OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat
Beliau makalah ini dapat tersusun dengan baik. Adapun judul kalah ini adalah
“Diagnosis Keperawatan”.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik
dalam materi maupun teknis penulisan. Kami mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak untuk menyempurnakan makalah ini.
Dalam penilisan makalah ini kami ucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu
dosen pembimbing mata kuliah Prosens Keperawatan Dan Berpikir Kritis serta rekan-
rekan yang telah membatu penyusunan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
3.1 Simpulan............................................................................................................18
3.2 Saran..................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
banyak kalangan yang berpikir bahwa diagnosa keperawatan
serupa dengan diagnosa medis dan tak jarang beberapa perawat
menetapkan diagnosa keperawatan dengan menambahkan diagnosa
medis didalamnya dan melupakan syarat serta komponen yang
seharusnya terdapat dalam diagnosa keperawatan sehingga
berdampak pada pelayanan keperawatan yang diterima oleh klien.
1.6. Tujuan
A. Mengetahui sejarah diagnosis keperawatan.
1.7. Manfaat
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca baik
dari kalangan mahasiswa kesehatan, perawat professional maupun
masyarat dalam memahami diagnosa keperawatan.
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
A. Menyediakan definisi yang tepat yang dapat memberikan
Bahasa yang sama dalam memahami kebutuhan klien bagi
semua anggota tim pelayanan kesehatan.
vii
2.2. Berpikir Kritis dan Proses Keperawatan
Hubungan berpikir kritis perawat dengan proses keperawatan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan yaitu saling berhubungan, karena dalam
melaksanakan proses keperawatan seorang perawat membutuhkan tindakan
dan keterampilan berpikir kritis. Berpikir kritis menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari asuhan keperawatan. Perawat dengan kemampuan berfikir
kritis yang baik akan menyadari perannya dan identitas dirinya dalam
kaitannya dengan hal-hal dan peristiwa yang dialami pasien, sehingga asuhan
keperawatan yang diberikan akan maksimal dan jauh lebih baik.
Berpikir Kritis dalam Tahap Pengkajian dan Diagnosis adalah proses
pemahaman tentang informasi apa yang dikumpulkan, metode pengumpulan
data yang akan dilakukan, berpikir tentang kesesuaian informasi, dan
membuat suatu kesimpulan tentang respon klien terhadap kondisi sehat
sakitnya. Informasi yang didapatkan sesuai dan dibutuhkan serta bagaimana
intepretasinya, selain itu adanya masalah yang berasal informasi data dimana
sudah teridentifikasi terutama data yang penting atau informasi Perumusan
masalah keperawatan merupakan kesimpulan dari hasil pengkajian dan
mengandung dua kategori mendasar, yaitu kekuatan dan perhatian terhadap
masalah kesehatan klien. Perhatian terhadap masalah meliputi kemampuan
perawat untuk mengatasi masalah secara mandiri, dan perlunya keterlibatan
profesi lain dan bekerjasama secara interdisiplin, serta perlu/tidaknya
perawatan klien yang harus dirujuk ke tenaga kesehatan lain. Dengan
demikian berpikir kritis pada tahap pengkajian meliputi kegiatan
mengumpulkan data dan validasi. Perumusan diagnosis keperawatan
merupakan tahap pengambilan keputusan yang paling kritis, karena harus
menentukan masalah dan argumentasi secara rasional. Oleh karena itu, perlu
dilatih sehingga lebih tajam dalam mengidentifikasi masalah
viii
Keterampilan berpikir kritis dalam tahap diagnosis
keperawatan yaitu temukan pola rambu-rambu, mengidentifikasi
kesenjangan data dan membuat analisis, membuat hubungan
interdisiplin, menegakkan masalah, menguji asumsiasumsi,
bandingkan pola dengan norma, identifikasi faktor yang
berkontribusi.
ix
3. Memvalidasi Diagnosis Keperawatan
a) Menghubungkan dengan klasifikasi gejala dan tanda-tanda yang
kemudian merujuk kepada kelengkapan dan ketepatan data. Untuk
kelengkapan dan ketepatan data, kerja sama dengan klien sangat
penting untuk saling percaya, sehingga mendapatkan data yang
tepat.
b) Pada tahap ini, perawat memvalidasi data yang ada secara akurat,
yang dilakukan bersama klien/keluarga dan/atau masyarakat.
