Anda di halaman 1dari 38

WAWANCARA PSIKIATRI

1
Definisi Wawancara
Wawancara adalah dialog verbal dan
nonverbal antara dua partisipan yang
perilakunya mempengaruhi gaya komunikasi
masing-masing, sehingga mengakibatkan
pola interaksi spesifik. Salah satu partisipan
sebagai “pewawancara”, sedangkan yang
lain berperan “menjawab pertanyaan”

2
Sasaran Wawancara
1. Membina hubungan saling percaya dalam
situasi terapeutik
2. Mengumpulkan data dasar yang valid
3. Mengembangkan keterlibatan dan pengertian
belas kasih tentang pasien
4. Mengembangkan pengkajian yang dapat
menghasilkan diagnosa tentatif,
5. Mengembangkan disposisi dan rencana
pengobatan yang sesuai.
6. Mempengaruhi penurunan kecemasan pasien
3
Bagan Proses Wawancara
PROSES
KONTRAK

PENGKAJIAN
PENGUMPULAN
DAN
DATA
DIAGNOSIS

MEMAHAMI
INDIVIDU

TRIAGE DAN
PERENCANAAN
PENGOBATAN
4
Proses Wawancara
Proses yang terjadi pada wawancara :
1. Blending (serangkaian aktivitas yang
dilakukan untuk menciptakan pada rasa aman
dan hormat dari perkembangan wawancara
yang sedang berjalan, sehingga pasien lebih
bebas menceritakan masalah-masalahnya).
Menentukan serangkaian aktivitas
2. Engagement (menggambarkan isyarat-isyarat
perilaku dan emosional dari wawancara yang
menunjukkan bahwa proses blending berjalan
efektif). Memberikan metode pemantauan
efektivitas dari aktivitas – aktivitas blending
5
Metode Pengkajian Engagement
Ada 3 metode pengkajian engagement :
1. Metode Subjektif (merasakan sensasi
yang dialami pewawancara dan ketika
blending)
2. Metode Objektif (melihat isyarat – isyarat
perilaku yang dinyatakan lewat bahasa
tubuh)
3. Laporan Diri Pasien (perasaan yang
diungkapkan pasien berkaitan dengan
wawancara)
6
Metode Objektif Weins
Tiga variabel penilaian engagement :
1. Lamanya Pengungkapan (DOU) adalah
lamanya waktu yang dibutuhkan oleh
responden (yang diwawancarai) untuk
menjawab pertanyaan
2. Reaksi Waktu Laten (RTL), lamanya
waktu yang dibutuhkan responden untuk
berespons terhadap pertanyaan.
3. Presentasi Gangguan, adalah
kecendrungan responden menyela praktisi
sebelum selesai pertanyaan,
7
Istilah-istilah yang Terkait
Wawancara
 Rapport : suatu perasaan yang disadari
bersesuaian / serasi. simpati, percaya
dan saling pengertian diantara
seseorang dengan orang lain,
 Empati : Kemampuan untuk mengenali
dengan akurat perspektif emosional
orang lain, namun tetap mempertahan
kan perspektif sendiri.

8
Strategi Membina Rapport
6 fase strategi membina rapport Ekkehard
dan Sieglinde Othmer :
1. Wawancarai pasien ditempat yang nyaman.
2. Temukan penderitaan pasien dan nyatakan
keharuan / belas kasih.
3. Nilai tilikan pasien dan jadikan dia sekutu
4. Tunjukkan keahlian
5. Bangun kewibawaan sbg dokter dan terapis
6. Seimbangkan peran sebagai pendengar
yang empati, kewibawaan dan keahlian 9
Siklus Empati
1. Pasien mengungkapkan perasaannya.
2. Praktisi mengenali perasaan ini
3. Praktisi menunjukkan bahwa dia
mengenali perasaan pasien.
4. Pasien menerima pengenalan yang
ditunjukkan praktisi
5. Pasien memberikan umpan balik kepada
praktisi bahwa pengenalannya diterima.
10
TEHNIK WAWANCARA DARI N.
ANDERSON & DONALD BLACK
1. Membina rapport seawal mungkin pada wawancara
2. Tentukan keluhan utama pasien
3. Gunakan keluhan utama untuk mengembangkan
diagnosis banding dan diagnosis sementara
4. Singkirkan atau masukan berbagai kemungkinan
diagnosis dengan menggunakan pertanyaan
terpusat dan terinci
5. Ikuti jawaban yang samar-samar atau tak jelas
dengan gigih untuk menentukan akurasi jawaban
pertanyaan.

