1. Definisi Waham
Waham adalah keyakinan yang salah yang didasarkan oleh kesimpulan yang salah
tentang realita eksternal dan dipertahankan dengan kuat. Waham merupakan
gangguan dimana penderitanya memiliki rasa realita yang berkurang atau
terdistorsi dan tidak dapat membedakan yang nyata dan yang tidak nyata
(Victoryna, 2020). Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan
secara kuat/terus menerus, tetapi tidak sesuai dengan keyakinan. Penyangkalan,
digunakan untuk menghindari kesadaran dan kenyataan yang menyakitkan.
Proyeksi digunakan untuk melindungi diri dari mengenal impuls yang tidak dapat
diterima dari dirinya sendiri (Nurarif & Kusuma, 2015).
2. Penyebab Waham
Menurut World Health Organization (2016) secara medis ada banyak kemungkinan
penyebab waham, termasuk gangguan neurodegeneratif, gangguan sistem saraf
pusat, penyakit pembuluh darah, penyakit menular, penyakit metabolisme,
gangguan endokrin, defisiensi vitamin, pengaruh obat-obatan, racun, dan zat
psikoaktif.
a. Faktor Predisposisi
Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem
saraf yang berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.
Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan
korteks limbic
Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin dan
glutamat.
Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.
b. Faktor Presipitasi
Proses pengolahan informasi yang berlebihan
Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.
Adanya gejala pemicu
Pemicu merupakan prekursor dan stimulus yang yang sering menunjukkan
episode baru suatu penyakit. Pemicu yang biasa terdapat pada respon
neurobiologik yang maladaptif berhubungan dengan kesehatan.
Lingkungan, sikap dan perilaku individu (Direja, 2011).
3. Jenis Waham
Menurut Stuart (2005, dalam Prakasa, 2020) jenis waham yaitu :
a. Waham kebesaran: individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau
kekuasaan khusus yang diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai
kenyataan. Misalnya, “Saya ini pejabat di separtemen kesehatan lho!”
atau, “Saya punya tambang emas.” B
b. Waham curiga: individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok
yang berusaha merugikan/mencederai dirinya dan ucapkan berulang
kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh, “Saya tidak tahu seluruh
saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena mereka iri dengan
kesuksesan saya.”
c. Waham agama: individu memiliki keyakinan terhadap terhadap suatu
agama secara berlebihan dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai
kenyataan. Contoh, “Kalau saya mau masuk surga, saya harus
menggunakan pakaian putih setiap hari.”
d. Waham somatic: individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya
terganggu atau terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya, “Saya sakit kanker.”
(Kenyataannya pada pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda-
tanda kanker, tetapi pasien terus mengatakan bahwa ia sakit kanker).
e. Waham nihilistik: Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di
dunia/meninggal dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai
kenyataan. Misalnya, ”Ini kan alam kubur ya, semua yang ada disini
adalah roh-roh”.
f. Waham sisip pikir : keyakinan pasien bahwa ada pikiran orang lain
yang disisipkan ke dalam pikirannya.
g. Waham siar pikir : keyakinan pasien bahwa orang lain mengetahui apa
yang dia pikirkan walaupun ia tidak pernah menyatakan pikirannya
kepada orang tersebut
h. Waham kontrol pikir : keyakinan pasien bahwa pikirannya dikontrol
oleh kekuatan di luar dirinya.
4. Proses Terjadinya
Menurut Keliat (2016), rentang respon waham sebagai berikut :
Gambar 2.1
Rentang respon waham
5. Tanda dan Gejala
Menurut Herman (2011 dalam Prakasa, 2020) bahwa tanda dan gejala
gangguan proses pikir waham terbagi menjadi 8 gejala yaitu, menolak makan,
perawatan diri, emosi, gerakan tidak terkontrol, pembicaraan tidak sesuai,
menghindar, mendominasi pembicaraan, berbicara kasar.
1) Waham Kebesaran
a. DS : Pasien mengatakan bahwa ia adalah presiden, Nabi, Wali,
artis dan lainnya yang tidak sesuai dengan kenyataan dirinya.
b. DO : Perilaku pasien tampak seperti isi wahamnya, inkoheren
(gagasan satu dengan yang lain tidak logis), tidak berhubungan,
secara keseluruhan tidak dapat dimengerti pasien mudah marah
dan pasien mudah tersinggung
2) Waham Curiga
a. DS : Pasien curiga dan waspada berlebih pada orang
tertentu,Pasien mengatakan merasa diintai dan akan
membahayakan dirinya.