Validasi tersebut dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan
atau pernyataan yang reflektif kepada klien/keluarga tentang
kejelasan interpretasi data. Begitu diagnosis keperawatan disusun,
maka harus dilakukan validasi.
x
Keputusan klinis bahwa individu, keluarga dan masyarakat
sangat rentan untuk mengalami masalah bila tidak diantisipasi oleh
tenaga keperawatan, dibanding yang lain pada situasi yang sama atau
hampir sama (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).
xi
adaptasi yang terkait dengan keberhasilan pengobatan kanker adalah
diagnosis kesejahteraan, dan perawat beserta keluarga bekerjasama
untuk beradaptasi dengan stresor yang berhubungan dengan
kelangsungan hidup penderita kanker. Dalam pelaksanaanya, perawat
menggabungkan kekuatan klien dan sumber daya yang ada ke dalam
rencana perawatan, dengan tujuan untuk meningkatkan tingkat
adaptasi.
xii
2.4. Peta Konsep Diagnosis Keperawatan
Saat merawat klien individu atau kelompok, anda harus berpikir secara
kritis tentang kebutuhan klien dan bagaimana mencegah masalah
berkembang. Tinjauan secara menyeluruh pada klien meningkatkan
tantangan berpikir tentang semua kebutuhan dan masalah klien. Sebagain
kecil klien memiliki masalah tunggal. Anda akan sering merawat klien
dengan diagnosis keperawatan multipel. Oleh karena itu, gambaran dari
gambaran dari setiap klien biasanya terdiri dari beberapa hubungan antara
sekumpulan data yang semuanya dihubungkan dengan masalah yang
ditemukan (Mueller, Johnston, dan Bligh, 2002).
xiii
masalah kesehatannya, data objektif dan subjektif yang Lisa kumpulkan
melalui observasi dan pemeriksaan. Lisa memvalidasi temuannya dan
menambahkannya pada data dasar sebagai informasi baru. Sumber data
meliputi lingkup fisik, psikologis, dan sosiokultural. Lisa menerapkan
pertimbangan klinis dan intuisi yang mencerminkan pengetahuan
keperawatan dasar yang dimilikiinya, pengalaman terdahulunya dengan
klien, pada pandangan dalam situasi yang sama, dan referensi dari standar
dan prosedur institusional (misalnya: kebijakan manajemen rasa nyeri
atau protokol pengajaran pascaoperasi) (Ferrario, 2004). Saat lisa mulai
melihat pada karakteristik defenisi, dia menempatkan label untuk
menentukan empat diagnosis keperawatan yang sesuai untuk Nn. Devine.
xiv
Diagnosis keperawatan nyeri akut Diagnosis keperawatan : Kurang
terkait tekanan pada saraf spinal: pengetahuan tentang aktivitas post
Tingkat nyeri 8 atau 9 operatif terkait kurang pengalaman.
