Anda di halaman 1dari 43

Pertemuan minggu ke 4

Asesmen Psikologi Klinis


Ainindita Aghniacakti, M.Psi., Psikolog

PART 1
Pertemuan minggu ke 4:

What’s the topic?


Asesmen Psikologi Klinis Part 1

1 Pengantar Asesmen Klinis

2 Metode Asesmen Klinis

3 Jenis-jenis Asesmen Klinis

4 Nilai Ilmiah Asesmen Klinis


Pengantar Asesmen Klinis

1. Definisi & tujuan Asesmen


Psikologis
2. Definisi Asesmen Klinis
3. Tujuan Asesmen Klinis
4. Sasaran
Definisi Asesmen
Proses mengumpulkan informasi dari permasalahan yang
dialami, kelebihan dan kekurangan individu, untuk nantinya
menunjang keputusan-keputusan selanjutnya

Prinsip Asesmen: the value of multiple assessment sources


menggunakan 2 atau lebih alat pengumpulan
data maka hasil asesmen dapat semakin
komprehensif
1 Kognitif

Tujuan Melakukan evaluasi terhadap kemampuan


kognitif seseorang

Asesmen
Secara Umum 2 Emosi
Mengidentifikasi kondisi emosi individu

3 Tingkah laku
Mengidentifikasi karaktersitik dan tingkah
laku individu
Asesmen Klinis
Asesmen klinis terdiri dari 2 sub kegiatan:

Asesmen Psikologi

Diagnosis

Apa yang membedakan asesmen psikologis dengan asesmen klinis?

Dalam asesmen klinis, pengambilan data mempertimbangkan sejarah


individu tersebut, riwayat keluarga, keadaan fisik, budaya, dan lingkungan
sosialnya. Selain itu, ada proses diagnosis di dalam asesmen klinis
Definisi Asesmen Klinis

Semua usaha yang dilakukan klinisi untuk mendapatkan data


atau informasi tentang diri klien dengan tujuan untuk mengerti
kapasitas, kepribadian dan status mental klien, yang nantinya
digunakan untuk menegakkan diagnose, prognosis, dan
memberi intervensi.

Kegiatan yang meliputi evaluasi mengenai kekuatan, kelemahan,


dan keparahan permasalahan psikologis klien pada saat sebelum,
saat dan setelah intervensi dilakukan. (Wiramihardja, 2004)
Melakukan klasifikasi

Tujuan Menegakkan diagnosis tertentu

Asesmen Menentukan normal vs abnormal


Memberikan deskripsi

Klinis Membuat keputusan


Rencana treatment/penanganan

Prediksi
Future performance, behavior,
dangerousness
Alasan Asesmen Klinis
(Wira mih a rd ja , 2 0 04 )

Penyaringan dan Evaluasi atas Riset


diagnosis intervensi klinis

Diagnosis adalah proses


mengidentifikasai masalah Untuk melihat perubahan klien
spesifik klien, jenis dan taraf setelah diberikan intervensi dan
gangguan jiwa klien. Diagnosis keefektifan intervensi untuk
klien
sebagai data akurat atau
landasan dalam pemilihan
intervensi
Sasaran
DISFUNGSI INDIVIDUAL Asesmen
KEKUATAN KLIEN
Klinis
POLA KEPRIBADIAN KLIEN
(aspek emosi, kognitif, dan
perilaku)

SIGNIFICANT OTHER KLIEN


Proses Asesmen

Perencanaan
dalam Pengolahan
prosedur data dan
pengumpula pembentukan
data hipotesis

Pengumpulan Mengkomunikasikan
data untuk data asesmen baik
asesmen dalam bentuk
laporan maupun
dalam bentuk lisan
Metode Asesmen
1. Wawancara
2. Observasi
3. Psikotes
4. Home Vist
5. Catatan Kehidupan
Metode Asesmen:
Wawancara Klinis

1. Definisi Wawancara
2. Tujuan Wawancara
3. Kelebihan kekurangan wawancara
4. Tipe Pertanyaan
5. Etika Wawancara
6. Jenis Wawancara
7. Tahapan
8. Topik saat asesmen
Definisi Wawancara
“Wawancara merupakan pertemuan yang bersifat percakapan yang
diinisiasikan dengan penuh pertimbangan antara dua atau lebih orang,
melibatkan komunikasi verbal maupun non verbal dimana seseorang
berusaha mendapatkan informasi tentang orang lain”
Goldenberg (1983, dalam Wiramihardja, 2017)

• Tiga kompenan penting definisi wawancara:


