Proses keperawatan
Terapi Individual
Terapikeluarga
Terapi Kelompok
Terapi Link
Terapi rehabilitasi
Metode-Metode Waktu Terapi
kemampuan klien, dan jumlah terapi. Adapun waktu yang di tentukan untuk metode
Contoh kegiatan seperti meraut rotan. Kita bilang hari ini kita sudah meraut rotan,
Evaluasi:
Dinilai apakah kergiatan sudah sesuai dengan terapi atau pengobatan sudah tercapai.
Terapi Keluarga
Keluarga harus kita terapi setiap anggota terdiri dari tiga fase, yaitu:
• Fase kerja
• Fase terminasi
Fase I
Fase II
Fase III
Melihat proses yang sudah dibuat apakah keluarga tersebut sudah bisa
Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan antara satu dengan
yang lain.
Komponen kelompok
1. Struktur kelompok
Menjelaskan proses pengambilan keputusan,dan menjaga stabilitas dan membantu
Pengaturan pola prilaku dan interaksi.
2. Besar kelompok
Jumlah anggota yang nyaman adalah antara 5-12 orang
3. Lama sesi
Bagi fungsi kelompok yang rendah,waktu yang optimal untuk satu sesi adalah 20-
40 menit,sedangkat bagi fungsi kelompok yang tinggi adalah 60 – 120 menit.
4. Komunikasi
Interaksi antara pemimpin dan kelompok,adalah hal yang sangat penting,bertujuan
untuk menyelesaikan hambatan-hambatan dalam kelompok
5. Peran kelompok
-peran mempertahankan
-peran menyelesaikan tugas
-peran individu
6. Kekuatan kelompok
Kemampuan anggota kelompok dalam mempengaruhi berjalannya kegiatan
kelompoknya
7. Norma kelompok
Prilaku yang ada dalam kelompok
8. Kekohesifan
Kekuatan anggota kelompok dalam bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama
Perkembangan kelompok
1. Fase pra kelompok
2. Fase awal kelompok
-Tahap orientasi
Pemimpin lebih aktof member arahan ke tugas utama
-Ttahap konflik
Peran dependen dan indipenden
-Tahap kohesif
Perasaan kelompok yang merasa bebas untuk membuka diri tentang
informasi,dan lebih intim satu sama lain.
3. Fase kerja kelompok
Kelompok sudah menjadi tim
4. Fase terminasi,terminasi dapat sementara(temporal) atau akhir
Rehabilitative
1.meningkatkan keterampilan ekspresi diri
2.meningkatkan keterampilan social
TAK SOSIALISASI
Upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah
hubungan social
Tujuan : agar klien mampu mengenalkan diri
TAK KOGNITIF/PERSEPSI
Terapi yang menggunakan aktifitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman.
Tujuan : memotifasi proses piker dan afektif
Terapi lingkungan
Terapi lingkungan adalah lingkungan fisik dan social yang di tata,agar dapat
membantu penyembu klien
Tujuan : untuk membekali klien kembali ke masyarakat dan menjalankan kehidupan
Fisik dan social seoptimal mungkin
Jenis-jenis kegiatan :
Tari rekreasi sesuai tumbang klien
• Terapi menari
• Terapi music
• Terapi menggambar
• Terapi leteratur
Plant terapi mengajari klien merawat sesuatu dengan akrab
Implementasi intelektual
Klien dapat dilibatkan : mencat,bertaman,pengaturan suara
SOSIAL
Kembangkan komunikasi terbuka dan partisipasi dalam mengambil keputusan.
Implementasi emosional
Perlu adanya kerja sama dan kohesif adanya perasaan harmonis
SPIRITUAL
Sediakan tempat – tempat ibadah dan perlengkapan-perlengkapan ibadah.
Evaluasi :
Observasi tercapainya tujuan lakukan modifikasi bila di perlukan
Askep klien dengan penyakit kronis dan terminal
Sakit keadaan yang tidak menyenangkan yang mengganggu kegiatan sehari hari
Dari jasmani dan rohani
Penyakit kronis
Penyakit kronis semua kendala yang menggau kegiatan sehari hari yang
Memerlukan teraphy khusus.
