Anda di halaman 1dari 18

1. Instrument yang digunakan untuk mendiagnosis gangguan mental???

Jawaban :

Pemeriksaan status mental adalah bagian dari pemeriksaan klinis yang menggambarkan
jumlah total observasi pemeriksa dan kesan tentang tentang pasien psikiatrik saat wawancara.
Walaupun riwayat pasien tetap stabil, status mental pasien dapat berubah dari hari ke hari atau
dari jam ke jam. Pemeriksaan status mental adalah suatu gambaran tentang penampilan pasien,
bicara, tindakan, dan pikiran selama wawancara. Bahkan jika pasien membisu, atau inkoheren
atau menolak menjawab pertanyaan, dokter dapat memperoleh ionformasi yang banyak melalui
observasi yang cermat. Penilaian status mental dapat dilakukan melalui empat cara yaitu:
observasi, percakapan dengan pasien, eksplorasi saat melakukan wawancara dengan pasien, dan
tes formal.
Garis besar pemeriksaan status mental:
A. PENAMPILAN DAN SIKAP
Penampilan. Hal ini adalah suatu gambaran tentang penampilan pasien dan kesan fisik
secara keseluruhan yang disampaikan kepada dokter, seperti yang dicerminkan dari postur,
ketenangan, pakaian dan dandanan. Contoh hal hal di dalam kategori penampilan adalah jenis
tubuh, postur, ketenangan, pakaian, dandanan, rambut, dan kuku. Istilah umum yang digunakan
untuk menggambarkan penampilan adalah tampak sehat, sakit, agak sakit, seimbang, kelebihan
tua, kelebihan muda, kusut, seperti anak anak, dan kacau.
Sikap terhadap pemeriksa. Sikap pasien terhadap pemeriksa dapat digambarkan sebagai
bekerja sama, bersahabat, penuh perhatian, tertarik, datar,menggoda, bertahan, merendahkan,
kebingungan, apatis, bermusuhan, bermain main, menyenangkan, mengelak, atau berlindung; tiap
kata sifat lainnya dapat digunakan. Tingkat rapport yang ditegakkan harus dicatat.

B. BICARA

Bicara dapat digambarkan di dalam kuantitasnya, kecepatan produksi bicara, dan


kualitasnya. Pasien mungkin digambarkan sebagai seorang yang senang berbicara, suka
mengomel, fasih, pendiam, tidak spontan, atau berespon normal terhadap petunjuk dari
pewawancara. Bicara mungkin cepat atau lambat, tertekan, ragu ragu, emosional, dramatik,
monoton, keras, berbisik, bersambungan, terputus putus, atau mengomel.

C. PERILAKU DAN AKTIFITAS PSIKOMOTOR


Kategori ini dimaksudkan pada asfek kuantitatif maupun kualitatif dari perilaku motorik
pasien. Yang termasuk di dalamnya adalah manerisme, tiks, gerakan isyarat, kedutan, perilaku
stereotipik, echopraxia, hiperaktifitas, agitasi, melawan, fleksibilitas, rigiditas, cara berjalan, dan
ketangkasan. Kegelisahan, meremas remas tangan, melangkah, dan manifestasi fisik lainnya
harus digambarkan.
D. MOOD DAN AFEK
Mood didefinisikan sebagai emosi yang meresap dan terus menerus mewarnai persepsi
seseorang akan dunia. Pernyataan tentang mood seorang pasien harus memasukkan
kedalaman,intensitas, lama, dan fluktuasinya. Kata sifat yang sering digunakan untuk
menggambarkan mood adalah depresi, kecewa, mudah marah, cemas, marah, meluap-luap,
euforik, kosong, bersalah, terpesona, sia-sia, merendahkan diri sendiri, ketakutan, dan
membingungkan
Afek dapat didefinisikan sebagai respons emosional pasien yang tampak. Afek adalah apa
yang disimpulkan oleh pemeriksa dari ekspresi wajah pasien, termasuk jumlah dan macam
perilaku ekspresif. Afek mungkin sejalan dengan mood atau tidak sejalan. Afek digambarkan
sebagai dalam rentang normal, terbatas, tumpul, atau datar. Di dalam rentang afek yang
normal,terdapat variasi dalam ekspresi wajah, irama wajah, penggunaan tangan, dan pergerakan
tubuh. Jika afek terbatas, terdapat penurunan jelas dalam rentang dan intensitas ekspresi.
Demikian juga, pada afek yang tumpul, ekspresi emosional menurun lebih jauh.
Kesesuaian respons emosional pasien dapat dipertimbangkan di dalam konteks masalah
subyektif yang didiskusikan pasien. Pasien dengan waham yang menggambarkan penyiksaan
mungkin menjadi marah atau ketakutan tentang pengalaman yang mereka percaya terjadi pada
mereka. Kemarahan atau ketakutan di dalam konteks tersebut adalah suatu ekspresi yang sesuai.

