Disusun oleh :
EVA MARDIANA
KHGD21056
2021/2022
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN WAHAM
A. Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat atau terus-
menerus, tapi tidak sesuai dengan kenyataan. Waham adalah termasuk gangguan isi pikiran.
Pasien meyakini bahwa dirinya adalah seperti apa yang ada di dalam isi pikirannya. Waham
sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering
ditemukan pada penderita skizofrenia (Yusuf, 2015)
Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-menerus, tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2006)
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah.
Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien
(Aziz R, 2003).
5. Rentang Respon
Pohon Masalah
Resiko mencederai diri, orang
lain dan lingkungan
SP 1: Membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi dan
cara memenuhi kebutuhan; mempraktekkan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi
ORIENTASI:
“Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Ani, saya perawat yang dinas pagi ini di
ruang melati. Saya dinas dari pk 07-14.00 nanti, saya yang akan merawat abang hari ini.
Nama abang siapa, senangnya dipanggil apa?”
“Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang bang D rasakan sekarang?”
“Berapa lama bang D mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang, bang?”
KERJA:
“Saya mengerti bang D merasa bahwa bang D adalah seorang nabi, tapi sulit bagi saya
untuk mempercayainya karena setahu saya semua nabi sudah tidak adalagi, bisa kita
lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus bang?”
“Tampaknya bang D gelisah sekali, bisa abang ceritakan apa yang bang D rasakan?”
“O... jadi bang D merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak
untuk mengatur diri abang sendiri?”
“Siapa menurut bang D yang sering mengatur-atur diri abang?”
“Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur ya bang, juga kakak dan adik abang yang lain?”
“Kalau abang sendiri inginnya seperti apa?”
“O... bagus abang sudah punya rencana dan jadual untuk diri sendiri”
“Coba kita tuliskan rencana dan jadual tersebut bang”
“Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya abang ingin ada kegiatan diluar rumah karena
bosan kalau di rumah terus ya”
TERMINASI
ORIENTASI
“Assalamualaikum bang D, bagaimana perasaannya saat ini? Bagus!”
“Apakah bang D sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran abang?”
“Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi bang D tersebut?”
“Berapa lama bang D mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit
tentang hal tersebut?”
KERJA
“Apa saja hobby abang? Saya catat ya Bang, terus apa lagi?”
“Wah.., rupanya bang D pandai main volley ya, tidak semua orang bisa bermain
volley seperti itu lho B”(atau yang lain sesuai yang diucapkan pasien).
“Bisa bang D ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main volley, siapa
yang dulu mengajarkannya kepada bang D, dimana?”
“Bisa bang D peragakan kepada saya bagaimana bermain volley yang baik itu?”
“Wah..baik sekali permainannya”
“Coba kita buat jadual untuk kemampuan bang D ini ya, berapa kali
sehari/seminggu bang D mau bermain volley?”
“Apa yang bang D harapkan dari kemampuan bermain volley ini?”
“Ada tidak hobi atau kemampuan bang D yang lain selain bermain volley?”
TERMINASI
“Bagaimana perasaan bang D setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan
kemampuan abang?”
“Setelah ini coba bang D lakukan latihan volley sesuai dengan jadual yang telah
kita buat ya?”
“Besok kita ketemu lagi ya bang?”
“Bagaimana kalau nanti sebelum makan siang? Di kamar makan saja, ya setuju?”
“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus bang D minum, setuju?”
ORIENTASI
“Assalamualaikum bang D.”
“Bagaimana bang sudah dicoba latihan volleynya? Bagus sekali”
“Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita
membicarakan tentang obat yang bang D minum?”
“Dimana kita mau berbicara? Di kamar makan?”
“Berapa lama bang D mau kita berbicara? 20 atau 30 menit?
KERJA
“Bang D berapa macam obat yang diminum/ Jam berapa saja obat diminum?”
“ Bang D perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga
tenang”
“Obatnya ada tiga macam bang, yang warnanya oranye namanya CPZ
gunanya agar tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan
yang merah jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur.
Semuanya ini diminum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam”.
“Bila nanti setelah minum obat mulut bang D terasa kering, untuk membantu
mengatasinya abang Disa banyak minum dan mengisap-isap es batu”.
“Sebelum minum obat ini bang D dan ibu mengecek dulu label di kotak obat
apakah benar nama B tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus
diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya
sudah benar”
“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus
diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi sebaiknya bang D
tidak menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi
dengan dokter”.
TERMINASI
“Bagaimana perasaan bang D setelah kita bercakap-cakap
tentang obat yang bang D minum?. Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum
obat?”
“Mari kita masukkan pada jadual kegiatan abang. Jangan lupa minum obatnya dan
nanti saat makan minta sendiri obatnya pada suster”
“Sampai besok.”
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna. 2006. Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa. Jakarta : FIK,
Universitas Indonesia
Aziz R, dkk. 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo.
Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa Edisi 1. Bandung, RSJP
Bandung.
Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta : Salemba Medika
Yusuf. A, Fitriyasari R, Nihayati H.E. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.