Anda di halaman 1dari 22

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

OLEH :

1. JAYA WARDANA 223221300


2. NI WAYAN SUKARTINI 223221352
3. I WAYAN CAHYADI 223221329
4. I WAYAN CHAYA WEDANTA 223221368

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NON REGULER


STIKES WIRA MEDIKA BALI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat
Beliau makalah ini dapat tersusun dengan baik. Adapun judul kalah ini adalah
“Diagnosis Keperawatan”.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik
dalam materi maupun teknis penulisan. Kami mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak untuk menyempurnakan makalah ini.
Dalam penilisan makalah ini kami ucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu
dosen pembimbing mata kuliah Prosens Keperawatan Dan Berpikir Kritis serta rekan-
rekan yang telah membatu penyusunan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.4. Latar Belakang.....................................................................................1


1.5. Rumusan Masalah................................................................................2
1.6. Tujuan..................................................................................................2
1.7. Manfaat................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3

2.1. Sejarah Diagnosis Keperawatan..........................................................3


2.2. Berpikir Kritis dan Proses Keperawatan..............................................5
2.3. Proses Diagnosis Keperawatan............................................................6
2.4. Peta Konsep Diagnosis Keperawatan................................................10
2.5. Sumber Kesalahan Diagnosis Keperawatan......................................13
2.6. Definisi Diagnosis Keperawatan........................................................16
BAB III PENUTUP.....................................................................................................18

3.1 Simpulan............................................................................................................18
3.2 Saran..................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.4. Latar Belakang


Diagnosa keperawatan merupakan suatu keputusan klinis
mengenai seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang actual atau
potensial (NANDA, 1990). Diagnosa keperawatan memberikan
dasar pemilihan intervensi yang menjadi tanggung gugat perawat.
Perumusan diagnosa keperawatan adalah bagaimana proses
memecahkan suatu masalah keperawatan. Melalui identifikasi,
dapat digambarkan sebagai masalah keperawatan yang
membutuhkan asuhan keperawatan. Disamping itu, dengan
menentukan atau menyelidiki etiologi masalah, akan ditemukan
faktor yang menjadi kendala dan adanya gambaran penyebab
tanda dan gejala, akan memperkuat masalah yang ada.

Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan


interpretasi data yang diperoleh dari proses pengkajian
keperawatan klien. Secara aktual (nyata) diagnosis keperawatan
menggambarkan masalah atau status kesehatan klien dan
pemecahan masalahnya dapat dilakukan dalam batas wewenang
perawat.

Dewasa ini tak jarang ditemukannya kesalahan dalam


perumusan diagnosa keperawatan baik oleh mahasiswa
keperawatan yang sedang melakukan praktik maupun oleh perawat
professional. Hal ini dapat diakibatkan oleh banyak faktor
diantaranya data yang kurang akurat, pengetahuan pelaku perumus
diagnosa yang kurang, dan masih banyak lagi. Terlebih lagi

iv
banyak kalangan yang berpikir bahwa diagnosa keperawatan
serupa dengan diagnosa medis dan tak jarang beberapa perawat
menetapkan diagnosa keperawatan dengan menambahkan diagnosa
medis didalamnya dan melupakan syarat serta komponen yang
seharusnya terdapat dalam diagnosa keperawatan sehingga
berdampak pada pelayanan keperawatan yang diterima oleh klien.

1.5. Rumusan Masalah


A. Bagaimana sejarah diagnosis keperawatan ?

B. Bagaimana berpikir kritis dan proses diagnosis keperawatan ?

C. Bagaimana peta konsep diagnosis keperawatan?

D. Apa saja sumber kesalahan dalam diagnosis keperawatan?

E. Apa pengertian diagnose keperawatan?

1.6. Tujuan
A. Mengetahui sejarah diagnosis keperawatan.

B. Mengetahui konsep berpikir kritis dan proses diagnosis


keperawatan.