E. PIKIRAN
Pikiran dibagi menjadi proses (atau bentuk) dan isi. Proses dimaksudkan sebagai cara di
mana seseorang menyatukan gagasan dan asosiasi, yaitu bentuk di mana seseorang berpikir.
F. GANGGUAN PERSEPSI

Gangguan persepsi, seperti halusinasi dan ilusi, mungkin dialami berkenaan dengan diri
sendiri atau lingkungan. Sistim sensoris yang terlibat (sebagai contoh, auditorius, visual,
olfaktorius atau taktil) dan isi pengalaman ilusi atau halusinasi harus digambarkan.
G. SENSORIUM DAN KOGNISI
Bagian pemeriksaan status mental ini mencari petunjuk fungsi organ organik dan
intelegensia pasien, kapasitas untuk berpikir abstrak, dan tingkat tilikan dan pertimbangan. Mini
Mental State Examination (MMSE) adalah suatu instrumen singkat yang disusun untuk menilai
secara kasar fungsi kognitif. Cara ini menilai orientasi, daya ingat, kemampuan menghitung,
kemampuan membaca dan menulis, kemampuan visuospasial, dan berbahasa.
(1) Kewaspadaan dan tingkat kesadaran
Gangguan kesadaran biasanya menyatakan adanya dangguan otak organik. Beberapa
istilah yang telah digunakan untuk menggambarkan tingkat kesadaran pasien adalah pengaburan,
somnolensi, stupor, koma, letargi,kewaspasaan, dan keadaan fuga (fugue state).
(2) Orientasi dan Memori
Gangguan orientasi biasanya dibedakan menurut waktu, tempat, dan orang. Dokter harus
menentukan apakah pasien dapat memberikan tanggal dan waktu.Di samping itu, jika pasien
berada di rumah sakit, apakah mereka tahu berapa lama mereka telah berada di rumah sakit?
Apakah pasien berkelakuan seakanakan mereka berorientasi dengan keadaan? Dalam bertanya
tentang orientasi pasien terhadap tempat,
Memori. Fungsi daya ingat (memori) biasanya dibagi menjadi empat bidang : daya ingat jarak
jauh (remote memory), daya ingat masa lalu yang belum lama (recent past memory), daya ingat
yang baru saja (recent memory), serta penyimpanan dan daya ingat segera (immediate retention
and recall).
(3) Konsentrasi dan perhatian.
Konsentrasi pasien dapat terganggu karena berbagai alasan. Suatu gangguan
kognitif,kecemasan, depresi, dan stimuli internal, seperti halusinasi dengarsemuanya dapat
berperan pada gangguan konsentrasi.
(4) Kemampuan visuospasial.
Pasien harus diminta untuk mencontoh suatu gambar, seperti jam atau segilima yang
berpotongan.
(5) Berpikir abstrak
Berpikir abstrak adalah kemampuan pasien untuk berhadapan dengan konsep. Dapatkah
pasien menjelaskan kemiripan-kemiripan, seperti antara buah apel dan buah pir, atau antara
kebenaran kecantikan. Jawaban mungkin kongkret (memberikan contoh spesifik untuk
menggambarkan arti) atau terlalu abstrak (memberikan penjelasan yang terlalu umum).
Kesesuaian jawaban dan cara di mana jawaban diberikan harus dicatat.
(6) Sumber informasi dan intelegensia
Jika dicurigai suatu kemungkinan gangguan kognitif. Intelegensia pasien berhubungan
dengan perbendaharaan kata dan sumber pengetahuan umum.

