Anda di halaman 1dari 17

P.

Ringkasan Mata Kuliah keperawatan Jiwa

Proses keperawatan jiwa

Pendekatan keperawatan jiwa

Manusia adalah system yang terdiri dari bio-pisko-sosio-spiritual (holistic/utuh)

semuanya saling berkaitan seperti:

Bio misalnya memberi makan, udara, air dan mandi.

Pendekatan holistic (bio,psiko,sosio,spiritual).

Pendekata komprirasif (berkelanjutan).

Prafansi prima, skunder, tersier.

Proses keperawatan

Metodelogi pemberian askep caranya adalah pemecahan masalah (problem

solving) yang terdiri dari:

Pengkajian dx keperawatan, perencenaan / yang akan dilaksanakan, implementasi/

penerapan, melakukan, dan melaksanakan evaluasi.

Terapi Modalisasi Keperawatan jiwa

Gangguan jiwa merupakan penyakit multitausal banyak model konsep yang

menjelaskan fenommena gangguan jiwa

Jenis-jenis terapi terdiri dari:

Terapi Individual

Terapikeluarga

Terapi Kelompok

Terapi Link

Terapi rehabilitasi
Metode-Metode Waktu Terapi

Metode terdiri dari metode individual dan metode kelompok.

Metode kelompok jumlah anggotanya disesuaikan dengan jenis kegiatan,

kemampuan klien, dan jumlah terapi. Adapun waktu yang di tentukan untuk metode

kelompok adalah 1 sampai dengan 2 jam.

Kegiatan 30 menit – 1 jam.

Diskusi 1 jam – 1 jam 30 menit

Contoh kegiatan seperti meraut rotan. Kita bilang hari ini kita sudah meraut rotan,

siapa yang sudah bisa meraut rotan sampai halus.

Misalnya ada yang bilang tidak bisa

keterangan kita tanyakan apa kendalanya kita diskusikan apa masalahnya.

Evaluasi:

Dilakukan secara periodic, seminggu lima kali.

Dinilai apakah kergiatan sudah sesuai dengan terapi atau pengobatan sudah tercapai.

Terapi Keluarga

Keluarga harus kita terapi setiap anggota terdiri dari tiga fase, yaitu:

• Fase perjanjian atau hubungan saling percaya

• Fase kerja

• Fase terminasi

Fase I

Mengidentifikasi yang menyebabkan masalah klien

Fase II

Mengubah pola interaksi

Fase III
Melihat proses yang sudah dibuat apakah keluarga tersebut sudah bisa
Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan antara satu dengan
yang lain.

Komponen kelompok
1. Struktur kelompok
Menjelaskan proses pengambilan keputusan,dan menjaga stabilitas dan membantu
Pengaturan pola prilaku dan interaksi.
2. Besar kelompok
Jumlah anggota yang nyaman adalah antara 5-12 orang
3. Lama sesi
Bagi fungsi kelompok yang rendah,waktu yang optimal untuk satu sesi adalah 20-
40 menit,sedangkat bagi fungsi kelompok yang tinggi adalah 60 – 120 menit.
4. Komunikasi
Interaksi antara pemimpin dan kelompok,adalah hal yang sangat penting,bertujuan
untuk menyelesaikan hambatan-hambatan dalam kelompok
5. Peran kelompok
-peran mempertahankan
-peran menyelesaikan tugas
-peran individu
6. Kekuatan kelompok
Kemampuan anggota kelompok dalam mempengaruhi berjalannya kegiatan
kelompoknya
7. Norma kelompok
Prilaku yang ada dalam kelompok
8. Kekohesifan
Kekuatan anggota kelompok dalam bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama

Perkembangan kelompok
1. Fase pra kelompok
2. Fase awal kelompok
-Tahap orientasi
Pemimpin lebih aktof member arahan ke tugas utama
-Ttahap konflik
Peran dependen dan indipenden
-Tahap kohesif
Perasaan kelompok yang merasa bebas untuk membuka diri tentang
informasi,dan lebih intim satu sama lain.
3. Fase kerja kelompok
Kelompok sudah menjadi tim
4. Fase terminasi,terminasi dapat sementara(temporal) atau akhir

