f. Fase improνing
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu
keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul
sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan- kebutuhan yang
tidak terpenuhi ( rantai yang hilang ). Waham bersifat menetap dan sulit untuk
dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting
sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta
memperkaya keyakinan relegiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan
menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.
B. ETIOLOGI
1. Faktor Predisposisi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya waham yang dijelaskan oleh
Towsend (2011) adalah :
a. Teori Biologis
Teori biologi terdiri dari beberapa pandangan yang berpengaruh terhadap
waham :
1) Faktor-faktor genetik yang pasti mungkin terlibat dalam perkembangan suatu
kelainan ini adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan kelainan
yang sama (orang tua, saudara kandung, sanak saudara lain).
2) Secara relatif ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan
skizofrenia mungkin pada kenyataannya merupakan suatu kecacatan sejak
lahir terjadi pada bagian hipokampus otak. Pengamatan memperlihatkan suatu
kekacauan dari sel-sel pramidal di dalam otak dari orang-orang yang
menderita skizofrenia.
3) Teori biokimia menyatakan adanya peningkatan dari dopamin
neurotransmiter yang dipertukarkan menghasilkan gejala-gejala peningkatan
aktivitas yang berlebihan dari pemecahan asosiasi-asosiasi yang umumnya
diobservasi pada psikosis.
b. Teori Psikososial
1) Teori sistem keluarga Bawen dalam Towsend (2011) menggambarkan
perkembangan skizofrenia sebagai suatu perkembangan disfungsi keluarga.
Konflik diantara suami istri mempengaruhi anak. Penanaman hal ini dalam
anak akan menghasilkan keluarga yang selalu berfokus pada ansietas dan suatu
kondisi yang lebih stabil mengakibatkan timbulnya suatu hubungan yang saling
mempengaruhi yang berkembang antara orang tua dan anak-anak. Anak harus
meninggalkan ketergantungan diri kepada orang tua dan anak dan masuk ke
dalam masa dewasa, dan dimana dimasa ini anak tidak akan mampu memenuhi
tugas perkembangan dewasanya.
2) Teori interpersonal menyatakan bahwa orang yang mengalami psikosis akan
menghasilkan hubungan orang tua anak yang penuh akan kecemasan. Anak
menerima pesan-pesan yang membingungkan dan penuh konflik dari orang tua
dan tidak mampu membentuk rasa percaya terhadap orang lain.
3) Teori psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari suatu ego
yang lemah. Perkembangan yang dihambat dan suatu hubungan saling
mempengaruhi antara orang tua, anak. Karena ego menjadi lebih lemah
penggunaan mekanisme pertahanan ego pada waktu kecemasan yang ekstrim
menjadi suatu yang maladaptif dan perilakunya sering kali merupakan penampilan
dan segmen id dalam kepribadian.
2. Faktor Presipitasi
a. Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan neurobiologis yang maladaptif
termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur perubahan
isi informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak
yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi
rangsangan.
b. Stres Lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stres yang berinterasksi
dengan sterssor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
c. Pemicu Gejala
Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiologis yang maladaptif
berhubungan dengan kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku individu, seperti :
gizi buruk, kurang tidur, infeksi, keletihan, rasa bermusuhan atau lingkungan
yang penuh kritik, masalah perumahan, kelainan terhadap penampilan, stres
gangguan dalam berhubungan interpersonal, kesepian, tekanan, pekerjaan,
kemiskinan, keputusasaan dan sebagainya.
