau
diri rendah Harga diri Situasional
5. Risiko mencederai diri sendiri : Risiko Bunuh Diri
Bunuh Diri
Diagnosa Keperawatan
1. Risiko Perilaku Kekerasan
2. Gangguan sensori persepsi:
halusinasi dengar
3. ISOLASI SOSIAL
4. HDR Kronik
 Diagnosa yang harus dikuasai oleh S1 antara
lain : halusinasi,resiko perilaku kekerasan, harga
diri rendah kronis, isolasi sosial, defisit perawatan
diri, waham, resiko bunuh diri (gangguan),
ansietas, ketidakberdayaan, keputusasaan, harga
diri rendah situasional, gangguan citra tubuh
(resiko)
DIAGNOSA SEHAT (WELLNESS)

1. Kesiapan peningkatan perkembangan infant (readiness for enhanced


organized infant)
2. KesiapanKesiapan peningkatan perkembangan toddler (Readiness for
enhanced for organized toddler)
3. Kesiapan peningkatan perkembangan remaja (readiness for enhanced
organized teenage)
4. Kesiapan peningkatan perkembangan usia sekolah (Readiness for enhanced
organized School age)
5. Kesiapan peningkatan koping (Readiness for enhanced coping)
6. Kesiapan peningkatan perkembangan pre scholl (Readines for enhanced
organized pre school behavior)
7. Kesiapan perkembangan lansia (Readines forenhanced coping for elderly)
8. Kesiapan peningkatan perkembangan dewasa (Readines for enhanced coping
for adult)
9. Readines (for enhanced knowledge)
10. Kurang Pengetahuan (Defisitent knowledge)
11. Kesiapan perkembangan perawatan diri (Readiness for enhanced self care)
DIAGNOSIS RISIKO (RISK)
1. Berduka (grieving)
2. Keputusasaan (Hopelessness)
3. Ansietas (anxiety)
4. Ketidakberdayaan (Powerlessness)
5. Risiko penyimpangan perilaku sehat (Risk for prone health
behavior)
6. Gangguan citra tubuh (body image disturb)
7. Koping tidak efektif (infective coping)
8. Koping keluarga tidak efektif (Disable family coping
9. Sindroma post trauma
10. Penamnpilan peran tidak efektif (ineffective role
performance)
11. HDR Situasional (Situational Low Self Esteem)
DIAGNOSIS GANGGUAN (ACTUAL)

1. Gg sensori persepsi : Halusinasi (disturb sensory percention)


2. Berduka kompleks (Grieving Coplicated)
3. Defisit perawatan diri (self care deficit)
4. Isolasi social (Social isolation)
5. Regiment terapetik tidak efektif (infective therapeutic regiment)
6. Waham (Disturb throught of procces)
7. Risiko bunuh diri (Risk for suicide)
8. Harga diri rendah kronik ( Cronic Low Self Esteem)
9. Kerusakan komunikasi verbal (Impaired Verbal Disturbance)
10. Resiko Perilaku kekerasan (Risk for other directed)
11. Tidak efektif regiment terapetik keluarga (Ineffective family
regiment therapeutic)
PERENCANAAN

Pedoman rencana keperawatan mencakup


perumusan diagnosa, tujuan umum dan khusus
serta rencana tindakan yang telah terstandarisasi

FREE OF SYMPTOM,
PENINGKATAN KEMAMPUAN
PASIEN DAN KELUARGA
Tgl Dx. Perencanaan
Keperawatan Tujuan Kriteria hasil Intervensi