11
6. Biarkan pasien berbicara dengan cukup bebas
untuk mengamati bagaimana kuatnya pikiran
berkaitan
7. Gunakan campuran pertanyaan terbuka dan
tertutup.
8. Jangan takut menanyakan tentang topik yang
anda anggap pasien rasakan sulit atau
memalukan
9. Tanyakan tentang pikiran bunuh diri
10. Berikan pasien kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan pada akhir wawancara.
11. Simpulkan hasil wawancara awal dengan
mendapatkan rasa percaya dan jika mungkin
harapan 12
Lamanya wawancara
 Lamanya wawancara atau konsultasi
biasanya ½ - 1 jam
 “The American Board of Psychiatry and
Neurology” menetapkan lamanya 30
menit.
 Pasien cemas datang lebih awal cari
alasannya
 Pasien datang terlambat enggan
untuk bertemu dokter
13
Macam-macam Wawancara
Ada dua macam wawancara :
1. Auto-anamnesa adalah wawancara
yang dilakukan terhadap pasien
2. Allo-anamnesa yaitu wawancara yang
dilakukan terhadap keluarga, teman,
tetangga pasien atau orang lain yang
mengetahui tentang aktivitas dari pasien.

14
7 Fase Wawancara
1. Pendahuluan
2. Penyaringan Masalah
3. Follow – up Kesan Pertama
4. Konfirmasi Riwayat
5. Pelengkapan Data Dasar
6. Umpan Balik
7. Kontrak Terapi

15
4 Komponen Wawancara
1. Rapport
2. Status Mental
3. Tehnik
4. Diagnosis

16
Pendahuluan
 Rapport : Biarkan pasien tenang dan
tentukan batas-batas.
 Status Mental : Amati penampilan, fungsi
psikomotorik, bicara, pikiran, afek, orientasi
dan daya ingat.
 Tehnik : Pilih pertanyaan yang konduktif
 Diagnosis : Catat petunjuk diagnosis dan
cari perilaku pasien yang mengarah ke
diagnosis tertentu.
17
Penyaringan Masalah
 Rapport : Empati dengan penderitaan dan
menjadi pendengar yang menghibur.
 Status Mental : Gali mood, tilikan, daya
ingat dan pertimbangan.
 Tehnik : Mulai dengan pertanyaan
penyaringan yang luas
 Diagnosis : Klasifikasikan keluhan utama,
nilai gejala, keparahan, perjalanan, stresor
dan daftarkan diagnosa banding.
18
Follow – up Kesan Pertama
 Rapport : Menjadi teman dan buat
pergeseran dalam topik sehingga menjadi
jelas.
 Status Mental : Nilai kecepatan proses
pikir dan kemampuan mengalihkan situasi
 Tehnik : Alihkan topik dan lanjutkan dari
pertanyaan terbuka kepada pertanyaan
tertutup.
 Diagnosis : Jelaskan atau singkirkan
kesan diagnostik 19
Konfirmasi Riwayat
 Rapport : Tunjukkan keahlian, minat
keseluruhan dan kepemimpinan
 Status Mental : Nilai tanggung jawab ,
pertimbangan dan daya ingat
 Tehnik : Follow – up, alihkan topik dan
tangani keengganan.
 Diagnosis : Nilai perjalanan penyakit, efek
pada kehidupan sosial, keluarga dan
riwayat medis
20
Pelengkapan Data Dasar
 Rapport : Motivasi untuk pengujian
 Status Mental : Uji fungsi status mental
 Tehnik : Isilah celah – celah, follow – up
petunjuk dan damaikan inkonsistensi.
 Diagnosis : Singkirkan gangguan /
diagnosis yang tidak mungkin

21
Umpan Balik
 Rapport : Pastikan penerimaan diagnosis
 Status Mental : Diskusikan tentang status
mental dan gali minat dalam menolong
 Tehnik : Jelaskan gangguan dan alternatif
pilihan terapi.
 Diagnosis : Tegakkan diagnosis dan
prognosis

22
Kontrak Terapi
 Rapport : Ambil eran pemimpin dan terima
kerelaan,
 Status Mental : Buat kesimpulan tentang
tilikan, pertimbangan dan kepatuhan.
 Tehnik : Diskusikan kontrak terapi
 Diagnosis : Perkirakan efek terapi.