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Kognitif
a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
b. Individu sangat percaya pada keyakinannya
c. Sulit berfikir realita
d. Tidak mampu mengambil keputusan
2. Afektif
a. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
b. Afek tumpul
3. Prilaku dan Hubungan Sosial
a. Hipersensitif
b. Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
c. Depresi
d. Ragu-ragu
e. Mengancam secara verbal
f. Aktifitas tidak tepat
g. Streotif
h. Impulsive
i. Curiga
2. Fisik
a. Higiene kurang
b. Muka pucat
c. Sering menguap
d. BB menurun
D. PSIKOPATOLOGI/POHON MASALAH
Risiko tinggi mencederai orang lain dan lingkungan
E. PENATALAKSANAAN
Menurut Harnawati (2012) penanganan pasien dengan gangguan jiwa waham
antara lain :
1. Psikofarmalogi
a. Litium Karbonat
1) Farmakologi
Litium Karbonat adalah jenis litium yang paling sering digunakan untuk
mengatasi gangguan bipolar, menyusul kemudian litium sitial. Sejak disahkan
oleh “Food and Drug Administration” (FDA). Pada 1970 untuk mengatasi
mania akut litium masih efektif dalam menstabilkan mood pasien dengan
gangguan bipolar. Meski demikian, efek samping yang dilaporkan pada
gangguan litium cukup serius. Efek yang ditimbulkan hampir serupa dengan
efek mengkonsumsi banyak garam, yakni tekanan darah tinggi, retensi air, dan
konstipasi. Oleh karena itu, selama penggunaan obat ini harus dilakukan tes
darah secara teratur untuk menentukan kadar litium.
2) Indikasi
Mengatasi episode waham dari gangguan bipolar. Gejala hilang dalam jangka
waktu 1-3 minggu setelah minum obat litium juga digunakan untuk
mencegah atau mengurangi intensitas serangan ulang pasien bipolar dengan
riwayat mania.
3) Dosis
Untuk tablet atau kapsul immendiate rease biasanya diberikan 3 dan 4 kali
sehari, sedangkan tablet controlled release diberikan 2 kali sehari interval 12
jam. Pemberian dosis litium harus dilakukan hati-hati dan individual, yakni
berdasarkan kadar dalam serum dan respon klinis. Untuk menukar bentuk
tablet dari immediate release maka diusahakan agar dosis total harian keduanya
tetap sama. Control jangka panjang : kadar serum litium yang diinginkan
adalah 0,6- 1,2 mEq/L. dosis bervariasi per individu,tapi biasanya berkisar
900mg-1200mg per hari dalam dosis berbagi. Monitor dilakukan setiap bulan,
pasien yang supersensitive biasanya memperlihatkan tanda toksik pada kadar
serum dibawah 10mEq/L.
4) Efek Samping
Insiden dan keparahan efek samping tergantung pada kadar litium dalam
serum. Adapun efek yang mungkin dijumpai pada awal terapi. Misalnya
tremor ringan pada tangan, poliuria nausea, dan rasa haus. Efek ini
mungkin saja menetap selama pengobatan.
5) Contoh obat
Berbentuk tablet ataupun kapsul immediate release dan tablet
controlled release.
6) Mekanisme kerja
Menghambat pelepasan serotonin dan mengurangi sensitivitas dari reseptor
dopamine.
b. Haloperidol
1) Farmakologi : Haloperidol merupakan obat antipsikotik (mayor tranquiliner)
pertama dari turunan butirofenon. Mekanisme kerjanya yang pasti tidak
diketahui.
2) Indikasi : Haloperidol efektif untuk pengobatan kelainan tingkah laku berat
pada anak-anak yang sering membangkang dan eksplosif. Haloperidol juga
efektif untuk pengobatan jangka pendek, pada anak yang hiperaktif juga
melibatkan aktivitas motorik berlebih disertai kelainan tingkah laku seperti :
impulsive, sulit memusatkan perhatian, agresif, suasana hati yang labil dan
tidak tahan frustasi.
3) Dosis
a) Dewasa
- Gejala sedang : 0,5-2mg, 2 atau 3 kali sehari
- Gejala berat : 3-5mg, 2 atau 3 kali sehari.
- Untuk mencapai diperlukan dosis control yang cepat, kadang-kadang
diperlukan dosis yang lebih tinggi. Pasien usia lanjut atau labil :1/2-2mg,
2 atau 3 kali sehari.