C. Memahami peta konsep diagnosis keperawatan

D. Mengetahui apa saja kesalahan yang bisa terjadi dalam


diagnosis keperawatan

E. Mengetahui pengertian dari diagnosis keperaatan

1.7. Manfaat
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca baik
dari kalangan mahasiswa kesehatan, perawat professional maupun
masyarat dalam memahami diagnosa keperawatan.

v
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Diagnosis Keperawatan


Diaognosis keperawatan peratma kali diperkenalkan dalam
literatur keperawatan tahun 1950 (Potter,2005). Sementara Fry
pada tahun 1953 mengajukan formulasi diagnosa keperawatan dan
rencana asuhan keperawatan individu untuk membuat keperawatan
lebih kratif.

Pada awalnya keperawatan profesional tidak mendukung


diagnosa keperawatan. Pada tahun 1955, Nurs Pratice act of ANA
(1995) melarang terapi diagnose akibatnya perawat ragu untuk
melakuan diagnosa keperawatan praktik. Namun, teori
keperawatan mendorong keperawatan definitif daam hubungannya
dengan masalah klien. Teori sebelumnya yang mendefinisikan
tindakan keperawatan dalam hubungannya dengan masalah yang
berpusat pada klien, merupakan bagian dari tanggung jawab
terhadap ketertarikan terakhir penggunaan diagnose keperawatan
dalam keperawatan terdahulu. Pada tahun 1973 konferensi
nasional pertama dilakukan untuk mengklarifikasi diagnose
keperawatan dengan tujuan untuk menentukan fungsi keperawatan
dan menentukan sistem klarifikasi.

Pada tahun 2003, NANDA berubah menjadi NANDA


International (NANDA-I). agar lebih mencerminkan diagnosa
keperawatan internasional untuk kmunitas kesehatan secara global.
Penggunan standar formal diagnosis keperawatan memiliki
beberapa tujuan sebagai berikut :

vi
A. Menyediakan definisi yang tepat yang dapat memberikan
Bahasa yang sama dalam memahami kebutuhan klien bagi
semua anggota tim pelayanan kesehatan.

B. Memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan apa


yang mereka lakukan sendiri, kolaborasi dengan profesi
pelayanan kesehatan lainnya dan masyarakat.

C. Membedakan peran perawat dari dokter atau pelayanan


kesehatan lainnya.

D. Membantu perawat fokus pada bidang praktik keperawatan.

E. Membantu mengembangkan pengetahuan keperawatan.

vii
2.2. Berpikir Kritis dan Proses Keperawatan
Hubungan berpikir kritis perawat dengan proses keperawatan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan yaitu saling berhubungan, karena dalam
melaksanakan proses keperawatan seorang perawat membutuhkan tindakan
dan keterampilan berpikir kritis. Berpikir kritis menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari asuhan keperawatan. Perawat dengan kemampuan berfikir
kritis yang baik akan menyadari perannya dan identitas dirinya dalam
kaitannya dengan hal-hal dan peristiwa yang dialami pasien, sehingga asuhan
keperawatan yang diberikan akan maksimal dan jauh lebih baik.
Berpikir Kritis dalam Tahap Pengkajian dan Diagnosis adalah proses
pemahaman tentang informasi apa yang dikumpulkan, metode pengumpulan
data yang akan dilakukan, berpikir tentang kesesuaian informasi, dan
membuat suatu kesimpulan tentang respon klien terhadap kondisi sehat
sakitnya. Informasi yang didapatkan sesuai dan dibutuhkan serta bagaimana
intepretasinya, selain itu adanya masalah yang berasal informasi data dimana
sudah teridentifikasi terutama data yang penting atau informasi Perumusan
masalah keperawatan merupakan kesimpulan dari hasil pengkajian dan
mengandung dua kategori mendasar, yaitu kekuatan dan perhatian terhadap
masalah kesehatan klien. Perhatian terhadap masalah meliputi kemampuan
perawat untuk mengatasi masalah secara mandiri, dan perlunya keterlibatan
profesi lain dan bekerjasama secara interdisiplin, serta perlu/tidaknya
perawatan klien yang harus dirujuk ke tenaga kesehatan lain. Dengan
demikian berpikir kritis pada tahap pengkajian meliputi kegiatan
mengumpulkan data dan validasi. Perumusan diagnosis keperawatan
merupakan tahap pengambilan keputusan yang paling kritis, karena harus
menentukan masalah dan argumentasi secara rasional. Oleh karena itu, perlu
dilatih sehingga lebih tajam dalam mengidentifikasi masalah

viii
Keterampilan berpikir kritis dalam tahap diagnosis
keperawatan yaitu temukan pola rambu-rambu, mengidentifikasi
kesenjangan data dan membuat analisis, membuat hubungan
interdisiplin, menegakkan masalah, menguji asumsiasumsi,
bandingkan pola dengan norma, identifikasi faktor yang
berkontribusi.

