Anda di halaman 1dari 16

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

ENTIN SUMARTINI | 2019

KOBER
MODUL
(KENALI, OBATI, BERDAYAKAN)

1
KOBer
(Kenali, Obati, Berdayakan)

-MODUL-

OLEH:

ENTIN SUMARTINI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang

telah memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga modul yang berjudul KOBer

(Kenali, Obati, Berdayakan) ini dapat diselesaikan dengan baik. Isi modul ini

lebih menekankan kepada proses pelaksanaan program pencegahan tuberkulosis

“KOBer” baik dari definisi, tujuan, sasaran, target, komponen KOBer,

penatalaksanaan, serta evaluasi program.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua

pihak yang membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan modul

ini. Mudah-mudahan modul ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, instansi

pelaksana program, dan masyarakat umum sebagai acuan dalam melaksanakan

program pencegahan Tuberkulosis.

Mangupura, 19 Agustus 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................i
KATA PENGANTAR .................................................................................ii
DAFTAR ISI ................................................................................................iii
BAB I KONSEP DASAR PROGRAM
A. Konsep Tuberkulosis.................................................................1
B. Program KOBer........................................................................4
1. Kenali.................................................................................4
2. Obati ..................................................................................4
3. Berdayakan ......................................................................5
BAB II RUANG LINGKUP PROGRAM KOBer
A. Tujuan .....................................................................................6
B. Sasaran dan Target ...................................................................6
C. Waktu Pemberian......................................................................6
D. Penggerak Program...................................................................6
E. Pelaksana Program....................................................................6
F. Indikator Program.....................................................................7
BAB III MEKANISME PELAKSANAAN PROGRAM KOBer
A. Pertemuan Pertama....................................................................8
B. Pertemuan Kedua......................................................................9
BAB IV EVALUASI PROGRAM KOBer
A. Kriteria Pencapaian...................................................................11
B. Mekanisme Evaluasi Program...................................................11
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

KONSEP DASAR PROGRAM

A. KONSEP TUBERKULOSIS

1. Apa Itu Tuberkulosis?

Sumber gambar : https://doktersehat.com

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang


disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis (Kementerian
Kesehatan RI, 2018). Tuberkulosis disebabkan karena daya tahan tubuh
yang menurun. Perspektif epidiomologi melihat kejadian TB sebagai hasil
interaksi antar tiga komponen pejamu (host), penyebab (agent) dan
lingkungan (environment) (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Penyakit ini
apabila tidak segera diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat
menimbulkan komplikasi yang berbahaya hingga kematian. Untuk itu
perlu melakukan pencegahan TB agar tidak menular pada anggota
keluarga (Rizki, 2017).

1
2. Cara Penularan Tuberkulosis
Sumber infeksi yang terpenting adalah dahak penderita TB.
Penularan terjadi melalui percikan dahak (droplet infection) saat penderita
batuk, berbicara dan meludah (Sudiman, 2015). Kuman TB dari percikan
tersebut melayang di udara, jika terhirup oleh orang lain akan masuk
kedalam system respirasi dan selanjutnya dapat menyebabkan penyakit
pada penderita yang menhirupnya. Dengan demikian penyakit ini sangat
erat kaitannya dengan lingkungan, penyakit TB dapat terjadi akibat dari
komponen lingkungan yang tidak seimbang (pencemaran udara).
Kemungkinan suatu infeksi berkembang menjadi penyakit, tergantung
pada konsentrasi kuman yang terhirup dan daya tahan tubuh. Sekali batuk
dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Ventilasi dapat
mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat
membunuh kuman (Kementerian Kesehatan RI 2018).