- Pasien yang tetap menunjukkan gejala yang berat atau adekuat perlu
disesuaikan dosisnya. Dosis harian sampai 100mg mungkin diperlukan
pada kasus-kasus tertentu untuk mencapai respon optimal. Jarang sekali
haloperidol diberikan dengan dosis diatas 100mg untuk pasien berat
yang resisten.
b) Anak-anak
Haloperidol tidak boleh diberikan pada anak-anak usia kurang dari 3tahun.
Pada anak-anak dengan usia 3-12 tahun (berat badan 15-40kg) obat
mulai diberikan dengan dosis terkecil (0,5mg sehari). Jika perlu dosis
dapat ditingkatkan sebesar 5-7 hari sampai tercapai efek terapi yang
diinginkan. Dosis total dapat dibagi yaitu 2 atau 3 kali sehari. Kelainan
psikotik : 0,05-0,15mg/kg/hari.
4) Efek samping
a) Susunan saraf pusat
Gejala ekstrapiramidal, diskinesia tardif, distonia tardif, gelisah, cemas,
perubahan pengaturan temperature tubuh, agitasi, pusing. Depresi, lelah,
sakit kepala, mengantuk, bingung, vertigo, kejang.
b) Kardivaskuler
Takikardi, hipertensi/hipotensi, kelainan EKG (gelombang T abnormal
dengan perpanjangan repolarisasi ventrikel), aritmia.
c) Hematologik : Timbul leucopenia dan leukositosis ringan.
d) Hati : Gangguan fungsi hati
e) Kulit
Makulopapular dan akneiform, dermatitis kontak, hiperpigmentasi
alopesia.
f) Endokrin dan metabolic
Laktasi, pembesaran payudara, martalgia, gangguan haid, amenore,
gangguan seksual, nyeri payudara, hiponatremia.
g) Saluran cerna : Anoreksia, konstipasi, diare dan mual muntah.
h) Mata : Penglihatan kabur
i) Pernapasan : Spasme laring dan bronkus.
j) Saluran genitourinaria : Retensi urin.
5) Kontraindikasi
Hipersensitifitas terhadap haloperidol atau komponen lain formulasi, penyakit
Parkinson, depresi berat SSP, supresi sumsum tulang, penyakit jantung atau
penyakit hati berat, koma.
6) Mekanisme kerja
Memblok reseptor dopaminergik D1 dan D2 di postsinaptik mesolimbik otak.
Menekan pelepasan hormon hipotalamus dan hipofisa, menekan Reticular
Activating System (RAS) sehingga mempengaruhi metabolism basal.
Temperature tubuh, tonus vasomotor dan emesis.
c. Karbamazepin
1) Farmakologi
Karbamazepin terbukti efektif, dalam pengobatan kejang psikomotor, serta
neuralgia trigeminal. Karbamazepin secara kimiawi tidak berhubungan
dengan obat antikonvulsan lain maupun obat-obat lain yang digunakan untuk
mengobati nyeri pada neuralgia trigeminal.
2) Indikasi
Karbamazepin diindikasikan sebagai obat antikonvulsan yaitu jenis :
a) Kejang parsial dengan symptom atologi komplek (psikomotor, lobus
temporalis) pasien dengan jenis kejang ini menunjukkan perbaikan yang
lebih besar dibandingkan jenis yang lain.
b) Pola kejang campuran termasuk jenis diatas dan kejang parsial maupun
kejang umum yang lain. Kejang jenis petitmal tampaknya tidak efektif
diobati dengan karbamazepin.
c) Neuralgia trigeminal
Karbamazepin diindikasikan untuk pengobatan nyeri akibat neuralgia
trigeminal murni. Obat ini bukan merupakan analgesic dan tidak boleh
diberikan untuk mengobati sakit/nyeri.