 Merupakan metode pengumpulan data
 Melibatkan dua orang atau lebih
 Dilakukan dengan tujuan yang jelas
 Mengungkapkan persepsi, sikap, penilaian seseorang mengenai
03. lingkungan atau dirinya sendiri
Definisi Wawancara Klinis
“Wawancara klinis tidak hanya mencari fakta, namun pewawancara harus
waspada mengenai intonasi suara klien, kecepatan bicara, dan sensitif
terhadap tatapan matanya ”
Kendall (1982, dalam Wiramihardja, 2017)

Istilah autoanamnesis: informasi yang didapat dari klien


Istilah alloanamnesis: informasi yang didapat dari significant other

INGAT!
Penting untuk tetap mengobservasi pesan non
verbal klien dan harus bersikap netral
03. Kunci sukses: active listening & emptahic
Tujuan Wawancara Klinis

1 2 3 4

Memperoleh Memberi Memeriksa Mempengaruhi


infromasi klien informasi kondisi psikologi atau mengubah
dan SO, sepanjang perlu dan perilaku klien
memahami pola dan sesuai tujuan mendiagnosis
hidupnya wawancara klien

Goldenberg (1983, dalam Wiramihardja, 2017)


Kelebihan vs Kekurangan

• Metode terbaik untuk menilai • Tidak efisien dari segi waktu, tenaga,
keadaan pribadi biaya
• Tidak dibatasi tingkatan umur • Informasi tergantung kesediaan,
dan pendidikan responden kemampuan, kondisi responden
• Dapat dilakukan bersama • Proses mudah mengalami gangguan
dengan observasi • Perlu penguasaan “bahasa yang
• Menjadi pelengkap dari data sama”
yang didapat dengan metode • Jawaban responden bisa bias atau
lain dipengaruhi social desirability
Tipe Pertanyaan
Tipe Fungsi Contoh
Open Ended Menggali jawaban klien “Maukah kamu menceritakan lebih lanjut
tentang ibumu?”
Facilitative Mendorong arah pembicaraan klien “Bisakah kamu menjelaskan lebih lanjut
tentang itu?”
Clarifying Mengklarifikasi informasi “Dari pernyataanmu tadi, saya menangkap
kamu merasa ….”
Confronting Menantang ketidakkonsistenan “Sebelumnya, anda mengatakan jika …. tapi
kenapa ekspresi anda menunjukkan hal
yang berbeda?”
Direct Klien didorong untuk merespon topik “Apa yang kamu katakan kepada ayahmu
yang berkaitan dengan pembicaraan ketika beliau mengkritik pilihanmu tadi?”
sebelumnya
Etika dalam 3 Perlindungan dari celaka fisik,
emosi, dan lain-lain
Wawancara

1 Ada persetujuan responden, dinyatakan


dalam informed consent
4 Hak untuk tahu apa yang akan digali
(tidak semua situasi memungkinkan)

2 Wajib melindungi kerahasiaannya (identitas


responden)
5 Kejujuran laporan (melaporkan
seperti apa ada-nya, tanpa dikotori
oleh pendapat atau penilaian
pribadi)
Jenis Wawancara
1. Wawancara mengenai status mental
2. Wawancara sosial-klinis
3. Wawancara terstruktur
4. Wawancara tidak terstruktur
5. Diskusi dalam Kelompok

01.
Jenis Wawancara

1. Wawancara mengenai status mental

• Tujuan: untuk mengetahui taraf fungsi mental klien

• Topik yang digali: tampilan, perilaku umum, kewaspadaan,


suasana hati, arus dan pikiran, orientasi waktu, ingatan,
konsentrasi, pemahaman, impian
Jenis Wawancara
2. Wawancara sosial-klinis

12.

• Lebih luas daripada wawancara status mental, identifikasi latar


belakang/penyebab masalah klien dan keparahan masalah yang dialami
• Contoh:
“Apa pengaruh masalah ini buatmu?”
“Seberapa besar dampaknya pada aktivitasmu sehari2?”
“Menurutmu apa yang memicu/menjadi penyebab kamu memiliki
masalah ini?”
“Apa yang sudah kamu lakukan untuk mengatasi masalah ini?”
Jenis Wawancara
3. Wawancara terstruktur 4. Wawancara tidak terstruktur