sumber : https://www.kncv.or.id

2
3. Bagaimana Gejalanya?
Gambaran klinis tuberkulosis (Faizal,2016) :
a. Batuk
Batuk terus- menerus dan berdahak selama 3 (tiga) minggu atau
lebih, batuk baru timbul apabila proses penyakit telah melibatkan
bronkus dan terjadi iritasi. Akibat adanya peradangan pada bronkus,
batuk akan menjadi produktif yang berguna untuk membuang produk-
produk ekskresi peradangan.
b. Dahak
Dahak awalnya bersifat mukoid dan keluar dalam jumlah sedikit,
kemudian berubah menjdai mukopurulen/ kuning atau kuning hijau
sampai purulent dan kemudian dapat bercampur dengan darah.
c. Batuk Darah
Darah yang dikeluarkan penderita mungkin berupa garis atau
bercak-bercak darah, gumpalan-gumpalan darah atau darah segar dalam
jumlah yang sangat banyak. Kehilangan darah yang banyak kadang
akan mengakibatkan kematian yang cepat.
d. Sesak Nafas
Gejala ini ditemukan pada penyakit yang lanjut dengan kerusakan
paru yang cukup luas atau pengumpulan cairan di rongga pleura
sebagai komplikasi tuberkulosis.
e. Nyeri Dada
Nyeri kadang berupa nyeri menetap yang ringan. Kadang-kadang
lebih sakit sewaktu menarik nafas dalam. Bisa juga disebabkan
renggangan otot karena batuk.

3
B. PROGRAM KOBer (KENALI, OBATI, BERDAYAKAN)
Program KOBer (Kenali, Obati, Berdayakan) merupakan sebuah program
inovasi pencegahan tuberculosis yang dilakukan untuk mengurangi angka
kejadian TB. Visinya adalah Menuju masyarakat bebas masalah TB, sehat,
mandiri dan berkeadilan sedangkan misinya adalah meningkatkan
pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani dalam
pengendalian program TB; menjamin ketersediaan pelayanan yang paripurna,
merata, bermutu, dan berkeadilan, menjamin ketersediaan dan pemerataan
sumberdaya pengendalian TB dan menciptakan tata kelola program TB yang
baik. Untuk mewujudkan hal itu ditetapkanlah tujuan dan Sasaran
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).
1. Kenali
Masyarakat diharapkan memperoleh informasi tentang TB dan
mampu menerapkan arahan-arahan dari kader puskesmas dalam melakukan
pencegahan TB, petugas puskesmas sebagai petugas kesehatan yang paling
dekat dengan masyarakat wajib memberikan informasi dan edukasi tentang
TB, hal-hal pokok yang harus masyarakat tahu adalah cara penularan TB,
memproteksi diri dari kuman TB, menjaga kesehatan lingkungan dan
memperhatikan hal-hal yang bisa meningkatkan potensi terjadinya TB
(Astuti, 2013).
2. Obati
Prinsip utama pengobatan TB adalah patuh untuk minum obat
selama jangka waktu yang dianjurkan oleh dokter (minimal 6 bulan).
Apabila berhenti meminum obat sebelum waktu yang dianjurkan, penyakit
TB berpontensi menjadi kebal terhadap obat-obatan yang biasa diberikan.
Jika hal tersebut terjadi, TB menjadi lebih berbahaya dan sulit diobati
(Hutapea, 2016).
Obat yang diminum merupakan kombinasi dari isoniazid,
rifampicin, pyrazinamide dan ethambutol. Untuk penderita yang sudah
kebal dengan kombinasi obat tersebut, akan menjalani pengobatan dengan
kombinasi obat yang lebih banyak dan lebih lama. Lama pengobatan dapat
mencapai 18-24 bulan (Maulidia Fitri, 2014).

4
3. Berdayakan
Memberdyakan masyarakat dalam pencegahan TB sebagai bentuk
dukungan masyarakat dalam memberantas penyakit TB, selain itu
keterlibatan semua pihak dalam pengendalian TB sangat penting.
Pengendalian suatu penyakit atau suatu masalah kesehatan hanya mungkin
berhasil jika Pemerintah melibatkan semua pihak bersama seluruh lapisan
masyarakat. Berdayakan masyarakat dalam hal ini masyarakat berperan
dalam mendukung pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk
memutuskan rantai penyebaran kuman TB, contohnya: Gerakan Peduli
TB, Memberikan informasi kepada seluruh anggota keluarga tentang
pencegahan TB, menjaga lingkungan rumah agar terhindar dari
penyebaran kuman TB (Kementerian Kesehatan RI, 2018).