2.3. Proses Diagnosis Keperawatan


1. Klasifikasi dan Analisis Data

a) Pengelompokkan data adalah mengelompokkan data-data klien


atau keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan
kesehatan atau keperawatan berdasarkan kriteria
permasalahannya.

b) Pengelmpkkan data dapat disusun berdasarkan pola respon


manusia (taksonomi NANDA) dan/atau pola fungsi kesehatan
(Gordon, 1982)

2. Mengidentifikasi Masalah Klien


a) Masalah klien merupakan keadaan atau situasi dimana klien
perlu bantuan untuk mempertahankan atau meningkatkan status
kesehatannya, atau meninggal dengan damai, yang dapat
dilakukan oleh perawat sesuai dengan kemampuan dan
wewenang yang dimilikinya
b) Identifikasi masalah klien dibagi menjadi : pasien tidak
bermasalah, pasien yang kemungkinan mempunyai masalah,
pasien yang mempunyai masalah potensial sehingga
kemungkinan besar mempunyai masalah dan pasien yang
mempunyai masalah aktual.

ix
3. Memvalidasi Diagnosis Keperawatan
a) Menghubungkan dengan klasifikasi gejala dan tanda-tanda yang
kemudian merujuk kepada kelengkapan dan ketepatan data. Untuk
kelengkapan dan ketepatan data, kerja sama dengan klien sangat
penting untuk saling percaya, sehingga mendapatkan data yang
tepat.
b) Pada tahap ini, perawat memvalidasi data yang ada secara akurat,
yang dilakukan bersama klien/keluarga dan/atau masyarakat.
Validasi tersebut dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan
atau pernyataan yang reflektif kepada klien/keluarga tentang
kejelasan interpretasi data. Begitu diagnosis keperawatan disusun,
maka harus dilakukan validasi.

4. Menyusun Diagnosis Keperawatan Sesuai engan Prioritasnya


Setelah perawat mengelompokkan, mengidentifikasi, dan
memvalidasi data-data yang signifikan, maka tugas perawat pada
tahap ini adalah merumuskan suatu diagnosis keperawatan. Diagnosa
keperawatan dapat bersifat aktual, resiko, sindrom, kemungkinan dan
wellness.

A. Macam-macam Diagnosa Keperawatan


1. Diagnosa Keperawatan Aktual (Actual Nursing Diagnoses)

Diagnosa keperawatan aktual menyajikan keadaan yang secara


klinis telah divalidasi melalui batasan karakteristik mayor yang dapat
diidentifikasi. Tipe dari diagnosa keperawatan ini mempunyai empat
komponen yaitu label, definisi, batasan karakteristik, dan faktor-
faktor yang berhubungan (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).

2. Diagnosa Keperawatan Risiko Dan Risiko Tinggi ( Risk And High


Risk Nursing Diagnoses)

x
Keputusan klinis bahwa individu, keluarga dan masyarakat
sangat rentan untuk mengalami masalah bila tidak diantisipasi oleh
tenaga keperawatan, dibanding yang lain pada situasi yang sama atau
hampir sama (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).

3. Diagnosa Keperawatan Kemungkinan (Possible Nursing Diagnoses)

Pernyataan tentang masalah-masalah yang diduga masih


memerlukan data tambahan. Namun banyak perawat-perawat telah
diperkenalkan untuk menghindari sesuatu yang bersifat sementara
dan NANDA tidak mengeluarkan diagnosa keperawatan untuk jenis
ini (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).