Factor yang mempengaruhi pembentukan kelompok


• Lingkungan fisik
• Kepemimpinan
• Warna,cahaya,dan suara
• Rasa percaya
• Kebersamaan
TUJUAN TAK
Terapeutik
1.meningkatkan rasa dimiliki dan rasa percaya diri
2.belajar cara pemecahan masalah

Rehabilitative
1.meningkatkan keterampilan ekspresi diri
2.meningkatkan keterampilan social

TAK SOSIALISASI
Upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah
hubungan social
Tujuan : agar klien mampu mengenalkan diri

TAK KOGNITIF/PERSEPSI
Terapi yang menggunakan aktifitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman.
Tujuan : memotifasi proses piker dan afektif

TAK STIMULASI ORIENTASI REALITAS


Upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien.
Tujuan : membantu klien yang mengalami diserientasitak stimulasi sensoris.
Indikasi : klien halusinasi,demensia,kebingungan,tidak kenal dirinya,salah mengenal
orang lain,tempat dan waktu.

TAK STIMULASI SENSORIS.


Upaya mestimulasi semua panca indra(sensori)agar member respons yang adekua
Tujuan : agar klien mampu berespons terhadap suara yang di dengar
Indikasi : klien menarik diri,harga diri rendah yang di sertai dengan kurang
komunikasi verbal.

Terapi lingkungan
Terapi lingkungan adalah lingkungan fisik dan social yang di tata,agar dapat
membantu penyembu klien
Tujuan : untuk membekali klien kembali ke masyarakat dan menjalankan kehidupan
Fisik dan social seoptimal mungkin

Jenis-jenis kegiatan :
Tari rekreasi sesuai tumbang klien
• Terapi menari
• Terapi music
• Terapi menggambar
• Terapi leteratur
Plant terapi mengajari klien merawat sesuatu dengan akrab

Aspek-aspek dalam menciptakan lingkungan terapeutik


 Aspek fisik
 Aspek intelektual
 Aspek social
 Aspek emosional
 Aspek spiritual
Proses keperawatan
Pengkajian
Pengkajian dilakukan terhadap lima aspek,yaitu :
1. Aspek fisik
2. Aspekintelektual
3. Aspek social
4. Aspek emosi
5. Aspek spiritual

Contoh diagnose keperawatan


a. Kurang dukungan untuk orientasai
b. Situasi yang dingin dan bersaing
c. Dinding vercat putih dan silau
Implementasi fisik :
Sediakan ruang untuk menjga privasi,seprti kamar tidur,kamar mandi,tempat klien
menyimpan barang-barangnya

Implementasi intelektual
Klien dapat dilibatkan : mencat,bertaman,pengaturan suara
SOSIAL
Kembangkan komunikasi terbuka dan partisipasi dalam mengambil keputusan.

Implementasi emosional
Perlu adanya kerja sama dan kohesif adanya perasaan harmonis
SPIRITUAL
Sediakan tempat – tempat ibadah dan perlengkapan-perlengkapan ibadah.
Evaluasi :
Observasi tercapainya tujuan lakukan modifikasi bila di perlukan
Askep klien dengan penyakit kronis dan terminal
Sakit keadaan yang tidak menyenangkan yang mengganggu kegiatan sehari hari
Dari jasmani dan rohani

Penyakit kronis
Penyakit kronis semua kendala yang menggau kegiatan sehari hari yang
Memerlukan teraphy khusus.