b. DO : Pasien tampak waspada, Pasien tampak menarik
diri,Perilaku pasien tampak seperti isi wahamnya ,Inkoheren
(gagasan satu dengan yang lain tidak logis, tidak berhubungan,
secara keseluruhan tidak dapat dimengerti )
3) Waham Agama
a. DS : Pasien yakin terhadap suatu agama secara berlebihan,
diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
b. DO : Perilaku pasien tampak seperti isi wahamnya, Pasien
tampak bingung karena harus melakukan isi
wahamnya,Inkoheren (gagasan satu dengan yang lain tidak
logis, tidak berhubungan, secara keseluruhan tidak dapat
dimengerti)
4) Waham Somatik
a. DS : Pasien mengatakan merasa yakin menderita penyakit
fisik ,Pasien mengatakan merasa khawatir sampai panic
1) Psikofarmalogi
a. Litium Karbonat Jenis litium yang paling sering digunakan untuk
mengatasi gangguan bipolar, menyusul kemudian litium sitial. Litium
masih efektif dalam menstabilkan suasana hati pasien dengan
gangguan bipolar. Gejala hilang dalam jangka waktu 1-3 minggu
setelah minum obat juga digunakan untuk mencegah atau mengurangi
intensitas serangan ulang pasien bipolar dengan riwayat mania.
Waham Kebesaran
“ Selamat pagi Mas. Perkenalkan nama saya ..., saya perawat , saya merawat
Mas selama dirawat di sini. Nama mas siapa, senangnya dipanggil apa?””
b. Evaluasi / Validasi
“ Bagaimana keadaannya hari ini? Apa yang anda rasakan saat ini?”
c. Kontrak :
2) Fase Kerja
“Mas S, saya ingin tahu pengalaman Mas S dengan orang-orang yang
dekat dengan Mas S. Kita mulai dari orang tua, bagus…..Bagaimana
dengan lingkungan kerja dan sekolahan Mas S ??”
“Apa yang Mas S rasakan saat Mas S menjadi sangat sakti?? Badan sakti
Mas S dalam 1 hari bisa datang kapan saja? Saat apa saja? Dan berapa
lama waktu sekali datang?”
“Saya mengerti Mas S merasa bahwa Mas S adalah seorang yang kuat
yang bisa merobohkan bangunan, tapi sulit bagi saya untuk
mempercayainya. Oleh sebab itu coba sekarang Mas S praktekkan
robohkan pohon besar yang ada di depan ruang ”
“Saat kekuatan anda datang, banyak orang yang akan terluka karena
anda, apa ini tidak merugikan??Kalau merugikan Mas S harus segera
mencari pertolongan untuk menolong Mas S.”
“Hobby Mas S apa? saat akan marah, Mas S juga bila melakukan hobby
Mas S agar kemarahan Mas S hilang.”
3) Fase Terminasi
1. Identitas Pasien
Inisial : Tn. B
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 48 Tahun
Agama : Kristen
Status : Lajang
2 hari sebelum masuk rumah sakit klien bingun, sering marah-marah dengan
orang lain , pasien mencurigai orang-orang disekitarnya. Pasien mengalami
halusinasi endengaran dan penglihatan, pasien putus obat selama 7 bulan.
3. Faktor Predisposisi
4. Pemeriksaan Fisik
a. Genogram
ZZ
ZZ
Tn. Ny. A
-------------------------------------------------
Tn.
B
Penjelasan :
Pasien anak ketiga dari 4 bersaudara, pasien berinisial Tn.B, anak yatim
ayahnya meninggal saat usia pasien 23 tahun.
Keterangan :
: Meninggal
----- : Tinggal dalam satu rumah
: Perempuan
: Laki-Laki
Tn. B : Pasien
b. Konsep Diri
a. Penampilan
Pasien rapi dan bersih, pasien mandi 2x sehari menggunakan shampo,
sabun dan menggosok gigi nya.
b. Pembicaraan
Saat berbicaraklien tampak lancar,klien mudah di ajak bicara, volume suara
keras dan jelas, saat berbicara klien sering menguap.
c. Aktivitas Motorik
Klientampak aktif, kontak mata saat komunikasi cukup baik, interaksi klien
dengan orang lain baik.
d. Alam perasaan
Klien mengatakan sering melihat sosok “yesus” yang selalu mendatanginya
dan melindunginya. Klien mengatakan sering mendengar bisikan-bisikan
yang menyuruh klien untuk menjadi seorang pastur.
e. Afek
Klien memiliki efek yang tajam karena ada perubahan dalam roman
mukanya saat ada stimulusyang menyenangkan atau menyedihkan yang
diberikan.
f. Interaksi selama wawancara
Kontak maa cukup baik, tetapi klien saat berinteraksi sering menguap,
kadang melihat ke arah lain..
g. Presepsi Sensori
Klien mengalami halusinasi penglihatan dan pendengaran karen aklien
sering melihat sosok “yesus” dan sering mendengar bisikan-bisikan suara.