4. Diagnosa Keperawatan Sejahtera (Wellness Nursing Diagnoses)

Ketentuan klinis mengenai individu, keluarga dan masyarakat


dalam transisi dari tingkat kesehatan khusus ketingkat kesehatan
yang lebih baik. Pernyataan diagnostik untuk diagnosa keperawatan
sejahtera merupakan bagian dari pernyataan yang berisikan hanya
sebuah label. Label ini dimulai dengan “Potensial terhadap
peningkatan…….”, diikuti tingkat sejahtera yang lebih tinggi yang
dikehendaki oleh individu atau keluarga, misal “Potensial terhadap
peningkatan proses keluarga” (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito,
1997). Diagnosa keperawatan sejahtera menggambarkan respon
manusia terhadap tingkat kesejahteraan dalam individu, keluarga,
atau komunitas yang memiliki kesiapan untuk peningkatan (NANDA
International, 2007). Ini merupaka penilaian klinis tentang individu,
keluarga, atau komunitas dalam transisi dari tingkat kesejahteraan
tertentu ke tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Perawat memilih
tipe diagnosis ini ketika klien berharap atau telah mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Sebagai contoh, potensial peningkatan

xi
adaptasi yang terkait dengan keberhasilan pengobatan kanker adalah
diagnosis kesejahteraan, dan perawat beserta keluarga bekerjasama
untuk beradaptasi dengan stresor yang berhubungan dengan
kelangsungan hidup penderita kanker. Dalam pelaksanaanya, perawat
menggabungkan kekuatan klien dan sumber daya yang ada ke dalam
rencana perawatan, dengan tujuan untuk meningkatkan tingkat
adaptasi.

5. Diagnose Keperawatan Sindrome (Syndrome Nursing Diagnoses)

Terdiri dari sekelompok diagnosa keperawatan aktual atau


risiko tinggi yang diduga akan tampak karena suatu kejadian atau
situasi tertentu. NANDA telah menyetujui dua diagnosa keperawatan
sindrom yaitu “Sindrom trauma perkosaan” dan “Risiko terhadap
sindrom disuse” (Carpenito,1997).

6. Diagnose Keperawatan Promosi Kesehatan

Diagnosis keperawatan promosi kesehatan adalah penilaian


klinis terhadap motivasi individu, keluarga, atau komunitas serta
keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan dan aktualisasi potensi
kesehatan manusia sebagai ungkapan kesiapan mereka untuk
meningkatkan perilaku kesehatan tertentu, seperti nutrisi dan
olahraga. Diagnosis promosi kesehatan dapat digunakan pada
berbagai bidang kesehatan dan tidak membutuhkan tingkat
kesejahteraan tertentu (NANDA International, 2007). Potensial
peningkatan kenyamanan merupakan contoh diagnosis promosi
kesehatan.

xii
2.4. Peta Konsep Diagnosis Keperawatan
Saat merawat klien individu atau kelompok, anda harus berpikir secara
kritis tentang kebutuhan klien dan bagaimana mencegah masalah
berkembang. Tinjauan secara menyeluruh pada klien meningkatkan
tantangan berpikir tentang semua kebutuhan dan masalah klien. Sebagain
kecil klien memiliki masalah tunggal. Anda akan sering merawat klien
dengan diagnosis keperawatan multipel. Oleh karena itu, gambaran dari
gambaran dari setiap klien biasanya terdiri dari beberapa hubungan antara
sekumpulan data yang semuanya dihubungkan dengan masalah yang
ditemukan (Mueller, Johnston, dan Bligh, 2002).

Peta konsep merupakan salah satu cara untuk menggambarkan


hubungan antara konsep dan ide yang terkait dengan subjek sentral
(misalnya: masalah kesehatan klien). 2 Hsu dan Hsieh (2005)
menggambarkan peta konsep sebagai pola yang menampilkan
pengetahuan visual dalam pembentukan jaringan grafik hierarki. Dengan
menggunakan peta konsep dari data pemeriksaan yang anda kumpulkan,
anda memiliki tampilan visual dari masalah klien anda yang
menunjukkan hubungannya dengan pihak lain (Schuster, 2003). Setelah
anda melakukan setiap langkah proses keperawatan, peta konsep anda
mengembangkan tindakan yang telah direncanakan dengan lebih
terperinci. Peta konsep dapat meningkatkan pemikiran kritis karena
membuat anda mampu mengidentifikasi, menampilkan melalui grafik,
dan menghubungkan konsep penting dengan mengorganisasikan dan
menganalisis informasi (Hsu dan Hsieh, 2005).