Karakteristik penyakit kronis :


penyakit/gangguan yang bersifat menetap seperti :
 Penyakit jantung,DM,asthma,dan lain-lain
 Penyakit yang disebabkan oleh patologi yang tidak bisa di perbaiki,misalnya
carcinoma
 Penyakit yang memerlukan perawatan dalam jangka waktu maksimum lama.
Penyakit terminal
Penyakit terminal penyakit yang mengancam kehidupan,kondisi di mana individu
Mendekati akhir hidupnya

Karakteristik penyakit terminal :


 Permanen
 Membutuhkan latihan khusus untuk rehabilitas
 Membutuhkan pengawasan
 Membutuhkan perawatan yang lama
 Meninggalkan gejala sisa yang di sebabkan oleh : gangguan patologis yang tidak
dapat di sembuhkan

Rentang respon penyakit kronis dan terminal


 Fase akut krisis (kesempatan atau harapan)
Kurangnya harapan dapat menyebabkan stress,berakhir dengan mengunakan
koping pertahanan,koping yang tak tuntas dapat menimbulkan masalah kesehatan
jiwa
 Fase hidup - mati yang kronis (ketidak pastian)
Keadaan dimana individu tidak mampu menentukan keadaan yang terjdai
 Fase terminal(bahaya putus asa)
Ditandai dengan pasif,sedih dan seolah-olah tidak ada upaya yang dapat
berhasil,dapat membawa pasien ke dalam bunuh diri.

Fase akut krisis manifestasi fisik akibat perubahan atau hilangnya fungsi tubuh
Yang normal

Fase hidup yang kronis Periode di mana klien mempunyai pandangan,harapan


untuk hidup telah menipis.
Tanda :
 Perasaan kesepian
 Duka cita
 Takut terhadap hal-hal yang tidak di ketahui
 Kehilangan konsep tubuh
 Regresi dan ketergantungan
 Gangguan citra tubuh
 Menderita

Fase terminal fase dimana klien mempunyai pandangan bahwa kematian telah tiba
Dan pasti
“fase ini akan di rasakan oleh klien saat terapi dan perawatan terhadap penyakitnya
tidak evektif dan relevan”.

Tahapan respon psikososial pada klien penyakit kronis :


1. Protes dan denial
2. Depresi,cemas,dan marah
3. Penguatan dan pelepasan
Respon klien terhadapa penyakit kronis an terminal dipengaruhi oleh :
o Persepsi klien terhadap situasi
o Beratnya patologi penyakit
o Sikap dan tindakan lingkungan
o Tersedianya fasilitas kesehatan
o Kepribadian klien

Penyesuaian diri
Shock berangsur-angsur berkurang pengakuan dengan perasaan bersalah,marah pada
diri sendiri,rasa berdosa,menyalahkan diri sendiri

Ciri keluarga pada fase penyesuaian diri


 Mengorbankan diri dan keluarga demi klien
 Membantu terus menerus walaupun klien telah mampu mandiri
 Pujian yang berlebihan terhadap klien
 Mengambil keputusan tanpa mengingat keadaan klien
 Pembatasan aktifitas karena takut cedera

MEKANISME KOPING YANG BIASA DIGUNAKAN KLIEN


• Mengembangkan kompetensi dan optimism
• Perasaan yang berbeda dan menarik diri
• Mudah tersinggung
• Mengikuti program pengobatan
• Mencari dukungan

Diagnos keperawatan
1. Ansietas(kecemasan)
2. Ketidakberdayaan
3. Kehilangan
4. Koping individu tidak evektif
5. Keputusasaan

RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN


1. Klien dapat mengungkapkan perasaan beduka
2. Klien dapaat membedakan situasi yang nyata dengan situasi yang dibayangkan
3. Klien dapat melakukan interaksi dengan orang yang berarti
4. Klien dapat menerima kondisinya dengan perasaan damai
5. Klien dapat dukungan keluarga dalam mengatasi rasa berduka dan menerima
kondisinya

Evaluasi :
Mengevaluasi keberhasilan askep dapat di nilai ari respon prilaku klien :
1. Apakah klien dapat mengontrol perasaannya?
2. Apakah klien dapat menerima kondisinya?
3. Apakah klien dapat dukungan dari orang yang berarti untuknya ?
4. Apakah klien dapat meningkatkan hubungan yang bermakna ?
5. Apakah klien mampu mengungkapkan perasaan takutnya ?
Peran perawat pada terapi somatic dan psikofarmaka
Terapi somatic terapi yang diberikan kepada klien dengan gangguan jiwa tujuannya
untuk mengubah prilaku yang maladaptive menjadi prilaku adaptif