23
Struktur Wawancara
Struktur wawancara dibagi dalam 5 Fase :
1. Perkenalan
2. Pembukaan
3. Inti
4. Penutupan
5. Terminasi

24
Fase Pertama : Perkenalan
 Perkenalan dimulai ketika praktisi dan pasien
pertama kali bertemu.
 Berakhir ketika praktisi merasa cukup nyaman
menyanyakan alasan pasien datang meminta
bantuan.
 Merupakan fase terpenting dari wawancara dan
menentukan kelangsungan wawancara dan terapi.
 Bagi pasien pertemuan ini memberi kesan awal
tentang praktisi.

25
Contoh : (Pasien mengetuk pintu. Dokter mempersilahkan
masuk. Pasien memasuki ruangan. Dokter menyambut
dengan senyum hangat dan spontan, sambil mendekati
pasien dan menjabat tangan pasien dengan akrab).
Dokter : Halo, nama saya dr. Faisal. Saya salah seorang
psikiater diklinik ini, mari silahkan duduk.
Pasien : Saya Wibowo,Terima kasih
Dokter : Apakah anda kesulitan menemukan tempat ini.
Pasien : Tidak, tidak juga, tidak terlalu buruk hari ini.
Dokter : Bagus. Kadang orang-orang mendapat masalah
dengan hal itu. Mengapa kita tidak mulai dengan
saya memberikan anda beberapa ide tentang apa
yang diharapkan hari ini.
Pasien : Kedengarannya menyenangkan untuk saya
Dokter : Pertama-tama, untuk mempelancar pembicaraan
kita dengan panggilan apa sebaiknya saya
menyebut nama anda, Pak Wi atau Pak Bowo ?
Pasien : Saya lebih suka dengan panggilan Wibowo.
26
Dokter : Baik. Istri anda menelpon …. Anda tahu ia
menelpon lebih dulu ?
Pasien : Kira-kira demikian. Ia memang bilang, dan saya
katakan silahkan. Saya tidak tahu apakah ia sudah
menelpon atau belum.
Dokter : Biarkan saya menyimpulkan tentang telpon istri
anda. Ia tentu prihatin dan sedikit bingung dengan apa
yang anda piikirkan dan anda rasakan baru-baru ini. Ia
merasa bahwa anda mungkin agak depresi. Apa yang
akan saya lakukan adalah mulai mendengarkan dari anda
dan mendapatkan perspektif anda tentang apa, jika
ada, yang telah terjadi. Mungkin kita dapat mencoba
mulai dengan anda menceritakan pada saya sedikit
tentang bagaimana memandang semua masalah ini,
Pasien : Perlu sedikit waktu untuk … baiklah … kita mulai
.. Sejak semula, Saya harus mengakui saya
merasa tak menentu, bukan depresi seperti kata anda,
tetapi tak menentu

27
Dokter : Oh-oh.
Pasien : Segalanya tidak berjalan lancar dalam
pekerjaan saya. Bos saya keluar dari pekerjaannya
dan kedudukannya digantikan oleh hm, boleh saya
bilang, seseorang yang lebih sulit untuk diajak kerja
sama. Akibatnya membuat saya tidak lagi
menikmati pekerjaan saya seperti biasanya.
Dokter : Dimana anda bekerja?
Pasien : Jauh pada perusahaan kayu.
Dokter : Teruskan (berkata dengan hati-hati).
Pasien : Baiklah. Kira-kira 3 minggu yang lalu saya
melakukan sesuatu yang belum pernah saya lakukan
selama dua pulh tahun saya bekerja (diam).(praktisi
menunggu), Saya mengaku sakit yang sebenarnya saya
tidak sakit.
Dokter : Oh-oh.
Pasien : Hal itu tidak biasa saya lakukan.
Dokter : Baik
28
Fase Kedua : Pembukaan
 Dimulai dengan pertanyaan keadaan
pasien yang mendesak.
 Berakhir ketika praktisi mulai menanyakan
topik-topik khusus.
 Pertanyaan pembuka digunakan :
1. Ceritakan apa yang membawa anda datang kesini ?
2. Untuk memulai, ceritakan sedikit mengenai apa yang
telah terjadi beberapa minggu terakhir ini ?
3. Stres seperti apa yang akhir-akhir ini anda hadapi?