3) Dosis
a) Dewasa dan anak-anak : diatas 12tahun
Dosis awal : 200mg 2x sehari untuk tablet/1 sendok teh 4x1 hari
suspense (400mg sehari). Umumnya dosisnya tidak melebihi
1000mg sehari pada anak usia 12-15 tahun dan 1200mg sehari pada diatas
15tahun.
b) Anak usia 6-12tahun
Dosis awal : 100mg 2 kali sehari, untuk tablet atau ½ sendok teh 4x1
hari. Untuk suspense (200mg sehari), umumnya dosis tidak melebihi
1000mg sehari.
c) Neuorologi trigeminal
Dosis awal pada hari pertama diberikan 100mg 2x1 hari untuk tablet atau ½
sendok teh 4x1 hari untuk suspense dengan dosis total 200mg x 1 hari.
Dosis ini dapat ditingkatkan sampai 200mg sehari dengan peningkatan
sebesar 100mg tiap 12jam untuk tablet /50mg (setengah sendok teh) 4x 1
hari untuk suspense, hanya jika diperlukan untuk obat nyeri. Jangan
melebihi dosis 1200mgx 1 hari.
4) Efek samping
Efek samping paling berat terjadi pada system liemopoetik, kulit dan
kardivaskular. Efek samping yang paling sering timbul yang terutama terjadi
pada awal terapi adalah pusing, ngantuk, mual, dan muntah.
Contoh obat:
a) Tegritol (ciba)
b) Temporal (orion)
c) Karbamazepin (generic)
5) Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap karbamazepin, antidepresan trisiklik, atau komponen
sediaan, depresi sumsum tulang belakang.
6) Mekanisme kerja
Selain sebagai antikonvulsan, karbamazepin mempunyai efek sebagai
antikolinergik, antineuralgik, antideuritik, pelemas otot, antimanik, antidepresif
dan antiariunia. Menekan aktifitas sentralis nucleus pada thalamus/menurunkan
jumlah stimulasi temporal yang menyebabkan neural discharge dengan cara
membatasi influks ion natrium yang menembus membran sel atau mekanisme
lain yang belum diketahui, menstimulasi pelepasan ADH untuk mereabsorbsi
air, secara kimiawi terkait dengan antidepresan trisiklik.
F. PENGKAJIAN FOKUS
1. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
a. Data subjektif
Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada seseorang,
klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang
kesal, atau marah, melukai / merusak barang-barang dan tidak mampu
mengendalikan diri
b. Data objektif
Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara
menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan melempar
barang-barang.
2. Kerusakan komunikasi : verbal
a. Data subjektif : klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik
b. Data objektif : Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata
yang didengar dan kontak mata kurang
3. Perubahan isi pikir : waham
a. Data subjektif :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran,
kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak
sesuai kenyataan.
b. Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri,
orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat
menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah
tersinggung
4. Gangguan harga diri rendah
a. Data subjektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
b. Data objektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternative
tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup.