Klien mengatakan mendengar dan melihat yesus pada saat klien pikirannya
sedang kosong, suara bisikan dan yang dilihat klien muncul terus menerus.
h. Proses Pikir
Saat diberikan pertanyaan dari perawat klien dapat menjawab pertanyaan
dengan cepat, akan tetapi pembicaraannyasering melantur.klien tidak
menutup nutupiyang akan di bicarakannya.
i. Isi Pikir
Klien mempunyai keyakinan kalau klien mempunyai kekebalan, klien
mengatakan sering melihat yesus, klen mengaku bahwa yesus berada di
dalam tubuhnya sehingga klien meyakini mempunyai ilmu kekebalan di
dalam tubuhnya.
j. Tingkat kesadaran
Orientasi waktu, tempat, dan orang masih jelas saat klien di berikan
pertanyaan.
k. Memori
Daya ingat klien cukup bagus, tetapi klien kurang dapat mengingat nama-
nama orang yang baru berinteraksi dengan klien. Klien dapat mengingat
anggota keluarganya, alasan klien masuk rumah sakit jiwa, aktivitas yang
sering di lakukan di rumah.
l. Tingkat konsentrasi berhitung
Klien dapat berkonsentrasi dengan baik pada suatu hal, akan tetapi klien
sering melamun sendiri. Klien dapat menghitung dengan baik dan benar
saat di berikan pertanyaan tentang hitung-hitungan angka.
m. Kemampuan penilaian
Klien mengatakan bahwa ibadah dapat meningkatkan keimanannya, oleh
karena itu klien selalu berdoa pada tuhan nya untuk menyembuhkannya,
melindunginya dan keluarganya.
n. Daya tilik diri
Klien mengatakan dirinya di guna-gunaoleh tetangganya sehingga dia
sering mengalami halusinasi seperti sekarang dan di bawa ke rumah sakit.
Klien juga menuduh tetangganya sengaja memasukkannya ke rumah sakit
jiwa. Klien tidak menyadari bahwa dirinya mengalami suatu halusinasi,
klien mengnggapyang di alami adalah sebuah kenyataan.
0 1 2
1 Makan
a. Kemampuan menyiapkan makanan
b. Kemampuan membersihkan alat makan
c. Kemampuan menempatkan alat makan dan
minum ditempatnya
2 BAB/BAK
a. Kemampuan mengontrol BAK/BAB di WC
b. Kemampuan membersihkan WC
c. Kemampuan membersihkan diri
d. Kemampuan memakai pakaian/celana
3 Mandi
a. Kemampuan dalam mandi
b. Kemampuan dalam menggosok gigi
c. Kemampuan dalam keramas
d. Kemampuan dalam potong kuku dan rambut
4 Berpakaian/berdandan
a. Kemampuan memilih pakaian
b. Kemampuan memakai pakaian
c. Kemampuan mengatur frekuensi ganti pakaian
d. Kemampuan mencukur jenggot (Laki-Laki)
e. Kemampuan berhias (Perempuan)
f. Kemampuan menyisir rambut
6 Pengguna Obat
Kemampuan pengaturan penggunaan obat
7 Pemeliharaan Kesehatan
a. Perawatan lanjutan (Puskesmas, RS, RSJ,
Perawat, dokter)
b. Perawatan pendukung (Keluarga, Pengawas
minum obat)
8. Mekanisme Koping
a. Jenis Mekanisme Koping
Cara klien mengatasi masalah bisikan-bisikan yang klien dengar adalah klien
melakukan tekhnik nafas dalam dan mendiamkan halusinasinya.
b. Sumber mekanisme Koping
Dari dalam dirinya sendiri. Pasien mengalami mekanisme koping adaptif
yaitu pasien dapat berbicara baik dengan orang lain dan berkooperatif.
9. Masalah Psikososial dan Lingkungan
1 DS :
Gangguan Persepsi sensori
1. Klien mengatakan sering mendengar
berhubungan dengan
suara-suara bisikan yang mengajaknya
Halusinasi pendengaran dan
untuk menjadi seorang pastur, klien
penglihatan
juga mengatakan sering melihat sosok
“yesus”
2. Klien mengatakan mendengar bisikan
dan melihat yesus pada saat pikiran
sedang kosong, suara bisikan dan yang
dilihat klien muncul terus menerus.
DO :
1. Klien mendengar suara bisikan
2. Klien mendengar bisikan
3. Klien melihat sosok yesus
4. Klien tampak sedikit gelisah
5. Klien sering melamun
DO :
1. Klien sering bercerita tentang
tetangganya yang mengguna-
gunanya
Waham Kebesaran
Kamis 14 SP 1 SP I
Gangguan
Oktober 2021
Membina hubungan saling percaya S : Klien Mengatakan mendengar suara
Persepsi sensori
Membantu klien mengenali halusinasi: bisikan-bisikan untuk menyuruhnya menjadi
berhubungan
- Isi pastur dan pasien sering melihat yesus.
dengan
- waktu terjadi Halusinasi muncul saat klien bengon, klien
Halusinasi
- frekuensi sering menalami halusinasi (terus-menerus),
pendengaran
- situasi pencetus klien mendiamkan halusinasi yang terjadi.
dan penglihatan.
- Perasaan saat terjadi halusinasi O: