Intravaskular
CES
Cairan Interstisial
CIS
Distribusi Cairan Tubuh
Volume CES
Mengatur tekanan darah
Pengaturan keseimbangan ion Na+
Osmolalitas CES
Mencegah penyusutan dan pembengkakan sel
Klasifikasi Cairan Tubuh
CIS 28 67 40
CES 14 33 20
Plasma 2.8 6.6 (20% CES) 4
Cairan 11.2 26.4 (80% CES) 16
Interstisial
Evaluasi Volume Intravaskular
Anamnesis
Makanan/minuman terakhir yang dikonsumsi
Muntah atau diare
Bilas lambung
Kehilangan darah atau drainase luka
Cairan intravena
Pemberian terapi produk darah
Riwayat hemodialisis
Evaluasi Volume Intravaskular
Pemeriksaan Fisik
Turgor kulit
Mukosa kering
Nadi yang lemah
meningkatnya denyut jantung
penurunan tekanan darah
penurunan output urin
Tanda dan Gejala Kehilangan Cairan
Kehilangan Cairan
Tanda 5% 10% 15%
Membran Mukosa Kering Sangat Kering Kering Sekali
Laju Nadi Normal atau > 100 bpm > 120 bpm
meningkat
Tekanan Darah Normal Agak berkurang Berkurang
Evaluasi Volume Intravaskular
Pemeriksaan Penunjang
Hematokrit serial
pH darah arteri
Berat jenis urin
Natrium urin
Natrium serum
Blood urea nitrogen (BUN)
Jenis Cairan Intravena
Kristaloid, Koloid, atau Kombinasi
Cairan kristaloid sama efektifnya dengan koloid dalam
mengembalikan volume vaskular
Mengganti defisit cairan intravaskular dengan cairan kristaloid
memerlukan tiga atau empat kali dibandingkan penggunaan
koloid
Pasien-pasien bedah mungkin mengalami defisit CES yang
melibihi defisit cairan intravaskular
Kehilangan cairan intravaskular yang berat dapat lebih cepat
dikoreksi menggunakan larutan koloid
Pemberian segera sejumlah besar kristaloid (> 45 L) lebih
sering menyebabkan edema jaringan.
Komposisi Cairan Kristaloid
Larutan Tonusitas Na+ Cl- K+ Ca2+ Mg2+ Glukosa Laktat Asetat
(mOsm/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) (g/L) (mEq/L) (mEq/L)
NS Hipo (154) 77 77
Indikasi
Resusitasi cairan dengan syok hemoragik, sebelum
adanya darah untuk transfusi
Resusitasi cairan untuk pasien dengan
hipoalbuminemia berat atau kondisi yang
berhubungan dengan adanya kehilangan protein
dalam jumlah besar
Terapi Cairan Intraoperatif
Kehilangan darah
Memonitor dan memperkirakan kehilangan darah
yang terjadi
Wadah suction dan secara visual dari kasa operasi
Kehilangan cairan lainnya
Luka operasi yang besar dan terekspos dalam
waktu yang lama
Pergeseran cairan ke kompartemen ketiga
Penggantian Cairan Intraoperatif
Kehilangan darah harus diganti dengan cairan kristaloid
atau koloid untuk menjaga normovolemia.
Pada kehilangan darah dapat diganti dengan transfusi sel
darah merah.
Transfusi dapat diberikan pada Hb 7-8 g/dL (hematokrit
21-24%)
RL kira-kira 3-4 kali dari banyaknya darah yang hilang,
dan cairan koloid dengan perbandingan 1:1 sampai
dicapai Hb yang diharapkan.
Mengganti Kehilangan Darah
Konsentrasi hemoglobin di bawah 7 gr/dL, CO
meningkat untuk mempertahankan delivery oksigen
dalam keadaan normal.
Pasien dengan hematokrit normal biasanya perlu
menjalani transfusi bila mengalami perdarahan lebih dari
1020% dari estimated blood volume (EBV).
Mengganti Kehilangan Darah
Golongan Darah
Sistem ABO
Rh
Uji Kompatibilitas
Uji Kompatibilitas
Tujuan
Mencegah reaksi antigen-antibodi
Uji ABO-Rh
mengakibatkan hemolisis intravaskular
diuji dengan antibodi anti-D untuk menentukan Rh
Uji Crossmatch
mendeteksi dalam serum adanya antibodi yang biasanya
dihubungkan dengan reaksi hemolitik non-ABO
mencampur serum pasien dengan sel darah merah dari antigen
yang dikenal
Transfusi Gawat Darurat
Jika jenis golongan pasien sudah diketahui, dapat
dilakukan crossmatch dalam waktu kurang dari 5 menit,
dapat mengkonfirmasikan kompatibilitas ABO.
Jika jenis darah penerima tidak dikenal dan transfusi
harus dimulai sebelum penentuan, jenis O Rh-Negatif
darah mungkin bisa digunakan.
Transfusi Intraoperatif
Imunologis
Infeksi
Transfusi Masif
Imunologis
Hemolisis
Hemolisis Akut
Hemolisis Lambat
Non-Hemolisis
Febril
Urtikaria
Anafilaktik
Edema paru
Graft-Vs-Host Disease
Purpura
Imunosupresi
Infeksi
Virus
Hepatitis
AIDS
CMV
Parasit
Malaria
Toxoplasmosis
Bakteri
Transfusi Masif
Koagulopati
Intoksikasi sitrat
Hipotermia
Keseimbangan asam-basa
Daftar Pustaka
Sherwood, Lauralee. Fluid and Acid-Base Balance dalam Fundamental of Human
Physiology. Fourth Edition. Brooks/Cole Cengange Learning, 2012; 4189.
Price, Sylvia A. Keseimbangan Cairan dan Asam-Basa dalam Patofisiologi : Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit.Volume 1. EGC, 2011; 3089.
Butterworth, John F. Mackey, David C. Wasnick, John D. Fluid Management and
Blood Component Therapy dalam Morgan and Mikhails Clinical Anesthesiology. Fifth
Edition. McGraw-Hill, 2013; 116176.
Leksana, Ery. Terapi Cairan dan Elektrolit. Bagian Anestesi dan Terapi Intensif
Universitas Diponegoro. 2004; 22944.
Harijanto, Eddy. Transfusi Intraoperatif dalam Panduan Tatalaksana Terapi Cairan
Perioperatif. Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Reanimasi. 2010; 1
4.
Latief, Said A. Suryadi, Kartini A. Dachlan, M Ruswan. Terapi Cairan dalam
Pembedahan dalam Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi Kedua.2010; 13346.