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Perubahan isi pikir : waham
b. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
c. Kerusakan komunikasi verbal
d. Gangguan harga diri rendah
e. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
H. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Perubahan isi pikir : waham
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan
kontrol pikir ( L.09090) meningkat dengan kriteria hasil :
a. Observasi
1) Monitor perubahan orientasi
2) Monitor perubahan kognitif dan perilaku
b. Teraupetik
1) Perkenalkan nama saat memulai interaksi
2) Sediakan lingkungan dan rutinitas secara konsisten
3) Libatkan dalam terapi kelompok orientasi
c. Edukasi
1) Anjurkan perawatan diri sendiri secara mandiri
2) Anjurkan penggunaan alat bantu
3) Ajarkan keluarga dalam perawatan orientasi realita
2. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan
status orientasi ( L.09090) membaik dengan criteria hasil :
a. Isi pikir sesuai realita membaik
b. Pembicaraan membaik
c. Verbalisasi waham membaik
d. Perilaku waham membaik
e. Curiga menurun
f. Perilaku sesuai realita membaik
Intervensi keperawatan : manajemen
waham
a. Observasi
1) Monitor waham dan isinya membahayakan diri sendiri, orang lain dan
lingkungan
2) Monitor efek teraupetik dan efek samping obat
b. Teraupetik
1) Bina hubungan interpersonal saling percaya
2) Diskusikan waham dengan berfokus pada perasaan yang mendasari waham
3) Hindari perdebatan tentang keyakinan yang keliru
4) Hindari memperkuat gagasan waham
5) Sediakan lingkungan aman dan nyaman
6) Berikan aktivitas rekreasi dan pengalihan sesuai kebutuhan
c. Edukasi
1) Anjurkan melakukan aktivitas harian secara konsinten
2) Latih manajemen stress
d. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian obat
3. Kerusakan komunikasi verbal
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan
komunikasi verbal meningkat dengan criteria hasil :
a. Kemampuan berbicara meningkat
b. Kemampuan mendengar meningkat
c. Kesesuaian ekpresi wajah/tubuh meningkat
d. Respon perilaku membaik
e. Pemahaman komunikasi membaik
Intervensi keperawatan : promosi komunikasi : deficit bicara
a. Observasi
1) Identifikasi perilaku emosional dan fisik sebagai bentuk komunikasi
2) Monitor frustasi, marah, depresi, atau hal lain yang menganggu bicara
b. Teraupetik
1) Gunakan metode komunikasi alternatif (menulis,berkedip )
2) Modifikasi lingkungan untuk minimalkan bantuan
3) Berikan dukungan psikologis
c. Edukasi
1) Anjurkan berbicara perlahan
d. Kolaborasi
1) Rujuk ke ahli patologi atau terapis
DAFTAR PUSTAKA
Aziz R, dkk. 2011. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo.
dari http://lpkeperawatan.blogspot.com/2013/12/laporan-pendahuluan-
Tim PPNI, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta: DPP
PPNI
Tim PPNI, 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Townsend M.C. (2011). Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri; pedoman untuk
pembuatan rencana keperawatan. Edisi V. Jakarta: EGC
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL DI RSU
RUANGAN RAWAT TERATAI TANGGAL DIRAWAT 19 Mei 2022
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Nn. R (L/P) Tanggal Pengkajian: 19 Mei 2022
Umur : 25 TH RM No : xxxxxxxx
Informan : IBU
Pasien diantar oleh orang tuanya karena menurut keluarga klien sering bicara-
bicara sendiri, suka tidur terus, gelisah dan kadang-kadang marah dan
mengamuk . Klien mengatakan bahwa ayah dan ibunya tinggal diluar negeri,
klien juga mengatakan bahwa dia memiliki banyak pacar. Dan klien
mengatakan dia tinggal di luar negri.
Kesehatan fisik
Sistem neurologi
Stroke Tumor otak
Trauma kepala Epilepsi
Lainnya, jelaskan : Tidak ada keluhan
Sistem kardivaskuler
Gagal Jantung MCI PJK
Lainnya, jelaskan :Tidak ada keluhan
Sistem Pernafasan
Asma/PPOM/BP TB Paru Empiema/Emfisema
Lainnya, jelaskan : Tidak ada keluhan
Sistem Pencernaan
Gastritis Ulkus peptic
Hepatitis Ca.Kolon
Lainnya, jelaskan : Tidak ada keluhan
Sistem Urinaria
GGA/GGK Urolithiasis SIADH
Lainnya, jelaskan : Tidak ada keluhan.
Sistem Reproduksi
Ca.Mamae/Penis PMS
Gangguan.menstruasi Infertilitas
Lainnya, jelaskan : Tidak ada keluhan
Sistem Muskuloskeletal
Fraktur, kontraktur Osteomilitis Ca tulang
Lainnya, jelaskan : Tidak ada keluhan
Sistem integument
Luka Bakar Dermatitis Ca.Kulit
Lainnya, jelaskan : Tidak ada keluhan
Sistem imunologi
HIV Alergi SLE Syndrome steven Jonson
Lainnya, jelaskan : Tidak ada keluhan ….