Gangguan TUM :
Sensori Persepi Klien dapat mengontrol 1.Setelah …x interaksi klien 1.Bina hubungan saling percaya
: halusinasi halusinasi yang menunjukkan tanda – tanda dengan menggunakan prinsip
(lihat/dengar/ dialaminya percaya terhadap perawat : komunikasi terapeutik:
penghidu / TUK 1 : Ekspresi wajah bersahabat, Sapa klien dengan ramah, baik
raba/ kecap) Klien dapat membina Menunjukkan rasa senang, verbal maupun non verbal.
hubungan saling kontak mata Perkenalkan nama, nama
percaya dengan Mau berjabat tangan, panggilan, dan tujuan perawat
perawat Mau menyebutkan nama berkenalan
Mau menjawab salam, Tanyakan nama lengkap dan
Klien mau duduk nama panggilan kesukaan klien
berdampingan dengan perawat Buat kontrak yang jelas
Bersdia mengungkapkan Tunjukkan sikap jujur dan
masalah yang dihadapi. menepati janji setiap kali interaksi
Tunjukkan sikap empati dan
menerima klien apa adanya
Beri perhatian dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
Tanyakan perasaan klien dan
masalah yang dihadapi klien
Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi perasaan klien
TUK 2 : 2. Setelah …x interaksi 2.1 Adakan kontrak sering dan singkat secara bertahap
Klien dapat klien menyebutkan : 2.2 Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya (
mengenal Isi halusinasi lihat/dengar/penghidu / raba/ kecap), jika
halusinasiny Waktu menemukan klien yang sedang halusinasi :
a Frekuensi  Tanyakan apakah klien mengalami sesuatu (halusinasi
Situasi dan kondisi yang lihat/dengar/penghidu/raba/kecap)
menimbulkan halusinasi  Jika klien menjawab ya, tanyakan apa yang sedang
dialaminya.
 Katakana bahwa perawat percaya klien mengalami hal
tersebut, namun perawat sendiri tidak mengalaminya
(dengan nada bersahabat tanpa menuduh atau
menghakimi).
 Katakana bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang
sama.
 Katakana bahwa perawat akan membantu klien.
Jika klien tidak sedang berhalusinasi kliarifikasi tentang
adanya pengalaman halusinasi. Diskusikan dengan klien:
 Isi, waktu, dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi,
siang, sore, malam, atau sering dan kadang – kadang)
 Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak
menimbulkan halusinasi.
2. Setelah … x interaksi, 2.3 Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi
klien menyatakan perasaan halusinasi dan beri kesempatan untuk mengungkapkan
dan responnya saan perasaannya.
mengalami halusinasi : 2.4 Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk
Marah mengatasi masalah tersebut
Takut 2.5 Diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya bila
Sedih klien menikmati halusinasinya
Senang, cemas, jengkel
TUK 3 : 3.1 Setelah … x interaksi 3.1 Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang
Klien dapat klien menyebutkan dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah,
mengontrol tindakan yang biasanya menyibukkan diri, dll)
halusinasinya silakukan untuk 3.2 Diskusikan cara yang digunakan klien :
mengendalikan  Jika cara yang digunakan adaptif, beri pujian.
halusinasinya  Jika cara yang digunakan maladaptive, diskusikan
3.2 Setelah … x interaksi kerugian tersebut.
klien menyebutkan cara 3.3 Diskusikan cara baru untuk memutus / mengontrol
baru mengontrol timbulnya halusinasi
halusinasi  Katakana pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata
3.3 Setelah … x interaksi (“saya tidak mau
klien dapat memilih dan dengar/lihat/penghidu/raba/kecap pada saat
memperagakan cara halusinasi terjadi)
mengatasi halusinasi  Menemui orang lain (perawat/twman/anggota
(dengar, lihat, penghidu, keluarga) untuk menceritakan tentang
raba, kecap) halusinasinya.
3.4 Setelah … x interaksi  Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan
klien melaksanakan cara sehari – hari yang telah disusun.
yang telah dipilih untuk  Meminta keluarga/teman/perawat menyapa jika
mengendalikan sedang berhalusinasi.
halusinasinya 3.4 Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan
3.5 Setelah … x interaksi dan latih untuk mencobanya.
klien mengikuti terapi 3.5 Beri kesempatan untuk melakukan car yang sudah
aktivutas kelompok. dipilih atau dilatih
3.6 Pantau pelaksanaan yang sudah dipilih dan dilatih,
jika berhasil beri pujian
3.7 Anjurkan klien mengikutu terapi aktivitas
kelompok, orientasi realita, stimulasi persepsi
.
TUK 4 : 4.1 Setelah … x pertemuan keluarga, 4.1 Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan
Klien dapat keluarga menyatakan setuju untuk 4.2 Diskusikan dengan keluarga (pada saat
dukungan dari mengikuti pertemuan denga pertemuan keluarga/ kunjungan rumah)
keluarga dalam perawat  Pengertian halusinasi
mengontrol 4.2 Setelah … x interaksi keluarga  Tanda dan gejala halusinasi’
halusinasinya menyebutkan pengertian, tanda dan  Proses terjasinya halusinasi
gejala, proses terjadunya  Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga
halusinasi, dan tindakan untuk untuk memutuskan halusinasi
mengendalikan halusinasi  Obat – obatan halusinasi
 Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi
dirumah (beri kegiatan, jangan biarkan sendiri,
makan bersama, bepergian bersama, memantau
obat – obatan dan cara pemberiannya untuk
mengatasi halusinasi)
 Beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit
dan bagaimana cara mencari bantuan jika
halusinasi tidak dapat diatasi dirumah
TUK 5 : 5.1 Setelah … x interaksi klien 5.1 Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan
Klien dapat menyebutkan : kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis,
memanfaatkan  Manfaat minum obat cara, efek terapi, dan efek samping penggunaan
obat dengan baik  Kerugian tidak minum obat obat
 Nama, warna, dosis, efek terapi 5.2 Pantau klien saat penggunaan obat
dan efek samping obat 5.3 Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan
5.2 Setelah … x interaksi klien benar
mendemonstrasikan penggunaan 5.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa
obat dengan benar konsultasi dengan dokter
5.3 Setelah … x interaksi klien 5.5 Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/
menyebutkan akibat berhenti perawat jika terjadi hal – hal yang tidak
minum obat tanpa konsultasi diinginkan.
dokter
IMPLEMENTASI