Bagan dibawah menunjukkan langkah selanjutnya dalam


pengembangan peta konsep Lisa atau Nn. Devine. Lisa mulai dengan
langkah pengkajian proses keperawatan untuk mengumpulkan data dasar
Nn. Devine. Pengkajiannya meliputi pandangan Nn. Devine terhadap

xiii
masalah kesehatannya, data objektif dan subjektif yang Lisa kumpulkan
melalui observasi dan pemeriksaan. Lisa memvalidasi temuannya dan
menambahkannya pada data dasar sebagai informasi baru. Sumber data
meliputi lingkup fisik, psikologis, dan sosiokultural. Lisa menerapkan
pertimbangan klinis dan intuisi yang mencerminkan pengetahuan
keperawatan dasar yang dimilikiinya, pengalaman terdahulunya dengan
klien, pada pandangan dalam situasi yang sama, dan referensi dari standar
dan prosedur institusional (misalnya: kebijakan manajemen rasa nyeri
atau protokol pengajaran pascaoperasi) (Ferrario, 2004). Saat lisa mulai
melihat pada karakteristik defenisi, dia menempatkan label untuk
menentukan empat diagnosis keperawatan yang sesuai untuk Nn. Devine.

Dia juga dapat melihat hubungan antara diagnosis dan


menghubungkannya dengan grafik peta perawatan. Dari pengalamannya
merawat klien dengan rasa nyeri. Lisa tahu jika Nn. Devine terus merasa
khawatir maka nyeri yang dirasakan akan semakin meningkat. Di
samping itu, peningkatan rasa nyeri akan meningkatkan ansietas. Ansietas
juga mempengaruhi bagaimana Nn. Devine akan melaksanakan semua
instruksi, tetapi setelah dia memahami apa yang diharapkannya tingkat
ansietas tidak berkurang. Peta konsep mengatur dan menghubungkan
informasi agar anda dapat melihat semua yang baru dan menghargai
kerumitan dari pelayanan klien (Ferrario, 2004).

Langkah selanjutnya yang dilakukan Lisa dalam peta pelayanan adalah


menentukan tindakan keperawatan yang sesuai untuk pelayanan Nn.
Devine. 3 Manfaat dari peta konsep adalah fokus sentralnya ada pada
klien, dan bukan pada penyakit atau perubahan kesehatan klien. Ini
mendorong siswa keperawatan untuk konsentrasi pada masalah kesehatan
spesifik klien dan diagnosis keperawatan (Mueller et al., 2002). Fokus
tersebut meningkatkan partisipasi klien dalam seluruh rencana pelayanan.

xiv
Diagnosis keperawatan nyeri akut Diagnosis keperawatan : Kurang
terkait tekanan pada saraf spinal: pengetahuan tentang aktivitas post
Tingkat nyeri 8 atau 9 operatif terkait kurang pengalaman.
Nyeri meningkat saat membalikkan Tidak mempunyai pengalaman operasi
badan sebelumnya
Meringis saat berpindah Melaporkan tidak menerima intruksi
Merintih saat berbalik atau berpindah aktivitas post operatif
Menanyakan pertanyaan

Diagnosis medis utama klien : hernia diskus lumbal.


Direncanakan untuk laminektomi lumbal.
Pemeriksaan utama: tingkat mobilisasi, karakteristik nyeri,
pengetahuan dan persepsi tentang kondisi dan operasi

Diagnosis keperawatan :
ganguan mobilitas fisik
Diagnosis keperawatan : Ansietas berhubungan berhubungan dengan nyeri akut
dengan ketidaknyamanan setelah operasi Bergerak dengan kaku di tempat
Laporan “ketakutan” setelah menjalani operasi tidur
Kegelisahan Tidak tahan berdiri
Keraguan tentang yang diharapkan setelah operasi Tidak dapat berbalik
Waspada terhadap kemungkinan lumpuh