Fase akut krisis manifestasi fisik akibat perubahan atau hilangnya fungsi tubuh
Yang normal
Fase terminal fase dimana klien mempunyai pandangan bahwa kematian telah tiba
Dan pasti
“fase ini akan di rasakan oleh klien saat terapi dan perawatan terhadap penyakitnya
tidak evektif dan relevan”.
Penyesuaian diri
Shock berangsur-angsur berkurang pengakuan dengan perasaan bersalah,marah pada
diri sendiri,rasa berdosa,menyalahkan diri sendiri
Diagnos keperawatan
1. Ansietas(kecemasan)
2. Ketidakberdayaan
3. Kehilangan
4. Koping individu tidak evektif
5. Keputusasaan
Evaluasi :
Mengevaluasi keberhasilan askep dapat di nilai ari respon prilaku klien :
1. Apakah klien dapat mengontrol perasaannya?
2. Apakah klien dapat menerima kondisinya?
3. Apakah klien dapat dukungan dari orang yang berarti untuknya ?
4. Apakah klien dapat meningkatkan hubungan yang bermakna ?
5. Apakah klien mampu mengungkapkan perasaan takutnya ?
Peran perawat pada terapi somatic dan psikofarmaka
Terapi somatic terapi yang diberikan kepada klien dengan gangguan jiwa tujuannya
untuk mengubah prilaku yang maladaptive menjadi prilaku adaptif
PENGIKATAN
Pengikatan Terapi dengan menggunakan alat-alat mekanik atau manual untuk
Mengatasi mobilitas fisik klien
Tujuan
Melindungi klien dari orang lain dari cidera fisik,khususnya apabila terapi lain seperti
perubahan lingkungan dan strategi prilaku sudah tidak mampan lagi.
ISOLASI
Isolasi Bentuk terapi dengan menempatkan klien sendiri diruangan tersendiri.
Indikasi
Klien tidak mampu mengendalikan prilakunya yang tidak bisa di kendalikan dengan
cara lain.
Tujuan
Melindungi klien,orang lain,dan lingkungan dari bahaya yang akan terjadi.
Kontra indikasi
Klien resiko bunuh diri,klien yang mengalami agitasi disertai gangguan suhu tubuh
akibat obat perilaku social yang menyimpang.
ECT Terapi medis pada klien gangguan jiwa berat dengan menimbulkan kejang
grand Malldengan mengalirkan aliran listrik terkontrol ke otak
Tujuan
Meredakan tanda gangguan jiwa seperti depresi berat,mania,dan skizrofenia
Indikasi
Gangguan afektif berat,tipe depresi perbaikan ( 6-10x ) terapi
Skizofrenia,perbaikan ( 20-30x ) terapi
Frekuensi : 2-3 hari sekali
Kontra indikasi
1. Tumor indra carnial meningkatkan tik
2. Kehamilan keguguran
3. Osteoporosis fraktur tulang
4. Infark miokardium henti jantung
5. Asma bronchiale memperberat penyakit
SDT terapi anti depresi pada klien secara total malam hari pada saat tidur
Tujuan
Meningkatkan aktifitas tidur 3-5 jam
Indikasi
Klien depresi dengan gejala yang bervariasi tiap hari,dan punya suhu yang abnormal
malam hari ( meningkat )
Kesehatan jiwa
Kesehatan jiwa keadaan sehat,tenang dan bahagia serta mampu mengatasi
tantangan hidup.
Kriteria sehat mental
1. Tumbuh,berkembang dan aktualisasi
2. Integrasi : masa lalu dan sekarang
3. Persepsi sesuai kenyataan
B.Bagi klien
a.asuhan yang di terima bermutu
b.partipasi meningkat dalam menuju perawatan yang mandiari
c.terhindar dari mala praktik
Keperawatan jiwa merupakan suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan
yang menerapkan teori prilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaaan diri sendiri
secara terapeutik sebagai kiatnya
Kesehatan jiwa merupakan bagian integral dari kesehatan dan merupakan
kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,dan social individu secara
optimal,dan selaras dengan perkembangan orang lain.
Kesehatan social,yaitu aktifitas social seseorang(kemempuan untuk
melaksanakan tugas dan keterampilan dasar yang sesuai dengan peran seseorang).
Kesehatan pribadi adalah suatu keadaan yang melampaui berfungsinya secara
afektif dan adekuat.