 Implementasi merupakan suatu tindakan


keperawatan yang dilakukan langsung
kepada klien, keluarga dan komunitas
berdasarkan rencana tindakan yang dibuat
DOKUMENTASI

 Dokumentasi merupakan kegiatan


pencatatan pelaksanaan asuhan
keperawatan dan evaluasi terhadap hasil
asuhan yang didapatkan
 Format implementasi dan evaluasi
dilakukan dengan menggunakan
pendekatan SOAP (subyektif, obyektif,
analysis dan planning)
Format dokumentasi :
Implementasi Evaluasi
Data : data yang diperoleh perawat ketika S : respon subyektif yang
berinteraksi dengan klien dirasakan oleh klien setelah
Diagnosa : berdasarkan data yang diperoleh dilakukan tindakan
Tindakan : tindakan yang dilakukan perawat O : respon obyektif yang di
pada saat berinteraksi dengan pasien rasakan oleh klien setelah
RTL : rencana tindakan yang akan dilakukan dilakukan tindakan
perawat pada pertemuan selanjutnya A : analisa terhadap diagnosa
P : rencana tindakan
keperawatan untuk pasien (PR)
DOKUMENTASI HALUSINASI
SP HARDIK (Generalis)

 Tanggal 25 jan 2011, jam  S: pasien senang diajak


13.00 bercakap-cakap; isi
 Bicara sendiri, tertawa hal……, terjadi …….., dan
sendiri, menyendiri di sering, pasien takut
kamar terhadap hal, dan
 D/1) Halusinasi melakukan ……….
 T/diskusi haluasinasi,
 O: pasien dapat
menghardik dengan baik
latihan menghardik
 RTL: Latih bercakap-
 A: Halusinasi +, pasien
dapat menghardik
cakap
 P: Latihan menghardik 3
kali sehari (lihat ADL) dan
jika terjadi halusinasi
DOKUMENTASI HALUSINASI
SP BERCAKAP-CAKAP (Generalis)

 Tanggal 25 jan 2011, jam  S: pasien senang diajak


19.00 latihan bercakap-cakap
 D/ Halusinasi: isi…..,  O: pasien menyebutkan 2
frekuensi….., waktu ……., cara mengontrol hal
perasaan……., Latihan dengan baik
menghardik……….  A: Halusinasi +, pasien
 T/latihan bercakap-cakap dapat menghardik dan
untuk menghindari bercakap-cakap
halusinasi  P: Latihan menghardik 3
 RTL: Latih melakukan kali sehari (lihat ADL) dan
kegiatan jika terjadi halusinasi;
bercakap-cakap 2 kali
sehari
THANK YOU

www.themegallery.com

Anda mungkin juga menyukai