Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

“WAHAM”

Disusun Oleh :

Samratul Qalbi Assani (P07120421081)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN MATARAM
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2023
LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM

A. Pengertian Waham
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan
secara kuat/ terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi
Anna Keliat, 2011 : hal. 165).
Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh
dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan
dengan realita normal. (Ns Ali Mustofa, 2013).
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan
kenyataan yang tetap dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis
oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah
kehilangan kontrol
Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai
dengan fakta dan keyakinan tersebut mungkin aneh (misal mata saya
adalah komputer yang dapat mengontrol dunia )atau bisa pula tidak aneh
hanya sangat tidak mungkin (misal FBI mengikuti saya) dan tetap
dipertahankan bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya .Waham sering
ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang
spesifik sering ditemukan pada skizophrenia.Semakin akut psikosis
semakin sering ditemui waham disorganisasi dan waham tidak sistematis .
Waham (dellusi) adalah keyakinan individu yang tidak dapat
divalidasi atau dibuktikan dengan realitas.  keyakinan individu tersebut
tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latar belakang budayanya.  dan
tidak dapat digoyahkan atau diubah dengan alasan yang logis  serta
keyakinan tersebut diucapkan berulang -ulang.
B. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
a. Genetis : diturunkan adanya abnormalitas perkembangan sistem
saraf yang berhubungan dengan respon biologis yang maladatif.
b. Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan
korteks limbic.
c. Neurotransmitter : abnormalotas pada dopamine, serotonin dan
glutamat.
d. Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.
2. Faktor Presipitasi
a. Proses pengolahan informasi yang berlebihan.
b. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.
c. Adanya gejala pemicu.
C. Jenis – Jenis Waham
Jenis-jenis waham dapat dibagi sebagai berikut ini :
1. Waham Kebesaran
Yaitu menyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus,
diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contohnya
“Saya ini adalah salah satu keturunan dari ratu Elizabeth di Inggris lho.
“ atau.”saya pernah menjabat sebagai presiden Amerika Serikat
sebelum Barak Obama”
2. Waham curiga
Yaitu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencederai dirinya, diucapkan berulang kali tetapi tidak
sesuai kenyataan. Contohnya “Saya tau anda ingin membunuh saya
karena iri dengan keberhasilan saya.”
3. Waham agama
Yaitu memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan,
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contohnya “
Kalau saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian serba
putih setiap hari.”

4. Waham somatik
Yaitu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya
terganggu/terserang penyakit, diucapkan berulang kali tetapi tidak
sesuai kenyataan. Contohnya “ Saya terkena penyakit Kanker.” Setelah
dilakukan pemeriksaan ternyata tidak ditemukan tanda-tanda kanker
namun pasien tetap mengatakan ia terserang kanker.
5. Waham nihilistik
Yaitu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal,
diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh “ Ini
kan alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh.”
D. Tanda Dan Gejala Waham
1. Kognitif
a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata.
b. Individu sangat percaya pada keyakinannya.
c. Sulit berfikir realita.
d. Tidak mampu mengambil keputusan.
2. Afektif
a. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan.
b.  Afek tumpul.
3. Prilaku dan Hubungan Sosial
a. Hipersensitif.
b. Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal.
c. Depresi.
d. Ragu-ragu.
e. Mengancam secara verbal.
f. Aktifitas tidak tepat.
g. Streotif.
h. Impulsive.
i. Curiga.
4. Fisik
a. Higiene kurang.
b. Muka pucat.
c. Sering menguap.
d. BB menurun.
E. Proses Terjadinya Waham
1. Fase lack of human need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan – kebutuhan klien
baik secara fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham
dapat terjadi pada orang –orang dengan status social dan ekonomi
sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita.
Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya
untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara
social dan ekonomi tetapi kesenjangan antara reality dengan self ideal
sangat tinggi. Misalnya ia seorang sarjana tetapi menginginkan
dipandang sebagai seorang yang dianggap sangat cerdas, sangat
berpengalaman dan diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham
terjadi karena sangat pentingnya pengakuan bahwa ia eksis di dunia
ini. Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh
kembang (life span history).
2. Fase lack of self esteem
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya
kesenjangan antara self ideal dan self reality (kenyataan dengan
harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan
standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya. Misalnya, saat
lingkungan sudah banyak yang kaya, menggunakan teknologi
komunikasi yang canggih, berpendidikan tinggi serta memiliki
kekuasaan yang luas, seseorang tetap memasang self ideal yang
melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya sangat jauh.
Dari aspek pendidikan klien, materi, pengalaman, pengaruh, support
system semuanya sangat rendah
3. Fase control internal – eksternal
Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa
– apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan
tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi
klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk
diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima lingkungan
menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum
terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien
mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dinyatakan klien itu
tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena
besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan, lingkungan hanya
menjadi pendengar fasif tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan
dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan orang lain.
4. Fase environment support
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam
lingkungannya menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan
klien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu
kebenaran karena seringnya diulang – ulang. Dari siniah mulai
terjadilah kerusakan control diri dan tidak berfungsinya norma (super
ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat
berbohong.
5. Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta
menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan memercayai dan
mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien
menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering
menyendiri dan menghindari interaksi social (isolasi social).
6. Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya – upaya koreksi, setiap
waktu keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham
yang muncul sering berkaitan dengan traumatic masa lalu atau
kebutuhan – kebuthan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang).
Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat
menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk
mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta
memperkaya keyakinan religiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan
menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi social.

