0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
177 tayangan23 halaman
Pemeriksaan status mental memberikan gambaran keseluruhan tentang kondisi psikologis pasien berdasarkan observasi dan wawancara. Aspek yang dinilai antara lain penampilan, perilaku, mood, pembicaraan, persepsi, pikiran, kognisi, pengendalian impuls, kemampuan menilai diri, dan tingkat kepercayaan terhadap laporan pasien.
Pemeriksaan status mental memberikan gambaran keseluruhan tentang kondisi psikologis pasien berdasarkan observasi dan wawancara. Aspek yang dinilai antara lain penampilan, perilaku, mood, pembicaraan, persepsi, pikiran, kognisi, pengendalian impuls, kemampuan menilai diri, dan tingkat kepercayaan terhadap laporan pasien.
Pemeriksaan status mental memberikan gambaran keseluruhan tentang kondisi psikologis pasien berdasarkan observasi dan wawancara. Aspek yang dinilai antara lain penampilan, perilaku, mood, pembicaraan, persepsi, pikiran, kognisi, pengendalian impuls, kemampuan menilai diri, dan tingkat kepercayaan terhadap laporan pasien.
Pemeriksaan status mental merupakan gambaran keseluruhan tentang pasien yang didapat dari hasil observasi pemeriksa dan kesan yang dimunculkan oleh pasien saat wawancara. Pemeriksaan Status Mental I. Deskripsi umum a. Penampilan b. Perilaku dan aktivitas psikomotor c. Sikap terhadap pemeriksa II. Mood dan afek a. Mood b. Afek c. Keserasian afek III. Pembicaraan IV. Persepsi V. Pikiran a. Proses atau bentuk pikiran b. Isi pikiran VI. Sensorium dan kognitif a. Kesiagaan dan tingkat kesadaran b. Orientasi c. Daya ingat d. Konsentrasi dan perhatian e. Kapasitas dan membaca dan menulis f. Kemampuan visuospasial g. Pemikiran abstrak h. Sumber informasi dan kecerdasan VII. Pengendalian impuls VIII. Daya nilai dan tilikan IX. Taraf dapat dipercaya Definisi Merupakan bagian dari pemeriksaan klinis yang menggambarkan jumlah total observasi pemeriksaan dan kesan tentang pasien psikiatrik saat wawancara.
Walaupun riwayat pasien tetap stabil, status mental
pasien dapat berubah-ubah dari hari ke hari atau dari jam ke jam. Pemeriksaan status mental adalah suatu gambaran tentang penampilan pasien, bicara, tindakan, dan pikiran selama wawancara. I. Deskripsi umum Penampilan gambaran tentang tampilan dan kesan keseluruhan terhadap pasien yang direfleksikan dari postur, sikap, cara berpakaian, dan berdandan. Istilah umum untuk menggambarkan penampilan adalah tampak sehat, sakit, agak sakit, seimbang, kelihatan tua, kelihatan muda, kusut, seperti anak-anak, dan kacau. I. Deskripsi umum Perilaku dan Aktivitas Psikomotor Dimaksud dari aktivitas psikomotor pasien. Termasuk didalamnya : manerisme, tiks, gerakan isyarat, kedutan, perilaku stereotipik, echopraxia, hiperaktivitas,agitasi, melawan, fleksibilitas, rigiditas, cara berjalan dan ketangkasan. Sikap terhadap pemeriksa Sikap pasien terhadap pemeriksa dapat digambarkan antara lain : bekerja sama, bersahabat, penuh perhatian, tertarik, datar, menggoda, bertahan, merendahkan, kebingungan, apatis, bermain-main, menyenangkan, mengelak, atau berlindung. II. Mood dan Afek Mood Suasana perasaan yang bertahan dan menyeluruh atau perpasif yang mewarnai persepsi seseorang akan dunia. Cara pasien menyatakan perasaannya, kedalaman perasaan, intensitas, jangka waktu, fluktasi dari perasaan, depresi, putus asa, mudah tersinggung, cemas, ketakutan, rasa terpesona, merasa gagal dan merendahkan diri. II. Mood dan Afek Afek Respon emosional pasien yang tampak. Pemeriksa menilai afek pasien dari ekspresi wajah pasien. Dibagi menjadi : a. Afek terbatas, jika terdapat penurunan jelas di dalam rentang dan intensitas ekspresi. b. Afek tumpul, ekspresi emosional yang menurun lebih jauh. c. Afek datar, adanya tanda wajah ekspresi afektif, suara pasien monoton, wajah imobile. II. Mood dan Afek Keserasian afek Suatu kualitas respon yang ditemukan pada beberapa pasien skizofrenia, dimana afek pasien tidak sejalan dengan apa yang dikatakan oleh pasien. Sebagai contoh, afek yang datar sambil berbicara tentang dorongan pembunuhan. III. Pembicaraan Bicara dapat digambarkan di dalam spontan atau tidaknya, kuantitasnya, kecepatan produksi bicara dan kualitasnya.