Sumber: https//ntt.kabardaerah.com

5
BAB II

RUANG LINGKUP PROGRAM KOBer

A. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai yaitu menurunkan angka kesakitan dan
kematian TB serta memutuskan rantai penularan dalam rangka mencapai
tujuan pembangunan kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).

B. SASARAN DAN TARGET


Sasaran program KOBer adalah tercapainya penemuan pasien baru
TB positif dan masyarakat aktif dalam pencegahan TB. Target ini diharapkan
dapat menurunkan tingkat prevalensi dan kematian akibat TB (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2018).

C. WAKTU PELAKSANAAN
Program dilaksanakan di puskesmas dan di lingkungan masyarakat,
seluruh program diberikan dalam satu minggu (2 kali pertemuan). Setiap
pertemuan di minggu pertama diberikan waktu 4 jam untuk pelaksanaan
kegiatan program. Evaluasi program dilaksanakan setelah satu bulan
pemberian program

D. PENGGERAK PROGRAM
Petugas Puskesmas sebagai tim penggerak pelaksanaan program,
sebagai tim penggerak pihak puskesmas wajib menyiapkan materi yang akan
disampaikan saat memberikan edukasi/ penyuluhan kepada masyaraka

E. PELAKSANA PROGRAM
Pelaksana program adalah seluruh masyarakat dari lingkup terkecil
yaitu tingkat Rukun Tetangga (RT) atau Banjar. Dimana dalam pnyuluhan
hanya akan dihadiri oleh kepala keluarga saja.

6
F. INDIKATOR PROGRAM

Sub Program Kegiatan Kategori Waktu Tempat


Kegiatan Pelaksanaan Pelaksanaan
Kenali  Mengkaji pengetahuan Pre test Hari 1 Puskesmas/
masyarakat tentang Balai Desa
tuberkulosis
 Memberikan Penyuluhan Hari 1 Puskesmas/
informasi/edukasi Balai Desa
mengenai tuberkulosis

Obati  Memberikan Penyuluhan Hari 1 Puskesmas/


informasi/edukasi Balai Desa
tentang mekanisme
pengobatan TB
 Mengobservasi Observasi Hari 2 Puskesmas
kepatuhan pasien TB
dalam melakukan
pengobatan

Berdayakan  Memberikan Penyuluhan Hari 1 Puskesmas/


informasi/edukasi Balai Desa
tentang lingkungan
yang baik untuk
mencegah TB serta
menghimabau untuk
memberikan edukasi
TB kepada seluruh
anggota keluarga
 Mengobservasi
Observasi Hari 2 Lingkungan
lingkungan timpat
tempat tinggal
tinggal masyarakat
masyarakat

7
BAB III

MEKANISME PELAKSANAAN PROGRAM KOBer

A. PERTTEMUAN PERTAMA (PENYULUHAN)

1. Tahap 1 (Pretest)
Pretest dilakukan untuk mengkaji pengetahuan masyarakat tentang
tuberkulosis.Pertanyaan pada pretest dibuat oleh tim penggerak program.

Sumber: www.vivereincamper.com

2. Tahap 2 (Penyuluhan)
 Memberikan informasi/edukasi mengenai tuberkulosis.
 Memberikan informasi/edukasi tentang mekanisme pengobatan TB.
 Memberikan informasi/edukasi tentang lingkungan yang baik untuk
mencegah TB serta menghimabau untuk memberikan edukasi TB
kepada seluruh anggota keluarga.