Jenis terapi somatic


 Pengikatan
 Isolasi
 Terapi kejang listrik
 Fototerapi
 Terapi deprevasi tidur

PENGIKATAN
Pengikatan Terapi dengan menggunakan alat-alat mekanik atau manual untuk
Mengatasi mobilitas fisik klien
Tujuan
Melindungi klien dari orang lain dari cidera fisik,khususnya apabila terapi lain seperti
perubahan lingkungan dan strategi prilaku sudah tidak mampan lagi.

ISOLASI
Isolasi Bentuk terapi dengan menempatkan klien sendiri diruangan tersendiri.
Indikasi
Klien tidak mampu mengendalikan prilakunya yang tidak bisa di kendalikan dengan
cara lain.
Tujuan
Melindungi klien,orang lain,dan lingkungan dari bahaya yang akan terjadi.
Kontra indikasi
Klien resiko bunuh diri,klien yang mengalami agitasi disertai gangguan suhu tubuh
akibat obat perilaku social yang menyimpang.

TERAPI KEJANG LISTRIK/Elektro Convulsive Therapy(ECT)

ECT Terapi medis pada klien gangguan jiwa berat dengan menimbulkan kejang
grand Malldengan mengalirkan aliran listrik terkontrol ke otak
Tujuan
Meredakan tanda gangguan jiwa seperti depresi berat,mania,dan skizrofenia
Indikasi
Gangguan afektif berat,tipe depresi perbaikan ( 6-10x ) terapi
Skizofrenia,perbaikan ( 20-30x ) terapi
Frekuensi : 2-3 hari sekali
Kontra indikasi
1. Tumor indra carnial meningkatkan tik
2. Kehamilan keguguran
3. Osteoporosis fraktur tulang
4. Infark miokardium henti jantung
5. Asma bronchiale memperberat penyakit

SLEEP DEPRVATION THERAPY

SDT terapi anti depresi pada klien secara total malam hari pada saat tidur
Tujuan
Meningkatkan aktifitas tidur 3-5 jam
Indikasi
Klien depresi dengan gejala yang bervariasi tiap hari,dan punya suhu yang abnormal
malam hari ( meningkat )

Konsep dasar kesehatan dan keperawatan jiwa

Kesehatan jiwa
Kesehatan jiwa keadaan sehat,tenang dan bahagia serta mampu mengatasi
tantangan hidup.
Kriteria sehat mental
1. Tumbuh,berkembang dan aktualisasi
2. Integrasi : masa lalu dan sekarang
3. Persepsi sesuai kenyataan

Rentang sehat jiwa


1. dinamis bukan titik statis
2. rentang dimulai dari sehat optimal – mati
3. ada tahap-tahap

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


Keperawatan jiwa pelayanan keperawatan professional didasarkan pada ilmu
Prilaku.(proses interpersional yang berusaha untuk
mempertahankan prilaku,sehingga klien dapat berfungsi utuh
sebagai manusia).

Prinsip keperawatan jiwa


Prinsip keperawatan jiwa terdiri atas 4 komponen yaitu :
 Manusia
 Lingkungan
 Kesehatan
 Keperawatan

Mamfaat proses keperawatan


A.Bagi perawat
a.peningkatan otonomi
b.tersedia pola piker / kerja sama yang logis
c.pengebangan karir

B.Bagi klien
a.asuhan yang di terima bermutu
b.partipasi meningkat dalam menuju perawatan yang mandiari
c.terhindar dari mala praktik
Keperawatan jiwa merupakan suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan
yang menerapkan teori prilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaaan diri sendiri
secara terapeutik sebagai kiatnya
Kesehatan jiwa merupakan bagian integral dari kesehatan dan merupakan
kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,dan social individu secara
optimal,dan selaras dengan perkembangan orang lain.
Kesehatan social,yaitu aktifitas social seseorang(kemempuan untuk
melaksanakan tugas dan keterampilan dasar yang sesuai dengan peran seseorang).
Kesehatan pribadi adalah suatu keadaan yang melampaui berfungsinya secara
afektif dan adekuat.