Gangguan bicara seperti tergagap-gagap dimasukan
kedalam bagian ini. Irama yang tidak biasanya (dysprosody) dan adanya penekanan harus dicatat. IV. Persepsi Persepsi adalah proses memindahkan stimulasi fisik menjadi informasi psikologis, proses mental dimana stimulasi sensoris dibawa kedalam alam kesadaran. Sistem panca indera yang terlibat (audiotorik, visual, olfaktorik, taktil) Gangguan persepsi : a. Halusinasi b. Ilusi c. Depersonalisasi atau derealisasi V. Pikiran Pikiran dibagi menjadi : Proses pikir Cara seseorang menyatukan semua ide- ide dan asosiasi- asosiasi yang membentuk pemikiran seseorang. Ggn arus pikir : logis/tidak logis, koheren/inkoheren, asosiasi longgar, sirkumstansial, tangensial, flight of idea Isi pikiran Apa yang sesungguhnya dipikirkan oleh seseorang seperti gagasan, keyakinan, preokupasi, obsesi. Gangguan isi pikiran : waham, paranoid, preokupasi, obsesi dan kompulsi, fobia, gagasan bunuh diri dan membunuh, gagasan menyangkut diri sendiri dan pengaruh, kemiskinan isi. VI. Sensorium dan Kognisi Pemeriksaan sensorium berguna untuk menilai : - Fungsi otak organik dan intelegensi - Kemampuan berpikir abstrak - Derajat tilikan dan penilaian
Gunakan juga MMSE (Mini Mental State
Examination). VI. Sensorium dan Kognisi Kesadaran Beberapa jenis ganguan kesadaran : berkabut, omnolensia, stupor, koma, letargi, atau gangguan kesiagaan.
Orientasi dan memori
Waktu, tempat, orang Memori jangka panjang, jangka sedang, jangka pendek, segera VI. Sensorium dan Kognisi Konsentrasi dan perhatian Gangguan ini dapat terjadi sebab : Gangguan kognitif, kecemasan, depresi, halusinasi Kemampuan membaca dan menulis Kemampuan visuospasial Misal: meniru 2 gambar pentagon yang bertumpang tindih pada satu sudut Pikiran abstrak Kemampuan berpikir konseptual Persamaan dan perbedaan 2 hal. Mis. Apel dan jeruk Arti peribahasa Intelegensi dan kemampuan memberi informasi Perhatikan latar belakang pendidikan dan kondisi sosioekonomi. VII. Pengendalian Impuls Apakah pasien mampu untuk mengendalikan impuls seksual, agresif, dan impuls lainnya? Penting dalam memastikan kesadaran pasien tentang perilaku yang sesuai secara sosial dan suatu pengukuran tentang kemungkinan bahaya pasien bagi diri sendiri atau orang lain. Pengendalian impuls dapat diperkirakan dari informasi dari riwayat pasien sekarang dan dari perilaku yang diobservasi selama wawancara. VIII. Daya Nilai dan Tilikan Daya nilai sosial Pengertian tentang dan dampak dari perilakunya Apa yang akan terjadi dalam situasi imajiner (mis. Apa yang akan dilakukan pasien bila mencium asap dalam bioskop yang penuh sesak) Tilikan Derajat kesadaran dan pengertian pasien mengenai gangguan kesehatan jiwa yang dialaminya, terdapat 6 derajat tilikan yaitu Tilikan (insight) Tilikan I : penyangkalan sepenuhnya bahwa dirinya sakit. Tilikan II : kesadaran sedikit bahwa dirinya menderita gangguan tetapi juga menyangkal bahwa memerlukan pertolongan. Tilikan III : bahwa dirinya sakit tetapi menyalahkan orang lain atau faktor diluar dirinya sebagai penyebabnya. Tilikan IV : kesadaran bahwa sakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui oleh pasien. Tilikan V : tilikan intelektual : pengakuan bahwa pasien menderita suatu gangguan pada pasien sendiri serta perasaan yang tidak digunakan untuk menghadapi keadaan pada masa yang akan datang. Tilikan VI : tilikan emosional yang sesungguhnya yaitu kesadaran emosional mengenai motif-motif dan perasaan dalam diri pasien dan orang-orang yang penting dalam kehidupannya. IX. Taraf dapat dipercaya Merupakan kesan pemeriksa tentang dapat dipercayanya pernyataan pasien dan kemampuannya untuk melaporkan keadaannya secara tepat. Terima Kasih