Sistem Hematologi
Leukimia Thalasemia
Hemofilia DIC
Lainnya, jelaskan : Tidak ada keluhan
Sistem Endokrin
DM Hipo/hepertyroid
Lainnya, jelaskan : Tidak ada keluhan
Sistem Panca indera
Tuli, ABD Buta Bisu
Lainnya, jelaskan : Tidak ada keluhan
d. Sensitivitas biologi
- Penggunaan obat
- Infeksi dan trauma
- Terpapar zat radioaktif
- Lainnya, Jelaskan Tidak ada sensitivitas
B. PSIKOLOGI
a. Intelegensi
Gangguan fungsi otak
trauma kepala Infeksi otak Anemia
Keracunan CO Hipoglikemia
Lainnya, jelaskan Tidak ada gangguan fungsi otak
b. Keterampilan verbal Gangguan
keterampilan verbal
Bisu Gagap introvert
Lainnya, jelaskan Tidak ada gangguan fungsi verbal
Penyakit yang mempengaruhi fungsi bicara
Stroke Trauma kepala Tumor otak
Lainnya, jelaskan Tidak ada penyakit yang mempengaruhi fungsi bicara
c. Moral
Lingkungan
Daerah konflik Lapas Panti asuhan
Keluarga broken home √ Panti rehabilitasi
Lainnya, jelaskan sejak kecil usia 7 TH orang tuanya bercerai
d. Kepribadian
Mudah kecewa √ Mudah putus asa √
Kecemasan tinggi √ Introvert
Lainnya, jelaskan Mudah marah
e. Self control
Gangguan mengkontrol stimulus
Suara Raba Gerakan Pengecapan
Penglihatan Penciuman
Jelaskan tidak ada gangguan
C. SOSIAL BUDAYA
a. Usia
Gangguan tugas perkembangan
Bayi Todler Pra sekolah Sekolah √
Remaja Dewasa Lansia
Jelaskan Orang tua bercerai saat usia 7 TH
b. Gender
Gangguan identitas
Waria Tomboy
Lainnya, jelaskan Tidak ada gangguan identitas
Peran gender
Sesuai √ Tidak sesuai
Jelaskan sesuai dengan perannya
c. Pendidikan saat ini
Kegagalan putus sekolah √
Lainnya, Jelaskan tidak melanjutkan kuliah
d. Pendapatan
Kehilangan/penurunan pendapatan
Lainnya, Jelaskan Tidak mengalami penurunan pendapatan
e. Pekerjaan Lingkungan
pekerjaan
Stresful Beresiko tinggi
Lainnya, Jelaskan Tidak bekerja
f. Status sosial saat ini
Tuna wisma Tuna susila
Tuna daksa Kehidupan terisolasi √
Jelaskan suka menyendiri,kurang berinteraksi
g. Agama dan keyakinan
Aktivitas keagamaan
Dilarang Dibatasi
Lainnya, jelaskan normal tidak ada masalah
b. Status Nutrisi
Riwayat gangguan nutrisi
KEP Bulimia Nervosa
Anoreksia Overweight
Jelaskan tidak ada gangguan nutrisi
Sistem integument
Luka Bakar Dermatitis Ca.Kulit
Lainnya, jelaskan tidak ada masalah kesehatan
Sistem imunologi
HIV Alergi SLE Syndrome steven Jonson
Lainnya, jelaskan tidak ada masalah kesehatan
Sistem Hematologi
Leukimia Thalasemia
Hemofilia DIC
Lainnya, jelaskan tidak ada masalah kesehatan
Sistem Endokrin
DM Hipo/hepertyroid
Lainnya, jelaskan tidak ada masalah kesehatan
Sistem Panca indera
Tuli, ABD Buta Bisu
Lainnya, jelaskan …………………………………………………………..