Nyeri meningkat saat membalikkan Tidak mempunyai pengalaman operasi
badan sebelumnya
Meringis saat berpindah Melaporkan tidak menerima intruksi
Merintih saat berbalik atau berpindah aktivitas post operatif
Menanyakan pertanyaan
Diagnosis keperawatan :
ganguan mobilitas fisik
Diagnosis keperawatan : Ansietas berhubungan berhubungan dengan nyeri akut
dengan ketidaknyamanan setelah operasi Bergerak dengan kaku di tempat
Laporan “ketakutan” setelah menjalani operasi tidur
Kegelisahan Tidak tahan berdiri
Keraguan tentang yang diharapkan setelah operasi Tidak dapat berbalik
Waspada terhadap kemungkinan lumpuh
xv
2.5. Sumber Kesalahan Diagnosis Keperawatan
xvi
3. Kesalahan pengelompokan data
Kesalahan dalam pengelompokan data terjadi saat data
dikelompokan terlalu cepat, tidak benar, atau tidak dikelompokan
sama sekali. Kesalahan pengelompokan data dapat mempengaruhi
diagnosa keperawatan yang akan berdampak pada kualitas
pelayanan keperawatan pada klien.
4. Kesalahan dalam pernyataan diagnosis
xvii
disfungsi kronis bukan merupakan etiologi atau kondisi yang
dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.
Kenali masalah yang disebabkan oleh pengobatan atau
pemeriksaan diagnostic, daripada terapi atau pemeriksaan itu
sendiri.
Klien mengalami banyak respons terhadap pemeriksaan
diagnostic dan terapi medis yang termasuk dalam bidang
keperawatan.
Kenali respon klien terhadap peralatan dibandingkan
peralatan itu sendiri.
Kenali masalah klien dibandingkan masalah anda dengan
pelayanan kesehatan.
Diagnosa keperawatan selalu berpusat pada klien dan
menjadi dasar untuk pelayanan yang diarahkan oleh tujuan.
Kenali masalah klien dibandingkan tindakan keperawatan.
Kenali masalah klien dibandingkan tujuan.
Anda selalu menetapkan tujuan semala tahap perencanaan
pada proses keperawatan. Berdasarkan identifikasi masalah
klien yang akurat, tujuan akan menjadi dasar untuk
menentukan apakah penyelesaian masalah telah tercapai.
Gunakan pertimbangan professional dibandingkan dugaan.
Buat diagnosa keperawatan berdasarkan data objektif dan
data subjektif klien, dan jangan sertakan kepercayaan dan
nilai-nilai pribadi Anda.
Hindari pernyataan yang tidak sesuai hukum (Carpenito-
Moyet,2005)
Pernyataan yang bersifat menyalahkan, mengabaikan, atau
malpraktik berpotensi menimbulkan tuntutan hukum.
Kenali masalah dan etiologi untuk menghindari pengulangan
pernyataan.
xviii
Pernyataan seperti ini mengandung arti yang tidak jelas dan
tidak memberikan arahan untuk pelayanan keperawatan.
Kenali satu masalah saja dalam pernyataan diagnostik.
Setiap masalah memiliki hasil harapan yang berbeda,
kebingungan selama langkah perencanaan terjadi saat anda
memasukkan banyak masalah dalam satu diagnosa
keperawatan.
xix
xx
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai respon individu,
keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui proses pengumpulan data terhadap
masalah kesehatan yang aktual maupun potensial guna menjaga status kesehatan.
Keterampilan berpikir kritis dalam tahap diagnosis keperawatan yaitu
temukan pola rambu-rambu, mengidentifikasi kesenjangan data dan membuat
analisis, membuat hubungan interdisiplin, menegakkan masalah, menguji
asumsiasumsi, bandingkan pola dengan norma, identifikasi faktor yang berkontribusi.
Proses yang terdapat dalam merumuskan diagnosa adalah sebagai berikut:
Klasifikasi & Analisis Data
Mengindentifikasi masalah klien
Memvalidasi diagnosis keperawatan
Menyusun diagnosis keperawatan sesuai dengan prioritasnya.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini dapat , hal yang dapat kami sarankan baik
untuk mahasiswa keperawatan maupun perawat professional untuk dapat lebih
berhati-hati dalam menentukan diagnosa keperawatan pada klien guna memberikan
pelayanan keperawatan yang tepat pada klien.
xxi
DAFTAR PUSTAKA
xxii