Konseptual model keperawatan kesehatan jiwa

Konseptual model keperawatan jiwa meliputi :


1. Psychoanalytical (freud,ericson)
Psychoanalytical ini menjelaskan bahwa gangguan kesehatan jiwa dapat
terjadi pada seseorang apabila ego tidak berfungsi dalam mengontrol id(kehendak
nafsu)
Factor lain,adanya konflik intrapsikis terutama pada masa anak-anak,proses
terapinya menggunakan metode asosiase bebas dan analisa mimpi.
Peran perawat adalah berupaya melakukan assessement atau pengkajian
mengenai keadaan-keadaan traumatic yang di anggap bermakna pada masa lalu.

2. Interpersonal ( Sullivan,peplau)
Kelainan jiwa seseorang biasanya muncul akibat adanya ancaman,proses
terapinya adalah dengan berupaya membangun rasa aman pada klien.
Peran perawat adalah berupaya melakukan shring dengan apa-apa yang
dirasakan klien.

3. Social (caplan,szasz)
Seseorang akan mengalami gangguan jiwa atau penyimpangan perilaku
apabila banyaknya factor social dan factor lingkungan.Terapinya adalah dengan
memodifikasi lingkungan dan adanya dukungan sosial
Peran perawat adalah pasien harus menyampaikan masalah melalui sumber
yang ada di masyarakat.

4. Existensial( ellis,rogers)
Gangguan jiwa terjadi apabila individu gagal menemukan jati dirinya dan
tujuan hidunya. Terapinya adalah dengan mengupayakan individu agar
berpengalaman bergaul dengan orang lain.
Prinsip keperawatannya adalah klien di anjurkan untuk berperan serta
memperoleh pengalaman yang berarti untuk mempelajari dirinya dan mendapatkan
feed back dari orang lain.

5. Supportive therapy( wermond, rockland)


Penyebab gangguan jiwa karena factor biopsikososial dan respo maladaptive
saat ini.proses terapinya adalah menguatkan respon copinh adaptif,individu di
upayakan untuk mengenal kekuatan-kekuatan yang ada pada dirinya.

6. Medica(meyer kraeplin )
Gangguan jiwa cenderung muncul akibat multifactor yang kompleks meliputi
aspek fisik,genetic,lingkungan dan factor social

Konsep cemas,stress dan adaptasi

Factor-faktor penyebab rasa cemas


a. Factor biologis/fisiologis
b. Factor psikososial
c. Factor perkembangan

Gejala-gejala kecemasan
a. Aspek biologis/fisiokologis
b. Aspek intelektual/kognigtif
c. Aspek emosional dan perilaku

STRESS ADAPTASI STRESS


Stress suatu ketidak seimbangan jiwa dan realitas kehidupan setiap hari yang tidak
dapat di hindari.

Jenis-jenis stress
1. Fisik
2. Stress kimiai
3. Stress mikrobiologis
4. Stress proses tumbuh kembang
5. Stress emosional

Reaksi pisiokologis terhadap stress


A. Kecemasan
Respon yang paling umum yang bahaya yang menyatakan diri dengan suatu
penghayatan yang khas.

B. Kemarah dan agresi


Perasaan jengkel sebagai respon terhadap kecemasan yang di rasakan sebagai
ancaman.Agresi adalah kemarahan yang meluap-luap.