H. JUDGEMENT (PERTIMBANGAN
Selama perjalanan menggali riwayat penyakit, dokter harus mampu menilai banyak aspek
kemampuan pasien dalam pertimbangan sosial. Apakah pasien mengerti kemungkinan akibat dari
perilakunya, dan apakah pasien dipengaruhi oleh pengertian tersebut? Dapatkah pasien
memperkirakan apa yang akan dilakukannya di dalam suatu situasi khayalan.
I. INSIGHT (TILIKAN)
Tilikan adalah derajat kesadaran dan pengertian pasien bahwa mereka sakit. Pasien
mungkin menujukkan penyangkalan penyakitnya sama sekali atau mungkin menunjukkan suatu
kesadaran bahwa mereka sakit, tetapi melemparkan kesalahan pada orang lain, pada faktor
eksternal, atau bahkan pada faktor organik. Mereka mungkin mengetahui bahwa mereka
menderita penyakit tetapi menggambarkannya sebagai suatu yang tidak diketahui atau misterius
di dalam diri mereka.
(News Medical. Psikosis Patofisiologi. 1 November 2012. Diunduh
dari:http://www.newsmedical.net/health/Psychosis-Pathophysiology-(Indonesian).aspxawari HD.
Pendekatan holistic pada gangguan jiwa skizofrenia. Edisi ke-2)

2. Anatomi dan fisiologi system saraf yang berhubungan dengan fungsi emosional?
Jawaban :

Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri
terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus
eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap
stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu respons terhadap
stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama : Input sensorik. Sistem saraf menerima
sensasi atau stimulus melalui reseptor, yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor somatic)
maupun internal (reseptor viseral).
a. Otak
- Otak depan (proensefalon) terbagi menjadi dua subdivisi : telensefalon dan diensefalon.
♣ Telensefalon merupakan awal hemisfer serebral atau serebrum dan basal ganglia serta
korpus striatum (substansi abu-abu) pada serebrum.
♣ Diensefalon menjadi thalamus, hipotalamus dan epitalamus.
- Otak tengah (mesensefalon) terus tumbuh dan pada orang dewasa disebut otak tengah.
- Otak belakang (rombensefalon) terbagi menjadi dua subdivisi : metensefalon dan
mielensefalon.
♣ Metensefalon berubah menjadi batang otak (pons) dan serebelum.
♣ Mielensefalon menjadi medulla oblongata. Rongga pada tabung saraf tidak berubah
dan berkembang menjadi ventrikel otak dan kanal sentral medulla spinalis.
b. Lapisan pelindung
- Pia meter adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis, serta melekat erat pada otak.
- Lapisan araknoid terletak di bagian eksternal pia meter dan mengandung sedikit
pembuluh darah. Runga araknoid memisahkan lapisan araknoid dari piameter dan
mengandung cairan cerebrospinalis, pembuluh darah serta jaringan penghubung serta
selaput yang mempertahankan posisi araknoid terhadap piameter di bawahnya.
- Durameter, lapisan terluar adalah lapisan yang tebal dan terdiri dari dua lapisan. Lapisan
ini biasanya terus bersambungan tetapi terputus pada beberapa sisi spesifik. Lapisan
periosteal luar pada durameter melekat di permukaan dalam kranium dan berperan
sebagai periosteum dalam pada tulang tengkorak.
c. Cairan serebrospinal
Cairan serebrospinalis mengelilingi ruang sub araknoid di sekitar otak dan medulla
spinalis. Cairan ini juga mengisi ventrikel dalam otak. Cairan cerebrospinalis menyerupai
plasma darah dan cairan interstisial, tetapi tidak mengandung protein. Cairan serebrospinalis
dihasilkan oleh plesus koroid dan sekresi oleh sel-sel ependimal yang mengitari pembuluh
darah serebral dan melapisi kanal sentral medulla spinalis. Fungsi cairan cerebrospinalis
adalah sebagai bantalan untuk pemeriksaan lunak otak dan medulla spinalis, juga berperan
sebagai media pertukaran nutrient dan zat buangan antara darah dan otak serta medulla
spinalis.

d. Serebrum

Serebrum tersusun dari dua hemisfer serebral, yang membentuk bagian terbesar otak.
Koterks serebral terdiri dari 6 lapisan sel dan serabut saraf. Ventrikel I dan II (ventrikel
lateral) terletak dalam hemisfer serebral. Korpus kolosum yang terdiri dari serabut
termielinisasi menyatukan kedua hemisfer. Fisura dan sulkus. Setiap hemisfer dibagi oleh
fisura dan sulkus menjadi 4 lobus (frontal, paritetal, oksipital dan temporal) yang dinamakan
sesuai tempat tulangnya berada.