d. Sensitivitas biologi
Riwayat penggunaan obat
Riwayat infeksi dan trauma
Riwayat terpapar zat radioaktif
Jelaskan tidak ada Sensitivitas biologi
d. Kepribadian
Mudah kecewa √ Mudah putus asa √
Kecemasan tinggi √ Introvert
Lainnya, jelaskan Pasien mudah marah
e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Orang tua yang otoriter √
Orang tua pilih kasih
Lainnya, jelaskan tidak diperbolehkan bekerja
f. Konsep diri
Gambaran diri : Klien mengatakan bahwa dia sangat menyukai seluruh bagian tubuhnya,
karena ia merasa bahwa ia adalah orang luar negeri
Identitas diri : Klien dapat meyebutkan idetitasnya seperti nama umur, alamat klien
dengan baik
Peran : Sebelum MRS. Klien hanya membantu pekerjaan ibunya di rumah
seperti memasak, membersihkan rumah, mencuci baju, karena tidak diizinkan ayahnya untuk
berkerja
Ideal diri : Klien mengatakan ingin segera sembuh danpulang ke
rumah.
Harga diri : Klien mengatakan bahwa dirinya masih berguna
dalam keluarganya dan masyarakat.
g. Motivasi
Riwayat penghargaan
Tidak pernah Sering Kadang-kadang √ Selalu
Jelaskan pasien jarang mendapat penghargaan dar keluarga.
Riwayat kegagalan
Tidak pernah √ Sering Kadang-kadang Selalu
Jelaskan
h. Pertahanan Psikologi
Ambang toleransi terhadap stress
Mudah cemas Mudah panik √ Mudah putus asa √
Lainnya,
Riwayat gangguan tugas perkembangan
Bayi Todler Pra sekolah √ Sekolah
Remaja Dewasa Lansia
Jelaskan orang tua bercerai pada usia 7 TH
i. Self control
Riwayat gangguan mengkontrol stimulus
Suara Raba Gerakan Pengecapan
Penglihatan Penciuman
Jelaskan tidak ada gangguan
C. SOSIAL BUDAYA
a. Usia
Riwayat gangguan tugas perkembangan
Bayi Todler Pra sekolah √ Sekolah
Remaja Dewasa Lansia
Jelaskan orang tua bercerai pada usia 7 TH
b. Gender
Riwayat gangguan identitas
Waria Tomboy
Lainnya, jelaskan tidak ada masalah
Riwayat peran gender
Sesuai √ Tidak sesuai
Jelaskan riwayat peran sesuai dengan gender
c. Pendidikan
Tidak sekolah Tidak tamat sekolah
SD SMP SMA √ Perguruan tinggi
Jelaskan tidak lanjut kuliah
d. Pendapatan
Sesuai dengan kebutuhan √
Tidak sesuai dengan kebutuhan
Jelaskan pendapatan cukup
e. Pekerjaan
Riwayat lingkungan pekerjaan
Stresful Beresiko tinggi
Jelaskan tidak boleh bekerja
f. Status sosial
Tuna wisma Tuna susila
Tuna daksa Kehidupan terisolasi √
Jelaskan hanya berdiam diri di rumah
g. Latar belakang budaya
Tuntutan peran yang terlalu tinggi
Paternalistic
Tinggal dikota besar
Lainnya, jelaskan tidak
h. Agama dan keyakinan
Riwayat aktivitas keagamaan
Dilarang Dibatasi
Lainnya, jelaskan tidak ada larangan aktivitas keagamaan
Kesalahan persepsi terhadap ajal
Jelaskan tidak ada
i. Keikusertaan dalam politik
Riwayat kegiatan dalam politik/organisasi
Pernah Tidak perna √
Jalaskan tidak pernah mengikuti kegiatan politik maupun organisasi
j. Pengalaman sosial
Perubahan dalam kehidupan
Bencana Perang kerusuhan
Lainnya, jelaskan di tinggal orang tua cerai