: Menghubungkan antara diagnosis medis dan diagnosis


keperawatan
: Menghubungkan antar diagnosis keperawatan

xv
2.5. Sumber Kesalahan Diagnosis Keperawatan

1. Kesalahan dalam pengumpulan data


Untuk menghindari kesalahan dalam pengumpulan data
pengetahuan dan keterampilan dalam teknik pemeriksaan data
sangat diperlukan. Berikut ini beberapa cara untuk menghindari
kesalahan dalam pengumpulan data:
 Tinjau ulang tingkat kenyamanan dan kompetensi anda dalam
melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik sebelum mulai
mengumpulkan data.
 Lakukan pemeriksaan dalam beberapa langkah dengan
terfokus pada satu sistem tubuh sebelum memulai
pemeriksaan lengkap dari kepala hingga kaki.
 Tinjau ulang pengkajian klinis anda di ruang kelas maupun
klinik.
 Tentukan keakuratan data anda dengan mevalidasi beberapa
kali hasil yang anda dapat guna meminimalkan risiko
ketidakakuratan
 Teratur dalam pemeriksaan, memiliki formulir dan peralatan
pemeriksaan yang sesuai dan siap digunakan.
2. Kesalahan dalam interpretasi dan analisis data
Setelah pengumpulan data, tinjau ulang kembali data tersebut
apakah sudah akurat dan lengkap. Saat anda tidak dapat
mevalidasi data, ini menunjukkan ketidaksesuaian antara petunjuk
klinis dan diagnosa keperawatan(Lunney,1998 dikutip oleh Potter
& Perry,2009). Mulailah menginterpretasikan dengan menentukan
dan mengatur pola pemeriksaan yang relevan untuk mengetahui
adanya masalah pada klien dengan mempertimbangkan latar
budaya klien.

xvi
3. Kesalahan pengelompokan data
Kesalahan dalam pengelompokan data terjadi saat data
dikelompokan terlalu cepat, tidak benar, atau tidak dikelompokan
sama sekali. Kesalahan pengelompokan data dapat mempengaruhi
diagnosa keperawatan yang akan berdampak pada kualitas
pelayanan keperawatan pada klien.
4. Kesalahan dalam pernyataan diagnosis

Pemilihan pernyataan diagnosis yang tepat akan menghasilkan


pemilihan intervensi keperawatan dan hasil yang sesuai
(Docherman dan Jones,2003). Untuk mengurangi kesalahan,
pernyataan diagnosis harus menggunakan bahasa yang sesuai,
ringkas, dan tepat. Gunakan terminology yang benar dalam
menggambarkan respons klien terhadap penyakit atau kondisinya.
Berikut ini adalah taktik untuk mengurangi kesalahan dalam
pernyataan diagnosis, yakni:
 Kenali respon klien, bukan diagnosa medis (Carpernito-
Moyet,2005)
 Karena diagnosa medis membutuhkan tindakan medis,
sangat tidak bijak bila memasukkan diagnosa medis kedalam
diagnosa keperawatan.
 Kenali pernyataan diagnosis NANDA –I dibandingkan
gejala.
 Kenali diagnosa keperawatan dari kelompok karakteristik
definisi karena satu gejala tidak cukup untuk
mengindentifikasi masalah.
 Kenali etiologi yang dapat ditangani dibandingkan tanda
klinis atau masalah kronis.
 Anda dapat memilih tindakan yang diarahkan menuju
koreksi etiologi masalah karena pemeriksaan diagnostic atau