♣ Fisura longitudinal membagi serebrum menjadi hemisfer kiri dan kanan


♣ Fisura transversal memisahkan hemisfer serebral dari serebelum
♣ Sulkus pusat / fisura Rolando memisahkan lobus frontal dari lobus parietal.
♣ Sulkus lateral / fisura Sylvius memisahkan lobus frontal dan temporal.
♣ Sulkus parieto-oksipital memisahkan lobus parietal dan oksipital. Girus. Permukaan
hemisfer serebral memiliki semacam konvolusi yang disebut girus.
e. Area fungsi korteks serebri
- Area motorik primer pada korteks Area primer terdapat dalam girus presentral. Disini
neuron mengendalikan kontraksi volunteer otot rangka. Area pramotorik korteks terletak
tepat di sisi anterior girus presentral. Neuron mengendalikan aktivitas motorik yang
terlatih dan berulang seperti mengetik. Area broca terletak di sisi anterior area premotorik
pada tepi bawahnya.
- Area sensorik korteks Terdiri dari area sensorik primer, area visual primer, area auditori
primer. Area olfaktori primer dan area pengecap primer (gustatory).
- Area asosiasitraktus serebral Terdiri area asosiasi frontal, area asosiasi somatic, area
asosiasi visual, area wicara Wernicke.
- Ganglia basal Adalah kepulauan substansi abu-abu yang terletak jauh di dalam substansi
putih serebrum
f. Diensefalon
- TALAMUS Terdiri dari dua massa oval (lebar 1 ¼ cm dan panjang 3 ¾ cm) substansi
abu-abu yang sebagian tertutup substansi putih. Masing-masing massa menonjol ke luar
untuk membentuk sisi dinding ventrikel ketiga.
- HIPOTALAMUS Terletak di didi inferior thalamus dan membentuk dasar serta bagian
bawah sisi dinding ventrikel ketiga.
- Hipotalamus berperan penting dalam pengendalian aktivitas SSO yang melakukan fungsi
vegetatif penting untuk kehidupan, seperti pengaturan frekwensi jantung, tekanan darah,
suhu tubuh, keseimbangan air, selera makan, saluran pencernaan dan aktivitas
seksual. Hipotalamus juga berperan sebagai pusat otak untuk emosi seperti kesenangan,
nyeri, kegembiraan dan kemarahan. Hipotalamus memproduksi hormon yang mengatur
pelepasan atau inhibisi hormon kelenjar hipofise sehingga mempengaruhi keseluruhan
sistem endokrin.
- EPITALAMUS Membentuk langit-langit tipis ventrikel ketiga. Suatu massa berukuran
kecil, badan pineal yang mungkin memiliki fungsi endokrin, menjulur dari ujung
posterior epitalamus
g. System Limbik
Terdiri dari sekelompok struktur dalam serebrum dan diensefalon yang terlibat
dalam aktivitas emosional dan terutama aktivitas perilaku tak sadar. Girus singulum, girus
hipokampus dan lobus pitiformis merupakan bagian sistem limbic dalam korteks serebral.
h. Otak Tengah
Merupakan bagian otak pendek dan terkontriksi yang menghubungkan pons dan
serebelum dengan serebrum dan berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat refleks. Otak
tengah, pons dan medulla oblongata disebut sebagai batang otak.
i. Serebellum

Terletak di sisi inferior pons dan merupakan bagian terbesar kedua otak. Terdiri dari
bagian sentral terkontriksi, vermis dan dua massa lateral, hemisfer serebelar. Serebelum
bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengendalikan ketepatan gerakan otot dengan
baik. Bagian ini memastikan bahwa gerakan yang dicetuskan di suatu tempat di SSP berlangsung
dengan halus bukannya mendadak dan tidak terkordinasi. Serebelum juga berfungsi untuk
mempertahankan postur.

j. Medulla Oblongata

Panjangnya sekitar 2,5 cm dan menjulur dari pons sampai medulla spinalis dan terus
memanjang. Bagian ini berakhir pada area foramen magnum tengkoral. Pusat medulla adalah
nuclei yang berperan dalam pengendalian fungsi seperti frekwensi jantung, tekanan darah,
pernapasan, batuk, menelan dan muntah. Nuclei yang merupakan asal saraf cranial IX, X, XI
dan XII terletak di dalam medulla.

(BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi ke-2. Cetakan 2010. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2010. Hal 147-16)

3. Efek samping penggunaan obat gangguan mental?


Jawaban :
1. Extrapiramidal: distonia akut, parkinsonism, akatisia, dikinesia tardiv
2. Endokrin: galactorrhea, amenorrhea
3. Antikolinergik: hiperprolaktinemia
Bila terjadi gejal tersebut, obat anti-psikosis perlahan-lahan dihentikan. Bisa diberikan obat
reserpin 2,5 mg/hari. Obat pengganti yang yang paling baik adalah klozapin 50-100 mg/hari.
Reaksi idiosinkrasi yang timbul dapat berupa diskrasia darah, fotosensitivitas, jaundice, dan
Neuroleptic Malignant Syndrome (NSM). NSM berupa hiperpireksia, rigiditas, inkontinensia
urin, dan perubahan status mental dan kesadaran. Bila terejadi NSM, hentikan pemakaian obat,
perawatan suportif dan berikan agonis dopamin (bromokriptin 3x 7,5 sampai 60 mg/hari, L-Dopa
2x100 mg atau amantidin 200 mg/hari)
(BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi ke-2. Cetakan 2010. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2010. Hal 147-16)

4. Bagian tubuh yang berespon terhadap gangguan mental?


Jawaban :
Menurunnya atau berkurangnya jumlah neurotransmitter norepinefrin (NE), serotonin ( 5
– HT ) dan dopamine (DA) dalam otak . Hipotesis sensitivitas reseptor yaitu perubahan patologis
pada reseptor yang dikarenakan terlalu kecilnya stimulasi oleh monoamine dapat menyebabkan
depresi. Hipotesis desregulasi, tidak beraturannya neurotransmitter sehingga
terjadi gangguan depresi dan psikiatrik. Dalam teori ini ditekankan pada
kegagalan hemeostatik sistem neurotransmitter, bukan pada penurunan atau
peningkatan absolute aktivitas neurotransmitter.
(BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi ke-2. Cetakan 2010. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2010. Hal 147-16)

5. Gangguan mental pasien seperti merasa ada hewan d tubuhnya?


Jawaban :
Halusinasi peraba (taktil) : merasa diraba, disentuh, ditiup,disinari atau
seperti ada ulat bergerak di bawah kulitnya. Mencium adanya bau atau merasakan ada sesuatu di
kulit seseorang yang sebenarnya tidak ada adalah bentuk-bentuk halusinasi somatic. Penderita
merasakan sensasi taktil/raba-rasa di tubuhnya yang tentu saja tanpa
sumber/stimulus/rangsangan/trigger. Misalnya penderita merasakan sakit, merasakan seperti di
setrum, merasa digebukin, merasakan panas, merasakan kedinginan. Lebih khusus lagi dari
gangguan ke-5 ini: Jika sensasi raba yang dirasakan penderita adalah rangsangan erotis (seksual)
maka disebut sebagai halusinasi heptik; Jika pasien melaporkan adanya perasaan sedang
merasakan proses pembentukan cairan tubuh, seperti merasakan pembentukan feses, urin, atau
darah maka disebut halusinasi cenesthetik; Sedangkan yang dimaksud halusinasi kinestetik
apabila pasien merasakan dirinya bergerak padahal posisinya saat itu tidak bergerak sama sekali.
(Maramis, W, F. 2014. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press. Surabaya)

6. Gangguan mental yang disebabkan oleh zat aditif?


Jawaban :
a. Definisi, Tanda dan Gejala
Sekelompok gejala dengan aneka bentuk dan keparahan yang terjadi pada
penghentian pemberian zat secara absolut atau relatif sesudah penggunaan zat yang terus
menerus dan dalam jangka panjang atau dosis tinggi. Waktu onset terbatas dan berkaitan
dengan jenis dan dosis zat yang digunakan sebelumnya. Dapat disertai dengan komplikasi
kejang.
Tanda dan Gejala:
Gejala fisik bervariasi sesuai dengan zat yang digunakan. Gangguan psikologis merupakan
gambaran umum dari keadaan putus zat.
Penegakan diagnose:
1) Analisis objektif dari spesimen urin, darah, Rontgen Foto Kepala, EEG, CT scan otak,
Test HIV/AIDS bila ada faktor risiko didahului dengan konseling dan disampaikan hasil
dalam konseling pasca tes
2) Bukti lain : adanya sampel obat yang ditemukan pada pasien
3) Laporan dari pihak ketiga
(News Medical. Psikosis Patofisiologi. 1 November 2012. Diunduh dari:http://www.news
medical.net/health/Psychosis-Pathophysiology-(Indonesian).aspxawari HD. Pendekatan holistic
pada gangguan jiwa skizofrenia. Edisi ke-2)