RESPON STRESS
Aspek aspek respon stress
1. Respon fisiokologis
2. Respon kognigtif
3. Respon emosi
4. Respon tingkah laku

COPING STRESS
1.problem-focused coping
Problem-focused coping adalah usaha mengatasi stress dengan cara mengatur
atau mengubah masalah yang di hadapi dan lingkungan sekitarnya yang menyebabkan
terjadinya tekanan

2. Emotion-focused coping
Emotion-focused coping adalah usaha mengatasi stress dengan cara mengatur
respon emosional dalam rangka menyesuaikan diri dari dampak yang akan
menimbulkan situasi yang di anggap penuh tekanan.

RESPON FISIOLOGI TERHADAP STRESS

A. Respon inflamasi
Respon ini memusatkan diri hanya pada tubuh yang trauma sehingga
penyebaran inflamasi dapat di hambatdan proses penyembuhan dapat berlangsung
cepat
Fase-fase respon inflamasi
• Fase pertama
Adanya perubahan sel dan sirkulasi dimulai dengan penyempitan pembuluh
darah di tempat cedera dan secara bersamaan teraktifasinyakini,histamine,sel
darah putih.
• Fase kedua
Pelepasan eksudat
• Eksudat kombinasi cairan dan sel yang telah mati dan bahan lain yang
Dihasilkan di tempat cedera
• Fase ketiga
Regenarasi jaringan dan terbentuknya jaringan parut

B. Respon reflek nyeri


Respon ini adalah respon adaptif yang bertujuan melindungi tubuh dari yang
lebih lanjut.

KONSEP ADAPTASI

Factor yang mempengaruhi tingkah laku manusia :


1. Kebutuhan
 Kebutuhan badaniah
 Kebutuhan psikologis

2. Dorongan
 Menjamin agar manusia berusaha memenuhi kebutuhannya

DIMENSI ADAPTASI
Stress dapat mempengaruhi dimensi fisik,perkembangan,emosional,intelektual,social
dan spiritual
ADAPTASI FISIOLOGIS
Indicator fisiokologis ari stress adalah abjektif,lebih mudah diidentifikasi dan secara
umum dapat di amati atau di ukur

ADAPTASI PERKEMBANGAN
Stress yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan untuk menyelesaikan
tugas perkembangan.

MANAJEMEN STRESS
Cara penyesuain diri
Bila seseorang mengalami stress maka segera ada usaha untuk mengatasinya.

Mekanisme pembelaan ego


1. Identifikasi
Menyamai figure yang di idealkan,contohnya salah satu cirri figur di transfer
pada dirinya.
2. Introjeksi
Introjeksi merupakan bentuk sederhana dari identifikasi,dimana nilai-nilai
norma-norma dari luar di ikuti atau di taati sehingga ego tidak lagi terganggu
oleh ancaman dari luar.
3. Projeksi
Menyalahkan orang lain atas kelalain dan kesalahan atau kekurangan diri
sendiri.
4. Represi
Penyingkiran unsure psikik,resepsi membantu individu mengintrol imoplus-
implus Berbahaya.
5. Regresi
Kembali ke tingkat perkembangan terdahulu ( tingkah laku yang bersifat
primitif).
6. Reaction formation
Bertingkah laku yang berlebihan yang langsung bertentangn dengan
keinginan-keinginan,perasaan yang sebenarnya.
7. Undoing
Meniadakan pikiran-pikiran implus yang tidak baik,seolah-olah menghapus
Kesalahan
8. Displacement
Mengalihkan emosi,arti simbolikfantasi dari sumber yang sebenarnya.
9. Sublimasi
Mengganti keinginan yang terlambat dengan cara dapat di terima oleh
masyarakat.
10. Acting out
Langsung mencetus keinginan bila perasaan terhalang
11. Denial
Menolak untuk menerima atau menghadapi kenyataan yang tidak enak.
12. Kompensasi
Menutupi kelemahan dengan meninjolkan kemampuannya atau kelebihannya.
13. Rasionalisasi
Member keterangan bahwa tingkah lakunya menurut alas an yang seolah-olah
Rasional,sehingga tidak menjatuhkan harga dirinya.
14. Fikasi
Berhenti pada tingkat perkembangan salah satu aspek tertentu
15. Simbolisasi
Menggunakan benda atau tingkah laku sebagai pengganti suatu keadaan.

