Anda di halaman 1dari 10

Konsep Asuhan Keperawatan Teoritis pada Pasien dengan Isolasi Sosial

1. Pengkajian Keperawatan
Menurut Rusdi (2013) pengkajian asuhan keperawatan pada pasien isolasi
sosial adalah sebagai berikut :
a. Identitas
Identitas terdiri dari : nama pasien (Identitas), umur, jenis kelamin,
agama, alamat lengkap, tanggal masuk, alasan masuk, nomor rekam
medik, informan, keluarga yang bisa dihubungi.

b. Alasan masuk
Alasan klien masuk bisa dilihat dari riwayat rekam medik klien ataupun
bisa didapatkan dari keluarga pasien. Bagaimana keadaan klien selama
dirumah, apa yang menyebabkan pasien/keluarga datang ke rumah sakit
saat ini, apa yang sudah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah,
dan bagaimana hasilnya.

c. Faktor predisposisi
Biasanya pasien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu,
pengobatan yang pernah dilakukan sebelumnya (biasanya berhasil,
kurang berhasil, dan tidak berhasil). Biasanya pasien pernah menjadi
mengalami dan menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan
dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga, dan tindakan criminal.
Biasanya ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
Biasanya ada pengalaman masa lalu pasien yang tidak menyenangkan
seperti kegagalan, kehilangan, perpisahan, kematian, trauma selama
tumbuh kembang yang pernah dialami pasien pada masa lalu.

d. Fisik
Biasanya difokuskan pada system dan fungsi organ. Pada pemeriksaan
fisik dilakukan pemeriksaan head to toe,tanda - tanda vital (TTV), ukur
tinggi badan dan berat badan, dan kaji lebih lanjut sitem dan fungsi
organ serta jelaskan dengan kondisi yang sesuai dengan keluhan yang
ada.

e. Psikososial
1) Genogram
Adanya anggota keluarga pasien yang lain yang mengalami
gangguan jiwa, pola komunikasi terganggu, begitu pula dengan
pengambilan keputusan dan pola asuh. Genogram dilihat dari 3
generasi sebelumnya.
2) Konsep diri
a) Citra tubuh
Biasanya berisi tentang persepsi pasien terhadap tubuhnya,
bagian tubuh yang disukai dan bagian tubuh yang tidak
disukainya. Biasanya pasien mudah kecewa, mudah putus asa,
menutup diri.
b) Identitas diri
Biasanya berisikan status pasien atau posisi pasien sebelum
dirawat. Kepuasan pasien sebagai laki – laki atau perempuan.
Dan kepuasan pasien terhadap status dan posisinya di (sekolah,
tempat kerja, dan kelompok)
c) Peran diri
Biasanya pasien menceritakan tentang peran/tugas yang
diemban dalam keluarga/ kelompok masyarakat. Kemampuan
pasien dalam melaksanakan tugas atau peran tersebut biasanya
mengalami krisis peran.
d) Ideal diri
Biasanya berisi tentang harapan pasien terhadap penyakitnya.
Harapan pasien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempat
kerja, dan masyarakat). Dan harapan pasien terhadap tubuh,
posisi, status, dan tugas atau peran. Biasanya gambaran diri
negatif.
e) Harga diri
Biasanya tentang bagaimana cara pasien memandang dirinya,
orang lain sesuai dengan kondisi pada citra diri, identitas diri,
peran diri, dan ideal diri. Penilaian/penghargaan orang lain
terhadap diri dan kehidupannya. Biasanya pasien mengalami
harga diri rendah.

f) Hubungan sosial
Biasanya pasien dengan isolasi sosial apatis, tidak mempunyai
orang yang terdekat dan sering dicemoohkan oleh lingkungan
disekitar pasien

g) Spritual
1) Nilai dan keyakinan
Biasanya nilai – nilai dan keyakinan terhadap agama kurang
sekali, keyakinan agama pasien isolasi sosial juga terganggu
2) Kegiatan ibadah
Biasanya pasien menjalankan kegiatan ibadah dirumah
sebelumnya, saat sakit ibadah terganggu atau sangat
berlebihan.