7. Efek samping penggunaan diazepam dan haloperidol?


Jawaban :
Diazepam:
Efek samping dari diazepam adalah umum dan mencakup:
a) Ngantuk
b) Pusing
c) Lelah
d) Mulut kering
e) Diare
f) Mual
g) Perubahan dalam nafsu makan
Beritahu dokter jika ada gejala yang parah atau tidak hilang:
a) Gelisah atau kegairahan
b) Sembelit
c) Kesulitan buang air kecil
d) Sering buang air kecil
e) Penglihatan kabur

Haloperidol:
Sama seperti obat-obatan lainnya, haloperidol berpotensi menyebabkan efek samping. Tapi
seiring dengan penyesuaian tubuh dengan obat, efek samping umumnya akan mereda. Berikut ini
adalah beberapa efek samping yang umum terjadi:

 Mulut terasa kering


 Perubahan berat badan
 Sakit kepala
 Sakit perut
 Sulit buang air kecil
 Perubahan suasana hati
 Masalah menstruasi
 Pandangan buram
 Gemetar
 Konstipasi
 Sulit tidur
 Detak jantung berdebar
 Payudara membesar
 Hidung tersumbat
 Perubahan kemampuan seksual

Selain beberapa efek samping yang disebutkan di atas, ada juga beberapa gejala sindrom
neuroleptik maligna. Walau jarang terjadi, hal ini perlu diwaspadai. Berikut ini adalah beberapa
gejalanya:

 Demam tinggi
 Berkeringat
 Otot terasa kaku
 Jantung berdebar cepat
 Linglung

(BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi ke-2. Cetakan 2010. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2010. Hal 147-16)
8. Penatalaksanaan dan konseling dasar untuk pasien psikotik?
Jawaban:
Penatalaksanaan
- Farmakoterapi
Pada keadaan gawat darurat, seorang pasien yang teragitasi parah harus diberikan
suatu obat antipsikotik secara intramuskular. Walaupun percobaan klinik yang dilakukan
secara adekuat dengan sejumlah pasien belum ada, sebagian besar klinisi berpendapat
bahwa obat antipsikotik adalah obat terpilih untuk gangguan delusional. Pasien gangguan
delusional kemungkinan menolak medikasi karena mereka dapat secara mudah
menyatukan pemberian obat ke dalam system wahamnya. Dokter tidak boleh
memaksakan medikasi segera setelah perawatan di rumah sakit, malahan, harus
menggunakan beberapa hari untuk mendapatkan rapport dengan pasien. Dokter harus
menjelaskan efek samping potensial kepada pasien, sehingga pasien kemudian tidak
menganggap bahwa dokter berbohong.

Dua kelas utama obat yang harus dipertimbangkan di dalam pengobatan


gangguan psikotik singkat adalah obat antipsikotik antagonis reseptor dopamine dan
benzodiazepine. Jika dipilih suatu antipsikotik, suatu antipsikotik potensi tinggi sebagai
contohnya, haloperidol (Haldol) biasanya digunakan. Khususnya pada pasien yang
berada dalam resiko tinggi untuk mengalami efek samping ekstrapiramidal (sebagai
contohnya, orang muda), suatu obat antikolinergik kemungkinan harus diberikan
bersama-sama dengan antipsikotik sebagai profilaksis terhadap gajala gangguan
pergerakan akibat medikasi. Selain itu, benzodiazepine dapat digunakan dalam terapi
singkat psikosis. Walaupun benzodiazepine memiliki sedikit kegunaan atau tanpa
kegunaan dalam pengobatan jangka panjang gangguan psikotik, obat dapat efektif untuk
jangka singkat dan disertai dengan efek samping yang lebih jarang daripada antipsikotik.