16. Disosiasi
Pemisahan suatu kelompok proses mental atau prilaku dari kesadaran.
17. Konversi
Transformasi konflik emosional ke dalam bentuk gejala-gejala jasmani.

HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT – KLIEN

Hubungan terapeutik hubungan kerja sama yang ditandai dengan tukar


menukar
perilaku perasaan,pikiran & pengalaman dalam membina
hubungan intim.

Tujuan hubungan terapeutik


1. Meningkatkan kesadaran dari penerimaan diri & penghargaan diri
2. Meningkatkan pengertian yang jelas tentang identitas diri & integrasi diri
3. Mampu membawa hubungan intim,interdependen,menerima dan memberi kasih
sayang
4. Meningkatkan fungsi & kemampuan untuk memenuhi kebutuhan

Komunikasi terapeutik
Wahana untuk menciptakan hubungan pertukaran informasi tentang pikiran,perasaan
cara untuk mempengaruhi pikiran orang lain.

Komunikasi verbal & non verbal


Verbal
melalui perkataan informasi fakta yang akurat
banyak emosi perasaan tidak dapat di ungkapkan melalui verbal

non verbal
tipe : vocal,prilaku,jarak,sentuhan.arti jujur
PERANAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM PROSES
KEPERAWATAKAN

Komunikasi terapeutik Komunikasi yang ditekankan pada seluruh prilaku


sadar/tidak sadar dari individu.

Peran pola sikap prilaku nilai untuk tujuan yang ditetapkan dengan seseorang
bedasarkan posisinya di masyarakat.

Komunikasi terapeutik memegang peranan penting pada setiap proses keperawatan.


 Pengkajian
 Mementukan kemampuan seseorang dalam proses informasi
 Mengevaluasi data tentang status mental pasien untuk menentukan batas
intervensi
 Mengevaluasi kemampuan pasien dlam berkomunikasi secara verbal
 Rencana
 Membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan sendiri
 Meningkatkan harga diri pasien
 Memberikan support karena adanya perubahan lingkungan
 Implementasi
 Menyesuaikan diri pada pasien
 Mulai interaksi dengan pasien
 Membantu pasien untuk bisa menggambarkan pengalaman pribadinya
 Evaluasi
 Pasien dapat mengembangkan kemampuan dalam mengkaji dan memenuhi
kebutuhan sendiri
 Komunikasi menjadi lebih luas,lebih terbuka,dan berfokus pada masalah
puji dan syukur saya panjatkan kepada allah,tuhan yang maha esa,berkat
limpahan karunianya,saya dapat menyelesaikan rangkuman keperawatan jiwa.
Di abad yang penuh persaingan ini,baik persaingan lokal,nasional,dan
global,persaingan dalam segala hal tidak dapat dihindari,oleh karena itu kita harus
membekali diri untuk menghadapi persaingan tersebut,bekal ilmu pengetahuan dan
teknologi saja tidak cukup,karena dalam era global sekarang ini,system kerja tidak
hanya mengandalkan individu,tetapi juga jaringan kerja dengan pihak lain,oleh karena
itu kemampuan berkomunikasi sangat di butuhkan.
Rangkuman ini di susun untuk memberikan arahan dan tuntunan kepada pihak
manapun yang membacanya.teks rangkuman ini adalah teks yang otentik,yakni teks
yang bersumber dari buku-buku,pilihan teksnya dilakukan seselektif mungkin dengan
memperhatikan perkembangan kognitif,kejiwaan,dan persoalan yang aktual.
Terakhir saya ucapkan terima kasih,kepada penulis yang bukunya saya jadikan
bahan rajukan untuk rangkuman,saya berharap rangkuman ini bisa bermamfaat bagi
pihak yang membacanya.

Geudoeng, Juni 2010

Penulis

Anda mungkin juga menyukai