xvii
disfungsi kronis bukan merupakan etiologi atau kondisi yang
dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.
 Kenali masalah yang disebabkan oleh pengobatan atau
pemeriksaan diagnostic, daripada terapi atau pemeriksaan itu
sendiri.
 Klien mengalami banyak respons terhadap pemeriksaan
diagnostic dan terapi medis yang termasuk dalam bidang
keperawatan.
 Kenali respon klien terhadap peralatan dibandingkan
peralatan itu sendiri.
 Kenali masalah klien dibandingkan masalah anda dengan
pelayanan kesehatan.
 Diagnosa keperawatan selalu berpusat pada klien dan
menjadi dasar untuk pelayanan yang diarahkan oleh tujuan.
 Kenali masalah klien dibandingkan tindakan keperawatan.
 Kenali masalah klien dibandingkan tujuan.
 Anda selalu menetapkan tujuan semala tahap perencanaan
pada proses keperawatan. Berdasarkan identifikasi masalah
klien yang akurat, tujuan akan menjadi dasar untuk
menentukan apakah penyelesaian masalah telah tercapai.
 Gunakan pertimbangan professional dibandingkan dugaan.
 Buat diagnosa keperawatan berdasarkan data objektif dan
data subjektif klien, dan jangan sertakan kepercayaan dan
nilai-nilai pribadi Anda.
 Hindari pernyataan yang tidak sesuai hukum (Carpenito-
Moyet,2005)
 Pernyataan yang bersifat menyalahkan, mengabaikan, atau
malpraktik berpotensi menimbulkan tuntutan hukum.
 Kenali masalah dan etiologi untuk menghindari pengulangan
pernyataan.

xviii
 Pernyataan seperti ini mengandung arti yang tidak jelas dan
tidak memberikan arahan untuk pelayanan keperawatan.
 Kenali satu masalah saja dalam pernyataan diagnostik.
 Setiap masalah memiliki hasil harapan yang berbeda,
kebingungan selama langkah perencanaan terjadi saat anda
memasukkan banyak masalah dalam satu diagnosa
keperawatan.

2.6. Definisi Diagnosis Keperawatan


Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis tentang respons
individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan yang actual
dan potensial, atau proses kehidupan (NANDA International,2007).
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan
respon manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola ) dari individu
atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi
dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan,
membatasi, mencegah, atau mengubahnya (Carpenito,2000), sedangkan
menurut Gordon (1982) mendefinisikan bahwa diagnose keperawatan adalah
masalah kesehatan actual dan potensial dimana berdasarkan pendidikan dan
pengalamannya, ia mampu dan mempunyai kewenangan untuk memberikan
tindakan keperawatan. Menurut Shoemaker (1984) mendefinisikan diagnosa
keperawatan sebagai keputusan klinis mengenai individu, keluarga, atau
masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan
analisis cermat dan sistematis, memberikan dasar pembuatan ketentuan-
ketentuan untuk terapi yang pasti dimana perawat bertanggung jawab.
Jadi, dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai respon
individu, keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui proses
pengumpulan data terhadap masalah kesehatan yang aktual maupun
potensial guna menjaga status kesehatan.

xix
xx
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai respon individu,
keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui proses pengumpulan data terhadap
masalah kesehatan yang aktual maupun potensial guna menjaga status kesehatan.
Keterampilan berpikir kritis dalam tahap diagnosis keperawatan yaitu
temukan pola rambu-rambu, mengidentifikasi kesenjangan data dan membuat
analisis, membuat hubungan interdisiplin, menegakkan masalah, menguji
asumsiasumsi, bandingkan pola dengan norma, identifikasi faktor yang berkontribusi.
Proses yang terdapat dalam merumuskan diagnosa adalah sebagai berikut:
 Klasifikasi & Analisis Data
 Mengindentifikasi masalah klien
 Memvalidasi diagnosis keperawatan
 Menyusun diagnosis keperawatan sesuai dengan prioritasnya.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini dapat , hal yang dapat kami sarankan baik
untuk mahasiswa keperawatan maupun perawat professional untuk dapat lebih
berhati-hati dalam menentukan diagnosa keperawatan pada klien guna memberikan
pelayanan keperawatan yang tepat pada klien.

xxi
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito-Moyet,Lynda Juall.2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi


13.Jakarta: EGC.
Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika.

Effendi, Ferry.2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam


Keperawatan. Jakarta:Salemba Medika.
Herdman,T.Heather.2012.NANDA International,Diagnosis Keperawatan: Definisi
dan Klasifikasi 2012-2014.Jakarta: EGC
Nursalam. 2009. Proses Dan Dokumentasi Keperawtan Konsep Dan Praktik. Jakarta:
Salemba Medika

Potter&Perry.2009.Fundamental of Nursing,7th Edition.Jakarta:Salemba Medika.

xxii

Anda mungkin juga menyukai