Sumber: www.thetanjungpuratimes.com

8
3. Tahap 3 (Posttest)
Posttest dilakukan untuk mengkaji keberhasilan penyuluhan, pertanyaan
posttest adalah sama dengan pertanyaan pada pretest.

Sumber: www.clipart.email

B. PERTEMUAN KEDUA (OBSERVASI)

1. Observasi 1
Dilakukan pengecekan tingkat kepatuhan pasien yang berobat di
puskesmas dari setiap RT/Banjar yang diberikan program.

Sumber: https://www.google.com

9
2. Observasi 2
Dilakukan observasi di lingkungan tempat tinggal masyarakat, hal yang
diobesrvasi adalah kebersihan lingkungan, ventilasi, tingkat pencahayan
rumah, sekaligus mengkaji tingkat pengetahuan tentang TB di setiap
anggota keluarga.

Sumber: https://fellasari.wordpress.com

Sumber: yuniuptt.blogspot.com

10
BAB IV

EVALUASI PROGRAM KOBer

A. KRITERIA PENCAPAIAN
Sub Program Indikator Keberhasilan
Kenali - Masyarakat mampu menyebutkan tanda dan gejala TB
- Masyarakat mengetahui pentingnya imunisasi
- Masyarakat mengetahui cara berprilaku hidup bersih sehat

Obati - Masyarakat mengetahui alur pemeriksaan dan pengobatan TB


- Tingkat kepatuhan berobat pasien meningkat

Berdayakan - Masyarakat mengetahui lingkungan rumah yang ideal untuk


mengindari penularan TB
- Seluruh anggota keluarga mengetahui perilaku pencegahan TB

B. MEKANISME EVALUASI PROGRAM


Evaluasi program dilakukan sebulan setelah pemberian program, pada
tahap evaluasi ini tim penggerak program memberikan kuesioner kepada
masyarakat secara acak di wilayah RT/Banjar yang sudah menerima program
sebulan sebelumnya. Jika kesimpulan yang diperoleh tidak masuk kategori
yang ingin dicapai, maka akan dilakukan pengkajian kembali dengan cara
observasi kembali. Pemberian program bisa di berikan kembali pada wilayah
yang sama dalam kurun waktu 6 bulan jika hasil pemberian program pertama
tidak memenuhi target pencapaian, dan dilakukan kembali setahun setelah
pemberian program pertama jika haril mencapai target.

11
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, S. (2013). Masyarakat terhadap upaya pencegahan penyakit tuberkulosis


di rw 04 kelurahan lagoa jakarta utara tahun 2013, 1.

Faizal, S. (2016). Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pasien


Tuberculosis di Puskesmas Tangerang Selatan.

Febriansyah, R. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga dengan Upaya


Pencegahan Penularan Tuberculosis Paru Pada Keluarga di Wilayah Kerja
Puskesmas Nguter Sukoharjo.

https//ntt.kabardaerah.com di akses pada 15/08/2019

https://doktersehat.com di akses pada 16/08/2019

https://fellasari.wordpress.com di akses pada 15/08/2019

https://www.google.com di akses pada 16/08/2019

https://www.kncv.or.id di akses pada 15/08/2019

Hutapea, T. P. (2016). Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Kepatuhan


Minum Obat Anti Tuberkulosis.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2018). Pedoman nasional


pengendalian tuberkulosis.

Maulidia Fitri, D. (2014). Kepatuhan minum obat pada penderita tuberkulosis


oleh : desy fitri maulidia universitas islam negeri syarif hidayatullah jakarta
1435 h / 2014 m.

Sudiman. (2015). Efektifitas Program Penyuluhan Tuberculosis Paru Terhadap


Perilaku Sehat Penderita Tuberculosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas
Janti dan Mulyorejo Kota Malang.

www.clipart.email di akses pada 16/08/2019

www.thetanjungpuratimes.com di akses pada 16/08/2019

www.vivereincamper.com di akses pada 16/08/2019

yuniuptt.blogspot.com di akses pada 15/08/2019

12

Anda mungkin juga menyukai