Tekanan dalam pekerjaan : tidak bekerja
B. AFEKTIF
Afek datar √
Wajah kebingungan
Kegembiraan berlebihan
Kesedihan yang berlarut,
Takut yang berlebihan
Marah
Curiga berlebihan
Defensif sensitif
C. FISIOLOGIS
D. PRILAKU√
Mondar-mandir √
Bicara sendiri √
Tertawa sendiri √
Daya tilik kurang
Tidak bisa mengontrol diri √
Penampilan tidak sesuai √
Prilaku yang diulang-ulang √
Agresi
Gelisah
Negativism
Katatonia
Kaku
Gangguan ekstrapiramidal
Gerakan mata abnormal
Grimacin
Apraxia
Gaya berjalan abnormal
E. SOSIAL
Diam √
Acuh dengan lingkungan √
Paranoid
Personal hygiena jelek
Sulit berinteraksi
Tidak tertarik dengan kegiatan diversional √
Penyimpangan seksual
Menarik diri √
B. SOSIAL SUPPORT
Individu adekuat tidak adekuat √
Keluarga adekuat tidak adekuat √
Kelompok adekuat √ tidak adekuat
Masyarakat adekuat √ tidak adekuat
Jelaskan Kurangnya suport dari orang tua
C. MATERIAL ASSET
Boros
pelit
Tidak punya uang untuk berobat
Tidak ada tabungan √
Tidak memiliki barang berharga
D. POSITIF BELIEF
Keyakinan salah terhadap agama √
Tidak memiliki motivasi
Penilaian negatif terhadap pelayanan kesehatan
Tidak menganggap itu suatu gangguan
I. ANALISIS DATA
No DATA Etiologi PROPBLEM
1. DO: Klien mengatakan Gangguan proses pikir WAHAM
bahwa ayah dan ibunya
tinggal diluar negeri, klien
juga mengatakan bahwa dia
memiliki banyak pacar.
Dan klien mengatakan dia
tinggal di luar negri.
DS:
K/U cukup, Compos mentis,
sering bicara-bicara sendiri,
suka tidur terus, gelisah dan
kadang-kadang marah,
koopertatif, kontak mata
kurang, mulai berinterkasi
CAUSA
koping individu tidak efektif
III. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
d. Observasi
1) Monitor perubahan orientasi
2) Monitor perubahan kognitif dan perilaku
e. Teraupetik
1) Perkenalkan nama saat memulai interaksi
2) Sediakan lingkungan dan rutinitas secara konsisten
3) Libatkan dalam terapi kelompok orientasi
f. Edukasi
1) Anjurkan perawatan diri sendiri secara mandiri
2) Anjurkan penggunaan alat bantu
3) Ajarkan keluarga dalam perawatan orientasi realita
I. INTERVENSI
Nama Klien : Nn.R RM No. : xxx
DX Medis : Skizoprenia
No Dx Perencanaan
Tgl
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
19 Mei 1 Waham b.d setelah - Kemampuan orientasi realita
2022 gangguan proses dilakukan mengenali Observasi
pikir tindakan halusinasi dan - Monitor perubahan
keperawatan delusi orientasi
selama 3x 24 - Kemampuan - Monitor perubahan
jam diharapkan berinteraksi kognitif dan perilaku
kontrol pikir ( - Menunjukan pola Teraupetik
L.09090) berpikir yang logis - Perkenalkan nama saat
meningkat - Menunjukkan memulai interaksi
pemikiran yang - Sediakan lingkungan
berdasarkan dan rutinitas secara
keyataan konsisten
- Libatkan dalam terapi
kelompok orientasi
Edukasi
- Anjurkan perawatan
diri sendiri secara
mandiri
- Anjurkan penggunaan
alat bantu
- Ajarkan keluarga dalam
perawatan orientasi
realita