Maret , 2016
DISUSUN OLEH :
\
2016
A. PENDAHULUAN
Pemeriksaan status mental meliputi penilaian status mental, penilaian kesadaran,
penilaian aktivitas psikomotorik, penilaian orientasi, penilaian persepsi, penilaian bentuk dan
isi pikir, penilaian mood dan afek, penilaian pengendalian impuls, penilaian menilai realitas,
penilaian kemampuan tilikan (insight), penilaian kemampuan fungsional.
Indikasi Pemeriksaan status mental dilakukan untuk :
B. INTI PERMASALAHAN
Status Mental :
1. Deskripsi Umum :
a) Penampilan :
Posture, sikap, pakaian, perawatan diri, rambut, kuku, sehat, sakit, marah, takut,
apatis, bingung, merendahkan, tenang, tampak lebih tua, tampak lebih muda, tandatanda kecemasan, dahi berkeringat, gelisah, tubuh tegang, suara tegang, mata melebar,
tingkat kecemasan berubah-ubah selama awancara atau dengan topik khusus.
b) Perilaku dan aktivitas psikomotorik :
Cara berjalan, mannerisme, tics, gerakisyarat, berkejang-kejang, stereotipik,
memetik, menyentuh pemeriksa, ekopraksia, janggal / kikuk, tangkas, pincang, kaku,
lamban, hiperaktif, agitasi, melawan.
c) Sikap terhadap pemeriksa :
Kooperatif, penuh perhatian, menarik perhatian, menantang, sikap bertahan,
bermusuhan, main-main, mengelak, berhati-hati.
2. Bicara :
1) Waham : isi dari setiap sistim waham, organisasinya, pasien yakin akan
kebenarannya, bagaimana waham ini mempengaruhi kehidupannya, ; waham
penyiksaanisolasi atau berhubungan dengan kecurigaan yang menetap.
2) Ideas of Reference dan Ideas of influence : Bagaimana ide mulai, dan arti/ makna
yang menghubungkan pasien dengan diri mereka.
d) Gangguan Persepsi :
1) Halusinasi dan ilusi : apakah pasien mendengar suara atau melihat bayangan, isi,
sistim sensori yang terlibat, keadaan yang terjadi, halusinasi hipnogogik atau
hipnopompik.
2) Depersonalisasi dan derealisasi : perasaan yang sangat berbeda terhadap diri dan
lingkungan.
e) Mimpi dan Fantasi
1) Mimpi : satu yang menonjol, jika ia iingin menceritakan, mimpi buruk.
2) Fantasi: berulang, kesukaan, lamunan yang tak tergoyahkan
5. Sensorium dan Fungsi Kognitif:
a) Kesadaran : kesadaran terhadap lingkungan, jangka waktu perhatian, kesadaran
berkabut, fluktuasi tingkat kesadaran, somnolen, stupor, kelelahan.
b) Orientasi :
1) Waktu : Apakah pasien mengenal hari secara benar, tanggal, waktu dari hari, jika
dirawat di rumah sakit dia mengetahui sudah berapa lama ia dia berbaring disitu,
2) Tempat : Apakah pasien tahu dimana dia berada
3) Orang : Apakah pasien mengetahui siapa yang memeriksa dan apa peran dari
orang-orang yang bertemu denganya.
c) Konsentrasi dan perhitungan : pengurangan 7 dari100dan hasilnya tetap dikurangi 7.
jika pasien tidak dapar dengan pengurangan 7. pasien dapat tugas lebih mudah 4 x 9;
4 x 5.
d) Daya ingat : gangguan, usaha yang membuat menguasai gangguan itu penyangkalan,
konfabulasi,
reaksi
katastropik,
sirkumstansialitas
yang
digunakan
untuk
1) Daya ingat jangka panjang (remote memory) : data masa kanak-kanak, peristiwa
penting yang terjadi ketika masih muda atau bebas dari penyakit.
2) Daya ingat jangka pendek (Recent past memory, recent memory) : beberapa bulan
atau beberapa hari yang lalu, apa yang dilakukan pasien kemarin, sehari
sebelumnya.
3) Daya ingat segera (immediate retention and recall) : kemampuan untuk
mengulangi enam angka setelah pemeriksa mendiktekannya, tes pertanyaan yang
lain, pertanyaan yang sama, jika diulang.
4) Pengaruh atau kecacatan pada pasien : mekanime pasien mengembangkan
kemampuan menguasai kecacatan
e) Tingkat pengetahuan : tingkat pendidikan formal, perkiraan kemampuan intelektual
pasien dan apakah mampu berfungsi pada tingkat dasar pengetahuan. : jumlah,
perhitungan, pengetahuan umum, pertanyaan harus relevan dengan latar belakang
pendidikan dan kebudayaan pasien.
f) Pikiran
abstrak
gangguan
dalam
formulasi
konsep;
cara
pasien
7. Daya nilai :
a) Daya nilai sosial : manifestasi perilaku yang tidak kentara yang membahayakan
pasien dan berlawanan dengan tingkah laku yang dapat diterima budayanya.
b) Uji daya nilai : pasien dapat meramalkan apa yang akan dia lakukan dalam bayangan
situasi tsb. Misalnya apa yang akan dilakukan pasien dengan perangko, alamat surat
yang dia temukan dijalan.
c) Penilaian realitas : kemampuan membedakan kenyataan dengan fantasi.
C. KESIMPULAN
Seorang dokter harus mengetahui pentingnya pemeriksaan status mental. Seorang dokter
juga harus mengetahui aspek-aspek yang terkandung dalam pemeriksaan status mental,
sehingga dalam mengakkan serta melakukan terapi terhadap pasien dapat tepat sasaran dan
sesuai yang diharapkan. Diharapkan bagi lulusan dokter mampu melakukan pemeriksaan
status mental dan memahami dari tiap item pemeriksaan yang dilakukan. Perlu adanya
pemahaman yang lebih untuk menanyakan dari tiap item pemeriksaan karena tidak semua
pasien akan mengerti dengan pertanyaan yang kita berikan. Pemeriksaan status mental
memang bukan menjadi penentu diagnosis, tetapi bisa menjadi pemeriksaan tambahan untuk
membantu diagnosis dari penyakit kejiwaan. Oleh karena itu sangat penting bagi seorang
dokter untuk paham mengenai pemeriksaan status mental ini.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Skills Lab FK Unhas. 2015. Buku Panduan Mahasiswa Teknik Keterampilan
Pemeriksaan Status Mental. FK Unhas. Makassar
Bagian Skills Lab FKIK Untad. 2015. Skills Lab Laboratory for Status Mental Examination.
FKIK Untad. Palu