2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan gangguan citra tubuh dapat ditegakkan karena terjadinya
penurunan atau perubahan bentuk, fungsi, penampilan tubuh serta kehilangan struktur
tubuh tertentu pada pasien. Jika masalah psikososial gangguan citra tubuh tidak diatasi
dengan benar, maka akan mengakibatkan pasien mengalami harga diri rendah. Berikut
pohon masalah dari gangguan citra tubuh yaitu sebagai berikut:
Pohon Masalah
Harga Diri Rendah
Gangguan Citra
Tubuh
3. Intervensi
1) Ganggun Citra Tubuh
Strategi Pelaksanaan Pasien
a. SP 1
a) Membina hubungan saling percaya antara perawat dan pasien
b) Mendiskusikan tentang gangguan citra tubuh
c) Mendiskusikan penerimaan terhadap gangguan citra tubuh
d) Mendiskusikan tentang aspek positif pada diri pasien
e) Mendiskusikan cara meningkatkan citra tubuh
b. SP 2
a) Mengevaluasi kegiatan yang sudah dilakukan
b) Mengidentifikasi dan melakukan cara meningkatkan citra tubuh
c) Melatih pasien berinteraksi secara bertahap
Strategi Pelaksanaan Keluarga
a. SP 1
a) Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga
b) Menjelaskan mengenai gangguan citra tubuh
c) Menjelaskan cara mengatasi gangguan citra tubuh
b. SP 2
a) Mengevaluasi mengenai kegiatan sebelumnya
b) Menyusun rencana keperawatan bersama keluarga pasien yang mengalami
gangguan citra tubuh
c) Melatih keluarga cara merawat pasien gangguan citra tubuh
3) Isolasi sosial
a. Sp I:
a) Identifikasi penyebab isolasi sosial: siapa yang serumah, siapa yang dekat,
yang tidak dekat, dan apa sebabnya
b) Keuntungan punya teman dan bercakap-cakap
c) Kerugian tidak punya teman dan tidak bercakap-cakap
d) Latih cara berkenalan dengan pasien dan perawat atau tamu
e) Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan berkenalan
b. Sp II:
a) Evaluasi kegiatan berkenalan (berapa orang). Beri pujian
b) Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian (latih 2 kegiatan)
c) Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan berkenalan 2- 3 orang pasien,
perawat dan tamu, berbicara saat melakukan kegiatan harian
c. Sp III:
a) Evaluasi kegiatan latihan berkenalan (berapa orang) & bicara saat melakukan
dua kegiatan harian. Beri pujian
b) Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian (2 kegiatan baru)
c) Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan berkenalan 4-5 orang, berbicara
saat melakukan 4 kegiatan harian
d. Sp IV:
a. Evaluasi kegiatan latihan berkenalan, bicara saat melakukan empat kegiatan
harian. Beri pujian
b. Latih cara bicara sosial: meminta sesuatu, menjawab pertanyan
b. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan berkenalan >5 orang, orang
baru, berbicara saat melakukan kegiatan harian dan sosialisasi.
. Implementasi
Implementasi keperawatan disesuaikan dengan intervensi keperawatan. Sebelum
melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan, perawat perlu memvalidasi kembali
apakah rencana tindakan masih sesuai dan dibutuhkan pasien saat ini.
5. Eveluasi
Evaluasi keperawatan mengharuskan perawat melakukan pemeriksaan secara kritikal dan
menyatakan respon pasien terhadap intervensi yang telah diberikan. Evaluasi dapat
dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP yaitu sebagai berikut :
1) S : Respon subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
dan dapat diukur misalnya dengan menanyakan “bagaimana perasaan ibu setelah kita
mendiskusikan aspek positif dalam diri ibu?”
2) O : respon objektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
dan dapat diukur dengan mengobservasi perilaku pasien pada saat komunikasi dan
tindakan dilakukan.
3) A : Analisis ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan masalah
tersebut masih muncul atau muncul masalah baru atau ada data yang kontradiksi
dengan masalah yang ada.
4) P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisis pada respons pasien
yang terdiri dari tindakan lanjut pasien dan tindakan lanjut oleh perawat.