Psikoterapi
Secara umum tujuan psikoterapi adalah untuk memperkuat struktur
kepribadian, mematangkan kepribadian, memperkuat ego, meningkatkan citra
diri, memulihkan kepercayaan diri yang semuanya itu untuk mencapai kehidupan yang
berarti dan bermanfaat.
a. Psikoterapi supportif
Untuk memberi dukungan, semangat, dan motivasi agar penderita tidak merasa putus asa
dan semngat juang dalam menghadapi hidup ini tidak kendur dan menurun
b. Psikoterapi re-edukatif
Untuk memberi pendidikan ulang yang maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan di
waktu lalu dan juga dengan pendidikan ini dimaksudkan mengubah pola pendidikan lama
dengan baru sehingga penderita lebihadaptif terhadap dunia luar.

c. Psikoterapi re-konstruktif
Untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah mengalami keretakan menjadi
pribadi yang utuh seperti semula sebelum sakit.
d. Psikoterapi kognitif
Untuk memulihkan kembali daya kognitif (daya piker dan daya ingat) rasional sehingga
penderita mampu membedakan nilai-nilai moral etika, mana yang baik dan buruk, mana
yang boleh dan tidak, mana yang halal dan haram dan sebagainya.
e. Psikoterapi psiko-dinamik
Psiko-dinamik adalah suatu pendekatan konseptual yang memandang proses-proses
mental sebagai gerakan dan interaksi kuantitas-kuantitas energy psikik yang berlangsung
intra-individual (antar bagian-bagian struktur psikik) dan inter-individual (antar orang).
Untuk menganalisa dan menguraikan proses dinamika kejiwaaan yang dapat menjelaskan
seseorang jatuh sakit dan upaya untuk mencari jalan keluarnya. Diharapkan penderita
dapat memahami kelebihan dan kelemahan
dirinya dan mampu menggunakan mekanisme pertahanan diri dengan baik.
f. Psikoterapi perilaku
Untuk memulihkan gangguan prilaku yang terganggu menjadi prilaku yang adaptif
(mampu menyesuaikan diri). Kemampuan adaptasi penderita perlu dipulihkan agar
penderita mampu berfungsi kembali secara wajar dalam kehidupannya sehari-hari baik
dirumah, disekolah dan lingkungan sosialnya.
g. Psikoterapi keluarga
Untuk memulihkan hubungan penderita dengan keluarganya diharapkan keluarga dapat
memahami mengenai gangguan jiwa skizofrenia dan dapat membantu mempercepat
proses penyembuhan penderita.
Konseling :
Metode dan teknik bimbingan mental bagi eks psikotik mengadopsi dari terapi psikososial yang
digunakan bagi penderita eks skizofrenia. Tujuan dari terapi ini yaitu agar penderita mampu
kembali beradaptasi dengan lingkungan sosial sekitarnya dan mampu merawat diri, mampu
mandiri tidak tergantung pada orang lain sehingga tidak menjadi beban bagi keluarga dan
masyarakat.
- Terapi Perilaku
Teknik perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan latihan
keterampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial,
latihan praktis dan komunikasi interpersonal. Jenis-jenis psikoterapi perilaku adalah latihan
ketrampilan perilaku melibatkan penggunaan kaset video orang lain dan pasien, permainan
simulasi (role playing) dalam terapi dan pekerjaan rumah tentang ketrampilan yang
dilakukan.

- Terapi berorintasi-keluarga
Terapi ini sangat berguna karena pasien skizofrenia seringkali dipulangkan dalam keadaan
remisi parsial, keluraga dimana pasien skizofrenia kembali seringkali mendapatkan manfaat
dari terapi keluarga yang singkat namun intensif (setiap hari). Setelah periode pemulangan
segera, topik penting yang dibahas didalam terapi keluarga adalah proses pemulihan,
khususnya lama dan kecepatannya. Seringkali, anggota keluarga, didalam cara yang jelas
mendorong sanak saudaranya yang terkena skizofrenia untuk melakukan aktivitas teratur
terlalu cepat.

 Bantu keluarga mengenal aspek hukum yang berkaitan dengan pengobatan psikiatrik antara
lain : hak pasien, kewajiban dan tanggung jawab keluarga dalam pengobatan pasien
 Dampingi pasien dan keluarga untuk mengurangi stress dan kontak dengan stresor
 Motivasi pasien agar melakukan aktivitas sehari-hari setelah gejala membaik
(Kusumawardhani A, Husain AB, dkk. Buku Ajar Psikiatrik. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 2010. Hal 13)