2. Interpersonal ( Sullivan,peplau)
Kelainan jiwa seseorang biasanya muncul akibat adanya ancaman,proses
terapinya adalah dengan berupaya membangun rasa aman pada klien.
Peran perawat adalah berupaya melakukan shring dengan apa-apa yang
dirasakan klien.
3. Social (caplan,szasz)
Seseorang akan mengalami gangguan jiwa atau penyimpangan perilaku
apabila banyaknya factor social dan factor lingkungan.Terapinya adalah dengan
memodifikasi lingkungan dan adanya dukungan sosial
Peran perawat adalah pasien harus menyampaikan masalah melalui sumber
yang ada di masyarakat.
4. Existensial( ellis,rogers)
Gangguan jiwa terjadi apabila individu gagal menemukan jati dirinya dan
tujuan hidunya. Terapinya adalah dengan mengupayakan individu agar
berpengalaman bergaul dengan orang lain.
Prinsip keperawatannya adalah klien di anjurkan untuk berperan serta
memperoleh pengalaman yang berarti untuk mempelajari dirinya dan mendapatkan
feed back dari orang lain.
6. Medica(meyer kraeplin )
Gangguan jiwa cenderung muncul akibat multifactor yang kompleks meliputi
aspek fisik,genetic,lingkungan dan factor social
Gejala-gejala kecemasan
a. Aspek biologis/fisiokologis
b. Aspek intelektual/kognigtif
c. Aspek emosional dan perilaku
Jenis-jenis stress
1. Fisik
2. Stress kimiai
3. Stress mikrobiologis
4. Stress proses tumbuh kembang
5. Stress emosional
RESPON STRESS
Aspek aspek respon stress
1. Respon fisiokologis
2. Respon kognigtif
3. Respon emosi
4. Respon tingkah laku
COPING STRESS
1.problem-focused coping
Problem-focused coping adalah usaha mengatasi stress dengan cara mengatur
atau mengubah masalah yang di hadapi dan lingkungan sekitarnya yang menyebabkan
terjadinya tekanan
2. Emotion-focused coping
Emotion-focused coping adalah usaha mengatasi stress dengan cara mengatur
respon emosional dalam rangka menyesuaikan diri dari dampak yang akan
menimbulkan situasi yang di anggap penuh tekanan.
A. Respon inflamasi
Respon ini memusatkan diri hanya pada tubuh yang trauma sehingga
penyebaran inflamasi dapat di hambatdan proses penyembuhan dapat berlangsung
cepat
Fase-fase respon inflamasi
• Fase pertama
Adanya perubahan sel dan sirkulasi dimulai dengan penyempitan pembuluh
darah di tempat cedera dan secara bersamaan teraktifasinyakini,histamine,sel
darah putih.
• Fase kedua
Pelepasan eksudat
• Eksudat kombinasi cairan dan sel yang telah mati dan bahan lain yang
Dihasilkan di tempat cedera
• Fase ketiga
Regenarasi jaringan dan terbentuknya jaringan parut
KONSEP ADAPTASI
2. Dorongan
Menjamin agar manusia berusaha memenuhi kebutuhannya
DIMENSI ADAPTASI
Stress dapat mempengaruhi dimensi fisik,perkembangan,emosional,intelektual,social
dan spiritual
ADAPTASI FISIOLOGIS
Indicator fisiokologis ari stress adalah abjektif,lebih mudah diidentifikasi dan secara
umum dapat di amati atau di ukur
ADAPTASI PERKEMBANGAN
Stress yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan untuk menyelesaikan
tugas perkembangan.
MANAJEMEN STRESS
Cara penyesuain diri
Bila seseorang mengalami stress maka segera ada usaha untuk mengatasinya.
16. Disosiasi
Pemisahan suatu kelompok proses mental atau prilaku dari kesadaran.
17. Konversi
Transformasi konflik emosional ke dalam bentuk gejala-gejala jasmani.
Komunikasi terapeutik
Wahana untuk menciptakan hubungan pertukaran informasi tentang pikiran,perasaan
cara untuk mempengaruhi pikiran orang lain.
non verbal
tipe : vocal,prilaku,jarak,sentuhan.arti jujur
PERANAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM PROSES
KEPERAWATAKAN
Peran pola sikap prilaku nilai untuk tujuan yang ditetapkan dengan seseorang
bedasarkan posisinya di masyarakat.
Penulis