7. Proses terjadinya waham menurut Ns. Ali Mustofa dijelaskan dalam


pohon masalah sebagai berikut :
Kerusakan komunikasi verbal risiko tinggi mencederai
diri sendiri, orang lan,
lingkungan

GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Selama pengkajian harus mendengarkan dan memperhatikan
semua informasi yang diberikan oleh pasien tengang wahamnya.
Untuk mempertahankan hubungan saling percaya yang telah terbina
jangan menyangkal, menolak atau menerima keyakinan pasien.
Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat digunakan
sebagai panduan untuk mengkaji pasien dengan waham :
a. Apakah pasien memiliki pikiran atau isi pikiran yang berulang-
ulang diungkapkan dan menetap.
b. Pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien
cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya
c. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya
aneh dan tidak nyata.
d. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya.
e. Apakah pasien pernah merasa di awasi atau dibicarakan oleh orang
lain.
f. Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol
oleh orag lain atau ketakutan dari luar.
g. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau
kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain membaca
pikirannya.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan
dengan waham.
b. Perubahan proses pikir : waham berhubungan dengan harga diri
rendah.
3. Intervensi Keperawatan

No Dx.Kep Perencanaan Intervensi

Tujuan Kriteria Evaluasi

1 Gangguan TUM: Setelah 1.Bina hubungan


proses Klien dapat dilakukan …. X saling percaya
Pikir : berhubungan 20 menit klien dengan
Waham dengan realita mampu membina menggunakan
hubungan saling prinsip komuniksi
TUK 1 : percaya terapeutik
Klien mampu
1.ekspresi wajah a.sapa klien dengan
membina
bersahabat ramah , baik verbal
hubungan saling
maupun non verbal
percaya 2.ada kontak
mata b.perkenalkan diri
sengan sopan
3.mau berjabat
tangan c.tanyakan nama
lengkap dan nama
4.mau menjawab
yang disukai
salam
d.jelaskan tujuan
5.klien mau
pertemuan
duduk
berdampingan e.jujur & tepati janji
6.klien mau f.tunjukkan empati
mengutarakan isi & kontak mata
perasaannya

No Dx.Kep Perencanaan Intervensi

Tujuan Kriteria Evaluasi

TUK 2: 1. klien mampu 1. mengidentifikasi


1.Klien mampu mengidentifikasi tanda dan gejala
mengidentifikasi penyebab waham waham
penyebab 2. klien mampu 2. mengidentifikasi
waham,tanda mengidentifikasi penyebab waham
gejala,dan akibat tanda & gejala 3. mengidentifikasi
waham serta waham akibat waham
mampu 3. klien mampu 4. melatih klien
berorientasi mengidentifikasi berinteraksi
terhadap realita akibat waham terhadap realita
4. mampu 5. menganjurkan
berorientasi klien memasukkan
realita latihan orientasi
5. mampu realita ke jadwal
memasukkan
latihan orientasi
realita ke jadwal
harian

TUK 3 : 1.mengevaluasi
1.klien mampu kegiatan yang lalu

mengidentifikasi 2. identifikasi
kemampuan yang potensi /
kemampuan yang
dimiliki
dimiliki

3. pilih dan latih


kemampuan yang
dimiliki

4. memasukkan ke
jadwal kegiatan
harian

No Dx.Kep Perencanaan Intervensi

Tujuan Kriteria Evaluasi

TUK 4 : 1. Klien dapat 1. mengevaluasi


1.klien dapat melakukan jadwal kegiatan
mengetahui jadwal harian harian
tentang dengan baik 2. memberikan
penggunaan obat 2. klien pendidikan
secara teratur mengetahui kesehatan tentang
tentang penggunaan obat
penggunaan obat secara teratur
secara teratur 3. menganjurkan
3. klien memasukkan
memasukkan kedalam jadwal
minum obat ke kegiatan harian
dalam jadwal
kegiatan harian
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas :


CMHN (Basic Course). Jakarta : EGC

Ns. Mustofa, Ali. 2013. Buku Saku Keperawatan Jiwa Untuk Praktisi dan
Mahasiswa Keperawatan.

http://ppnikesdambrw.wordpress.com/askep-jiwa-waham/ (diakses pada


tanggal 23 Desember 2013 pukul 22 : 27 wita)

http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com/2010/04/asuhan-keperawatan-
pasien-dengan-waham.html (diakses pada tanggal 23 Desember 2013
pukul 22 : 40 wita)

http://ahmadfirmanismail.blogspot.com/2012/06/askep-waham.html
(diakses pada tanggal 23 Desember 2013 pukul 22 : 45 wita)

Anda mungkin juga menyukai