h) Status mental
1) Penampilan
Biasanya penampilan pasien tidak rapi, penggunaan pakaian
tidak sesuai, dan cara berpakaian pasien tidak seperti
biasanya, kuku panjang, rambut tampak banyak ketombe,
pakaian tampak kotor.
2) Cara bicara/ pembicaraan
Biasanya cara bicara pasien dengan isolasi sosial biasanya
lambat, membisu, dan tidak mampu memulai pembicaraan.
3) Aktivitas motorik
Biasanya keadaan pasien tampak lesu, tegang, gelisah, sering
menyendiri dan tremor.
4) Alam perasaan
Biasanya ditemukan keadaan pasien tampak seperti sedih,
ketakutan, putus asa, dan khawatir.
5) Afek
Biasanya afek pasien datar, tumpul, labil, tidak sesuai,
berlebihan, dan ambivalen.
6) Interaksi selama wawancara
Biasanya pada saat melakukan wawancara pasien
bermusuhan, tidak kooperatif , mudah tersinggung, kontak
mata tidak mau menatap lawan bicara, dan selalu curiga.
7) Persepsi
Biasanya tergantung dari halusinasi yang di derita oleh
pasien.Seperti halusinasi pendengaran mendengar sesuatu,
penglihatan melihat sesuatu, penghidu menghidu sesuatu,
pengecap mengecap sesuatu, perabaan merasakan sesuatu,
jika ditemukan halusinasi maka perlu ditanyakan apa isi
halusinasi dan frekuensi gejala yang tampak saat pasien
berhalusinasi.
8) Proses pikir
Biasanya pada pasien isloasi sosial proses pikir pasien
Sirkumtansial, tangensial dan kehilangan asosiasi.
9) Isi pikir
Biasanya pada pasien isolasi sosial ditemukan phobia,
depersonalisasi dan ide yang terkait
10) Tingkat kesadaran
Biasanya pada pasien ditemukan tingkat kesadaran bingung
dan sedasi melalui wawancara atau observasi.
11) Tingkat konsentrasi berhitung
Biasanya pada saat dilakukan wawancara cendrung tidak
mampu berkonsentrasi dan tidak mampu berhitung.
12) Kemampuan penilaian
Biasanya pasien mengalami gangguan kemampuan
penilaiaan bermakna.
13) Daya tilik diri
Biasanya pasien mengingkari penyakit yang diderita dan
menyalahkan hal-hal yang diluar dirinya.

i) Kebutuhan Persiapan pulang


1) Makan: biasanya pasien kurang makan dan makan pasien
tidak sesuai kebutuhan.
2) Mandi: biasanya pasien tidak mau mandi, gosok gigi, tampak
kusam dan tidak mau menggunting kuku.
3) BAK/BAB: biasanya BAB/BAK pasien normal/ tidak ada
gangguan
4) Berpakaian: biasanya pasien tidak mau mengganti pakaian,
dan memakai pakaian yang tidak serasi
5) Istirahat: biasanya istirahat pasien terganggu
6) Penggunaan obat : biasanya pasien minum obat tidak teratur
7) Aktivitas dalam rumah : biasanya pasien malas mengerjakan
pekerjaan rumah
8) Aktivitas diluar rumah: biasanya pasien tidak mau
beraktivitas diluar rumah, karena pasien selalu merasa
ketakutan.

j) Mekanisme Koping
1) Adaptif
Biasanya pasien menyendiri, otonomi, mutualisme dan
interdependent
2) Maladaptif
Biasanya reaksi pasien lambat/berlebihan, pasien bekerja
secara berlebihan, selalu menghindar dan menciderai diri
sendiri.
3) Masalah psikososial dan lingkungan
Biasanya pasien mengalami masalah dalam berinteraksi
dengan lingkungan, biasanya disebabkan oleh kurangnya
dukungan dari kelompok, masalah dengan pendidikan,
masalah dengan pekerjaan, masalah dengan ekonomi dan
masalah dengan pelayanan kesehatan.
4) Pengetahuan
Biasanya pasien isolasi sosial mengalami gangguan kognitif.

k) Aspek Medik
Tindakan medis dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien skizofrenia adalah dengan memberikan terapi sebagai
berikut :
1) Electro Convulsive Therapi (ECT)
2) Obat – obatan seperti: Clopromazine (CPZ), Haloperidol
(HLP), Trihexphenidyl (THP)
2. Pohon Masalah
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Effect
Defisit Perawatan Diri

Isolasi Sosial Core Problem

Cause
Harga Diri Rendah

Gambar 2.2 Pohon Masalah Isolasi Sosial (Badar, 2016)

3. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan:


Diagnosa keperawatan adalah idenyifikasi atau penilaian terhadap pola
respons klien baik aktual maupun potensial (Keliat, 2005 :hal 7).
1. Isolasi Sosial
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
3. Resiko gangguan sensori persepsi: halusinasi
4. Defisit perawatan diri