• Tujuan: mendapat penjelasan tentang suatu • Tujuan: memahami


fenomena • Pertanyaan terbuka, jawaban lebih luas dan
• Daftar dan urutan pertanyaan & kategori bervariasi
jawaban sudah disiapkan  tidak fleksibel dan • Tentukan tujuan wawancara secara garis besar 
tidak boleh improv informasi apa saja yang ingin diperoleh 
• Tentukan tujuan operasional wawancara  langsung terjun ke lapangan (tidak perlu
dijabarkan menjadi beberapa aspek  tiap aspek membuat pertanyaan yang rinci)  pertanyaan
diturunkan menjadi beberapa aitem pertanyaan dikembangkan tergantung dengan
yang rinci respon/jawaban dari responden
• Kelebihan: variasi jawaban akibat variasi • Kelebihan: bisa fleksibel, informasi yang didapat
pertanyaan dapat dihindarkan, waktu lebih cepat bisa lebih dalam
• Kelemahan: kesempatan untuk mengungkap • Kelemahan: hasil jawaban tidak sama,
dimensi emosional sangat rendah konsistensi rendah, butuh waktu yang lama
Jenis Wawancara
5. Diskusi dalam kelompok

• Tujuan: mendapat kesimpulan tentang populasi yang diingingkan


• Metode: FGD, LGD, Terapi kelompok, konseling kelompok
• Jumlah anggota FGD dan LGD (4-10 orang)
• Butuh waktu yang lama sekitar 60 menit-120 menit
• Selain pewawancara/fasilitator, biasanya butuh asisten fasilitator
dan notulensi
• Yang dicatat tidak hanya jawaban peserta tapi juga dinamika
dalam kelompok
Topik-topik Anamnesis
Topik Contoh
Somatis Kesehatan sekarang, penyakit yang pernah diderita
dan Riwayat penyakit
Sosiologis Pendidikan, pekerjaan, latar belakang keluarga,
perumahan, pengahasilan dan agama
Biologis dan perkembangan Pada anak-anak ini diperoleh dari wawancara
dengan ortu/pengasuh tentang perkembangannya
Eksplorasi masalah Pengamatan, pengalaman, perasaan dan cara
bertingkah laku yang normal/patologis
Eksplorasi psikoanalisis Pengalaman biografis untuk mencari penyebab,
precipitating event (kejadian yang memicu), yang
menentukan kondisi klien saat ini

Markam & Slamet, 2008


DOING

Tahapan •

Menyampaikan pertanyaan
Mendengarkan respon

Wawancara
• Mengobservasi respon
• Menggali jawaban
• Merekam jawaban

PLANNING ANALYZING

• Menetapkan tujuan wawancara • Menganalisa respon


• Mengembangkan RELEVANT • Mengkode jawaban
QUESTIONS • Menginterpretasi
• Mengembangkan MOTIVATED • Menarik Kesimpulan
QUESTIONS
• Mengembangkan iklim komunikasi
• Pemilihan TARGET

REFLECT AND REPEAT THE CYCLE


Ada beberapa pertanyaan yang harus pewawancara ketahui setelah
mengases klien

• Pribadi macam apakah klien?


• Simtom-simtom apakah yang perlu diperhatikan?
• Bagaimana klien orang di sekitar klien melihat dirinya?
• Apa yang dijelaskan klien terkait kejadian-kejadian dalam hidupnya?
• Bagaimana interaksi klien dengan orang sekitarnya
• Bagaimana aspek emosi dan suasana hati klien?
• Bagaimana aspek emosi mempengaruhi hidupnya?
• Bagaimana klien menghadapi kegagalan maupun keberhasilannya?

Wiramihardja, 2017
Metode Asesmen:
Observasi

1. Definisi Observasi
2. Tujuan Observasi
3. Ruang Lingkup
4. Merancang Observasi
Definisi Observasi

Kompenen 1 Observasi adalah suatu metode

utama definisi Terdapat tahapannya dan ada tekniknya


(mengamati, mencatat, dan inferensis)

observasi
2 Objek dari observasi adalah tingkah laku
Segala sesuatu yang dapat secara langsung
dilihat, didengar, dibaui, dirasakan atau disentuh

3 Tingkah laku yang terjadi bersifat kontekstual


Konteks mencakup setting dan situasi
Tujuan Observasi

Tujuan 1 Untuk mengumpulkan informasi yang tidak


dapat diperoleh dari metode lain

Observasi
2 Untuk melengkapi data lain sebagai asesmen
ganda

3 Masa lalu  perilaku saat ini  masa akan


datang
Ruang lingkup observasi:
Apa saja yang diamati?

s P r a e s e n s
1. S t a t u s a n a an
s a a tP e l a k
e r v a s i
2. O b s
As e s m e n
i l i n g k u n gan
3. Kondis
Apa saja yang diamati?