29
Dokter : Ceritakan sedikit alasan anda datang
kemari?
Pasien : Sangat sulit untuk diceritakan, saya tidak
tahu apa yang dia pikir telah terjadi, tapi
saya tidak gila. Ini ada hubungannya
dengan susunan kimia saya dan itu saya sangat
yakin. Hanya atau setidaknya saya
merasa sedikit lebih bergairah.
Dokter : Dalam hal apa anda merasa lebih bergairah?
Pasien : Saya merasa sangat senang, siap untuk
berdansa, sangat kreatif, tapi mungkin
terlalu “basah berkeringat”. Itulah saya pikir
masalah biologis, bukan kejiwaan. Saya
sering membaca mengenai kebugaran fisik dan
pengaruhnya terhadap emosi dan saya pikir saya
mempunyai beberapa pengertian mengenai apa
yang terjadi disini. 30
Fase Ketiga : Inti Wawancara

 Dibagi dalam 2 region (topik-topik


informasi yang diperlukan dalam
wawancara) :
1. Region Isi
2. Region Proses

31
Region Isi
1. Riwayat Penyakit Sekarang
2. Riwayat Psikiatrik Masa Lalu
3. Riwayat Medis
4. Riwayat Perkembangan dan Psikogenik
5. Riwayat Sosial
6. Riwayat Keluarga
7. Perspektif Wawancara
8. Pemeriksaan Status Mental
9. Penetapan Potensial Bunuh Diri /
Pembunuhan
10. Diagnostik
32
Region Proses

1. Region Fasilitasi Bebas


2. Region Pertahanan
3. RegionRegion Psikodinamika

33
Region Fasilitasi Bebas
 Dasar dari semua pewawancaraan
 Metode mendengarkan tidak langsung
 Upaya menciptakan rasa aman untuk pasien
menceritakan masalahnya.
 Pasien bebas memilih topik yang diinginkan, dan
dokter mempertahan sikap tidak mengarahkan.
 Intervensi utama dokter hanyalah
menganggukan kepala.
 Metode yang sangat berguna dalam
meningkatkan “blending”

34
Region Pertahanan
 Dokter berusaha untuk menurunkan
pertahanan spesifik pada proses
“blending”
 Pertahanan ini timbul dari adanya rasa
takut, harapan-harapan dan pernik-pernik
lain dari sistem diri.
 Tanpa resolusi dari pertahanan ini,
validitas data dan kekuatan terapeutik
akan berkurang.
35
Region Psikodinamik
 Dokter mengajukan pertanyaan tentang
bagaimana respon pasien dan mengapa?
 Dokter harus berusaha menjawab
pertanyaan berikut :
- Seberapa reflektifnya pasien ?
- Apakah pasien mempunyai wawasan
luas?
- Bagaimana pasien berespon dengan
pertanyaan interpretif ?
36
Fase Keempat :Penutup
 Tujuan Utama fase ini adalah memandu keinginan pasien
untuk kembali pada pertemuan berikutnya.
 Beberapa alasan yang membawa pasien kembali
kepertemuan berikutnya :
1. Pasien merasa bahwa sesuatu telah diperoleh selama
wawancara
2. Pasien merasa nyaman bersama dokter
3. Pasien merasa bahwa dokter juga merasa nyaman dalam
berinteraksi.
4. Pasien mempercayai dokter
5. Pasien merasa bahwa dokter mungkin dapat memberi
bantuan dimasa yang akan datang.
6. Pasien merasa bahwa dokter tampak sederhana dan
mudah ditemui
7. Pasien merasa bahwa dokter tampak seimbang dan
tenang. 37
Terminasi
 Fase terminasi berisi kata-kata penutup aktual
dari dokter dan pasien
 Diakhiri dengan jabat tangan dan senyum
hangat dengan harapan pasien selamat (“Saya
harap segalanya berjalan baik”)
 Jika dokter merasaakan menemui pasien lagi, ia
perlu meningkatkan perhatian terhadap
tindakan-tindakan pasien pada terminasi.
 Terminasi berfungsi sebagai kehilangan kecil
bagi pasien, dalam merspon kehilangan ini
pasien memperlihatkan perilaku yang memberi
kesan perasaan ketergantungan dan kesulitan
untuk berpisah
38

Anda mungkin juga menyukai