4. Intervensi Keperawatan
a. Perencanaan keperawatan
Perencanaan keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat
mencapai setiap tujuan khusus. Perawat dapat memberikan alasan ilmiah
terbaru dari tindakan yang diberikan. Alasan ilmiah merupakan pengetahuan
yang berdasarkan pada literatur, hasil penelitian atau pengalaman praktek.
Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial
Tujuan Umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain.
Tujuan Khusus (TUK) :
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya. Kriteria
evaluasi : Menunjukan tanda-tanda percaya kepada perawat : wajah cerah,
tersenyum, mau berkenalan, ada kontak mata, bersedia menceritakan
perasaannya, bersedia mengungkapkan masalahnya. Rencana tindakan
keperawatan : bina hubungan saling percaya, beri salam setiap berinteraksi,
perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan,
tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap berinteraksi, buat kontak
interaksi yang jelas, dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan
klien.
TUK 2 : Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri. Kriteria
evaluasi : Klien dapat menyebutkan minimal satupenyebab menarik diri dari
orang lain dengan lingkungan. Rencana tindakan keperawatan : Tanyakan
kepada klien tentang orang yang tinggal serumah atau teman sekamar klien,
orang yang paling dekat dengan klien di rumah atau diruang keperawatan,
apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut, orang yang tidak dekat
dengan klien di rumah atau di ruang keperawatan, apa yang membuat klien
tidak dekat dengan orang lain, upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan
orang lain, diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tidak mau
bergaul dengan orang lain, beri pujian terhadap klien megungkapkan
perasaannya.
TUK 3 : Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial
dan kerugian menarik diri. Kriteria Evaluasi : Klien dapat menyebutkan
keuntungan berhubungan sosial dan kerugian mnearik diri. Rencana tindakan
keperawatan : tanyakan pada klien tentang manfaat hubungan sosial dan
kerugian mernarik diri, diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan
sosial dan kerugian menarik diri, beri pujian terhadap kemampuan klien
mengungkapkan perasaan.
TUK 4 : Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap.
Kriteria evaluasi : Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
dengan perawat, orang lain dan kelompok. Rencana tindakan keperawatan
: Observasi prilaku klien saat berhubungan sosial, beri motifasi dan Bantu
klien untuk berkenalkan atau berkomunikasi dengan orang lain, libatkan
kliendalam terapi aktifitas kelompok sosialisasi, diskusikan jadwal harian yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan klien untuk bersosialisasi,
beri motifasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai jadwal yang telah dibuat,
beri pujian terhadap kemampuan klien memperluas pergaulannya melalui
aktivitas yang dilaksanakan.
TUK 5: Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan
sosial. Kriteria evaluasi:Klien dapat menjelaskan perasaannya setelah
berhubungan sosial dengan orang lain. Rencana tindakan
keperawatan:diskusikan dengan klien tentang perasaannya setelah berinteraksi
dengan orang lain, beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya.
TUK 6 : Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas
hubungan sosial. Kriteria evaluasi : Keluarga dapat menjelaskan tentang
pengertian menarik diri, tanda dan gejala menarik diri, penyebab dan akibat,
cara merawat klien menarik diri. Rencana tindak keperawatan : diskusikan
pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung untuk mengatasi prilaku
menarik diri, diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi
prilaku enarik diri, latih keluarga dalam merawat klien menarik diri, tanyakan
perasaan keluarga agar membantu klien untuk bersosialisasi, beri pujian kepada
keluarga atas keterlibatan merawat klien di rumah sakit.
TUK 7 : klien dapat memanfaatkan obat dengan baik. Kriteria
evaluasi : Klien menyebutkan manfaat minum obat, kerugian tidak minum
obat, nama, warna, dosis, efek terapi dan efek samping. Setelah tiga kali
interaksi klien mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar. Setelah tiga
kali interaksi klien menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi
dokter. Rencana tindakan keperawatan : diskusikan dengan klien tentang
manfaat dan kerugian tidak minum obat, pantau klien saat penggunaan obat,
beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar, diskusikan akibat
berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter, anjurkan klien untuk
konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
5) Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus – menerus pada respons
klien terhadap tindakan keperawatan yang dilaksanakan (Keliat, 2005: hal 17)
Hasil yang diharapkan pada klien, yaitu: klien dapat membina hubungan
saling percaya dengan orang lain, klien dapat menyebutkan penyebab menarik
diri, klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan sosial, klien dapat
melaksanakan hubungan sosial, klien mampu menjelaskan perasaannya setelah
berhubungan sosial dengan orang lain, kelompok. Klien mendapat dukungan
keluarga dalam memperluas hubungan sosial, klien dapat memanfaatkan obat.

Anda mungkin juga menyukai