9. Indikasi dilakukan rujukan pada pasien gangguan mental?


Jawaban :
Ada beberapa kriteria pasien yang diharuskan menjalani perawatan di rumah sakit jiwa
sebagaimana di bawah ini.
- Pasien menunjukkan gejala dan niat melakukan bunuh diri. Termasuk kecenderungan untuk
melukai diri sendiri atau orang lain.
- Pasien memerlukan pantauan saat mencoba pengobatan baru.
- Pasien memerlukan perawatan yang hanya bisa dilakukan di rumah sakit.
- Pasien tidak bisa melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik secara mandiri.
(Kusumawardhani A, Husain AB, dkk. Buku Ajar Psikiatrik. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 2010. Hal 13)
10. Jelaskan tentang EEG?
Jawaban:
Elektroensefalografi (EEG) adalah rekaman aktifitas listrik neuron otak. Fluktuasi arus
listrik tersebut didapatkan dari perbedaan voltase yang diukur dari elektrode yang ditempel di
kulit kepala (skalp), langsung dipermukaan kortek serebri, atau di dalam jaringan otak.
EEG merupakan salah satu alat diagnostik dan monitoring penting di bidang Neurologi,
yang berfungsi menilai neurofisiologi neuron otak. Interpretasi klinik temuan EEG harus
dikaitkan dengan kondisi pasien seperti gejala klinis, pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksaan
penunjang lain. Proses rekaman dan interpretasi hasil EEG ini membutuhkan supervisi dari
1seorang ahli elektroensefalografi.

PEMERIKSAAN EEG
Terkait dengan letak elektrode di kepala maka secara garis besar terdapat dua jenis
pemeriksaan EEG yaitu (1) pemeriksaan dengan elektrode yang ditempel diatas permukaan kulit
kepala (skalp) dan (2) pemeriksaan yang elektrodenya dimasukkan dalam intra kranial (EEG
kortikal dan intra kranial). Aktifitas EEG ditunjukkan dengan ukuran Hertz untuk satuan
frekuensi, milisecond untuk durasi, serta 1m icrovolt untuk amplitudo gelombang. Agar
gelombang yang dihasilkan terbebas dari artefak dan hanya merekam gelombang listrik otak saja
maka selama proses rekaman dibutuhkan filter yang bisa mengontrol gelombang berfrekuensi
tinggi (high filter), frekuensi rendah (low filter), dan frekuensi aliran listrik rumah (notch).

HASIL REKAMAN EEG


Terdapat variasi hasil rekaman EEG yang bergantung 1pada beberapa kondisi yaitu : Usia
: terdapat perbedaan pola gelombang antara neonatus, bayi, anak dan dewasa. Ÿ Kesadaran :
gelombang EEG yang muncul saat bangun (awake) tidak sama dengan saat tidur stadium I, II, III,
IV dan REM. Medikasi : pemberian jenis obat tertentu memberi efek terhadap gelombang EEG.
Status patologi. Gambaran EEG yang dihasilkan akan dinyatakan normal bila tak ditemukan
gelombang abnormal. Pada kondisi terjaga (awake) dan menutup mata maka irama background
akan muncul di regio posterior berbentuk sinus berfrekuensi alfa dan gelombang beta yang
maksimum di fronto sentral. Pada saat tidur maka akan nampak beberapa gelombang petanda
stadium;
stadium 1 : background menghilang, frekuensi gelombang melambat, artefak otot mulai
berkurang, muncul POST, K komplek dan vertex. stadium 2 : gelombang sleep spindle.
stadium 3 : gelombang delta mulai muncul.
stadium 4 : gelombang delta dominan.
Apabila mendapatkan gelombang abnormal EEG hendaknya kita mendiskripsikan dalam
bentuk/ morfologi, frekuensi, amplitudo, distribusi, irama gelombang, kuantitas dll. Selanjutnya
diinterpretasikan apakah gelombang tersebut tergolong gelombang epileptik atau non epileptik,
serta dapat dibuat suatu kesan terkait dengan klinis pasien. (10), berikut adalah contoh
gelombang abnormal yang sering didapatkan pada hasil rekaman EEG.
(Bintoro A.C, Medica Hospitalia | Vol. 1, No. 1, Mei 2012. Pemeriksaan EEG untuk Diagnosis
dan Monitoring pada Kelainan Neurologi. Aris Catur Bintoro)

SKENARIO 3

BLOK 18
MIRATUNNISA ALJARU
N 101 13 004
KELOMPOK 7

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU, 2016

Anda mungkin juga menyukai