1. Status Praesens
Kesan pertama pada saat pertama kali bertemu hingga terjadi proses pemeriksaan psikologis.

a Ekspresi Non-verbal Statis b Ekspresi Non-verbal Dinamis

Gaya rambut Ekpresi wajah Tingkat kesadaran


Penampilan fisik
Ex: tinggi &
berat badan,
warna kulit, Bentuk Muka
ada tidaknya
kecacatan
Cara berdiri dan berjalan

Cara berpakaian
Kondisi Tubuh Cara berjabat tangan
Ex: sakit, berkeringat, Ex: rapi, bersih, Ex: jabatan lemah, jabat tangan
pucat modis, mampu dengan erat, diguncang
merawat diri
Apa saja yang diamati?

2. Observasi dalam pelaksanaan pemeriksaan

a. Saat wawancara b. Saat psikotes

• Kinesics: emblems (Gerakan yg langsung bs • Gerakan tubuh selama pemeriksaan


diartikan), illustrator (Gerakan yang menyertai • Fokus saat diberi instruksi
pembicaraan), adaptors (Gerakan yang tidak • Daya tangkap
bertujuan), eye contact, posture (posisi tubuh), • Cara mengerjakan tes (konsentrasi,
facial expression tempo kerja, sistematika kerja)
• Proxemics  jarak/personal space • Tingkah laku menghadapi kesukaran
• Haptics  bahasa non verbal berupa sentuhan • Sikap saat salah
• Vocalics  bunyi saat berbicara, ex: hmm, e.. • Tingkah laku setelah akhir tes
• Cara bicara (intonasi, bahasa, volume)
Apa saja yang diamati?

3. Kondisi Lingkungan
Bisa dilakukan saat melakukan home visit atau mengunjungi sekolah klien

Akses/lokasi rumah Ada siapa saja?


Ex: susah diakses, terpencil, Ex: punya hewan pelihara,
di pinggir jalan raya anggota keluarga yang tinggal di rumah tsbt
(Pertimbangkan antara banyaknya orang
yang tinggal di rumah dengan kondisi umum
Cara merawat rumah rumah)
Ex: bersih,, berantakan, terawat, apa ada bau
tertentu

Kondisi umum di dalam rumah


Ex: terdiri dari berapa kamar, luas ruangan, bising/kondusif
Macam Observasi
Observasi Alamiah
1.

Observasi yang baisa dilakukan sehari-hari, tidak butuh perencanaan


matang, tujuannya hanya untuk memusakan rasa keingintahuan diri.

Observasi Ilmiah

Observasi dilakukan dalam konteks formal dan professional, butuh


perencanaan yang sistematis dan terancana, ada tujuan yang jelas dan
untuk kepentingan tertentu sesuai dengan sasaran masalah yang ingin
diasesmen.
Merancang Tahap 2: Pelaksanaan

Observasi • Sumber daya/siapa yang melakukan


observasi?
• Etika Prefesional dan Kerahasiaan
• Mencatat aspek yang diobservasi

Tahap 1: Persiapan
Tahap 3: Pengolahan dan Interpretasi
• Menetapkan tujuan observasi
• Menetapkan subjek/target • Melakukan koding dari hasil observasi
• Menyeleksi data sesuai kebutuhan
• Menetapkan landasan teoritik
• Memformulasikan dalam bentuk kalimat
• Menentukan aspek yang ingin diamati
dan menuliskan pada laporan
• Menetapkan cara pencatatan data
Metode Asesmen:
Psikotes
Macam-macam psikotes
Tes Inventori
Tes Intelegensi Tes Proyeksi
Kepribadian
• WISC - WAIS • TAT - CAT • MMPI
• Binet • Rorschach • EPPS
• IST • SSCT – CST • 16 PF
• APM – SPM • Grafis • BDI
• CFIT • Wartegg
Metode Asesmen:
Home visit
Kunjungan Rumah
Keuntungan dari kunjungan rumah:
• Fungsi keluarga terlihat sebagaimana adanya
• Ada peluang untuk melihat seluruh permasalahan keluarga tidak hanya
tentang klien
• Klien bisa lebih terbuka jika di lingkungan yang membuatnya nyaman
• Prosesnya tidak terlalu formal
Metode Asesmen:
Dokumen Pribadi
Dokumen pribadi
• Dapat berupa buku diary, album foto, laporan pemeriksaan medis atau
psikologis
• Klinisi harus mampu menginterpretasi apa yang dituliskan klien dalam buku
diary
• Melalui buku diary dapat menduga mengenai apa saja yang menjadi
penyebab dan jenis gangguan apa yang dialami klien
• Laporan pemeriksaan dapat menjadi tambahan data untuk riwayat
perkembangan serta perjalanan kasus klien
Wassalamualaikum wr wb
Semoga Bermanfaat 

Asesmen Psikologi Klinis PART 2 akan dibahas di pertemuan ke 5

Ainindita Aghniacakti, M.Psi., Psikolog

Anda mungkin juga menyukai